Teori Agensi Kajian Teori

c. Kejujuran Fairness Prinsip ketiga dari pengelolaan perusahaan penekanan pada kejujuran, terutama untuk pemegang saham minoritas. Investor harus memiliki hak-hak yang jelas tentang kepemilikan dan sistem dari aturan dan hukum yang dijalankan untuk melindungi hak-haknya. Konsep corporate governance menurut Sutedi, 2012 pada intinya terdiri dari unsur-unsur berikut ini: a. Corporate Governance – Internal Perusahaan Unsur-unsur yang berasal dari dalam perusahaan adalah: 1. Pemegang saham 2. Direksi 3. Komisaris 4. Manajer 5. Karyawan atau serikat pekerja 6. Sistem remunerasi berdasar kinerja 7. Komite audit b. Corporate Governance – External Perusahaan Unsur yang berasal dari luar perusahaan adalah: 1. Kecukupan undang-undang dan perangkat hukum 2. Investor 3. Institusi penyedia informasi 4. Akuntan publik 5. Pemberi pinjaman 6. Lembaga yang mengesahkan legalitas

3. Stakeholder Theory

Banyak hal yang harus dipertimbangkan mengenai stakeholder, misalnya siapa mereka dan apa yang harus dilakukan pada mereka. Madura 2001 mengatakan “stakeholder merupakan suatu perspektif tanggung jawab sosial dari organisasi maju memandang lingkungan internal dan eksternal sebagai suatu keragaman dari pihak-pihak yang berkepentingan”. Menurut Syakhroza 2005 dari sudut pandang stakeholding perusahaan didefinisikan sebagai organ yang berhubungan dengan berbagai pihak yang berkepentingan stakeholders lainnya yang berada, baik di dalam maupun di luar perusahaan dibandingkan dengan hanya memperhatikan kepentingan pemegang saham. Secara spesifik, Freeman dalam Syakhroza, 2005 di dalam definisi stakeholder ini termasuk karyawan, kreditur, supplier, pelanggan dan komunitas lokal di mana korporasi berada. Perspektif ini memandang bahwa hubungan yang berbasis kepercayaan trusts relationship dan etika bisnis business ethics merupakan prasyarat utama sebagai acuan di dalam setiap pengambilan keputusan melalui proses stakeholding management.

4. Teori Legitimasi

Legitimasi adalah hal yang penting bagi organisasi, batasan- batasan yang ditekankan oleh norma-norma dan nilai-nilai sosial, reaksi terhadap batasan tersebut mendorong pentingnya analisis perilaku organisasi dengan memperhatikan lingkungan Widianto, 2011 Blomback dan Wirgen dalam Nugroho, 2013. juga mengatakan bahwa legitimasi yang ada itu berasal dari beberapa sistem, nilai, norma, kepercayaan dan definisi yang dibentuk secara sosial telah sesuai dengan yang diinginkan masyarakat. Pernyataan tersebut didukung oleh Sutedi 2012 yang menyatakan bahwa dalam mencapai tingkat pengembalian yang menguntungkan bagi pemegang saham, manajer harus memperhatikan adanya batasan-batasan yang timbul dalam lingkungan di mana mereka beroperasi, di antaranya masalah etika dan moral, hukum, kebijakan pemerintah, lingkungan hidup, sosial, budaya, politik dan ekonomi.

5. Sustainability Report

Berdasarkan Pedoman Laporan Keberlanjutan bahwa sustainability report adalah praktek pengukuran, pengungkapan dan upaya akuntabilitas dari kinerja organisasi dalam mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan kepada para pemangku kepentingan baik internal maupun eksternal. Laporan ini menggambarkan tentang dampak ekonomi, lingkungan dan sosial. Sebuah laporan keberlanjutan harus menyediakan gambaran yang berimbang dan masuk akal dari kinerja keberlanjutan sebuah organisasi, baik kontribusi yang positif maupun negatif. Laporan keberlanjutan Sustainability Report yang disusun berdasarkan GRI mengungkapkan keluaran dan hasil yang terjadi dalam suatu periode laporan tertentu dalam konteks komitmen organisasi, strategi dan pendekatan manajemennya. Laporan dapat digunakan untuk tujuan berikut, di antaranya: a. Patok banding dan pengukuran kinerja keberlanjutan yang menghormati hukum, norma, kode, standar kinerja, dan inisiatif sukarela. b. Menunjukkan bagaimana organisasi mempengaruhi dan dipengaruhi oleh harapannya mengenai pembangunan berkelanjutan. c. Membandingkan kinerja dalam sebuah organisasi dan diantara berbagai organisasi dalam waktu tertentu. Menurut Mardikanto 2014 hakikat pembangunan keberlanjutan adalah seperangkat usaha yang terencana dan terarah untuk menghasilkan sesuatu yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan dan meningkatkan hidup manusia. Sedangkan ciri-ciri pembangunan keberlanjutan adalah pembangunan yang: a. Menjamin pemerataan dan keadilan, yaitu generasi mendatang memanfaatkan dan melestarikan sumber daya alam sehingga berkelanjutan. b. Menghargai dan melestarikan keanekaragaman hayati, spesies, habitat, dan ekosistem agar tercipta keseimbangan lingkungan. c. Menggunakan pendekatan integratif sehingga terjadi keterkaitan yang kompleks antara manusia dengan lingkungan untuk masa kini dan mendatang. d. Menggunakan pandangan jangka panjang untuk merencanakan rancangan pengelolaan dan pemanfaatn sumber daya yang mendukung pembangunan. e. Meningkatkan kesejahteraan melalui pemanfaatan sumber daya alam secara bijaksana. f. Memenuhi kebutuhan masa sekarang tanpa membahayakan pemenuhan kebutuhan generasi mendatang dan mengaitkan bahwa pembangunan ekonomi harus seimbang dengan konservasi lingkungan. Prinsip-prinsip keberlanjutan korporasi dapat diadop dari Matheson dalam Mardikanto, 2014 yang selama lebih dari 85 tahun telah berkomitmen untuk melakukan hal-hal dengan cara yang benar. Sejak awal, prinsip tanggung jawab korporasi dan opersi berkelanjutan selalu dipandu tindakan dan keputusan kita: untuk mempromosikan kesejahteraan planet, masyarakat, dan industri yang dilayani, sementara juga menjamin pasokan produk, layanan teladan, dan kekuatan jangka panjang Matheson sendiri. Prinsip-prinsip yang diwujudkan dalam Program Tepat untuk Keamanan, Mutu, Keberlanjutan, Customer Focus, dan Tanggung Jawab, diformalkan dalam bentuk The Way Kanan Programmer yang menegaskan komitmen lama terhadap Triple Bottom Line sebagai tolak ukur keberhasilan dalam operasi keberlanjutan, yang meliputi: 1. Sensitivitas Lingkungan – keberlanjutan planet dan sumber dayanya. 2. Dukungan Komunitas – kepentingan terbaik dari masyarakat dan orang-orangnya. 3. Kinerja Keuangan – manfaat dan umur panjang industri dan bisnis. Menurut Mardikanto 2014 terdapat tiga dimensi utama untuk tanggung jawab korporasi, yaitu: 1. Dimensi Ekonomi Usaha yang mengenalkan produk, atau memberikan jasa bagi konsumen pelanggan, dianggap bertanggung jawab terhadap para pelanggan atau konsumen. Dalam hal ini, kewajiban perusahaan adalah memberikan informasi yang akurat, menggunakannya sebagai bagian integral dan transparan sarana yang membantu dalam pemasaran, urusan

Dokumen yang terkait

Pengaruh Corporate Governance Dan Karakteristik Perusahaan Terhadap Pengungkapan Sustainability Report: Studi Empiris Pada Perusahaan Lq45 Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2014

0 16 114

PERAN CORPORATE GOVERNANCE DAN KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORT PADA PERUSAHAAN TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2010 2011

0 17 191

PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN DAN CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP PUBLIKASI SUSTAINABILITY REPORT

0 24 121

PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE, KINERJA FINANCIAL, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORT (Studi pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013-2015)

1 8 144

PENGARUH PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORT TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PENGARUH PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORT TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN.

0 2 15

PENGARUH PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE DAN PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORT TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2011-2013.

0 3 17

PENGARUH CARBON ACCOUNTING DAN KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORT PADA PERUSAHAAN PROPER DI INDONESIA

0 0 8

Implikasi Karakteristik Perusahaan dan Good Corporate Governance Terhadap Pengungkapan Sustainability Report

1 3 13

Corporate Governance Terhadap Pengungkapan Sustainability Reporting

0 0 14

PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORT (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013-2016)

0 0 16