Cara Shumard Cara Weshinghouse

kerja operator. Disini akan dikemukan beberapa cara tersebut yaitu cara Shumard, Westinghouse dan Objektif.

1. Cara Shumard

Cara shumard memberikan patokan-patokan penilaian melalui kelas-kelas performance kerja dimana setiap kelas mempunyai nilai sendiri-sendiri. Nilai tersebut dapat dilihat pada Tabel 3.1. Tabel 3.1. Penyesuaian Menurut Cara Shumard Kelas Penyesuaian Kelas Penyesuaian Superfast Fast+ Fast Fast – Exellent Good + Good 100 95 90 85 80 75 70 Good – Normal Fair + Fair Fair – Poor 65 60 55 50 45 40 Disini pengukuran diberi patokan untuk menilai performance kerja operator menurut kelas-kelas Superfast, fast +, fast, fast -, exellent dan seterusnya. Seseorang yang dipandang normal diberi nilai 60, dengan nama performance kerja yang lain dibandingkan untuk menghitung faktor penyusuaian. Bila performance seorang operator dinalai Exelent maka dia mendapat nilai 80, dan karenanya faktor penyesuaiannya adalah : P = 8060 = 1,33 Jika waktu siklus rata-rata sama dengan 276,4 detik, maka waktu normalnya : W n = 276,4 x 1,33 = 367,6 detik. Universitas Sumatera Utara

2. Cara Weshinghouse

Cara weshinghouse mengarahkan penilaian pada 4 faktor yang dianggap menentukan kewajaran atau ketidakwajaran dalam bekerja yaitu : Keterampilan, Usaha, Kondisi Kerja, dan konsistensi. Setiap faktor terbagi kedalam kelas-kelas dengan nilai masing-masing. Keterampilan dan Skil didefinisikan sebagai kemampuannya mengikuti cara kerja yang ditetapkan. Latihan dapat meningkatkan keterampilan, tetapi hanya sampai ketingkat tertentu saja. Secara psikologis keterampilan merupakan kemampuan maksimal yang dapat diberikan pekerja yang bersangkutan. Keterampilan dapat juga menurun karena berbagai sebab. Untuk keperluan penyesuaian keterampilan dibagi menjadi enam kelas dengan ciri-ciri yang dimiliki seperti yang dikemukakan berikut ini : Super Skill 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Secara bawaan cocok sekali dengan pekerjaannya Bekerja dengan sempurna Tampak seperti telah terlatih dengan sangat baik Gerakan-gerakannya sangat halus tetapi cepat sehingga sulit untuk diikuti Kadang-kadang terkesan tidak berbeda dengan gerakan- gerakan mesin Perpindahan dari satu elemen pekerjaan ke elemen pekerjaan lainnya tidak terlalu terlihat karena lancar Tidak terkesan adanya gerakan-gerakan berfikir dan merencana Universitas Sumatera Utara 8. tentang apa yang dikerjakan Secara umum dapat dikatakan bahwa pekerja yang bersangkutan adalah pekerja yang baik Exellent Skill 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Percaya diri Tampak cocok dengan pekerjaannya Terlihat telah terlatih baik Bekerjanya teliti dengan baik banyak melakukan pengukuran- pengukuran atau pemeriksaan-pemeriksaan Gerakan-gerakan kerjanya beserta urutan-urutannya dijalankan tanpa kesalahan Menggunakan peralatan dengan baik Bekerjanya cepat tanpa mengorbankan mutu Bekerjanya cepat tapi halus Bekerja berirama dengan terkoordinasi Good Skill 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Kwalitas hasil baik Bekerjanya tampak lebih baik dari pada kebanyakan pekerjaan pada umumnya Dapat memberi petunjuk pada pekerja lain yang keterampilannya rendah Tampak jelas sebagai pekerja yang cakap Tidak memerlukan banyak pengawasan. Tidak ada keragu-raguan Bekerjanya stabil Universitas Sumatera Utara 8. 9. Gerakan-gerakannya terkoordinasi dengan baik Gerakan-gerakannya cepat. Average Skill 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Tampak adanya kepercayaan pada diri sendiri Gerakannya cepat tapi tidak terlambat Terlihat adanya pekerjaan-pekerjaan yang perencaan Tampak sebagai pekerja yang cakap Gerakan-gerakannya cukup menunjukkan tiadanya keragu- raguan Mengkoordinasi tangan dan pikiran dengan cukup baik Tampak cukup terlatih dan karenanya mengetahui seluk beluk pekerjaannya Bekerjanya cukup teliti Secara keseluruhan cukup memuaskan Fair Skill 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Tampak terlatih tetapi belum cukup baik Mengenal peralatan dan lingkungan secukupnya Terlihat adanya perencanaa-perencanaan sebelum melakukan gerakan. Tidak mempunyai kepercayaan diri yang cukup Tampaknya seperti tidak cocokd engan pekerjannya tetapi telah ditempatkan diperkjaan itu sejak lama. Mengetahui apa yang dilakukan dan harus dilakukan tetapi tampak tidak selalu yakin Sebagian waktu terbuang karena kesalahan-kesalahan sendiri Universitas Sumatera Utara 8. 9. Jika tidak bekerja sungguh-sungguh outputnya akan sangat rendah Biasanya tidak ragu-ragu dalam menjalankan gerakan- gerakannya Poor Skill 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Tidak dapat mengkoordinasi tangan dan pikiran Gerakan-gerakannya kaku Kelihatannya tidak yakin pada urutan pekerjaan Seperti tidak terlatih untuk pekerjaan yang bersangkutan Tidak terlihat adanya kecocokan dengan pekerjaannya Ragu-ragu dalam menjalankan gerakan-gerakan kerja Sering melakukan kesalahan-kesalahan Tidak adanya kepercayaan diri Tidak dapat mengambil inisiatif sendiri Secara keseluruhan tampak pada kelas-kelas diatas bahwa yang membedakan kelas keterampilan seseorang adalah keragu-raguan, ketelitian gerakan, kepercayaan diri, koordinasi, irama gerakan, ”bekas-bekas” latihan dan hal-hal lain yang serupa. Untuk usaha atau Efort cara weshinghouse membagi juga atas kelas-kelas. Yang dimaksud dengan usaha disini adalah kesungguhan yang ditunjukkan atau diberikan opertor ketika melakukan perkerjaannya. Berikut ini adalah keenam kelas yang dimaksud: 1. Excessive Effort 2. Exellent Effort Universitas Sumatera Utara 3. Good Effort 4. Average Effort 5. Fair Effort 6. Poor Effort Dari uraian diatas terlihat adanya korelasi antara keterampilan dengan usaha. Dalam prakteknya banyak terjadi pekerja yang memiliki keterampilan rendah bekerja dengan usaha yang sungguh-sungguh sebagai imbangannya. Kadang-kadang usaha ini begitu besanya sehingga tampak berlebihan dan tidak banyak menghasilkan. Sebaliknya seseorang yang memiliki keterampilan tinggi tidak jarang bekerja dengan usaha yang tidak didukung dihasilkannya perpormance yang lebih baik. Jadi walaupun hubungan antara ”kelas tinggi” pada keterampilan dan usaha tampak erat sebagaimana juga dengan kelas-kelas rendah misalnya exellent – exellent , fair dengan fair dan selanjutnya. Kedua faktor ini adalah hal-hal yang secara terpisah dalam pelaksanaan pekerjaan. Karenanya cara weshinghouse memisahkan faktor-faktor keterampilan dari usaha dalam rangka penyesuaian. Kondisi kerja dalam weshinghouse adalah kondisi fisik lingkungannya seperti pencahayaan, temperatur dan kebisingan ruangan. Kondisi kerja dibagi menjadi enam kelas yaitu Ideal, Exellent, Good, Average, Fair dan Good. Kondisi ideal tidak selalu sama bagi setiap pekerja karena berdasarkan karakteristiknya masing-masing pekerja membutuhkan kondisi ideal masing-masing. Pada dasarnya kondisi yang ideal adalah kondisi yang cocok untuk pekerjaan yang Universitas Sumatera Utara bersangkutan, yaitu yang memungkinkan performance maksimal dari pekerjaannya. Faktor yang harus diperhatikan adalah konsistensi. Faktor ini perlu diperhatikan karena kenyataannya bahwa setiap pengukuran waktu angka-angka yang dicatat tidak pernah semuanya sama, waktu penyelesaian yang ditunjukkan pekerja selalu berubah-ubah, dari satu siklus kesiklus lainnya, dari jam ke jam bahkan dari hari ke hari. Konsistensi juga memiliki enam kelas yaitu : Perfect, Exellent, Good, Average, fair dan poor. Seseorang dapat dikatakan bekerja perfect adalah yang bekerja dengan waktu penyelesaian yang boleh dikatakan tetap dari saat ke saat. Angka-angka yang diberikan bagi setiap kelas dari faktor diatas diperhatikan pada Tabel 3.2. dalam menghitung faktor penyesuaian, bagi keadaan yang dianggap wajar diberi harga. Tabel 3.2. Penyesuaian Menurut Weshinghouse Faktor Kelas Lambang Penyesuaian Keterampilan Superskill Exellent Good Average Fair Poor A1 A2 B1 B2 C1 C2 D E1 E2 F1 F2 +0,15 +0,13 +0,11 +0,08 +0,06 +0,03 0,00 -0,05 -0,10 -0,16 -0,22 Universitas Sumatera Utara Tabel 3.2. Penyesuaian Menurut ..... Lanjutan Faktor Kelas Lambang Penyesuaian Usaha Kondisi Kerja Konsistensi Exellent Good Average Fair Poor Ideal Exellenty Good Average Fair Poor Perfect Exellent Good Average Fair Poor A2 B1 B2 C1 C2 D E1 E2 F1 F2 A B C D E F A B C D E F +0,12 +0,10 +0,08 +0,05 +0,02 0,00 -0,04 -0,08 -0,12 -0,17 +0,06 +0,04 +0,02 0,00 -0,03 -0,07 +0,04 +0,03 +0,01 0,00 -0,02 -0,04

3.3.2. Kelonggaran

Dokumen yang terkait

Penentuan Alternatif Optimal Pencegahan Kecelakaan Kerja Berdasarkan Kriteria Cost Benefit Ratio Pada PT. HIGH STEELINDO ERANUSA

1 34 155

Penentuan Jumlah Tenaga Kerja Berdasarkan Analisis Beban Kerja dengan Metode SWAT (Subjective Workload Assessment Technique) dan Work Load Analysis pada Bagian Produksi di PT. Florindo Makmur

6 23 92

ANALISIS PENENTUAN JUMLAH TENAGA KERJA UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI KERJA PADA Analisis Penentuan Jumlah Tenaga KErja Untuk Meningkatkan Efisiensi Kerja Pada PT. Nojorono Kudus.

0 0 13

Penentuan Jumlah Tenaga Kerja Berdasarkan Analisis Beban Kerja dengan Metode SWAT (Subjective Workload Assessment Technique) dan Work Load Analysis pada Bagian Produksi di PT. Florindo Makmur

1 1 17

Penentuan Jumlah Tenaga Kerja Berdasarkan Analisis Beban Kerja dengan Metode SWAT (Subjective Workload Assessment Technique) dan Work Load Analysis pada Bagian Produksi di PT. Florindo Makmur

2 3 1

Penentuan Jumlah Tenaga Kerja Berdasarkan Analisis Beban Kerja dengan Metode SWAT (Subjective Workload Assessment Technique) dan Work Load Analysis pada Bagian Produksi di PT. Florindo Makmur

0 0 7

Penentuan Jumlah Tenaga Kerja Berdasarkan Analisis Beban Kerja dengan Metode SWAT (Subjective Workload Assessment Technique) dan Work Load Analysis pada Bagian Produksi di PT. Florindo Makmur

0 0 4

Penentuan Jumlah Tenaga Kerja Berdasarkan Analisis Beban Kerja dengan Metode SWAT (Subjective Workload Assessment Technique) dan Work Load Analysis pada Bagian Produksi di PT. Florindo Makmur

0 0 1

Penentuan Jumlah Tenaga Kerja Berdasarkan Analisis Beban Kerja dengan Metode SWAT (Subjective Workload Assessment Technique) dan Work Load Analysis pada Bagian Produksi di PT. Florindo Makmur

0 1 4

View of PENENTUAN BEBAN KERJA DAN JUMLAH TENAGA KERJA OPTIMAL PADA PRODUKSI TAHU

0 0 9