23
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi
mengenai status suatu gejala yang ada, yaitu keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan Arikunto, 2010. Penelitian ini dimaksudkan untuk
memberikan deskripsi tentang pelayanan kefarmasian swamedikasi di apotek wilayah Medan terhadap kasus diare pada anak. Penelitian ini menggunakan
metode simulasi pasien. Metode ini menggunakan seseorang yang dilatih untuk mengunjungi apotek dan memerankan skenario tertentu. Tujuannya adalah untuk
menguji perilaku tertentu dari apoteker atau petugas apotek Watson, 2006.
3.2 Populasi dan Sampel 3.2.1 Populasi penelitian
Populasi penelitian adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti Notoatmodjo, 2010. Pada penelitian ini populasi yang digunakan cukup
besar, jumlah apotek di kota Medan menurut Binfar tahun 2013 yaitu 575 apotek Depkes RI, 2013. Jika diadakan pengamatan ke seluruh apotek di wilayah
Medan akan terkendala waktu yang panjang, dana yang banyak, dan juga tenaga. Untuk mengatasi kendala-kendala tersebut, maka populasi yang digunakan dalam
penelitian ini adalah apotek-apotek di sepuluh kecamatan Medan Medan Johor, Medan Amplas, Medan Kota, Medan Area, Medan Maimun, Medan Polonia,
Medan Baru, Medan Barat, Medan Denai, dan Medan Petisah yang dianggap mewakili seluruh apotek di wilayah Medan.
Universitas Sumatera Utara
24
3.2.2 Kriteria inklusi dan eksklusi
Kriteria inklusi sampel penelitian adalah apotek-apotek di sepuluh kecamatan kota Medan yang dianggap mewakili seluruh apotek di wilayah
Medan. Sedangkan kriteria eksklusinya yaitu apotek yang dikelola oleh rumah sakit dan klinik
.
3.2.3 Sampel penelitian
Sampel penelitian adalah sebagian objek yang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi Notoatmodjo, 2010.
Dari sepuluh kecamatan yang terpilih terdapat 327 apotek yang dianggap mewakili seluruh apotek di wilayah Medan karena telah melebihi dari 50 jumlah
seluruh apotek di wilayah Medan. Selanjutnya dilakukan perhitungan besar sampel dengan rumus Slovin Umar, 2004 sebagai berikut:
n = Keterangan :
n = jumlah sampel N = besarnya populasi
e = nilai kritis atau batas ketelitian yang diinginkan persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan penarikan sampel
n =
n = n =
n = n =
Universitas Sumatera Utara
25 Berdasarkan rumus diatas, dengan tingkat ketepatan 10, didapatkan jumlah
sampel sebanyak 76,58 apotek atau dibulatkan menjadi 80 apotek.
3.3 Metode Pengambilan Sampel 3.3.1 Teknik
sampling
Dalam penentuan sampel, digunakan
simple random sampling
. Teknik
simple random sampling
yaitu dilakukan secara acak tanpa memperhatikan adanya strata Notoatmodjo, 2010. Dasar memilih teknik ini karena anggota
populasi dianggap samahomogen. Homogen di sini maksudnya adalah tidak ada kriteria-kriteria tertentu untuk digunakan sampel, sebab tujuan penelitian ini untuk
mengetahui profil pelayanan kefarmasian di apotek tanpa mempertimbangkan apotek itu besar atau kecil, terkenal atau tidak, tempatnya di mana, dan yang
memberi informasi apoteker atau bukan. Sarana acak yang digunakan dalam penentuan sampel adalah menggunakan
Microsoft Excel
, yaitu dengan memasukkan rumus random pada daftar apotek sehingga didapatkan nomor-
nomor acak sebanyak 80 buah.
3.3.2 Variabel penelitian
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang maupun objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang diterapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya Sugiyono, 2012. Variabel pengamatan pada penelitian ini meliputi
patient assessment
, rekomendasi, dan informasi obat serta informasi non farmakologi Tabel 3.1.
Universitas Sumatera Utara
26
Tabel 3.1 Variabel Penelitian
Variabel Parameter
Patient assessment
Siapa yang sakit diare? Berapa usia yang sakit diare?
Apa gejala yang dialami pasien? Berapa lama pasien diare mengalami sakit?
Apa tindakan yang sudah diperbuat selama mengalami gejala diare?
Pengobatan lain yang sedang digunakan?
Rekomendasi Apakah berupa rujukan ke dokter?
Apakah berupa rekomendasi obat?
Informasi obat Indikasi
Kontraindikasi Efek samping
Cara pemakaian Dosis
Waktu pemakaian Lama pemakaian
Perhatian Terlupa minum obat
Cara penyimpanan Cara perlakuan sisa obat
Identifikasi obat yang rusak
Informasi non farmakologi Makanan
Intake
cairan Pola hidup
3.3.2.1
Patient assessment
Patient assessment
merupakan suatu penilaian terhadap keadaan pasien yang penting dilakukan untuk pertimbangan apoteker dalam penentuan
identifikasi pasien sebelum membuat sebuah rekomendasi. Kemungkinan pertanyaan yang bisa ditanyakan oleh apoteker diidentifikasi berdasarkan pada
WWHAM
Who the patient?, What are the symptoms?, How long have the symptoms been presents?, Action taken?, Medication being taken?
, ASMETHOD
Ageappearance, Selfsomeone else, Medication, Extra medication, Time symptoms, History, Other accompanying symptoms, Danger symptoms
,
Universitas Sumatera Utara
27 SITDOWNSIR
Sitelocation, Intensityseverity, Tipenature, Duration, Onset, With other symptoms, Annoyed by, Spreadradiation, Incidence, Relieved by
, ENCORE
Explore, No medication option, Care, Observe, Refer, Explain
Blenkinsopp dan Paxton, 2002.
Patient assessment
dalam penelitian ini merujuk pada WWHAM.
3.3.2.2 Rekomendasi
Pada variabel rekomendasi terdapat dua komponen yaitu berupa rujukan ke dokter dan rekomendasi obat. Rekomendasi yang tepat dapat diberikan sesuai
dengan
patient assessment
yang telah ditanyakan oleh petugas apotek, sehingga
patient assessment
adalah komponen yang mendasari untuk memberikan rekomendasi selanjutnya.
3.3.2.3 Informasi obat
Pelayanan informasi obat merupakan kegiatan yang dilakukan oleh apoteker dalam pemberian informasi mengenai obat yang tidak memihak,
dievaluasi dengan kritis dan dengan bukti terbaik dalam segala aspek penggunaan obat kepada profesi kesehatan lain, pasien atau masyarakat Menkes RI, 2014.
Informasi yang perlu disampaikan oleh Apoteker pada masyarakat dalam penggunaan obat bebas atau obat bebas terbatas antara lain khasiat obat,
kontraindikasi, efek samping, cara pemakaian, dosis, waktu pemakaian, lama penggunaan obat, hal yang harus diperhatikan sewaktu minum obat tersebut, hal
apa yang harus dilakukan jika lupa memakai obat, cara penyimpanan obat yang baik, cara memperlakukan obat yang masih tersisa, dan cara membedakan obat
yang masih baik dan sudah rusak Depkes RI, 2006.
Universitas Sumatera Utara
28
3.3.2.4 Informasi non farmakologi
Informasi non farmakologi dalam penelitian ini terdiri dari tiga indikator yaitu makanan,
intake
cairan, dan pola hidup. Informasi non farmakologi berfungsi sebagai penunjang akan keberhasilan terapi.
3.3.3 Instrumen penelitian
Instrumen penelitian merupakan suatu alat ukur dalam penelitian, yaitu suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang
diamati Sugiyono, 2012. Instrumen dalam penelitian ini adalah skenario dan
checklist
. Sebelum melakukan simulasi pasien di apotek, peneliti harus sudah menyiapkan dahulu skenario yang digunakan dan lembar
checklist
yang berisi poin-poin yang ingin didapatkan sebagai data pengamatan.
3.3.4 Skenario
Skenario yang digunakan berisi informasi mengenai pasien dan hal-hal yang harus dilakukan pada saat simulasi pasien untuk memperlancar jalannya
pengamatan. Skenario disiapkan untuk menghindari kecurigaan dari petugas apotek terhadap simulasi pasien yang dijalankan sehingga pengamatan yang
dilakukan dapat optimal. Skenario kasus diare pada anak yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:
1. Peneliti datang ke apotek untuk membeli obat diare. 2. Jika petugas apotek melakukan
patient assessment
, maka skenario yang digunakan peneliti adalah :
Pasien : Alif Jenis Kelamin : Laki-laki
Usia : 4 tahun Hubungan dengan peneliti : Keponakan
Universitas Sumatera Utara
29 Alamat : Jln. Teladan No. 47
Gejala yang dikeluhkan : Buang air besar 5x sehari, konsistensi lembek. Lama gejala yang dialami sampai sekarang : 1 hari
Tindakan yang sudah diperbuat : Belum ada Obat lain yang sedang digunakan : Tidak ada
Makanan yang dikonsumsi kemarin : Makan makanan pedas. Alasan ke apotek : Sedang lewat daerah tersebut dari rumah teman.
3. Jika tidak ada informasi obat yang diberikan maka peneliti bertanya : “Berapa banyak obat yang diminum
?” 4. Pencatatan dilakukan di luar apotek tanpa sepengetahuan petugas apotek.
3.3.5
Checklist
Checklist
adalah suatu daftar pengecek, berisi nama subjek dan beberapa gejalaidentitas lainnya dari sasaran pengamatan Notoatmodjo, 2010. Pada
penelitian ini, pengumpulan data menggunakan observasi dalam bentuk
checklist
. Dalam observasi, bentuk
checklist
data yang digunakan yaitu daftar variabel yang akan dikumpulkan datanya. Dalam hal ini peneliti hanya akan memberikan tanda
check √ jika kriteria yang dimaksud dalam format observasi ditunjukkan oleh petugas apotek.
Lembar
checklist
yang digunakan dalam penelitian ini diadopsi dari penelitian terdahulu Leksono, 2011. Isi lembar
checklist
adalah
patient assessment
, rekomendasi, dan informasi terkait obat maupun non farmakologi sebagai pelayanan yang diberikan apotek kepada klien diare pada anak. Lembar
checklist
dilengkapi oleh peneliti di luar apotek setelah mengunjungi apotek sampel.
Universitas Sumatera Utara
30
3.4 Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen
Uji validitas isi
content validity
digunakan untuk menilai validitas dari skenario dan lembar
checklist
. Kedua instrumen tersebut dapat dikatakan valid karena isi dari kedua instrumen tersebut mewakili variabel yang akan diteliti yang
diperoleh dari pustaka dan sudah pernah digunakan pada penelitian terdahulu. Dalam penelitian ini digunakan validitas rupa yang didasarkan pada
penilaian format tampilan dari alat ukur yang ada Nisfiannoor, 2009. Validitas ini dianggap terpenuhi apabila penampilan alat ukur atau tes telah meyakinkan
dan memberi kesan mampu mengungkapkan apa yang hendak diukur Nisfiannoor, 2009. Metode simulasi pasien memiliki validitas rupa bila penyedia
layanan kesehatan tidak mengetahui adanya simulasi pasien Watson et al., 2004. Untuk dapat melakukan validitas rupa
face validity
dan validitas isi
content validity
terhadap peneliti yang berperan sebagai pasien atau keluarga pasien dilakukan kunjungan uji coba langsung ke apotek
pilot visit
, kunjungan ini dilakukan sebanyak lima kali.
Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Hal ini berarti menunjukkan
sejauh mana hasil pengukuran itu tetap konsisten bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama, dengan menggunakan alat ukur yang
sama Notoatmodjo, 2010. Agar data yang diperoleh reliabel maka dilakukan kunjungan uji coba langsung ke apotek
pilot visit
. Dikatakan reliabel ketika peneliti mampu menjalankan skenario dan menangkap semua informasi yang
didapat saat melakukan
pilot visit
. Kemampuan tersebut dapat dilihat pada saat peneliti melakukan
pilot visit
ke apotek sebanyak lima kali.
Universitas Sumatera Utara
31 Skenario dan lembar
checklist
telah memenuhi uji validitas isi
content validity
karena isi dari kedua instrumen tersebut telah mewakili variabel yang akan diteliti yang diperoleh dari pustaka dan sudah pernah digunakan pada
penelitian terdahulu Leksono, 2011. Metode simulasi pasien yang digunakan telah memenuhi uji validitas rupa karena setelah dilakukan
pilot visit
sebanyak lima kali menunjukkan bahwa petugas apotek tidak mengetahui adanya simulasi
pasien. Data yang dikumpulkan dinyatakan reliabel karena peneliti mampu menjalankan skenario dan menangkap semua informasi yang didapat saat
melakukan
pilot visit.
3.5 Teknik Analisis Data