BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Pengukuran Efek Kontraktilitas Otot Polos Kandung Kemih pada
Pemberikan Karbakol Pemberian karbakol pada penelitian ini ditujukan untuk menginduksi
kontraktilitas dari otot polos kandung kemih agar dapat berkontraksi terlebih dahulu sebelum diberikan ekstrak minyak cengkeh. Dengan terjadinya kontraksi
otot polos kandung kemih yang diinduksi menggunakan karbakol, maka efek relaksasi yang diberikan oleh minyak cengkeh dapat dinilai.
Efek kontraksi yang diberikan oleh karbakol diperlukan dalam konsentrasi yang tepat, untuk menghindari cedera otot polos dikarenakan over-stretched
akibat kontraksi yang berlebihan. Pada penelitian ini, dilakukan pengujian efek kontraksi dari karbakol terlebih dahulu untuk mendapatkan konsentrasi karbakol
yang tepat untuk kontraksi otot polos kandung kemih. Didapatkan kontraksi otot polos dapat terjadi setelah pemberian karbakol
dengan konsentrasi 1μM. Pengujian selanjutnya diberikan karbakol dengan konsentrasi 10μM dan 100μM, namun didapatkan setelah pemberian karbakol
konsentrasi 10μM, otot polos tidak dapat berkontraksi dengan baik saat diberikan
karbakol konsent rasi 100μM. Hal ini menandakan kontraktilitas otot polos
kandung kemih sudah melebih batas kontraksinya saat diberikan 10μM karbakol. Oleh karena itu dalam penelitian ini digunakan karbakol dengan konsentrasi 1μM
sebagai penginduksi awal kontraksi di setiap awal pengujian ekstrak minyak cengkeh.
Tabel 4.1. Persentase kontraksi otot polos kandung kemih guinea pig pada pemberian karbakol
Konsentrasi karbakol Persentase kontraksi otot polos kandung kemih
Karbakol 0,01µM 0,81
Karbakol 0,1µM 10,56
Karbakol 1µM 102,39
Karbakol 10µM 112,63
Karbakol 100µM 65,32
24
4.2. Pengukuran Efek Kontraktilitas Otot Polos pada Pemberian Minyak
Cengkeh dan Etanol Pada penelitian ini konsentrasi ekstrak minyak cengkeh yang diuji adalah10
- 6
, 10
-5
, 10
-4
, 10
-3
, dan 10
-2
. Kemudian minyak cengkeh dengan berbagai konsentrasi tersebut dimasukkan ke dalam empat chambersetelah otot
polos diinduksi dengan karbakol 1 μM. Dalam penelitian ini didapatkan hasil
persentasi kontraksi otot polos yang setelah pemberian minyak cengkeh untuk tiap-tiap konsentrasi sesuai dengan gambar dan tabel dibawah.
Gambar 4.2. Kontraksi otot polos kandung kemih guinea pig pada pemberian ekstrak minyak cengkeh
Dalam penentuan konsentrasi minyak cengkeh sampai dengan konsentrasi yang diinginkan, pengenceran dilakukan menggunakan larutan etanol absolut.
Diperlukan pengujian larutan etanol absolut untuk memastikan bahwa etanol absolutsebagai pelarut dari minyak cengkeh tidak memberikan efek relaksasi, agar
hasil penelitian yang didapat menunjukkan efek relaksasi yang diberikan berasal dari minyak cengkeh.
Pada gambar dibawah didapatkan hasil dari pengujian pelarut minyak cengkeh yaitu etanol absolut.
Gambar 4.3. Kontraksi otot polos kandung kemih guinea pig pada pemberian pelarutetanol absolut
Kemudian didapatkan perbandingan persentase kontraksi otot polos kandung kemih yang dihasilkan oleh minyak cengkeh dengan pelarut etanol
absolut. Pada data grafik dibawah dapat terlihat efek relaksasi yang diberikan minyak cengkeh lebih besar dibandingkan dengan efek relaksasi yang diberikan
etanol absolut, hal ini menunjukkan bahwa efek relaksasi yang dihasilkan oleh minyak cengkeh tidak terpengaruh oleh pelarutnya yaitu etanol absolut.
Grafik 4.2Grafik perbandingan persentase kontraksi strip otot polos kelompok perlakuan ekstrak minyak cengkeh dan kelompok kontrol etanol absolut
Didapatkan persentase kontraksi yang dihasilkan oleh kelompok kontrol yaitu etanol berturut-turut adalah 68,06±4,56; 59,05±4,53; 53,96±4,83;
50,21±4,97; dan 46,72±4,59. Sementara persentase kontraksi yang dihasilkan oleh kelompok perlakuan yaitu ekstrak minyak cengkeh berturut-turut sebesar
70,05±4,33; 62,04±3,21; 56,22±2,68; 49,06±2,94 dan 19,33±1,97. Pada penelitian ini pengolahan data dilakukan untuk membandingkan rata-
rata persentase relaksasi dari kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Setelah menggunakan uji normalitas data, ditemukan salah satu data memiliki nilai yang
tidak normal. Oleh karena itu analisa data pada penelitian ini menggunakan analisa Mann-Whitney.
20