g. Famili Rachoporidae
h. Famili Mycrohylidae
i. Famili Pseudidae meliputi katak-katak aquatik dari Amerika Selatan
j. Famili Bufonidae
k. Famili Hylidae
l. Famili Leptodactylidae
Ordo Apoda Gymnophiona hanya terdiri dari 1 famili, yaitu famili Caecilidae.
2.2 Biologi Amfibi 2.2.1 Pengertian Amfibi
Amfibi berasal dari kata amphi yang berarti ganda dan bio yang berarti hidup. Secara harfiah amfibi diartikan sebagai hewan yang hidup di dua alam, yakni dunia darat dan air.
Amfibi dikenal sebagai hewan bertulang belakang yang suhu tubuhnya tergantung pada lingkungan, mempunyai kulit licin dan berkelenjar serta tidak bersisik. Sebagian besar
mempunyai anggota gerak dengan jari Liswanto, 1998.
2.2.2 Morfologi Amfibi
Amfibi memiliki beragam bentuk dasarnya tergantung ordonya. Ordo Anura jenis katak- katakan secara morfologi mudah dikenal karena tubuhnya seperti berjongkok di mana ada
empat kaki untuk melompat, bentuk tubuh pendek, leher yang tidak jelas, tanpa ekor, mata melotot dan memiliki mulut yang lebar Inger, R.F R.B, Stuebing, 1997. Tungkai
belakang selalu lebih panjang dibanding tungkai depan. Tungkai depan memiliki 4 jari sedangkan tungkai belakang memiliki 5 jari. Kulitnya bervariasi dari yang halus hingga
kasar bahkan tonjolan-tonjolan tajam kadang ditemukan seperti pada famili Bufonidae. Ukuran katak di Indonesia bervariasi mulai dari yang terkecil yakni 10 mm hingga yang
terbesar mencapai 280 mm Iskandar, 1998. Katak di Sumatera diketahui berukuran antara 20 mm – 300 mm Mistar, 2003.
Universitas Sumatera Utara
Umumnya ordo Anura memiliki selaput webbing walaupun sebagian didapatkan tidak berselaput seperti genus Leptobrachium dan Megophrys. Ada tidaknya selaput sangat
sesuai dengan habitat yang ditempatinya. Ordo Anura memiliki warna bervariasi berdasarkan familinya seperti famili Rhacophoridae cenderung berwarna terang sedangkan
famili Megophrydae cenderung berwarna gelap sesuai habitatnya di serasah Mistar, 2003.
Ordo Gymnophiona sesilia merupakan satu-satunya ordo dari amfibi yang tidak mempunyai tungkai. Sesilia sangat mirip dengan cacing tapi mempunyai mulut dan mata
yang jelas, biasanya terdapat garis kuning pada sisi bagian tubuhnya. Kemudian ordo ketiga adalah ordo Caudata salamander mempunyai empat tungkai, mempunyai mata
yang jelas dan mulut yang jelas Mistar, 2003.
2.2.3 Pola Makan Amfibi
Semua spesies amfibi dewasa tergolong dalam karnivora Liswanto, 1998. Namun pada fase berudu amfibi umumnya herbivora walaupun ada yang termasuk karnivora bergantung
jenisnya. Berudu yang dikenal karnivora adalah genus Occidozyga. Makanan amfibi umumnya adalah arthropoda, cacing, dan larva serangga. Spesies amfibi yang berukuran
besar dapat memakan hewan yang vertebrata kecil seperti ikan kecil, bahkan kadal kecil dan ular kecil Iskandar, 1998.
Pola makan berudu amfibi diketahui berbagai cara bergantung spesiesnya. Berudu genus Megophrys memiliki mulut segitiga seperti corong yang digunakan sebagai strategi
dalam mencari makan di permukaan air. Berbeda dengan berudu spesies Huia sumatrana di mana berudu ini mempunyai mangkok penghisap untuk melekat pada batu ketika
mencari makan di sungai berarus deras dan jernih. Diketahui juga berudu yang tidak mengambil makanan dari lingkungan, yakni berudu Kalophrynus sp dan Kaloula sp di
mana berudu tersebut mengandalkan kuning telur yang tersedia Mistar, 2003.
2.3 Habitat Ekologi