Latar Belakang Pembuatan Dan Karakterisasi Natrium 9,10,12-Ttihidroksi Stearat Yang Di Turunkan Dari Minyak Jarak(Ricinus Communis Linn)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Minyak jarak castor oil merupakan suatu trigliserida yang dapat dibedakan dengan gliserida lainnya dari komposisi asam lemaknya, viskositas, bilangan asetil dan kelarutannya dalam alkohol yang sangat tinggi. Biji jarak Ricinus communis Linn mengandung 54 minyak yang disusun oleh beberapa asam lemak sebagai gliserida diantaranya asam risinoleat 75-87,5, oleat 7-15, linoleat 3,5-8, asam palmitat 2-5, asam stearat 0,5-2, asam linolenat 0,5-2. Ketaren,1988; Johnson, 1989 dan Sujadmoko,1992. Asam risinoleat yang merupakan komposisi utama dari trigliserida minyak jarak adalah asam lemak yang memiliki keunikan struktur tersendiri, dibandingkan asam lemak lainnya yaitu turunan asam oleat C 18:1 yang pada posisi ω-7 memiliki gugus hidroksil serta mengandung ikatan π pada posisi ω-9 Miller,1984. Dengan demikian memberikan suatu pemikiran untuk mengubah senyawa ini ke berbagai bentuk senyawa kimia lainnya yang diharapkan bermanfaat dalam bidang oleokimia. Beberapa hasil penelitian sebelumnya adalah upaya pemanfaatan minyak jarak untuk keperluan edible oil maupun kimia oleo telah dilakukan terhadap minyak jarak. Ekstraksi minyak jarak menggunakan tiga jenis pelarut organik yaitu etanol, isopropanol, dan n-heksana secara maserasi dan diperoleh hasil yang terbanyak adalah menggunakan pelarut isopropanol Ginting,M dkk., 2006, dehidrasi asam risinoleat menjadi asam linoleat yang terdapat dalam minyak jarak Rumamurthi,dkk.,1998. Universitas Sumatera Utara Sintesis senyawa 12-Asetoksi metil okta deka-9-enoat dari metil risinoleat yang dipisahkan dari minyak jarak dengan mengubah gugus hidroksilnya menjadi asetoksi Purba,A.,1996. Demikian juga sintesis nonanil dirisinoleat melalui reaksi interesterifikasi metil risinoleat dengan nonanil diasetat dimana metil risinoleat diturunkan dari minyak jarak Johnny,2000 Adanya ikatan π pada senyawa organik seperti halnya asam lemak tidak jenuh melalui reaksi epoksidasi yang dilanjutkan hidrolisis akan menghasilkan senyawa poliol, seperti halnya epoksidasi senyawa alkena dalam pembentukan senyawa diol Fessenden, R.J, 1994 Garam natrium atau kalium dari asam lemak adalah bahan yang telah lama digunakan sebagai pembersih yang dikenal sebagai sabun. Adanya gugus hidroksil pada garam asam lemak akan menaikkan sifat hidrofil sekaligus harga HLB hydrophilic Lipophilic Balance akan meningkat sehingga kegunaan sabun poliol dari garam asam lemak dapat dimanfaatkan sebagai sabun yang baik untuk bahan pencuci dalam air sadah. Penggunaan dan pembuatan sabun poliol ini ternyata telah dilakukan sebelumnya yakni senyawa natrium dihidroksi asam stearat DHSA yang diperoleh dari asam oleat dimana bahan tersebut dapat digunakan sebagai bahan pencuci pada air sadah Awang,R dkk.,2001. Atas dasar ini peneliti tertarik untuk memanfaatkan asam risinoleat dari minyak jarak sebagai bahan pembuatan sabun poliol natrium 9,10,12-trihidroksi stearat campuran yang diturunkan dari minyak jarak Ricinus communis Linn. Universitas Sumatera Utara

1.2 Permasalahan