25
BAB II LANDASAN TEORI
A. Efektivitas 1. Pengertian Efektivitas
Salah satu konsep utama dalam mengukur prestasi kerja performance adalah manajemen efisiensi dan efektivitas. Menurut ahli manajemen Peter
Drucker efektivitas adalah melakukan pekerjaan yang benar doing the right things, sedangkan efisiensi adalah melakukan pekerjaan dengan benar doing
thing right. Efektivitas merupakan kemampuan untuk memilih tujuan yang tepat atau peralatan yang tepat untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
1
Dalam kamus besar bahasa indonesia kata efektivitas berasal dari bahasa inggris yaitu effective
yang bermakna “1 ada efeknya akibatnya, pengaruhnya, kesannya, 2 manjur atau mujarab, 3 dapat membawa hasil,
berhasil guna tentang usaha dan tindakan, 4 mulai berlaku tentang undang- undang atau peraturan”.
2
Menurut Badudu efektif bermakna: “1 mempunyai
efek, pengaruh atau akibat, 2 memberikan hasil yang memuaskan, 3 memanfaatkan waktu cara dengan sebaik-baiknya, bekerja dengan cara
1
T. Hani Handoko, Manajemen, Yogyakarta: BPPE, 1998, edisi 2, h.7
2
Tim Pennyusun, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta,Balai Pustaka, 1997, cet 9, h.250
26
sebaik-baiknya, 4 mulai berlaku tentang undang-undang, 5 berhasil guna atau mangkus.
3
Sedangkan Hasan Sadili dalam ensiklopedi bahasa indonesia, menjelaskan bahwa kata :
“ efektivitas bermakna menunjukan taraf tercapainya suatu tujuan. Suatu usaha dikatakan efektif jika usaha itu mencapai tujuannya. Secara ideal
efektivitas dapat dinyatakan dengan ukuran-ukuran yang agak pasti. Misalnya usaha X 60 efektif dalam pencapaian tujuan Y”.
4
Subandijah dalam bukunya Pengembangan dan inovasi kurikulum,
menjelaskan : “ bahwa efektivitas dalam kegiatan berkenaan dengan sejauh mana
apa yang direncanakan atau yang diinginkan dapat dilaksanakan atau dicapai“.
5
Menurut E. Mulyasa dalam bukunya Manajemen Berbasis Sekolah
menjelaskan : “adalah adanya kesesuaian antara orang yang melaksanakan tugas
dengan sasaran yang dituju “.
6
Selanjutnnya dijelaskan “ efektivitas adalah berkaitan erat perbandingna antara tingkat pencapaian tujuan dengan
rencana yang telah disusun sebelumnya, atau perbandingan hasil nyata dengan hasil yang direncanakan “.
7
3
Badudu, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 2001, h.371
4
Hasan Sadili, Ensiklopedi Bahasa indonesa, Jakarta: Ichtiar Baru- Van Hoeve, jilid 2, h 833
5
Subbandijah, Pengembangan dan Inovasi Kurikulum, Jakarta: Grafindo Persada, 1993, h.51
6
E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, Konsep, Strategi, dan Implementasi, Bandung, PT. Remaja Rosdakarya, 2004, h.82
7
Ibid
27
Menurut Yusuf Hadi, efektivitas seringkali diukur dengan tercapainya tujuan atau dapat pula diartikan sebagai ketepatan dalam megelola suatu
situasi, dan pengertian ini mengandung ciri-ciri :
8
a. Bersistem sistemik, yaitu dilakukan melalui tahap perencanaan, pengembangan, pelaksanaan, penilaian dan penyempurnaan.
b. Kejelasan akan tujuan sehingga dapat dihimpun usaha untuk mencapainya. c. Bertolak dari kemampuan dan kekuatan.
Jadi Efektivitas dipandang sebagai tingkat pencapaian tujuan atau operasi. Konsep efisiensi menunjukan rasio atau perbandingan antara biaya
yang dikorbankan dengan keuntungan yang diperoleh dalam mengejar tujuan tersebut. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa efektivitas berarti
penyelesaian pekerjaan tepat pada waktu yang telah ditentukan. Artinya, pada bagaimana tugas tersebut diselesaikan, dan terutama menjawab pertanyaan
bagaimana cara melaksanakannya dan berapa biaya yang dikeluarkan.
9
2. Tolak Ukur Efektivitas
Dalam mencapai efektivitas kerja haruslah dipenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
8
Yusuf Hadi Miarso, Tekhnologi Pendidikan untuk Meningkatkan Mutu Pendidikan, Jurnal Tp. Pustekom, Jakarta: 1998 h.5
9
Sondang Siagian, op.cit, h.151
28
a. Berhasil guna, yakni untuk menyatakan Bahwa kegiatan telah dilaksanakan dengan tepat dalam arti target tercapai sesuai dengan waktu
yang ditetapkan. b. Ekonomis, ialah untuk menyebutkan bahwa di dalam usaha pencapaian
efektif itu maka biaya, tenaga kerja, material, peralatan waktu, ruangan dan lain-lain telah dipergunakan dengan setepat-tepatnya sebagaimana
yang telah ditetapkan dalam perencanaan dan tidak adanya pemborosan serta penyelewengan.
c. Pelaksanaan kerja yang bertanggung jawab, yakni untuk membuktikan bahwa pelaksanaan kerja sumber-sumber telah dimanfaatkan dengan
setepat-tepatnya haruslah diaksanakan dengan bertanggung jawab sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan.
d. Pembagian kerja yang nyata, yakni pelaksanaan kerja dibagi berdasarkan beban kerja, ukuran kemampuan kerja dan waktu yang tersedia.
e. Rasionalitas wewenang dan tanggung jawab, artinya wewenang harus seimbang dengan tanggung jawab. Dan harus dihindari adanya dominasi
oleh salah satu pihak atas pihak lainnya. f. Prosedur kerja yang praktis, yaitu untuk menegaskan bahwa kegiatan kerja
adalah kegiatan yang praktis, maka target efektif dan ekonomis, pelaksanaan kerja yang bisa dipertanggung jawabkan serta pelayanan
29
kerja yang memuaskan tersebut haruslah kegiatan operasional yang dapat dilaksanakan dengan lancar.
10
Sedangkan tolak ukur menurut manajemen ajaran islam bagi seorang muslim dalam mengatur hidupnya agar efektif adalah sebagai berikut :
a. Prinsip keseimbangan, maksudnya dalam menjalankan suatu kegiatan wajar, tidak berlebih-lebihan, tetapi tidak juga kikir dan pelit.
b. Prinsip mencapai kemanfaatan, maksudnya seorang muslim dalam menjalankan kegiatan usaha harus bermanfaat bagi dirinya, bagi orang
lain, bagi lingkungan dan bermanfaat bagi agamanya. c. Prinsip tidak boros, yang dimaksud tidak boros adalah setiap muslim
dalam menjalankan aktivitasnya dalam menggunakan harta, waktu dan tenaga tidak dipergunaman secara boros jika dilihat dari sudut ekonomi
sifat boros termasuk biaya sehingga dalam penggunaan biaya menjadi beban dalam manajemen.
d. Prinsip berlaku adil, yang dimaksud dengan berlaku adil adalah seseorang yang ingin mencapai tindakan yang efisien adalah dia harus berlaku adil.
Ia harus berlaku adil terhadap dirinya, terhadap orang lain, serta adil dalam menimbang, adil dalam mengambil keputusan dan adil dalam
semua perbuatannya.
11
10
Sujadi F.X, O M, Penunjang Berhasilnya Proses Manajemen, Jakarta: CV. Masagung, 1990, cet . ke-3, h.36-39
11
Mochtar Effendy, Manajemen suatu pendekatan berdasarkan ajaran islam, jakarta: PT. Bharata Karya Aksara, 1986, h.153-158.
30
3. Mekanisme Efektivitas
Didalam mekanisme efektivitas terdapat beberapa komponen pendukung suatu kerja, ada beberapa pendapat menurut para ahli yaitu:
12
Menurut Georgopoulos mekanisme efektivitas terdapat dalam beberapa komponen yaitu :
a. Produkktivitas adalah sama artinya dengan efisien.
b. Luwes artinya mematuhi norma-norma dan memuaskan anggota dan
konsep daya suai. Maksudnya adalah kemampuan organisasi dalam menyesuaikan diri pada perubahan, baik perubahan di dalam maupun
perubahan diluar organisasi.
c. Ketegangan adalah konflik dan pertentangan diantara anggota-angggota
organisasi, yang erat kaitannya dengan peningkatan kalau terkendali dan penurunan kalau dibiarkan berlarut-larut.
13
Menurut Paul E. Mott mekanisme dalam pencapaian suatu kerja yang efektif adalah merumuskan dan mengembangkan sarana mengukur efektivitas
organisasi yang mempengaruhi tingkat efektivitas itu berkaitan langsung dengan :
a. Produktivitas dikaitkan dengan kuantitas, kualitas dan efisiensi.
b. Daya suai adalah kemampuan untuk menaksir masalah yang akan
dihadapi dan persiapan untuk mengatasi masalah yang bersangkutan. Daya suai ini dikaitkan dengan tempo cepat atau lambat dan besaran
derajat penyesuaian, apakah seluruhnya, sebagian mendasar ataukah hanya ala kadarnya saja. Dalam faktor ini tercakup konsep kepaduan
yaitu kerelaan kerja, atau kegairahan kerja yang tinggi atau kepuasan kerja, lebih mudah menerima perubahan metode atau prosedur kerja
misalnya.
c. Keluwesan menyangkut kemampuan anggota organisasi menanggapi
kedaan darurat seperti beban lebih yang tidak terduga atau percepatan jadwal kerja.
14
Sedangkan menurut Friedlander dan Pickle menyatakan bahwa dalam merumuskan mekanisme efektivitas harus memperhitungkan kepentingan
pemilik, pekerja dan masyarakat diantaranya yaitu :
12
Komariyah, Efektivitas Murabahah di BMT Al-Ikhwan, ” Skripsi S1 Fakultas Syariah dan
Hukum, Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2004, h.14-20.
13
Basil S. Georgopoulus dan Arnold S. Tannembaun, A Study of Organization Effeectiveness, America: Sosiological Review, 1957, vol.22, h.534-540.
14
Paul E. Mott, The Characteristics of Effective Organization New York: Halper and Row, 1972, h.20-24
31
a. Kemampuan berlaba yang dilihat dari rata-rata laba tahunan selama 10
tahun berturut-turut, dalam kaitannya dengan jam kerja pemilik perusahaan.
b. Kepuasan kerja yang diukur dari tanggapan mereka atas kondisi kerja,
pembayaran upah, cara supervisi dan pengembangan. c. Penghargaan masyarakat yang diukur dari data mengenai hubungan
masyarakat, hubungan organisasi dengan unsur-unsur pemerintah, hubungan dengan pelanggan, dan hubungan dengan pensuplai serta
kreditor.
15
Ketiga telaah yang dikemukakan diatas telah memaparkan masalah- masalah pengenalan dan pengukuran kriteria yang tepat terhadap efektivitas
organisasi. Masing-masing telah menunjukan rancangan yang berbeda terhadap pengukuran efektivitas secara keseluruhan, tetapi kriteria-kriteria
tersebut memndapatkan tempatnya sendiri dalam rancangan sistem dan telaah teoritis,
Dalam usaha memahami efektivitas yang bersifat abstrak itu, beberapa analisa organisasi berusaha mengidentifikasi segi-segi yang menonjol
kaitannya dengan konsep ini. Walaupun ada sederetan panjang kriteria kerja yang dipakai, namun kriteria yang paling banyak dipakai meliputi hal-hal
berikut : a. Kemampuan menyesuaikan diri, keluwesan
b. Produktivitas c. Kepuasan kerja
d. Kemampuan berlaba e. Pencarian sumber dana
16
15
Frank Frienlander dan Hal Pickle, Components of Effektiviness in Small Organization, Administrative Science Quarterly, 1986, Vol.13, h.289-304.
16
Ibid, h. 24
32
B. Modal Kerja 1. Pengertian Modal Kerja