kontrak, dan penguatan konsumsi. Sesuai dengan tanggung jawab sosial, hal tersebut berhubungan dengan praktik
pemasaran yang adil, perlindungan kesehatan dan menjamin keamanan konsumsi berkelanjutan, penyelesaian konflik dan
ganti rugi, perlindungan informasi dan privasi, dan pencapaian pelayanan dasar dan produk. Perusahaan juga harus
memastikan kesehatan dan kualitas barang dan jasa mereka, terutama:
a. Memastikan bahwa barang atau layanan yang diberikan oleh perusahaan memenuhi semua standar hukum yang
diperlukan untuk menjaga kesehatan konsumen dan keselamatan, termasuk tindakan pencegahan kesehatan
dan peraturan keamanan produk, selain memberikan label informatif pada produk.
b. Menyediakan prosedur yang efektif dan transparan ketika memeriksa
keluhan konsumen,
sehingga dapat
berkontribusi dalam mencari solusi yang adil dan tepat waktu untuk sengketa konsumen, tanpa biaya lebih lanjut
atau tidak perlu. c. Menghindari keterlibatan dalam praktik-praktik lain yang
dianggap menipu, menyesatkan atau tidak adil. d. Menghormati privasi konsumen, menyediakan keamanan,
dan memelihara informasi bersifat rahasia.
e. Kerjasama lengkap dan transparan dengan otoritas publik untuk menghindari danatau memerangi ancaman serius
yang dapat mempengaruhi kesehatan konsumen dan keselamatan
publik karena
menggunakan atau
mengkonsumsi produk. f. Menetapkan persyaratan dan kondisi dalam kasus
konsumen mengajukan keluhan untuk produk dijamin, memastikan bahwa hal tersebut tetap efektif bahkan dari
perusahaan yang bersangkutan dipengaruhi sejauh itu menjadi tidak mampu menyelesaikan kewajibannya.
2. Dimensi Sosial Dimensi sosial diartikan sebagai perusahaan harus
berpartisispasi dalam mencapai kesejahteraan masyarakat, dan dalam memperbaiki serta merawat urusan karyawannya. Ini
harus positif merefleksikan peningkatan produktivitas mereka, mengembangkan kemampuan teknis mereka dan memberi
mereka keamanan profesional dan pekerjaan, selain kesehatan dan sosial.
a. Kerja Adil dan Praktik Kerja 1 Hidup yang layak dan tingkat keamanan ekonomi.
2 Kepemimpinan yang menghargai karyawan berdasarkan prestasi.
3 Saling percaya antara pengusaha dan karyawan.
4 Budaya keterbukaan sehubungan dengan keterlibatan dalam pengambilan keputusan.
5 Promosi inisiatif mengambil dan inovasi. 6 Kesempatan untuk memanfaatkan dan mengembangkan
keterampilan. b. Kontribusi terhadap Masyarakat Setempat
Kontribusi perusahaan harus terwakili dengan cara yang menunjukkan rasa hormat terhadap hak-hak anggota
masyarakat, dalam
mengambil keputusan
yang berhubungan dengan kehidupan masyarakat setempat.
Biasanya perusahaan berfokus pada bidang-bidang berikut: 1 Perlindungan lingkungan, seperti mengurangi emisi gas
dan limbah, bahan daur ulang, dan program penghijauan.
2 Kerja – amal, seperti menyumbang untuk amal dan
berpartisipasi dalam
kegiatan sosial,
seperti meningkatkan kesadaran tentang hak asasi manusia dan
keprihatinan saat ini. 3 Pengembangan perkotaan, melalui kemitraan dengan
pemerintah, untuk menghidupkan kembali perusahaan komersial kecil dan meningkatkan lingkungan di kota-
kota setempat.
4 Investasi pada perusahaan bisnis lokal, melalui kemitraan dengan organisasi non-pemerintah di daerah
penurunan kemiskinan dan program pembangunan sosial.
5 Proyek karyawan berorientasi, seperti penyediaan standar yang lebih tinggi untuk kesehatan profesional
dan keselamatan, pemerataan kesempatan kerja, dan jam kerja yang fleksibel.
3. Dimensi Lingkungan Didefinisikan sebagai kewajiban perusahaan terhadap
dampak lingkungan yang dihasilkan dari operasi dan produk, menghilangkan emisi dan limbah, mencapai efisiensi
maksimum dan produktivitas tergantung pada sumber daya yang tersedia, dan penurunan praktik yang dapat berdampak
negatif terhadap negara dan ketersediaan sumber daya generasi berikutnya.
Unsur-unsur utama
dari tanggung
jawab lingkungan meliputi:
a. Mengadopsi kinerja lingkungan spesifik, aturan dan standar pengukuran untuk operasi dan manajemen, yang dikenakan
derajat perlindungan lingkungan maksimal. b. Memfasilitasi
lingkungan teknologi
pengembangan, konversi dan alat angkut.
c. Mempromosikan kesadaran lingkungan.
d. Membuka saluran negosiasi dengan pihak terkait, dan berkomunikasi dengan pihak-pihak tersebut tentang
masalah lingkungan.
B. Penelitian Terdahulu
Pratiwi 2013 meneliti tentang analisis pengaruh corporate governance terhadap sustainability reporting. Berdasarkan penelitian
tersebut diperoleh hasil bahwa corporate governance yang diproksikan dengan kepemilikan institusional, dewan komisaris, proporsi komisaris
independen, dewan direksi dan komite audit secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap sustainability reporting.
Sari dan Marsono 2013 meneliti tentang pengaruh kinerja keuangan, ukuran perusahaan dan corporate governance terhadap
pengungkapan sustainability report. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel independen yaitu profitabilitas, likuiditas, leverage, aktivitas
perusahaan, ukuran perusahaan, komite audit, dewan direksi dan dewan komisaris independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap
pengungkapan sustainability report. Kemudian secara uji signifikansi parameter individual t-test menunjukkan bahwa variabel profitabilitas
berpengaruh negatif signifikan terhadap pengungkapan sustainability report. Variabel komite audit dan dewan komisaris independen
berpengaruh positif signifikan terhadap pengungkapan sustainability report. Sedangkan variabel likuiditas, leverage, aktivitas perusahaan,
ukuran perusahaan dan dewan direksi tidak menunjukkan pengaruh terhadap pengungkapan sustainability report perusahaan.
Widianto 2011 meneliti tentang pengaruh profitabilitas, likuiditas, leverage, aktivitas, ukuran perusahaan, dan corporate
governance terhadap praktik pengungkapan sustainability report. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya perbedaan signifikan karakteristik-
karakteristik perusahaan dan pelaksanaan corporate governance antara perusahaan yang melakukan pengungkapan dan tidak melakukan
pengungkapan, sedangkan tidak terjadinya perbedaan yang signifikan pada variabel leverage. Selanjutnya terdapat pengaruh positif yang ditimbulkan
oleh variabel profitabilitas, ukuran perusahaan, dewan direksi, dan komite audit. Berbeda dengan variabel yang lain seperti likuiditas, leverage,
aktivitas, dan governance commitee yang dijelaskan tidak memberikan pengaruh terhadap level pengungkapan sustainability report suatu
perusahaan. Suryono dan Prastiwi 2011 meneliti tentang pengaruh
karakteristik perusahaan dan corporate governance CG terhadap praktik pengungkapan
sustainability report
SR. Hasil
penelitian mengindikasikan bahwa praktik pengungkapan sustainability report
dipengaruhi oleh karakteristik perusahaan, ukuran perusahaan dan corporate governance. Hal ini juga dibuktikan dengan analisis regresi
logistic bahwa praktik pengungkapan dipengaruhi oleh profitabilitas ROA, ukuran perusahaan dan CG komite audit dan dewan direksi.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah tidak semua variabel independen yang digunakan peneliti terdahulu
digunakan. Peneliti hanya menggunakan variabel independen yang masih terjadi perbedaan hasil penelitian, yaitu variabel dewan komisaris, dewan
direksi dan komite audit. Perbedaan selanjutnya adalah proksi yang digunakan dalam menghitung variabel independen. peneliti menggunakan
rata-rata tingkat kehadiran anggota dewan komisaris, anggota dewan direksi dan anggota komite audit dalam rapat. Sedangkan peneliti
terdahulu Sari dan Marsono 2013, Suryono dan Prastiwi 2011 dan Widianto 2011 untuk dewan direksi dan komite audit menggunakan
frekuensi rapat. Pratiwi 2013 proksi yang digunakan untuk variabel dewan komisaris, dewan direksi dan komite audit menggunakan jumlah
anggota.
C. Rerangka Pikir
Agar dapat lebih memahami variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian untuk melihat bagaimana pengaruh corporate
governance terhadap pengungkapan sustainability report oleh perusahaan di Indonesia, maka dapat dibentuk suatu kerangka pemikiran sebagai
berikut:
Gambar 2.1 Rerangka Pikir
D. Pengembangan Hipotesis
1. Pengaruh Dewan Komisaris terhadap Pengungkapan Sustainability
Report
Dewan komisaris memiliki peranan penting dalam implementasi good corporate governane, karena dewan komisaris merupakan inti
dari corporate governance yang bertugas untuk menjamin pelaksanaan strategi perusahaan, mengawasi manajemen dalam mengelola
perusahaan serta mewajibkan terlaksananya akuntabilitas Sutedi, 2012
: 156.
Berdasarkan penelitian Nurkhin 2009 menjelaskan bahwa dewan komisaris berpengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab
perusahaan, karena keberadaan dewan komisaris dapat memberikan kontrol dan monitoring bagi manajemen dalam operasional
perusahaan, termasuk dalam pelaksanaan dan pengungkapan aktivitas tanggung jawab sosial. Namun hasil penelitian tersebut bertolak
belakang dengan hasil penelitian yang dilakukan Pratiwi 2013 dan Corporate Governance:
1. Dewan Komisaris 2. Dewan Direksi
3. Komite Audit Pengungkapan
Sustainability Report
Fitri dan Subroto 2013, mengatakan bahwa dewan komisaris tidak terbukti mempengaruhi pengungkapan sustainability report.
H1: Dewan
komisaris berpengaruh
terhadap pengungkapan
sustainability report 2. Pengaruh Dewan Direksi terhadap Pengungkapan Sustainability
Report Dalam pengertian yang sederhana, corporate governance dapat
dilihat sebagai sekumpulan tatanan yang berlaku ke dalam perusahaan yang selanjutnya menunjukkan dan mendefinisikan hubungan-
hubungan antara manajer dan pemegang saham. Sebagai pusat dari sistem ini adalah dewan direksi. Tanggung jawab utama dewan direksi
adalah memastikan kelangsungan jangka panjang dari perusahaan dan untuk memberikan pengawasan dari manajemen. Dewan direksi juga
mempunyai tanggung jawab dalam memastikan kepatuhan hukum dan peraturan perundang-undangan, termasuk laporan yang bersifat
sukarela yaitu menerbitkan sustainability report Sutedi, 2012 : 182. Berdasarkan penelitian Suryono dan Prastiwi 2011 menyebutkan
bahwa dewan direksi berpengaruh terhadap praktik pengungkapan sustainability report. Penelitian ini didukung oleh penelitian yang
dilakukan Widianto 2011 bahwa dewan direksi memberikan pengaruh positif terhadap praktik pengungkapan sustainability report.
H2: Dewan direksi berpengaruh terhadap pengungkapan sustainability report