60
keuangan yang terbaik melalui pinjaman dana bergulir kepada pengusaha mikro atas dasar hukum Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945.
Dalam perjalanannya BKM BMM sejak awal berdiri sampai sekarang telah menyadari bahwa amanah yang diembannya adalah dalam rangka membantu
menumbuhkembangkan ekonomi masyarakat yang notabene untuk usaha kecil yang berlandaskan kepada prinsip ekonomi kerakyatan.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui keefektivitasan pinjaman dana bergulir bagi pengembangan pendapatan usaha kecil. Perlu disebutkan bahwa
dengan adanya pinjaman dana berguir dapat memberi lapangan pekerjaan dan sekaligus mendidik kepada orang-orang yang kurang mampu atau pengusaha
kecil untuk mengembangkan usahanya, sehingga mampu berwirausaha untuk memiliki prospek bisnis yang cerah. Dengan itu semua nasabah atau si peminjam
diharapkan akan dapat membangkitkan usahanya. Penerima pinjaman yang berhasil akan ikut meningkatkan pendapatan masyarakat pada umumnya. Untuk
mengetahui terealisasinya harapan tersebut, pada bab ini penulis melakukan analisis terhadap data yang telah diperoleh.
B. Analisa Data
Analisa data merupakan proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih mudah dibaca. Oleh karena itu dalam penelitian ini akan digunakan proses
statistik untuk menyederhanakan data dalam penelitian yang amat besar jumlahnya menjadi informasi yang lebih sederhana dan mudah dipahami.
61
1. Gambaran Umum Responden
Secara umum, gambaran responden dalam penelitian ini adalah nasabah dengan jumlah 51 orang yang mengajukan pinjaman dana bergulir pada Badan
Keswadayaan Masyarakat Bina Masyarakat Mandiri. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan terkait dengan karakteristik responden, yaitu jenis kelamin,
tingkat pendidikan terakhir, jenis usaha yang tengah ditekuni, lama usaha yang telah dijalankan, modal awal usaha, besarnya pinjaman yang diajukan,
pendapatan harian yang sering diterima sebelum dan sesudah mendapatkan pinjaman, rata-rata biaya bulanan yang dikeluarkan sebelum dan sesudah
mendapatkan pinjaman, labapendapatan bersih yang diperoleh dari hasil usaha sebelum dan sesudah mendapatkan pinjaman, dan omset yang diperoleh dari hasil
usaha sebelum dan sesudah mendapatkan pinjaman. a.
Jenis Kelamin Responden Berdasarkan jenis kelamin responden yang mengajukan pinjaman dana
bergulir terlihat bahwa responden laki-laki lebih banyak dibandingkan responden perempuan. Dari 51 responden yang mengisi angket, 35 responden
adalah laki-laki atau sebesar 69 sedangkan 16 responden adalah perempuan atau sebesar 31.
62
BAGAN 2
b. Pendidikan Akhir Responden Dari karakteristik responden dapat dilihat pula tingkat pendidkan
terakhir mereka, dari 51 responden ada yang berasal dari SDMI sebanyak 17 responden, SMPMTs sebanyak 15 orang, SLTAMA sebanyak 8 responden,
Diploma D1,D2,D3 sebanyak 9 responden, dan hanya 2 responden yang berpendidikan sarjana.
BAGAN 3
63
c. Jenis Usaha Responden
Mengenai jenis usaha yang dijalankan responden terbagi menjadi 3 kategori usaha kecil dan menengah yaitu perdagangan, peternakan, dan jasa
menjahit. Dari 3 kategori tersebut sebagian besar mereka adalah berdagang, menyusul usaha jasa dan peternakan. Nasabah BKM BMM lebih banyak
menjadi pedagang eceran ritel yang memasarkan barang-barang kebutuhan konsumen yang berada dilingkungan mereka. Dari 51 responden sebanyak 30
orang atau setara 59 menggeluti usaha perdagangan. Sedangkan yang memiliki usaha jasa sebanyak 15 orang atau setara dengan 29. Sementara
yang memiliki usaha dalam bidang peternakan sebanyak 6 orang atau setara dengan 12.
BAGAN 4
d. Modal Awal Usaha Responden
Untuk memulai suatu usaha diperlukan modal awal yang tidak sedikit, hal ini yang membuat para pedagang kecil kesulitan untuk memulai usahanya.
64
Namun adapula yang memulai usaha dengan modal seadanya saja. Gambaran bagan komposisi modal awal usaha responden menunjukan bahwa dari total
51 orang responden sebesar 31 dengan modal awal usaha berkisar antara Rp 50.000
– Rp 100.000, 39 dengan modal awal usaha berkisar antara Rp 100.000
– Rp 250.000, 20 dengan modal awal usaha berkisar antara Rp 250.000
– Rp 500.000, 10 dengan modal awal usaha berkisar antara Rp 500.000
– Rp 1000.000. Karena mayoritas responden dengan modal awal usaha berkisar antara Rp 100.000
– Rp 250.000 tentunya akan berpengaruh pada laju berjalannya perdagangan mereka. Dengan bermodalkan usaha awal
sebesar Rp 100.000 – Rp 250.000 dirasa belum cukup untuk mengembangkan
usaha mereka agar lebih maju, oleh karena itu diperlukan tambahan modal untuk kemajuan usaha yang mereka jalani.
BAGAN 5
65
TABEL 3
Modal Awal Responden
50000 – 100000
16 100000
– 250000 20
250000 – 500000
10 500000
– 1000000 5
e. Besarnya pinjaman yang responden pinjam
Berdasarkan bagan dibawah ini menunjukan besarnya pinjaman yang mereka pinjam pada BKM BMM. Dijelaskan bahwa mayoritas reponden,
sebanyak 10 mengajukan pinjaman berkisar antara Rp 250.000 –Rp
500.000, sebesar 51 meminjam berkisar antara Rp 500.000 – Rp 1000.0000,
sebesar 39 meminjam berkisar antara Rp 1000.000 – Rp 2000.000. Dari
besarnya pinjaman yang dipinjam diharapkan usaha yang mereka jalankan bisa berkembang. Jika usaha tersebut berkembang, tentunya akan ada
pendapatan dari hasil penjualan.
BAGAN 6
66
TABEL 4
Besar Pinjaman Responden
250000 – 500000
5 500000
– 1000000 26
1000000 – 2000000
20
f. Pendapatan harian yang sering diterima sebelum dan sesudah mendapatkan
pinjaman Berikut bagan perbandingan pendapatan harian yang sering diterima
responden sebelum dan sesudah mendapatkan pinjaman. Dapat dikemukakan bahwa dari total 51 responden, mayoritas 75 responden mempunyai
pendapatan harian sebelum mendapatkan pinjaman sebesar Rp 250.000, diikuti sebesar 25 responden mempunyai pendapatan harian sebesar Rp
250.000 – Rp 500.000. sedangkan pendapatan harian sesudah mereka
mendapatkan pinjaman, dari total 51 responden sebesar 42 mempunyai pendapatan harian sebesar Rp. 500.000
– Rp 1000.000. Karena mayoritas nasabah peminjam bergelut di bidang perdagangan, maka pendapatan yang
sering diterima mereka adalah pendapatan harian.
67
BAGAN 7
TABEL 5
Pendapatan Harian Sebelum Pinjaman
Responden Pendapatan Harian
Sesudah Pinjaman Responden
250000 38 250000 - 500000
30 250000
– 500000 13 500000 - 1000000
21
g. Biaya rata-rata bulanan yang dikeluarkan nasabah sebelum dan sesudah
mendapatkan pinjaman Berikut bagan perbandingan biaya rata-rata bulanan yang dikeluarkan
oleh nasabah sebelum dan sesudah mendapatkan pinjaman. Dapat dikemukakan bahwa dari total 51 responden, mayoritas 71 responden
mengeluarkan biaya rata-rata bulanan sebelum mendapatkan pinjaman sebesar Rp 250.000
– Rp 500.000, diikuti sebesar 29 responden mengeluarkan biaya rata-rata bulanan berkisar antara Rp 500.000
– Rp 1000.000. Sedangkan biaya rata-rata bulanan yang dikeluarkan nasabah sesudah mendapatkan pinjaman
sebesar 65 dengan kisaran antara Rp 500.000 – Rp 1000.000, diikuti sebesar
35 responden mengeluarkan rata-rata biaya bulanan berkisar antara Rp 1000.000
– Rp 2.500.000.
68
BAGAN 8
TABEL 6
h. Laba pendapatan bersih yang diperoleh dari hasil usaha sebelum dan
sesudah mendapatkan pinjaman Berikut bagan perbandingan laba pendapatan bersih yang diperoleh
dari hasil usaha sebelum dan sesudah mendapatkan pinjaman. Dapat dikemukakan bahwa total dari 51 responden, mayoritas 65 responden
memperoleh laba dari hasil usaha sebelum mendapatkan pinjaman sebesar Rp 1000.000
– Rp 2.500.000, diikuti sebesar 35 responden memperoleh laba dari hasil usaha berkisar antara Rp 500.000
– Rp 1000.000. sedangkan laba yang diperoleh dari hasil usaha sesudah mendapatkan pinjaman sebesar 80
berkisar antara Rp 2.500.000 – Rp 5.000.000, diikuti 20 responden yang
memperoleh laba dari hasil usaha sebesar Rp 5.000.000.
69
BAGAN 9
TABEL 7
i. Omset yang diperoleh dari hasil usaha sebelum dan sesudah mendapatkan
pinjaman Berikut bagan perbandingan omset yang diperoleh dari hasil usaha
sebelum dan sesudah mendapatkan pinjaman. Dapat dikemukakan bahwa total dari 51 responden, mayoritas 65 responden memperoleh omset dari hasil
usaha sebelum mendapatkan pinjaman sebesar Rp 2.500.000 – Rp 5.000.000,
diikuti 35 responden yang memperoleh omset dari hasil usaha sebesar Rp 1.000.000
– Rp 2.500.000. Sedangkan omset yang diperoleh dari hasil usaha sesudah mendapatkan pinjaman sebesar 72 dengan kisaran Rp 5.000.000,
diikuti 29 responden memperoleh omset dari hasil usaha sebesar Rp 2.500.000
– Rp 5.000.000. Dari keseluruhan perbandingan antara sebelum dan sesudah mendapatkan pinjaman. Bahwa ada perubahan hasil yang diperoleh
70
setelah mendapatkan pinjaman. Hal ini menunjukan dengan adanya pinjaman dana bergulir ini, para responden dapat mengembangkan usahanya menjadi
lebih baik dari sebelumnya dan memperoleh pendapatan bersih yang jauh lebih baik dari sebelumnya.
BAGAN 10
TABEL 8
2. Pengukuran indikator efektivitas sebelum dan sesudah mendapatkan pinjaman dana bergulir
Pada dasarnya pinjaman dana bergulir adalah pinjaman pemerintah bersifat produktif yang bertujuan membantu masyarakat ekonomi kecil yang
membutuhkan modal untuk kegiatan usaha produktif. Pada penelitian ini pinjaman dana bergulir dikhususkan bagi pelaku usaha mikro yang membutuhkan
modal cepat, berjangka waktu pendek, serta bertujuan untuk pemberdayaan ekonomi pengusaha kecil.
71
Gambaran kuantitatif tentang perubahan usaha, terutama diperoleh dari data BKM Bina Masyarakat Mandiri dengan membandingkan usaha sebelum
mengajukan pinjaman dan sesudah mengajukan pinjaman dana bergulir. Dalam hal ini peneliti ingin mengetahui lebih jauh apakah pinjaman dana bergulir efektif
atau tidak efektif jika diberikan untuk pengusaha ekonomi kecil. Dengan demikian, responden yang dapat dibandingkan kondisinya adalah responden yang
sudah mengajukan pinjaman dana bergulir dalam hal ini responden tercatat sebagai nassabah
Kondisi usaha nasabah pada saat awal mengajukan pinjaman ke BKM BMM dan saat pengajuan kuisioner dilakukan dengan menunjukan peningkatan
dari segi pendapatan sebelum mengajukan pinjaman dengan sesudah mengajukan pinjaman, hasil yang ditemukan, terjadi peningkatan setelah nasabah mengajukan
pinjaman dana bergulir. Hal ini dapat dilihat pada bagan grafik indicator efektivitas sebelum dan sesudah pinjaman dana bergulir.
72
BAGAN 11
TABEL 9
Perbandingan bagan diatas menunjukan jawaban responden ketika ditanyakan setujukah dengan pernyataan dalam usaha harus dikelola dengan baik.
Pada bagan mengelola usaha dengan baik sebelum mendapatkan pinjaman terlihat dari 51 responden, mayoritas 35 orang responden menjawab setuju, 16 orang
menjawab tidak setuju. Sedangkan pada bagan pengelolaan usaha dengan baik sesudah mendapatkan pinjaman terjadi adanya perubahan yang signifikan, yang
menunjukan dari 51 orang responden mayoritas 40 responden menjawab sangat setuju, 11 responden menjawab setuju.
73
Setelah ditanya mengenai pengelolaan usaha dengan baik, hal lain yang perlu dilihat adalah pandangan para nasabah tentang perlunya pengecekan
kelengkapan pada setiap barang dagangan.
BAGAN 12
TABEL 10
Dari perbandingan komposisi grafik diatas terlihat pada grafik pengecekan barang dagangan sebelum mendapatkan pinjaman, dari total 51 responden
mayoritas 31 orang menjawab setuju, 8 orang menjawab tidak tahu, dan 12 orang menjawab tidak setuju. Sedangkan pada grafik pengecekan barang dagangan
sesudah mendapatkan pinjaman 30 orang menjawab setuju dan 21 orang menjawab sangat setuju. Terjadi perubahan yang signifikan antara mengecek
kelengkapan barang dagangan sebelum dengan sesudah mendapatkan pinjaman.
74
Selain mengecek kelengkapan barang dagangan, kualitas dan mutu barang dagangan juga perlu diperhatikan agar minat pembeli bertambah banyak. Seperti
terlihat pada bagan grafik dibawah ini.
BAGAN 13
TABEL 11
Perbandingan bagan diatas menunjukan adanya perubahan yang signifikan antara memperhatikan kualitas mutu dan barang dagangan sebelum dengan
sesudah mendapatkan pinjaman. Hal ini ditunjukan pada gambar grafik memperhatikan kualitas dan mutu barang dagangan sebelum mendapatkan
pinjaman, dari 51 responden 45 orang menjawab setuju dan 6 orang menjawab tidak tahu. Sedangkan pada grafik memperhatikan kualitas dan mutu barang
dagangan sesudah mendapatkan pinjaman, dari 51 orang responden mayoritas 32 orang menjawab sangat setuju dan 19 orang menjawab setuju.
75
Dalam perdagangan dibutuhkan perencanaan yang matang, agar usaha yang dijalankan dapat terus berkembang dengan baik. Bagan grafi dibawah ini
menggambarkan dalam usaha diperlukan perencanaan yang matang antara sebelum dengan sesudah mendapatkan pinjaman.
BAGAN 14
TABEL 12
Perbandingan bagan diatas terlihat pada grafik membuat perencanaan yang matang untuk kemajuan usaha sebelum mendapatkan pinjaman dari 51
responden mayoritas 32 orang menjawab setuju, dan 10 orang menjawab tidak tahu, dan 9 orang menjawab tidak setuju. Sedangkan pada grafik membuat
perencanaan yang matang untuk kemajuan usaha sesudah mendapatkan pinjaman dari 51 responden mayoritas 35 orang menjawab sangat setuju dan 16 orang
menjawab setuju. Hal ini menunjukan adanya perubahan yang signifikan antara
76
membuat perencanaan yang matang sebelum dengan sesudah mendapatkan pinjaman.
Agar usaha yang dijalankan terus dapat berjalan dengan baik, dalam ilmu manajemen harus ada laporan keuangan. Hal ini dilakukan untuk mengetahui
penyusutan dalam pendapatan. Dibawah ini bagan grafik mencatat laporan pendapatan usaha sebelum dengan sesudah mendapatkan pinjaman.
BAGAN 15
TABEL 13
Perbandingan bagan diatas terlihat pada grafik mencatat laporan pendapatan usaha sebelum mendapatkan pinjaman, dari 51 responden 29 orang
menjawab setuju, 9 orang menjawab tidak tahu dan 13 orang menjawab tidak setuju. Sedangkan pada grafik mencatat laporan pendapatan usaha sesudah
mendapatkan pinjaman, dari 51 orang responden 32 orang menjawab sangat
77
setuju dan 16 orang menjawab setuju. Hal ini menunjukan adanya perubahan yang signifikan antara mencatat laporan pendapatan usaha sebelum dengan
sesudah mendapatkan pinjaman. Dari perbandingan bagan grafik diatas indicator efektivitas di atas dapat
dilihat bahwa adanya perubahan yang signifikan positif yang terjadi pada efektivitas sesudah mendapat pinjaman dana bergulir, terlihat mayoritas nasabah
menunjukan peningkatan pada pendapatan dari usaha yang dijalankan bila dibandingkan dengan efektivitas sebelum mendapat pinjaman.
Hal ini berarti membuktikan bahwa pinjaman dana bergulir yang diberikan oleh Badan Keswadayaan Masyarakat Bina Masyarakat Mandiri sudah efektif
dapat membantu pengusaha ekonomi kecil dan menengah dalam meningkatkan pendapatan bagi responden yang menjadi nasabah di BKM BMM. Namun hal lain
yang ditemukan dari penelitian ini, ditemukan beberapa nasabah ada yang gagal dalam memajukan usahanya dikarenakan terjadi kendala dalam pelaksanaan
usaha. Banyak faktor yang menjadi kendala bagi nasabah dalam menjalankan usaha diantaranya persaingan usaha yang semakin banyak dan sebagian dari
nasabah beranggapan bahwa dana bergulir ini merupakan pinjaman dari pemerintah yang tidak perlu dikembalikan. Dalam hal ini BKM BMM khususnya
tim lapangannya turun langsung menemui para nasabah yang mengalami kredit macet untuk memberikan motivasi dan dukungan moril untuk tetap kembali
menjalankan usahanya serta mengajak nasabah untuk membayar tunggakan yang sebelumnya sempat tersendat. Oleh karena itu pinjaman ini harus terus berjalan
bagi nasabah-nasabah lain yang membutuhkan dana bergulir tersebut.
78
C. Pengujian Hipotesa 1. Korelasi Rank Order dan Berganda