18
2 Analisis atau pembagian harus lengkap dan tuntas, yakni spesies-spesies yang
merupakan bagian-bagian penyusunnya bila dijumlahkan harus sama dengan genusnya
3 Analisis atau pembagian harus jelas terpisah antar bagiannya, yakni spesies-spesies
penyusun genus terpisah yang satu dengan yang lain. Prinsip ini jelas jika dilanggar akibatnya ialah bahwa spesies-spesies itu
2.2 Pengertian Pendidikan
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa dan negara UU No. 20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional. Menurut Ki Hajar Dewantara, pendidikan adalah segala kekuatan kodrat yang ada pada
anak-anak, agar sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapatlah mendapat keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tinginya Majelis Luhur Persatuan Taman
Siswa, 1962. Menurut John Dewey, pendidikan adalah tuntutan terhadap proses pertumbuhan dan proses sosialisasi anak. Dalam proses pertumbuhan ini anak
mengembangkan dirinya ke tingkat yang makin lama makin sempurna, sesuai dengan teori evolusi Darwin Soemadi Tj. 1981: 24.
Lebih lanjut Ki Hajar Dewantara Sudjana,1983:67 mengemukakan bahwa “Manusia hanya dapat menjadi manusia karena pendidikan. Nilai-nilai yang perlu
dikembangkan dalam proses pendidikan adalah menumbuh kembangkan potensi peserta didik untuk dapat berkreativitas karena kreativitas merupakan lambang suatu
19
masyarakat yang mampu mengungkapkan diri secara bebas, kritis terhadap lingkungannya, serta mampu berfikir dan bertindak di dalam dan terhadap dunia
kehidupannya”.
2.3 Pengertian Anak
Anak adalah amanah dan karunia Tuhan Yang Maha Esa, yang dalam dirinya melekat harkat dan martabat sebagai manusia seutuhnyaUndang-Undang Perlindungan
Anak No. 23 Tahun 2002, anak adalah pribadi yang masih bersih dan peka terhadap rangsangan-rangsangan yang berasal dari lingkungan, Menurut John Locke dalam
Gunarsa, 1986. Menurut Augustinus dalam Suryabrata, 1987, yang dipandang sebagai peletak dasar permulaan psikologi anak, mengatakan bahwa anak tidaklah sama
dengan orang dewasa, anak mempunyai kecenderungan untuk menyimpang dari hukum dan ketertiban yang disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan dan pengertian terhadap
realita kehidupan, anak-anak lebih mudah belajar dengan contoh-contoh yang diterimanya dari aturan-aturan yang bersifat memaksa. Sehingga dapat di simpulkan
bahwa anak adalah manusia yang belum dewasa yang umumnya berumur di bawah 18 tahun dan masih rentan terhadap kesalahan sehingga perlu pengawasan dari manusia
dewasa. Anak menurut Undang-Undang Kesejahteraan Anak adalah seseorang yang belum
mencapai umur 21 tahun dan belum pernah kawin. Dalam perspektif Undang-Undang Peradilan Anak, anak adalah orang yang dalam perkara anak nakal telah mencapai umur
8 delapan tahun tetap ibelum mencapai umur 18 tahun dan belum pernah kawin.
20
2.4 Pengertian Sekolah