demikian hipotesis untuk komite audit ditolak dan H diterima.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa komite audit tidak berpengaruh terhadap sustainability report.
C. Pembahasan
Pada penelitian ini variabel yang digunakan untuk menunjukkan bagaiman praktik corporate governance pada perusahaan dengan
menggunakan rata-rata tingkat kehadiran dalam rapat anggota dewan komisaris, dewan direksi dan komite audit. Berdasarkan hasil uji yang
dilakukan dapat di analisa bahwa praktik corporate governance pada 30 perusahaan yang dijadikan sampel masih ada beberapa tingkat kehadiran
rata-rata anggota dalam rapat yang di bawah angka 50, seperti rata-rata tingkat kehadiran dalam rapat dewan komisaris pada PT. Pertamina
Persero sebesar 47 dan untuk komite audit yang rata-rata tingkat kehadiran anggota dalam rapat yang di bawah 50 adalah Bank Tabungan
Negara sebesar 45 dan PT. Angkasa Pura Persero sebesar 46. Sustainability report pada penelitian ini diukur dengan
menggunakan metode content analysis. Content analysis yang dilakukan berdasarkan pada pedoman pengungkapan sustainability report yaitu GRI
Global Reporting Initiative 3.0. GRI 3.0 terdiri dari 3 indikator dengan total 79 item pengungkapan, yaitu indikator ekonomi 9 item, indikator
lingkungan 30 item dan indikator sosial 40 item. Pada perusahaan sampel menunjukkan hasil yang belum cukup baik dalam pengungkapan
sustainability report. Hal ini ditunjukkan dengan adanya perusahaan
sampel yang hanya mengungkapkan sustainability report kurang dari setengah dari total 79 item yang harus diungkapkan.
Perusahaan dengan rata-rata pengungkapan tertinggi adalah PT. Indocement Tunggal Prakarsa, PT. Inti Agro Resources dan PT. Kaltim
Prima Coal. Ketiga perusahaan tersebut adalah perusahaan sampel yang memiliki rata-rata pengungkapan tertinggi yaitu 100. Sedangkan
perusahaan yang mempunyai prosentase pengungkapan terendah adalah PT. Patra Jasa sebesar 11 dari total item sustainability report.
Dalam penelitian ini dewan komisaris, dewan direksi dan komite audit secara uji-F tidak memiliki pengaruh terhadap pengungkapan
sustainability report.
Berdasarkan perhitungan
statistik dengan
menggunakan uji-t juga menunjukkan hasil bahwa masing-masing variabel independen memiliki tingkat signifikansi lebih besar dari 0,05 maka H
diterima. Sehingga dapat dikatakan bahwa variabel independen tidak berpengaruh terhadap pengungkapan sustainability report.
Hasil penelitian ini dengan menggunakan rata-rata tingkat kehadiran anggota dewan komisaris, dewan direksi dan komite audit
dalam rapat menunjukkan ketidaksesuaian antara hasil dan hipotesis. Pada hipotesis pertama menyatakan bahwa dewan komisaris berpengaruh
terhadap pengungkapan sustainability report, sedangkan berdasarkan hasil penelitian ditemukan tidak adanya pengaruh pengungkapan sustainability
report. Hipotesis kedua menyatakan bahwa dewan direksi berpengaruh terhadap pengungkapan sustainability report, sedangkan berdasarkan hasil