Informan III Informan IV Informan V

68 Strategi yang kami terapkan ini telah dirasakan manfaatnya oleh anak binaan dan juga panti itu sendiri. Itu dapat terlihat dari semakin kondusifnya suasana di asrama warga binaa sosial dan pada saat proses pemberian keterampilan serta proses belajar mengajar. Untuk meyelaraskan kedua strategi tersebut, beliau dan juga kawan-kawan pekerja sosial lainnya selalu membahas apa yang menjadi kendala atau masalah dalam setiap program yang berjalan atau pun ketika pemberian pelayanan. Ketika menemukan permasalahan yang sangat berat dipanti dan para pekerja sosial tidak mendapatkan penyelesaiannya, maka beliau dan kawan-kawan pekerja sosial lainnya berkonsultasi kepada pejabat struktural. Peranan pekerja sosial sangat dominan di panti, termasuk ketika anak binaan nantinya keluar dari panti tersebut. Beliau menjelaskan bahwa selama para anak binaan masih di panti ini maka menjadi kewajiban mereka untuk selalu mendampingi para anak binaan dalam bimbingan keterampilan baik menjahit maupun otomotif serta yang terutama bimbingan sosial dan mental sebagai modal mereka nantinya keluar dari panti untuk berbaur dengan masyarakat. Karena anak binaan berada didalam panti hanya 5 bulan saja tiap angkatan, jadi segalanya harus dilakukan semaksimal mungkin. Ketika ditanyakan hal yang paling penting untuk dibenahi di panti tersebut, beliau menjawab sarana dan prasarana belajarnya dan juga kesadaran pegawai-pegawai lainnya yang di panti untuk lebih aktif lagi dalam memberi pelayanan kepada warga binaan sosial.

5.1.3 Informan III

Informan ketiga adalah klien dari Kabupaten Seruyan bernama Metia Estrida, lahir pada tanggal 16 Mei 1995. Di PSBR adik Metia ini mengambil jurusan menjahit. Saat ini dia kembali ke daerah asalnya dan bekerja honor di salah satu tailor di daerahnya. Metia berasal dari keluarga yang “broken home”, dan saat ini memilih tinggal bersama 69 neneknya di Sampit. Tidak melanjutkan sekolah karena keadaannya, tinggal bersama seorang nenek yang sudah tua dan keluarga yang tercerai berai sangat tidak memungkinkannya untuk melanjutkan pendidikan yang tidak gratis itu. Dengan adanya upaya dari pemerintah ini, dengan segala pelatihan dan dengan modal yang diberikan saat keluar dari PSBR sangat membantu Metia untuk memiliki penghasilan dan mampu membantu kehidupannya bersama neneknya.

5.1.4 Informan IV

Informan keempat bernama M.Ali Akbar Hasemi, lahir pada 26 September 1994 di Seruyan. Adik ini sekarang bekerja di bengkel motor sederhana di Seruyan. Semi adalah anak pertama di keluarganya dan memiliki beberapa adik. Hanya menamatkan sekolah di jenjang SMP. Dia berhenti sekolah dikarenakan kemampuan ekonomi orangtuanya yang bekerja serabutan. Sebenarnya dia ingin melanjutkan sekolahnya, tetapi dia juga tidak bisa memaksakan kehendaknya sendiri. Karena lama tidak bersekolah, dan mengikuti teman-temannya yang lain yang juga kebanyakan tidak bersekolah diapun menjadi anak yang nakal. Sebelum mendapat informasi tentang bimbingan di PSBR ini, Semi sangat nakal dan memakai obat-obatan karena pengaruh dari teman bermainnya. Tetapi itu telah lama dia tinggalkan juga oleh Semi. Dan masuk ke panti membuatnya semakin sehat dan sebenarnya dia adalah anak yang baik dan setia kawan.

5.1.5 Informan V

Informan kelima, Agus Setiawan yang lahir pada 7 Januari 1996. Memutuskan tidak melanjut sekolah saat dia kelas 1 SMK. Keluarganya sebenarnya cukup mampu untuk menyekolahkannya, hanya saja keluarganya tidak terlalu memikirkan tentang 70 pendidikan. Agus merasa jenuh saat harus menjalani rutinitas setiap hari pagi-pagi berangkat kesekolah dan sampai siang harinya pelajaran usai pulang kerumah, dan belajar lagi malam harinya. Sementara teman-temannya yang lain bisa bangun siang hari dan bermain sepuasnya. Dia memilih untuk tidak melanjutkan sekolahnya lagi. Sampai ada pemberitahuan oleh kepala desa bahwa diadakannya pendidikan untuk anak putus sekolah di ibukota Provinsi yaitu PalangkaRaya. Aguspun mendaftar, karena dia juga mulai bosan dengan kekosongan kegiatannya setiap hari dan juga karena ingin merasakan bagaimana kehidupan di panti dan jauh dari orangtua. Di panti dia termasuk anak yang tidak suka mencari masalah, malah terkesan dewasa dari teman-temannya walau bukan hanya dia yang bersifat seperti itu.

5.1.6 Informan VI