3.2.2 Metodologi Penelitian
Metode yang digunakan adalah metode Visual Encounter Survey-Night Stream VES-NS dan metode kuadrat plot. Metode VES-NS digunakan untuk membedakan
kekayaan suatu jenis di suatu area, membuat daftar jenis mengumpulkan komposisi jenis, dan memperkirakan kepadatan relatif jenis Donnelly 1897 dalam Mistar, 2003. Metode
VES-NS merupakan metode pengamatan amfibi dengan menelusuri sungai maupun anak sungai sebagai habitat amfibi. Motode VES-NS sangat baik digunakan dengan asumsi :
a. Setiap individu dari semua jenis mempunyai kesempatan yang sama untuk diamati.
b. Setiap jenis menyukai tempat atau habitat yang sama.
c. Semua individu hanya dihitung satu kali dalam pengamatan.
d. Hasil survei, merupakan hasil pengamatan lebih dari satu orang.
Sedangkan metode kuatrat plot dilakukan sebanyak 6 plot di beberapa tempat yang dianggap sebagai habitat amfibi kemudian dilakukan pencarian intensif di dalam plot
tersebut. Menurut Mistar 2003, metode tersebut cocok untuk mendata jenis-jenis amfibi kriptik dengan kepadatan yang tinggi.
3.2.3 Cara Kerja
Penelitian dilakukan pada lokasi I di sepanjang aliran sungai atau anak sungai yang terdapat di kawasan hutan TWACA Sibolangit sepanjang 500 m dengan membuat plot
sampling berukuran ± 3 m lebar sungai ditambah 1 m kiri kanan sungai x 25 m sebanyak
20 plot sampling. Lokasi II diteliti di aliran sungai Sembahe Desa Sembahe sepanjang 500 m dengan plot sampling ± 10 m lebar sungai 8 m ditambah 1 m kiri dan kanan sungai
sebanyak 20 plot sampling.
Pengamatan di masing-masing lokasi sepanjang aliran sungai TWACA Sibolangit dan Desa Sembahe dilakukan pada waktu malam hari selama ± 4 jam, yaitu mulai pada
Universitas Sumatera Utara
pukul 19.30 WIB sd 23.30 WIB, selama 3 hari berturut-turut sebagai ulangan. Sedangkan kuadrat plot dilakukan setelah metode VES-NS.
Jenis amfibi yang terdapat di dalam plot sampling ditangkap, dikelompokkan jika memungkinkan langsung diidentifikasi di lapangan, dan dihitung jumlah individu masing-
masing jenis yang didapatkan, kemudian jenis amfibi yang masih diragukan jenisnya dimasukkan ke dalam kotak sampel untuk diawetkan dengan larutan formalin 10 ,
kemudian dibawa ke laboratorium Taksonomi Hewan Departemen Biologi FMIPA USU. Identifikasi dilakukan dengan menggunakan buku-buku identifikasi panduan lapangan
seperti Inger R.T. Stuebing1997, Iskandar 1998 dan Mistar 2003. Identifikasi berupa pengamatan bentuk morfologi spesimen dengan bantuan mikroskop stereo dan lup. Kemudian
diawetkan dengan memasukkan masing-masing spesimen ke dalam botol selai yang sudah berisi alkohol 70 yang akan disimpan di Laboratorim Taksonomi Hewan serta menjadi aset
laboratorium sebagai acuan identifikasi amfibi bagi peneliti selanjutnya.
Selanjutnya data lingkungan yang diukur adalah kelembaban udara, suhu udara, suhu air, pH air, lebar sungai, ketinggian dan koordinat lokasi.
3.2.4. Analisis Data