Jenis Penelitian Populasi dan sampel Metode Analisis Data

BAB 3 METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Metode penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan rancangan acak lengkap completely randomize design yang bertujuan untuk menganalisis efektivitas S-metoprhene dan B.thuringiensis terhadap angka kematian larva nyamuk Anopheles spp.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

3.2.1 Lokasi penelitian

Penelitian ini di lakukan di laboratorium Dinas Kesehatan Kota Batam di Batam. Pengambilan sampel penelitian dilakukan pada lagun-lagun atau tempat perindukan nyamuk lain yang berada di daerah endemik malaria di Kecamatan Nongsa Kota Batam.

3.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini rencananya akan di lakukan selama 12 hari mulai dari pengambilan larva nyamuk sampai pada evaluasi hasil intervensi.

3.3 Populasi dan sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah semua kelompok perlakuan yaitu: larva nyamuk Anopheles spp yang di ciduk dengan menggunakan cidukan larva dipper. Universitas Sumatera Utara Sampel adalah larva yang terciduk sesuai dengan kebutuhan penelitian, dan di masukkan ke dalam beberapa kontainer tempat perindukan nyamuk, lalu di uji dengan beberapa jenis larvasida yaitu jenis Altosid dengan bahan aktifnya S- metrhopene dan vektobac dengan bahan aktifnya B.thurigiensis dengan dosis yang berbeda, dan dilakukan pengulangan sebanyak 3 kali ulangan.

3.4 . Metode Pengumpulan Data

3.4.1. Data Primer

Data primer di peroleh dari hasil uji efektifitas larvasida jenis Altosid dengan bahan aktifnya S-metrhopene dan vektobac dengan bahan aktifnya B.thurigiensis dari laboratorium Dinas Kesehatan Kota Batam. Rancangan percobaan yang digunakan rancangan acak lengkap melalui tahap aplikasi insentisida dan pengamatan.

3.4.2. Data Sekunder

Data sekunder di peroleh dari hasil laporan kegiatan Dinas Kesehatan Kota Batam dan Kantor Kesehatan Pelabuhan Batam tentang epidemiologi malaria, pemetaan daerah endemis malaria dan data geografis serta demografi.

3.5 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

3.5.1 Variabel Penelitian

Variabel independen dalam penelitian ini adalah larvasida jenis Altosid bahan aktifnya S-metrhopene dan vektobac dengan bahan aktifnya B.thurigiensis, serta dosis-dosis larvasida, dan variabel dependen dalam penelitian ini adalah angka kematian larva Anopheles spp. Universitas Sumatera Utara

3.5.2 Definisi Operasional

1. Altosid adalah jenis larvasida yang berbentuk padatberikat diperuntukkan untuk mencegah pembentukan nyamuk dewasa dari pupa. 2. S-methoprene adalah bahan aktif Altosid yang mempunyai kemampuan untuk mengurangi ketahanan pupa untuk menjadi tumbuh sebagai nyamuk dewasa 3. Vektobac adalah jenis larvasida bersifat cairberikat berwarna hitam yang diperuntukkan untuk mencegah pembentukan nyamuk dewasa 4. B.thurigiensis adalah bahan aktif vektobac yang merupakan larvasida berbentuk cairan coklat dan toksin delta endotoksin 5. Angka kematian larva nyamuk Anopheles spp adalah jumlah larva nyamuk yang mati setelah dilakukan perlakuan dengan masing-masing larvasida, dan dihitung berdasarkan perbandingan persentase kematian nyamuk yang diuji dikurangi persentase kematian dan dibagi 100 dikurang persentase kematian pada kontrol dan dikalikan 100. 6. Faktor penganggu adalah faktor-faktor yang bersumber dari lingkungan yang berdampak terhadap kematian Anopheles spp. 7. Suhu air adalah keadaan suhu air dalam kontainer percobaan dan tempat pencidukan larva nyamuk yang diukur dengan menggunakan thermometer dan dinyatakan dalam C. 8. Kelembaban adalah keadaan kelembaban air dalam kontainer percobaan dan tempat pencidukan larva nyamuk yang diukur dengan menggunakan hygrometer dan dinyatakan dalam . Universitas Sumatera Utara 9. pH air adalah keadaan derajat keasaman air dalam kontainer dan tempat pencidukan larva nyamuk yang diukur dengan menggunakan pH meter 3.6. Metode Pengukuran 1. Pengukuran variabel independen S-metrhopene dan B.thurigiensis didasarkan pada skala rasio melalui penimbangan kadar masing-masing larvasida dengan jumlah dosis untuk S-metrhopene dan B. thurigiensis dengan dosis 1,0 ppm D1, 2,0 ppm D2,3,0 ppm D3, dan dosis 4,0 ppm D4. 2. Pengukuran variabel suhu didasarkan pada skala rasio yang dinyatakan dalam derajat celcius C. 3. Pengukuran variabel kelembaban didasarkan pada skala rasio yang dinyatakan dalam persentase . 4. Pengukuran variabel pH didasarkan pada skala rasio. 5. Pengukuran indeks Anopheles spp didasarkan pada skala rasio dengan perhitungan larva yang mati dari hasil observasi peneliti setelah di diberi larvasida berdasarkan dosis larvasida dengan waktu ±12 hari setelah perlakuan.

3.6.1. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian diawali dari pen-ciduk-an larva nyamuk Anopheles spp pada lagun- lagun daerah endemis malaria, kemudian di bawa ke Laboratorium sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan. Tahap-tahap penelitian meliputi tahap persiapan peralatan penelitian, tahap aplikasi larvasida dan tahap pengamatan. Universitas Sumatera Utara

3.6.2. Penyiapan Bahan dan Alat Penelitian

Penyiapan alat-alat yang dibutuhkan untuk pengambilan sampel larva dan pemeriksaan ketahanan hidup Anopheles spp adalah sebagai berikut: 1. Cidukan Larva yaitu dipper, dan Botol kecil vial botle 2. Wadah penampung Larva 3. Altosid dosis 1,0 ppm, 2,0 ppm, 3,0 ppm, dan 4,0 ppm 4. Vektobac dosis 1,0 ppm, 2,0 ppm, 3,0 ppm dan 4,0 ppm 5. Bak kontainer ukuran 10 liter sebanyak 30 kontainer 6. Thermometer Air, pH Meter Otomatis, dan Alat Penghitung counter 7. Pipet, mangkok plastik dan paper cup

3.6.3. Penentuan Dosis

Dosis larvasida jenis altosid masing-masing diberi dosis 1 ppm, 2 ppm, 3 ppm dan 4 ppm, dan dosis larvasida jenis vektobac juga diberi dosis 1 ppm, 2 ppm, 3 ppm dan 4 ppm. Dosis air setiap kontainer sebanyak 10 liter jenis air tawar.

3.6.4. Tahap Aplikasi Larvasida

Adapun tahap aplikasi larvasida adalah sebagai berikut: 1. Mempersiapkan seluruh bahan dan alat yang diperlukan. 2. Memasukkan air sebanyak 10 liter dalam kontainer ukuran 10 liter. Universitas Sumatera Utara 3. Memasukkan larva nyamuk Anopheles spp yang telah diambil ke dalam kontainer masing-masing 25 larva pada masing-masing kontainer perlakuan untuk uji coba larvasida vektobac dan altosid. 4. Setelah larva nyamuk Anopheles spp di masukkan, kemudian dimasukkan bahan altosid dan vektobac pada masing-masing kontainer. 5. Setelah bahan larvasida dimasukkan kemudian dilakukan pengamatan dan pengujian ulangan sebanyak 3 kali ulangan. 6. Sebagai perbandingan efektifitas larvasida ditambahkan 1 kontainer sebagai kontrol kematian larva nyamuk Anopheles spp terhadap masing-masing jenis larvasida yang diuji.

3.6.5. Tahap Pengamatan

Pengamatan dilakukan setiap hari dan pengulangan juga dilakukan setiap hari dan setiap jenis larvasida terdapat satu kontrol, kemudian dilakukan pengamatan selama 12 hari dan dicatat jumlah larva nyamuk yang masih hidup dan jumlah larva nyamuk yang mati kemudian dilakukan perhitungan persentase kematian larva Anopheles spp.

3.6.6. Tahap Pengolahan Data Hasil Pengamatan

Setiap bak perlakukan dihitung jumlah larva nyamuk sesuai dengan dosisnya kemudian dihitung dengan menggunakan komputer dan bantuan program spss dan dilakukan analisis sidik ragam. Universitas Sumatera Utara

3.7. Metode Analisis Data

Setelah data diperoleh, kemudian ditabulasi dan disajikan dalam tabel distribusi frekuensi, dan untuk melihat efektivitas bahan aktif larvasida altosid dan vektobac terhadap penurunan larva Anopheles Sp menggunakan uji Anova Analysys of Variance pada taraf nyata 95 dengan nilai F-Hitung pada 5. Universitas Sumatera Utara

BAB 4 HASIL PENELITIAN

4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Nongsa yang mencakup empat kelurahan, dan secara geografis terletak di pinggir pantai yang berbatasan: - Sebelah Utara dengan Selat Malaka - Sebelah Selatan dengan Kecamatan Kota Batam - Sebelah Barat dengan Kecamatan Bengkong - Sebelah Timur dengan Kelurahan Batu Besar Salah satu lokasi yang secara umum banyak terdapat lagun-lagun tempat perindukan nyamuk khususnya Anopheles spp adalah terletak di kelurahan Nongsa, sehingga peneliti mengambil larva Anopheles spp pada lokasi tersebut. Lokasi tersebut berptensi terhadap perkembangbiakan larva nyamuk karena dikelilingi oleh semak dan genangan air bekas galian dan aktivitas penduduk. Secara demografis, jumlah penduduk di kelurahan Nongsa sebanyak 788 jiwa yang terdiri dari laki-laki sebanyak 384 jiwa dan perempuan sebanyak 404 jiwa dan mencakup 261 kepala keluarga. Secara umum masyarakat di kelurahan Nongsa mempunyai mata pencaharian sebagai nelayan. Berdasarkan sepuluh penyakit terbanyak, diketahui jenis penyakit terbanyak adalah ISPA 65,3, diikuti penyakit malaria 37,1, dan jenis penyakit kulit 12,4, dan penyakit infeksi lainnya 7,6. Universitas Sumatera Utara