Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Krisis moneter yang berlanjut menjadi krisis ekonomi yang melanda negeri ini sejak pertengahan tahun 1997 telah membawa bangsa Indonesia kepada suatu bencana nasional yang merupakan salah satu sejarah buruk abad ini. Sektor ekonomi seperti Perbankan, Property, Industri besar dan lain-lain. Yang Selama ini menjadi pilar utama perekonomian nasional ternyata tidak mampu menghadapi badai krisis tersebut dan satu persatu sektor usaha tersebut akhirnya berjatuhan. Akhirnya menjadi gejolak lanjutan seperti meningkatnya angka pengangguran, berkurangnya produksi, naiknya harga-harga barang kebutuhan pokok yang selanjutnya berakibat pada menurunnya tingkat kesejahteraan masyarakat dan angka kemiskinan semakin meningkat. TABEL 1 Jumlah dan Persentase penduduk miskin, Garis kemiskinan, Indeks kedalaman kemiskinan P1, Indeks keparahan kemiskinan P2 menurut Provinsi Maret 2008-2009. 1 Tahun 2008 2009 Jumlah penduduk miskin Kota dan Desa 34.963.3 32.530.0 Penduduk miskin Kota dan Desa 15.42 14.15 Garis kemiskinan Rp Kota dan Desa 182.636 200.262 Indeks kedalaman kemiskinan P1 2.77 2.50 Indeks keparahan kemiskinan P2 0.76 0.68 Sumber: http:www.bps.go.id 1 Badan Pusat Statistik data ini diakses pada 30 Mei 2010 dari http:www.bps.go.id tab_subview.php?tabel:1daftar :1id subyek:23notab:3 2 Permasalahan kemiskinan yang cukup kompleks membutuhkan intervensi semua pihak secara bersama dan terkoordinasi. Namun penanganannya selama ini cendrung parsial dan tidak berkelanjutan. Peran dunia usaha dan masyarakat pada umumnya belum optimal. Kerelawanan sosial dalam kehidupan masyarakat yang dapat menjadi sumber penting pemberdayaan dan pemecahan akar permasalahan kemiskinan juga mulai luntur. Untuk itu diperlukan perubahan yang besifat sistemik dan menyeluruh dalam upaya penangulangn kemiskinan. Dalam program pengentasan kemiskinan tahun 2010 pemerintah telah membuat tujuan pembangunan millennium Millenium Development Goals, 2 diantaranya adalah menanggulangi kemiskinan dan kelaparan, mencapai pendidikan dasar untuk semua masyarakat Indonesia, mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan, menurunkan angka kematian anak, meningkatkan kesehatan ibu, mengurangi HIV AIDS, malaria dan penyakit menular lainnya, dan memastikan kelestarian lingkungan hidup. Adapula program pemberdayaan masyarakat seperti PNPM Mandiri Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri dan KUR Kredit Usaha Rakyat. Program ini membantu untuk warga khususnya para UKM yang membutuhkan modal tambahan untuk mengembangkan usahanya. Kemiskinan pada milenium ini bukan hanya persoalan Negara dunia ketiga, tetapi telah menjadi concern seluruh dunia, karena kemiskinan yang parah 2 Millennium Development Goals Indonesia data ini diakses pada tanggal 30 Mei 2010 dari http:www.bappenas.go.idnodeuu942laporan millenium development goals.mdg Indonesia 3 masih melanda dari 1 milyar penduduk dunia. Penanggulangan kemiskinan dunia tercantum sebagai salah satu agenda Millenium Development Goals MDGs tahun 2000. secara sederhana kemiskinan didefinisikan sebagai “ketidak mampuan untuk memenuhi kebutuhan standar hidup yang lay ak.” Menurut Amartya Seen, kemiskinan dapat dilihat dari penurunan kemampuan dasar yang meliputi pangan, kesehatan, perumahan dan pendidikan. Lebih lanjut, kemiskinan juga seringkali mewarnai dalam keadaan ekonomi keseharian keluarganya dan memang keluarga miskin biasanya adalah pelaku usaha mikro yang memiliki keterbatasan akses terhadap sumber daya ekonomi dan pasar. Kegiatan perekonomian pedesaan dan perkotaan saat ini masih didominasi oleh usaha-usaha skala mikro dan kecil dengan pelaku utama para pedagang serta industri rumah tangga. Namun demikian, para pelaku usaha ini pada umumnya masih di hadapkan pada permasalahan klasik yaitu terbatasnya ketersediaan modal. Sebagai unsur esensial dalam mendukung peningkatan produksi taraf hidup masyarakat, keterbatasan modal dapat membatasi ruang gerak aktifitas sektor perdagangan dan industri rumah tangga . 3 Dalam jangka panjang, kelangkaan modal bisa menjadi entry point titik masuk terjadinya siklus rantai kemiskinan pada masyarakat atau pelaku usaha yang sulit untuk diputus. Untuk menjawab permasalahan keterbatasan modal serta dengan kemampuan fiskal pemerintah yang semakin berkurang, maka perlu lebih mengoptimalkan potensi lembaga keuangan yang dapat menjadi alternatif sumber 3 Hamid, E.S. 1986. Rekaman dari seminar. Dalam Kredit Pedesaan di Indonesia. Mubyarto dan Edy Suandi Hamid EDS. BPFE Yogyakarta. 4 dana bagi pelaku usaha. Salah satu kelembagaan keuangan yang dapat dimanfaatkan dan didorong untuk membiayai kegiatan perekonomian adalah Lembaga Keuangan Mikro LKM . Menurut Khrishnamurti, 4 secara umum terdapat tiga elemen penting pada lembaga keuangan mikro. Pertama, menyediakan beragam jenis pelayanan keuangan seperti tabungan, pinjaman, pembayaran, deposito, maupun asuransi. Kedua, melayani rakyat miskin. Keuangan mikro hidup dan berkembang pada awalnya memang untuk melayani rakyat yang terpinggirkan oleh system keuangan formal yang ada sehingga memiliki karakteristik konstituen yang khas. Ketiga, menggunakan prosedur dan mekanisme yang kontekstual dan fleksibel. Hal ini merupakan konsekuensi dari kelompok masyarakat yang dilayani, sehingga prosedur dan mekanisme yang dikembangkan untuk keuangan mikro akan selalu kontekstual dan fleksibel. Untuk lebih meningkatkan efektivitas penanggulangan kemiskinan dan penciptaan lapangan kerja, pemerintah meluncurkan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat PNPM Mandiri mulai tahun 2007. 5 melalui PNPM mandiri dirumuskan kembali mekanisme upaya penanggulangan kemiskinan yang melibatkan unsur masyarakat, mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, hingga pemantauan dan evaluasi. Melalui proses pembangunan partisipatif, kesadaran kritis dan kemandirian masyarakat, terutama masyarakat miskin, dapat 4 Krishnamurti, B. Pembangunan Keuangan Mikro Bagi Pembangunan Indonesia. Media informasi Bank Perkreditan Rakyat. Edisi IV maret 2005. 5 PNPM Mandiri Data ini diakses pada 30 Desember 2009 dari http:www.PNPM- Mandiri.org 5 ditumbuh kembangkan sehingga mereka bukan sebagai obyek melainkan sebagai subyek upaya penangulangan kemiskinan. PNPM Mandiri adalah program nasional dalam wujud kerangka kebijakan sebagai dasar dan acuan pelaksanaan program-program penanggulangan kemiskinan terutama berbasis pemberdayaan masyarakat. PNPM Mandiri dilaksanakan melalui harmonisasi dan pengembangan system serta mekanisme dan prosedur program, penyediaan pendampingan dan pendanaan stimulan untuk mendorong prakarsa dan inovasi masyarakat dalam upaya penanggulangan kemiskinan yang berkelanjutan. Pemberdayaan masyarakat adalah upaya untuk menciptakan atau meningkatkan kapasitas masyarakat, baik secara individu maupun berkelompok, dalam memecahkan berbagai persoalan terkait upaya peningkatan kualitas hidup, kemandirian dan kesejahteraannya. PNPM Mandiri juga mempunyai kekuatan payung hukum yang diatur dalam undang-undang hal ini berdasarkan keputusan Mentri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat selaku ketua tim koordinasi penanggulangan kemiskinan Nomor 28 KEP MENKO KESRA XI 2006 tentang Tim Pengendali Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat. Aturan hukumnya tercantum pada Peraturan Presiden Nomor 54 tahun 2005 Tentang Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan dan Peraturan Mentri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Nomor 10 PER MENKO KESRAIII 2007 Tentang Organisasi dan Tata kerja Kementrian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat. 6 Pelaksanaan PNPM mandiri tahun 2007 dimulai dengan Program Pengembangan Kecamatan PPK sebagai dasar pengembangan pemberdayaan masyarakat di pedesaan beserta program pendukungnya seperti PNPM generasi ; Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan P2KP sebagai dasar pengembangan pemberdayaan masyarakat di perkotaan; dan Percepatan Pembangunan Daearah Tertinggal dan Khusus P2DTK untuk pengembangan daerah tertinggal pasca bencana dan konflik. Mulai tahun 2008 PNPM mandiri diperluas dengan melibatkan program pengembangan infrastruktur Sosial Ekonomi Wilayah PISEW . Untuk mengintegrasikan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi dengan daerah sekitarnya. Dengan pengintegrasian berbagai program pemberdayaan masyarakat kedalam kerangka kebijakan PNPM mandiri, cakupan pembangunan diharapkan dapat di perluas hingga kedaerah-daerah terpencil dan terisolir. Mengingat proses pemberdayaan pada umumnya membutuhkan waktu 5-6 tahun, maka PNPM mandiri akan dilaksanakan sekurang-kurangnya hingga tahun 2015. hal ini sejalan dengan target waktu pencapaian tujuan pembangunan milenium atau Millennium Development Goals MDGs . Pelaksanaan PNPM Mandiri yang berdasarkan pada indikator-indikator keberhasilan yang terukur akan membantu Indonesia mewujudkan pencapaian target-target MDGs tersebut. Berdasarkan analisis permasalahan di atas, penulis tertarik untuk mengkaji lebih dalam tentang aplikasi modal kerja program PNPM mandiri dengan mengambil judul skripsi : 7 “EFEKTIVITAS PENYALURAN MODAL KERJA PROGRAM PNPM MANDIRI PERKOTAAN UNTUK PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT DAN PELUANG PENGEMBANGAN DENGAN POLA SYARIAH ”.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Dokumen yang terkait

“Efektivitas Pelaksanaan Pembangunan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan (PNPM –MP) Di Desa Hutapadang Kota Padangsidimpuan Hutaimbaru

1 83 111

Analisis Dampak Program Pnpm Mandiri Perkotaan Bidang Infrastruktur Terhadap Pendapatan Masyarakat Di Kota Tebing Tinggi

0 35 104

Pengaruh Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM MP) Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Di Desa Kampung Bilah Kecamatan Bilah Hilir Kabupaten Labuhan Batu

0 57 124

Efektifitas Pelaksanaan Program Pinjaman Bergulir (PNPM Mandiri Perkotaan) di Kelurahan Karang Berombak Kecamatan Medan Barat Kota Medan

0 27 245

Pengaruh Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) mandiri Pedesaan terhadap Pembangunan Desa di desa Suka Damai.

12 108 132

Efektivitas Pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan ( Studi Kasus Irigasi Pertanian Di Desa Aritonang, Kecamatan Muara, Kabupaten Tapanuli Utara)

3 57 116

Efektivitas Pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP) di Desa Pulo Dogom Kecamatan Kualuh Hulu Kabupaten Labuhan Batu Utara

1 39 106

Partisipasi Masyarakat dalam Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Nasional (PNPM) Mandiri Perdesaan (Studi Deskriftif di Kelurahan Aek Simotung, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara)

0 62 148

Partisipasi Masyarakat Dalam Perencanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM MP) (Studi Kasus di Desa Sitio II Kecamatan Lintong Nihuta Kabupaten Humbang Hasundutan)

0 46 125

Implementasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan di Desa Dolok Hataran Kecamatan Siantar Kabupaten Simalungun

0 55 76