pergeseran filamen melibatkan filamen tebal dan filamen tipis menghasilkan tegangan yang ditransmisikan ke filamen intermediet.
4
Sel otot polos yang berdekatan terikat bersama pada benda padat, sehingga dapat menyalurkan gaya
kontraktil dari sel ke sel di seluruh jaringan.
9
Gambar 2.1. Anatomi mikroskopis otot polos
4
Sumber: Tortora, Gerard J. Principles of Anatomy and Physiology. 2009
Benda padat dan filamen intermediet terkait pada filamen tipis saat pergeseran terjadi antara filamen tipis dan filamen tebal yang membuat sel otot
polos memendek. Benda padat tidak tersusun pada satu garis lurus, sehingga saat kontraksi terjadi, sel otot polos akan terpilin.
9
Kemudian akan terputar pada arah sebaliknya saat sel otot polos relaksasi.
4
2.1.2. Jenis Otot Polos
Struktur dan fungsi dari otot polos beragam di berbagai bagian organ tubuh. Secara umum, otot polos dapat terbagi menjadi dua tipe, yaitu otot polos viseral
unitary dan otot polos multi-unit. Otot polos multi unit tersusun dari unit-unit otot polos yang terpisah dan berlainan tanpa jembatan penghubung, dimana setiap
unit otot polos bekerja secara independen dan seringkali dipersarafi oleh ujung saraf tunggal single nerve ending, seperti halnya pada otot rangka. Karakteristik
paling penting dari otot polos multi-unit adalah setiap serabut otot polos dapat berkontraksi secara independen dan tidak bergantung dengan serabut otot polos
lainnya, serta dikontrol terutama oleh sinyal saraf. Beberapa contoh otot polos multi-unit antara lain otot siliaris pada mata dan otot piloerector pada rambut.
5
Otot polos viseral atau otot polos unitary terutama ditemukan terutama di dinding organ dalam yang berongga. Contohnya adalah jaringan otot polos
dinding usus, uterus, ureter dan kandung kemih. Istilah unitary bukan berarti hanya terdapat satu serabut otot polos, melainkan itu berarti ratusan hingga ribuan
dari serabut otot polos berkontraksi bersama sebagai satu kesatuan. Otot polos viseral terdapat dalam bentuk lembaran yang luas dan memiliki banyak jembatan
taut-celah yang menghubungkan tiap-tiap sel otot polos, yang berfungsi sebagai sinsitium.
5
2.1.3. Fisiologi Otot Polos
Meskipun memiliki prinsip-prinsip kontraksi yang sama, otot polos menunjukkan beberapa perbedaan fisiologis penting dari jaringan otot rangka dan
otot jantung.
4
Otot polos memiliki kecepatan siklus jembatan-silang yang jauh lebih lambat dibandingkan dengan otot rangka. Hal ini menyebabkan untuk setiap
satu siklus hanya membutuhkan satu molekul ATP, dimana merupakan 110 sampai 1300 dari jumlah energi yang dibutuhkan untuk membentuk tegangan
kontraksi dari otot polos yang sama seperti pada otot rangka.
5
Saat otot polos sudah mengalami kontraksi penuh, jumlah dari eksitasi berkelanjutan biasanya dapat diturunkan menjadi jauh lebih kecil dari tingkat
awal. Selanjutnya, energi yang terpakai untuk menjaga kontraksi sangat kecil, hal
ini dinamakan latch mechanism. Dimana dapat mempertahankan kontraksi tonik berkepanjangan pada otot polos dengan penggunaan sedikit energi. Selain itu,
karakteristik penting lainnya dari otot polos, khususnya otot polos viseral yaitu kemampuan untuk kembali ke bentuk semulanya.
5