10
grassroots based,
people based,
yaitu rakyat
diposisikan secara
subtansial utama, bukan residual
sisa, dan marginal pinggiran
dan diharapkan
terjadi perubahan terhadap
pendapatan usaha setelah diberikan
pinjaman.
3 Efektivitas Dana Bergulir
Syariah Kementrian Koperasi dan UKM Dalam Penguatan
Lembaga Keuangan Mikro Syariah.
Penelitian ini
dilakukan oleh Mukhtiar.
8
Seberapa besar
efektivitas dana
bergulir kementrian
koperasi dan
UKM terhadap
penguatan lembaga
keuangan mikro syariah LKMS
Baitul mal wat Tamwil, dari
dana tersebut
dilihat seberapa besar pengaruh
terhadap permodalan BMT.
Sebenarnya focus pembahasan
penelitian tersebut
hampir sama
dengan yang
penulis angkat,
hanya saja
perbedaannya terletak
pada lembaga
yang diteliti.
E. Variabel Penelitian
1. X
1
uuaaa Y
4
X
2
8
Mukhtiar Efektivitas Dana Bergulir Syariah Kementrian Koperasi dan UKM dalam Penguatan Lembaga Keuangan Mikro Syariah. Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas
Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta 2009, h 13-14
Modal Awal
Efektivitas Pendapatan sesudah
Besarnya pinjaman
11
2. Y
1
Y
2
3. Y
3
Y
4
F. Indikator dan Operasional Variabel
Untuk lebih jelasnya dan fokus variabel penelitian ini maka operasionalnya sebagai berikut :
X
1
= Modal awal dalam ribuan
X
2
= Besarnya pinjaman dalam ribuan Y = Efektivitas pendapatan
Berdasarkan sumber yang diperoleh dari buku T. Hani Handoko, maka penulis akan menggunakan beberapa criteria untuk mengukur indicator efektivitas
terkait dengan pembahasan penelitian, diantaranya adalah
9
: 1.
Kegunaan. Dikatakan efektif jika pinjaman modal yang diberikan oleh pihak PNP-MP digunakan secara fleksibel, stabil, berkesinambungan, dan
9
T. Hani Handoko, manajemen, Yogyakarta:BPFE,1984, edisi ke-2, h. 103.
Pendapatan sebelum pinjaman modal kerja
Efektivitas pendapatan sesudah
Pendapatan sesudah pinjaman modal kerja
Efektivitas pendapatan sebelum
12
sederhana. Tidak efektif jika pinjaman tersebut tidak digunakan dikelola secara baik.
2. Ketetapan dan obyektivitas. Dikatakan efektif jika dalam pelaksanaan kerja
yang mencakup beban kerja, ukuran kemampuan kerja, dan waktu yang tersedia dievaluasi kembali secara lebih jelas, ringkas, dan akurat serta
didasarkan atas informasi yang tepat. Tidak efektif jika pelaksanaan kerja tidak dilaksanakan dengan tepat sesuai dengan waktu perencanaan yang
telah ditetapkan. 3. Ruang lingkup. Dikatakan efektif jika perencanaan kegiatan usaha
pelaksanaan kerja menggunakan prosedur kerja yang praktis dapat dipertanggung jawabkan serta pelayanan kerja yang memuaskan dan selalu
memperhatikan prinsip-prinsip kelengkapan comprehensiveness, kepaduan unity, dan konsistensi. Tidak efektif jika pelaksanaan kerja tersebut
mengunakan prosedur kerja yang rumit dan tidak memiliki prinsip-prinsip kelengkapan, kepaduan, dan konsistensi.
4. Efektivitas biaya. Dikatakan efektif jika dalam pencapaian usaha maka biaya, tenaga kerja material, peralatan waktu, ruangan, dan lain-lain dipergunakan
dengan setepat-tepatnya. Tidak efektif jika efektivitas biaya dalam perencanaan menekan biaya lebih kecil dari biaya perencanaan, serta adanya
pemborosan dan penyelewengan. 5. Akuntabilitas. Dikatakan efektif jika rasionalitas wewenang dan tanggung
jawab atas pelaksanaan perencanaan haruslah seimbang. Tidak efektif jika
13
dalam pelaksanaan kegiatan usaha adanya dominasi oleh salah satu pihak atas pihak lainnya.
6. Ketepatan waktu. Dikatakan efektif jika para perencana membuat perencanaan kerja sesuai target dengan waktu yang telah ditetapkan. Tidak efektif jika
dalam membuat perencanaan kerja tidak melihat berbagai perubahan yang terjadi sangat cepat yang menyebabkan rencana tidak tepat atau sesuai untuk
berbagai perbedaan waktu. Cara mengukur efektivitas sebelum dan sesudah dengan memakai data ordinal
dengan Wilcoxon .
10
G. Hipotesa