unit otot polos bekerja secara independen dan seringkali dipersarafi oleh ujung saraf tunggal single nerve ending, seperti halnya pada otot rangka. Karakteristik
paling penting dari otot polos multi-unit adalah setiap serabut otot polos dapat berkontraksi secara independen dan tidak bergantung dengan serabut otot polos
lainnya, serta dikontrol terutama oleh sinyal saraf. Beberapa contoh otot polos multi-unit antara lain otot siliaris pada mata dan otot piloerector pada rambut.
5
Otot polos viseral atau otot polos unitary terutama ditemukan terutama di dinding organ dalam yang berongga. Contohnya adalah jaringan otot polos
dinding usus, uterus, ureter dan kandung kemih. Istilah unitary bukan berarti hanya terdapat satu serabut otot polos, melainkan itu berarti ratusan hingga ribuan
dari serabut otot polos berkontraksi bersama sebagai satu kesatuan. Otot polos viseral terdapat dalam bentuk lembaran yang luas dan memiliki banyak jembatan
taut-celah yang menghubungkan tiap-tiap sel otot polos, yang berfungsi sebagai sinsitium.
5
2.1.3. Fisiologi Otot Polos
Meskipun memiliki prinsip-prinsip kontraksi yang sama, otot polos menunjukkan beberapa perbedaan fisiologis penting dari jaringan otot rangka dan
otot jantung.
4
Otot polos memiliki kecepatan siklus jembatan-silang yang jauh lebih lambat dibandingkan dengan otot rangka. Hal ini menyebabkan untuk setiap
satu siklus hanya membutuhkan satu molekul ATP, dimana merupakan 110 sampai 1300 dari jumlah energi yang dibutuhkan untuk membentuk tegangan
kontraksi dari otot polos yang sama seperti pada otot rangka.
5
Saat otot polos sudah mengalami kontraksi penuh, jumlah dari eksitasi berkelanjutan biasanya dapat diturunkan menjadi jauh lebih kecil dari tingkat
awal. Selanjutnya, energi yang terpakai untuk menjaga kontraksi sangat kecil, hal
ini dinamakan latch mechanism. Dimana dapat mempertahankan kontraksi tonik berkepanjangan pada otot polos dengan penggunaan sedikit energi. Selain itu,
karakteristik penting lainnya dari otot polos, khususnya otot polos viseral yaitu kemampuan untuk kembali ke bentuk semulanya.
5
Gambar 2.2. Kontraksi dan relaksasi otot polos
10
Sumber: Webb, R. Clinton. Smooth Muscle Contraction and Relaxation. 2003
Peningkatan konsentrasi Ca
2+
pada sitosol otot polos dapat menginisiasi kontraksi, sama halnya seperti pada otot lurik.
4
Peningkatan ini dapat disebabkan oleh stimulasi saraf, stimulasi hormonal, regangan dari serabut otot, atau bahkan
karena perubahan lingkungan kimiawi pada serabut otot polos tersebut.
5
Selama proses eksitasi, peningkatan Ca
2+
pada sitosol berperan sebagai intracellular messenger, yang akan menginisiasi terjadinya fosforilasi miosin rantai ringan.
Asetilkolin yang diterima oleh reseptor M
3
akan membuat phospholipase-C PLC mengaktifkan fosfolipid membrane PIP
2
untuk mengeluarkan inositol trifosfat IP
3
dan diasilgliserol DAG. IP
3
akan berikatan dengan reseptor IP
3
pada retikulum sarkoplasma, yang kemudian dapat melepaskan Ca
2+
dari simpanan Ca
2+
intraseluler di dalam retikulum sarkoplasma itu sendiri dan menyebabkan peningkatan Ca
2+
intraseluler.
11
Selain itu, peningkatan Ca
2+
juga dapat dipicu oleh influks pada voltage-gated Ca
2+
channels VGC.
12
Pada sel otot polos Ca
2+
akan berikatan dengan kalmodulin, protein intraseluler yang ditemui hampir di semua sel dengan struktur menyerupai
troponin.
13
Ca
2+
dan kalmodulin ini saling berikatan untuk mengaktifkan protein