Variabel Pengangguran terhadap Tenaga Kerja Sektor Pertanian

penyerapan tenaga kerja sektor pertanian akan menurun, kemudian hasil elastisitas menunjukkan nilai inelastis, artinya persentase perubahan penyerapan tenaga kerja sektor pertanian lebih kecil daripada persentase perubahan Upah Minimum Provinsi. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Widodo 2006 bahwa tingkat upah minimum Provinsi Sumatera Utara menunjukkan kontribusi yang negatif terhadap kesempatan kerja pada tenaga kerja sektoral di Sumatera Utara pada tingkat kepercayaan 95 persen dengan nilai koefisien sebesar -0.034. Apabila tingkat upah minimum provinsi meningkat sebesar Rp. 1000, maka berdampak pada menurunnya kesempatan kerja sektoral sebesar 34 orang selama periode 1985-2004, ceteris paribus.

4.2.6. Variabel Pengangguran terhadap Tenaga Kerja Sektor Pertanian

Dari hasil estimasi diatas, variabel pengangguran PGG memberikan pengaruh yang negatif secara statistik terhadap penyerapan tenaga kerja sektor pertanian di Provinsi Sumatera Utara. Nilai koefisien regresi untuk pengangguran sebesar -0.106 mengandung arti bahwa setiap terjadi peningkatan terhadap angka pengangguran sebanyak 1.000 orang maka tenaga kerja sektor pertanian yang terserap akan mengalami penurunan sebanyak 106 orang, ceteris paribus. Hasil pengolahan data ini tidak sesuai dengan hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang positif variabel pengangguran terhadap penyerapan tenaga kerja sektor pertanian di Sumatera Utara, ceteris paribus. Di samping itu, dari hasil pengujian t-statistiknya menunjukkan bahwa nilai t- statistik sebesar -2,475 ternyata lebih besar dari nilai t-tabel sebesar -2,107. Hal ini p d f Machine I s a pdf w r it e r t ha t pr oduce s qua lit y PD F file s w it h e a se Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original docum ents. Com patible across nearly all Windows platform s, if you can print from a windows application you can use pdfMachine. Get yours now Universitas Sumatera Utara menunjukkan bahwa variabel pengangguran memberikan pengaruh negatif yang signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja sektor pertanian di Provinsi Sumatera Utara pada tingkat kepercayaan sebesar 90 persen selama kurun waktu 1985-2008. Dari nilai koefisien sebesar -0,106 ini menunjukkan koefisien elastisitas diperoleh sebesar -0.106 ini memberi arti pengangguran bersifat elastis, bahwa jika terjadi peningkatan angka pengangguran sebesar 10 akan menyebabkan menurunnya penyerapan tenaga kerja sektor pertanian sebesar 10,6, ceteris paribus. Berdasarkan hasil koefisien regresi diketahui nilai negatif yang mengandung arti bahwa setiap peningkatan pengangguran maka penyerapan tenaga kerja sektor pertanian akan menurun, kemudian hasil elastisitas menunjukkan nilai elastis, artinya persentase perubahan penyerapan tenaga kerja sektor pertanian lebih besar daripada persentase perubahan pengangguran. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian dari Agus 2001 yaitu pertumbuhan sektor-sektor ekonomi nasional yang mempunyai elastisitas kesempatan kerja yang tinggi yaitu sektor konstruksi, jasa dan transportasikomunikasi, sedangkan pada sektor pertanian menunjukkan pengaruh yang negatif dan signifikan terhadap kesempatan kerja akibat permintaan barangjasa mengalami penurunan. Turunnya permintaan konsumsi berdampak kepada aktivitas perusahaan mengalami stagnasi atau penurunan, bersamaan dengan itu penawaran tenaga kerja mengalami peningkatan, yaitu baik yang disebabkan karena penambahan penduduk maupun dari tenaga kerja yang terpaksa menganggur karena turunnya aktivitas produksi. Sektor pertanian boleh jadi sering mengalami turunnya aktivitas produksi misalkan akibat p d f Machine I s a pdf w r it e r t ha t pr oduce s qua lit y PD F file s w it h e a se Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original docum ents. Com patible across nearly all Windows platform s, if you can print from a windows application you can use pdfMachine. Get yours now Universitas Sumatera Utara dari sulitnya sarana produksi, peningkatan teknologi pertanian, rendahnya nilai tukar atau harga yang diterima atau karena adanya alih fungsi lahan. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat dijelaskan bahwa yang terjadi di Provinsi Sumatera Utara adalah tenaga kerja sektor pertanian lebih terserap kepada sektor industri, konstruksi dan sektor lainnya, di mana kita ketahui sektor-sektor tersebut perkembangannya lebih cepat dari sektor pertanian sehingga menyerap lebih banyak tenaga kerja. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Fei-Ranis. Menurut Fei-Ranis selanjutnya ada tiga tahap pembangunan ekonomi dalam kondisi kelebihan tenaga kerja. Pertama, di mana para penganggur semu yang tidak menambah output pertanian dialihkan ke sektor industri dengan upah institusional yang sama. Kedua, tahap di mana pekerja pertanian menambah output tetapi memproduksi lebih kecil dari upah institusional yang mereka peroleh, dialihkan pula ke sektor industri. Ketiga, tahap ditandai awal pertumbuhan swasembada pada saat buruh pertanian menghasilkan output lebih besar daripada perolehan upah institusional. Dalam hal ini kelebihan pekerja terserap ke sektor jasa dan industri yang meningkat terus menerus sejalan dengan pertambahan output dan perluasan usahanya Mulyadi, 2003.

4.3. Uji Penyimpangan Asumsi Klasik