Variabel Penelitian Definisi Operasional

Sampel adalah larva yang terciduk sesuai dengan kebutuhan penelitian, dan di masukkan ke dalam beberapa kontainer tempat perindukan nyamuk, lalu di uji dengan beberapa jenis larvasida yaitu jenis Altosid dengan bahan aktifnya S- metrhopene dan vektobac dengan bahan aktifnya B.thurigiensis dengan dosis yang berbeda, dan dilakukan pengulangan sebanyak 3 kali ulangan.

3.4 . Metode Pengumpulan Data

3.4.1. Data Primer

Data primer di peroleh dari hasil uji efektifitas larvasida jenis Altosid dengan bahan aktifnya S-metrhopene dan vektobac dengan bahan aktifnya B.thurigiensis dari laboratorium Dinas Kesehatan Kota Batam. Rancangan percobaan yang digunakan rancangan acak lengkap melalui tahap aplikasi insentisida dan pengamatan.

3.4.2. Data Sekunder

Data sekunder di peroleh dari hasil laporan kegiatan Dinas Kesehatan Kota Batam dan Kantor Kesehatan Pelabuhan Batam tentang epidemiologi malaria, pemetaan daerah endemis malaria dan data geografis serta demografi.

3.5 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

3.5.1 Variabel Penelitian

Variabel independen dalam penelitian ini adalah larvasida jenis Altosid bahan aktifnya S-metrhopene dan vektobac dengan bahan aktifnya B.thurigiensis, serta dosis-dosis larvasida, dan variabel dependen dalam penelitian ini adalah angka kematian larva Anopheles spp. Universitas Sumatera Utara

3.5.2 Definisi Operasional

1. Altosid adalah jenis larvasida yang berbentuk padatberikat diperuntukkan untuk mencegah pembentukan nyamuk dewasa dari pupa. 2. S-methoprene adalah bahan aktif Altosid yang mempunyai kemampuan untuk mengurangi ketahanan pupa untuk menjadi tumbuh sebagai nyamuk dewasa 3. Vektobac adalah jenis larvasida bersifat cairberikat berwarna hitam yang diperuntukkan untuk mencegah pembentukan nyamuk dewasa 4. B.thurigiensis adalah bahan aktif vektobac yang merupakan larvasida berbentuk cairan coklat dan toksin delta endotoksin 5. Angka kematian larva nyamuk Anopheles spp adalah jumlah larva nyamuk yang mati setelah dilakukan perlakuan dengan masing-masing larvasida, dan dihitung berdasarkan perbandingan persentase kematian nyamuk yang diuji dikurangi persentase kematian dan dibagi 100 dikurang persentase kematian pada kontrol dan dikalikan 100. 6. Faktor penganggu adalah faktor-faktor yang bersumber dari lingkungan yang berdampak terhadap kematian Anopheles spp. 7. Suhu air adalah keadaan suhu air dalam kontainer percobaan dan tempat pencidukan larva nyamuk yang diukur dengan menggunakan thermometer dan dinyatakan dalam C. 8. Kelembaban adalah keadaan kelembaban air dalam kontainer percobaan dan tempat pencidukan larva nyamuk yang diukur dengan menggunakan hygrometer dan dinyatakan dalam . Universitas Sumatera Utara 9. pH air adalah keadaan derajat keasaman air dalam kontainer dan tempat pencidukan larva nyamuk yang diukur dengan menggunakan pH meter 3.6. Metode Pengukuran 1. Pengukuran variabel independen S-metrhopene dan B.thurigiensis didasarkan pada skala rasio melalui penimbangan kadar masing-masing larvasida dengan jumlah dosis untuk S-metrhopene dan B. thurigiensis dengan dosis 1,0 ppm D1, 2,0 ppm D2,3,0 ppm D3, dan dosis 4,0 ppm D4. 2. Pengukuran variabel suhu didasarkan pada skala rasio yang dinyatakan dalam derajat celcius C. 3. Pengukuran variabel kelembaban didasarkan pada skala rasio yang dinyatakan dalam persentase . 4. Pengukuran variabel pH didasarkan pada skala rasio. 5. Pengukuran indeks Anopheles spp didasarkan pada skala rasio dengan perhitungan larva yang mati dari hasil observasi peneliti setelah di diberi larvasida berdasarkan dosis larvasida dengan waktu ±12 hari setelah perlakuan.

3.6.1. Pelaksanaan Penelitian