Pengukuran Efek Kontraktilitas Otot Polos Kandung Kemih pada
Pada penelitian ini ditemukan hasil yang bermakna antara persentase kontraksi jaringan otot polos kandung kemih kelompok perlakuan yang diberikan
ekstrak minyak cengkeh dengan kelompok kontrol yang diberikan etanol absolut terdapat pada pemberian ke-5 yaitu dengan konsentrasi 10
-2
ekstrak minyak cengkeh. Hal tersebut menunjukkan bahwa efek relaksasi yang dapat diberikan
oleh minyak cengkeh baru dapat terlihat apabila diberikan pemberian ekstrak minyak cengkeh dengan konsentrasi yang paling tinggi, yaitu sebesar 10
-2
. Dalam ekstrak minyak cengkeh pada penelitian ini, juga diketahui jumlah
eugenol yang terkandung adalah sebesar 10,08. Dengan pengenceran ekstrak minyak cengkeh menggunakan etanol absolut maka dapat dipastikan kadar
eugenol dalam minyak cengkeh akan berkurang. Dari data penelitian yang didapatkan bahwa relaksasi dapat terjadi saat pemberian minyak cengkeh dengan
konsentrasi 10
-2
, dan memiliki kadar eugenol sebesar 10
-2
x 10,08 = 0,01008. Diketahui bahwa dengan kadar eugenol sebesar 0,01008 dapat
memberikan efek relaksasi terhadap otot polos. Jumlah kadar eugenol dapat mempengaruhi efek relaksasi yang dihasilkan.
Hal ini dapat dikaitkan dengan penelitian sebelumnya yang telah membuktikan bahwa sifat relaksan yang didapat dari minyak cengkeh berasal dari kandungan
zat aktifnya yaitu eugenol. Eugenol terbukti dapat memberikan efek relaksasi terhadap otot polos viseral.
3
Sementara penelitian yang dilakukan ini, memiliki keterbatasan yaitu tidak menggunakan zat aktif dari minyak cengkeh yaitu
eugenol secara langsung sebagai kelompok perlakuan dalam penentuan efek relaksasi terhadap otot polos. Sehingga didapatkan efek relaksasi yang memiliki
makna terjadi saat pemberian ekstrak minyak cengkeh dengan konsentrasi tinggi. Sementara ini, menurut penelitian sebelumnya telah membuktikan bahwa
eugenol dapat menghambat kanal ion Ca
2+
pada relaksasi otot polos pembuluh darah.
3
Diduga hal yang sama terjadi pada penelitian ini bahwa pemberian ekstrak minyak cengkeh yang mengandung eugenol dapat memberikan efek relaksasi otot
polos kandung kemih dengan cara menghambat kanal ion Ca
2+
. Dengan penghambatan kanal ion Ca
2+
dapat menyebabkan penurunan influks dari Ca
2+
sehingga jumlah Ca
2+
intrasel akan berkurang. Berkurangnya jumlah Ca
2+
kemudian menyebabkan terjadinya penurunan ikatan Ca
2+
dengan kalmodulin
sehingga aktivasi dari MLCK semakin sedikit dan kemungkin terjadinya jembatan silang akan menurun sehingga terjadi penurunan kontraksi atau relaksasi.
Kontraksi dari otot detrusor kandung kemih dapat mengalami aktivitas yang berlebih, baik itu karena penyebab neurogenik atau idiopatik. Aktivitas berlebih
dari otot detrusor tersebut merupakan kontraksi yang bersifat involunter, dan sangat berkaitan erat dengan sindrom overactive bladder.
6
Overactive bladder merupakan suatu kumpulan dari gejala-gejala termasuk urgensi dengan atau tanpa
urge incontinence, serta frekuensi dan nokturia.
7
Kurang dari sepertiga jumlah urin yang ditampung pada kandung kemih penderita overactive bladder
dikeluarkan melalui kontraksi involunter dari otot detrusor.Kontraksi involunter kandung kemih disebabkan oleh aktivitas berlebih overactivity dari otot
detrusor.
6
Prevalensi overactive bladder di seluruh dunia bervariasi mulai dari 6 - 20, baik pada pria ataupun wanita, dengan wanita memiliki insiden yang lebih
tinggi pada urge incontinence. Obat antimuskarinik merupakan terapi utama dalam menangani overactive bladder dengan tujuan menurunkan kontraksi dari
otot detrusor kandung kemih.
8
Penelitian ini telah membuktikkan bahwa ekstrak minyak cengkeh dapat memberikan efek relaksasi terhadap otot polos kandung kemihguinea pig secara
in vitro. Dengan penelitian lebih lanjut, ekstrak minyak cengkeh mungkin dapat digunakan sebagai tatalaksana pada gangguan berkemih, misal overactive
bladder. Dalam Shahih Bukhari dan Muslim, Nabi Muhammad saw bersabda:
“Setiap kali Allah menurunkan penyakit, pasti Allah menurunkan obatnya.” Hadist ini memberikan makna yaitu semangat kepada orang yang sakit dan juga
dokter yang mengobatinya, selain itu juga mengandung anjuran untuk mencari obat dan menyelidikinya. Bila dikaitkan, hasil penelitian ini dapat memberikan
manfaat bagi peneliti dan masyarakat untuk menemukan pengobatan alternatif pada gangguan berkemih, seperti overactive bladder.