Melawan Hukum Hubungan Sebab Akibat, Bersifat Melawan Hukum Dan Kesalahan Dalam Tindak Pidana

Abdul ajak Manik : Hubungan Sebab Akibat Kausalitas Dalam Hukum Pidana Dan Penerapannya Dalam Praktek Studi kasus pada Pengadilan Negeri Kabanjahe, 2008. USU Repository © 2009

B. Hubungan Sebab Akibat, Bersifat Melawan Hukum Dan Kesalahan Dalam Tindak Pidana

1. Melawan Hukum

a. Istilah melawan hukum dan melawan undang-undang Perbedaan pengertian hukum dan undang-undang, berakibat harus memperbedakan pengertian dari “bersifat melawan hukum” terhadap “bersifat melawan undang-undang”. Bersifat melawan undang-undang, berarti bertentangan dengan undang-undang, atau tidak sesuai dengan larangankeharusan yang ditentukan dalam undang-undang, atau menyerang suatu kepentingan yang dilindungi oleh undang-undang. Bersifat melawan hukum, berarti bertentangan dengan hukum, atau tidak sesuai dengan larangan atau keharusan hukum, atau menyerang suatu kepentingan yang dilindungi oleh huku m. Dalam hal ini yang dimaksud dengan hukum adalah hukum positif yang berlaku. Arrest HR tanggal 31 desember 1919 tentang Pasal 1365 BW, mengenai pengertian dari “tindakan yang tidak sesuai dengan hukum” onrechtmatige daad yaitu merusak hak subjektif seseorang menurut undang-undang ; melakukan sesuatu yang bertentangan dengan kewajiban hukum pelaku menurut undang-undang; melakukan sesuatu yang bertentangan dengan kesusilaan; dan melakukan sesuatu yang bertantangan dengan kepatutan dalam masyarakat, diikuti oleh banyak sarjana. Dalam hal ini Pompe Abdul ajak Manik : Hubungan Sebab Akibat Kausalitas Dalam Hukum Pidana Dan Penerapannya Dalam Praktek Studi kasus pada Pengadilan Negeri Kabanjahe, 2008. USU Repository © 2009 mempersamakan “tindakan yang tidak sesuai dengan hukum” dengan “bersifat melawan hukum”. Simon mengatakan, sebagai pengertian dari bersifat melawan hukum adalah bertentangan dengan hukum pada umumnya. Tetapi dalam hubungan sifat melawan hukum sebagai salah satu unsur delik, beliau mengatakan agar berpegangan kepada norma delik sebagaimana yang dirumuskan dalam undang-undang hukum pidana. Jika ada perselisihan mengenai ada tidaknya sifat melawan hukum dari suatu tindakan, hakim tetap terikat pada perumusan undang-undang. Artinya yang harus dibuktikan hanyalah yang dengan tegas dirumuskan dalam undang-undang dalam rangka usaha pembuktian. b. Bersifat melawan hukum sebagai unsur delik Dalam sistem perundang-undangan hukum pidana yang berlaku sekarang, bersifat melawan hukum dari suatu tindakan tidak dicantumkan sebagai salah satu unsur delik. Akibatnya timbul persoalan, apakah bersifat melawan hukum, harus selalu dianggap sebagai salah satu unsur delik, walaupun tidak dirimuskan secara tegas, ataukah baru dipandang sebagai unsur dari suatu delik, jika dengan tegas dirumuskan dalam delik? Pasal-Pasal KUHP yang dengan tegas mencantumkan bersifat melawan hukum antara lain adalah Pasal-Pasal 167, 168, 333, 335, 362, 368, 378, 406, dan sebagainya. Secara formal atau secara perumusan undang-undang, suatu tindakan adalah bersifat melwan hukum, apabila seseorang melanggar suatu ketentuan undang-undang, karena bertentangan dengan undang-undang. Dengan Abdul ajak Manik : Hubungan Sebab Akibat Kausalitas Dalam Hukum Pidana Dan Penerapannya Dalam Praktek Studi kasus pada Pengadilan Negeri Kabanjahe, 2008. USU Repository © 2009 perkataan lain semua tindakan yang bertentangan dengan undang-undang, atau suatu tindadakan yang telah memenuhi perumusan delik dalam undang- undang, baik sifat melawan hukum itu dirumuskan atau tidak, dalah tindakan- tindakan bersifat melawan hukum. Sifat melawan hukum itu hanya akan hilang atau ditiadakan, jika ada dasar-dasar peniadaannya ditentukan dalam undang-undang. Para sarjana yang menganut pandangan formal mengenai sifat melawan hukum dalam hubungannya dengan perumusan suatu delik, apabila bersifat melawan hukum tidak dirumuskan dalam suatu delik, tidak perlu lagi diselidiki tentang bersifat melawan hukum itu. Karena dengan sendirinya seluruh tindakan itu sudah bersifat melawan hukum. Sedangkan jika bersifat melawan hukum dicantumkan dalam rumusan delik, maka bersifat melawan hukum itu harus diselidiki. Dalam rangka penuntutanmengadili harus terbukti bersifat melawan hukum tersebut. Justru dicantumkannya bersifat melawan hukum tersebut dalam delik, menghendaki penelitian apakah tindakan itu bersifat melawan hukum atau tidak. Sebaliknya para sarjana yang berpandangan material tentang bersifat melawan hukum, mengatakan bahwa bersifat melawan hukum, selalu dianggap ada dalam setiap delik, walaupun tidak dengan tegas dirumuskan. Penganut teori ini mengemukakan bahwa pengertian dari hukum yang merupakan salah satu kata yang terdapat dalam bersifat melawan hukum, tidak hanya didasarkan pada undang-undang saja, tetapi kepada yang lebih luas lagi, yaitu asas-asas umum yang berlaku sebagai hukum. Dengan perkataan lain Abdul ajak Manik : Hubungan Sebab Akibat Kausalitas Dalam Hukum Pidana Dan Penerapannya Dalam Praktek Studi kasus pada Pengadilan Negeri Kabanjahe, 2008. USU Repository © 2009 bersifat melawan hukum berarti harus dapat dirasakan sebagai tidak boleh terjadi, bertentangan dengan kepatutan yang terdapat dalam masyarakat, atau tidak terjadi dalam rangka pengayoman hukum dan perwujudan cita-cita masyarakat. Seseorang dari ekspedisi penyelidikan telah menembak salah seorang rekannya yang terluka parah atas permintaan rekannya tersebut. Hal tersebut dilakukan karena tidak mungkin ada pertolongan pengobatan, tanpa mana tidak mungkin lagi ia sembuh, dan demi menghindarkan penderitaan yang berlarut-larut dari rekannya tersebut. Tindakan tersebut sudah memenuhi unsur-unsur Pasal 344 KHUP. Apakah tindakan terseut juga bersifat melawan hukum? Menurut penganut ajaran bersifat melawan hukum material, dalam hal-hal seperti tersebut tindakan itu tidak bersifat melawan hukum, walaupun telah memenuhi unsur dari suatu delik. Hal itu dikatakan tidak sebagai bersifat melawan hukum, karena tindakan tersebut tidak bertentangan dengan suatu kepatutan dalam masyarakat. Menanggapi pandangan tersebut, Pompe mengemukakan pandangannya. Bahwa bersifat melawan hukum selalu merupakan salah satu unsur dari suatu delik adalah terlalu jauh. Hal itu terutama didasarkan pada sistematika atau metode yang dianut oleh undang-undang, yang dalam beberapa delik ditentukan sebagai unsur, sedangkan dalam delik lainnya tidak. Beliau sejalan dengan pandangan yang formal dalam hal bersifat melawan hukum tidak dirumuskan sebagai unsur delik, dan sejalan dengan yang berpadangan material dalam hal sifat melawan hukum dicantumkan sebagai unsur delik. Abdul ajak Manik : Hubungan Sebab Akibat Kausalitas Dalam Hukum Pidana Dan Penerapannya Dalam Praktek Studi kasus pada Pengadilan Negeri Kabanjahe, 2008. USU Repository © 2009 Menurut beliau, ketentuan-ketentuan yang kurang memuaskan sehubungan dengan sifat melawan hukum hamper selalu ditanggulangi dengan “dasar peniadaan bersifat melawan hukum” yang ditentukan dalam Pasal 48 KUHP dengan menggunakan penafsiran secara luas ataupun analogi Seterusnya dikatakan adanya beberapa pasal dengan istilah yang berbeda, menunjukkan adanya bersifat melawan hukum terkandaung di dalamnya, jika diinterpretasikan secara teologis. Sehingga sekiranya bersifat melawan hukum itu tidak ada, dapat diselesaikan diluar hukum pidana; seperti terdapat dalam Pasal-Pasal; 302 KUHP tanpa tujuan yang wajar, 290 KUHP tindakan asusila, 282 KHP melanggar kesusilaan. Beliau mengatakan bahwa pembuat undang-undang telah merumuskan sedemikian itu, yaitu pada umumnya delik-delik itu adalah selalu bersifat melawan hukum. Jika ternyata demikian maka tersangka dapat membela diri dengan Pasal 48 sampai dengan Pasal 51 KUHP. Pada beberapa delik dirumuskan secara tegas unsur bersifat melawan hukum, karena dikhawatirkan jika seseorang menjalankan hak atau kewajibannya akan dipidana, karena telah memenuhi unsur-unsur delik tersebut yang apabila bersifat melawan hukum tidak secara tegas dicantumkan sebagai unsurnya. Metode pembuatan undang-undang berpijak kepada tujuan tertentu doelmatigheid. Karenanya dipermudah penerapan hukum dalam kejadian- kejadian yang konkrit. Dan juga karena bukti-bukti yang harus diajukan kepada hakim terbatas. c. Bersifat melawan hukum formal dan material Abdul ajak Manik : Hubungan Sebab Akibat Kausalitas Dalam Hukum Pidana Dan Penerapannya Dalam Praktek Studi kasus pada Pengadilan Negeri Kabanjahe, 2008. USU Repository © 2009 1 Penganut bersifat melawan hukum formal Penganut bersifat melawan hukum yang formal mengatakan, bahwa setiap pelanggaran delik sudah dengan sendirinya terdapat sifat melawan hukum dari tindakan pelanggaran tersebut. Dengan demikian dalam hal delik tidak dengan tegas menyatakan bersifat melawan hukum sebagai unsur, sudah dengan sendirinya bersifat melawan hukum ada, dan tidak perlu lagi dibuktikan. Tetapi jika dengan tegas dicantumkan bersifat melawan hukum sebagai unsur delik maka harus dibuktikan adanya bersifat melawan hukum itu. Pendirian ini dihubungkan dengan sejarah pencantuman bersifat melawan hukum sebagai unsur delik. Yaitu dikhawatirkan, jika bersifat melawan hukum tidak disebut sebagai unsur delik, maka seseorang yang benar-benar menjalankan hakkewajibannya akan dapat dianggap telah melakukan suatu delik tertentu. Untuk menguatkan pendirian tersebut, beberapa contoh diberikan sebagai berikut : a. Kasus penganiayaan Pasal 351 KUHP Jika A memukul B, dan B mendapat luka karenanya, maka A telah melanggar delik penganiayaan tersebut Pasa 351 ayat 1 KUHP. Tidak perlu diselidiki lagi, apakah pemukulan itu bersifat melawan hukum atau tidak. Pemukulan itu sudah dengan sendirinya bersifat melawan hukum karena telah memenuhi perumusan delik dalam undang-undang. b. Kasus melanggar kesusilaan Pasal 281 KUHP C berada dalam keadaan telanjang bulat di tempat umum. Dalam hal ini C telah melakukan delik Pasa 281 KUHP. Tindakan itu dengan sendirinya sudah Abdul ajak Manik : Hubungan Sebab Akibat Kausalitas Dalam Hukum Pidana Dan Penerapannya Dalam Praktek Studi kasus pada Pengadilan Negeri Kabanjahe, 2008. USU Repository © 2009 bersifat melawan hukum, karena memenuhi perumusan pasal tersebut. Tidak perlu lagi diselidiki apakah tindakan itu bersifat melawan hukum atau tidak. c. Kasus memasuki rumah dengan paksa Pasal 167 KUHP Seandainya dalam Pasal 167 KUHP tidak dinyatakan dengan unsur bersifat melawan hukum, maka seseorang pegawai penyidik atau jaksa memaksa memasuki rumah untuk menjalankan tugasnya, dapat dipersalahkan melanggar Pasal 167 KUHP. Justru dengan adanya unsur bersifat melawan hukum pada pasal tersebut, maka harus dibuktikan apakah pegawai tersebut benar-benar sedang melakukan tugasnya atau tidak. Dalam hal ia benar menjalankan tugasnya, maka tindakannya memasuki rumah tersebut dengan paksa tidak bersifat melawan hukum, tetapi jika tidak dalam rangka pelaksanaan tugas, maka tindakannya itu adalah bersifat melawan hukum. d. Kasus perampasan kemerdekaan Pasal 333 KUHP Dalam Pasal 333 KUHP, jika bersifat melawan hukum tidak dicantumkan, maka pegawai penyidikjaksa yang menangkap dan menahan seseorang penjahat, sudah dapat dituntut atas dasar Pasal 333 KUHP, karena tindakannya tersebut. Alasan-alasan yang diberikan oleh penganut bersifat melawan hukum formal dalam pendiriannya yaitu : Dari adigum “setiap orang mengetahui undang-undang” een ieder wordt geacht de wet te kennen, maka tidak perlu lagi dicari, apakah tindakan seseorang itu sesuai dengan kesadaran hukum masyarakat atau tidak. Kemudian apabila dianut pendirian bersifat melawan hukum material, maka setiap orang dapat membela diri dengan mengatakan Abdul ajak Manik : Hubungan Sebab Akibat Kausalitas Dalam Hukum Pidana Dan Penerapannya Dalam Praktek Studi kasus pada Pengadilan Negeri Kabanjahe, 2008. USU Repository © 2009 bahwa ia tidak mengetahui perbuatan itu dilarang dan diancam dengan pidana oleh undang-undang. Berarti hakim harus membuktikan sifat terlarang dari perbuatan tersebut, dan harus dapat menginsyafkan kepada terdakwa bahwa perbuatan itu adalah terlarang. Akibatnya, ada kemungkinan hakim akan melepaskan ontslag van rechts vervolging terdakwa, yang berarti berlakunya KUHP diperlunak karenanya. Atau kemungkinan hakim akan menciptakan undang-undang atau mengadakan penafsiran sendiri yang tidak terlepas dari pengaruh subjektifitasnya, sehingga akan terdapat bermacam-macam penafsiran yang berbeda-beda yang akan mengakibatkan ketidak pastian hukum. 2 Penganut bersifat melawan hukum material Para penganut bersifat melawan hukum yang material mengatakan bahwa pada setiap delik dianggap ada unsur bersifat melawan hukum dan harus dibuktikan. Tetapi sehubungan dengan pembuktian, jika bersifat melawan hukum dicantumkan dengan tegas sebagai unsur delik, atau bersifat melawan hukum tidak dinyatakan dengan tegas akan timbul keragu-raguan apakah menurut masyarakat tindakan itu bersifat melawan hukum, maka dalam dua hal tersebut harus ada usaha pembuktian. Penganut bersifat melawan hukum material memberikan alasan-alasan, bahwa delik itu tidak hanya mempersoalkan tindakan-tindakan yang terlarang saja, tetapi juga mempersoalkan, apakah pelaku dapat dicela karena melakukan suatu tindakan yang tercela. Pelaku harus dapat dipersalahkan Abdul ajak Manik : Hubungan Sebab Akibat Kausalitas Dalam Hukum Pidana Dan Penerapannya Dalam Praktek Studi kasus pada Pengadilan Negeri Kabanjahe, 2008. USU Repository © 2009 karena ia tidak menghindari melakukan tindakan yang tercela, yang bersifat melawan hukum. Penyamaan arti bersifat melawan hukum dengan tindakan yang tidak sesuai dengan hukum harus disandarkan dengan paham kemasyarakatan, yaitu kepatutan yang harus diindahkan dalam pergaulan masyarakat. Hakim adalah juga merupakan sumber hukum. Dalam praktek, suatu putusan hakim jika diikuti oleh hakim-hakim yang lainnya dalam perkarapersoalan yang sama berfungsi sebagai hukum juga. Sehubungan dengan peranan hakim sebagai sumber hukum, bahwa hakim wajib mengikuti perkembangan kesadaran masyarakat. Hakim tidak boleh menolak untuk memberikan putusan terhadap suatu perkara dengan alasan tidak terang hukumnya. d. Peniadaan sifat melawan hukum Dalam undang-undang hukum pidana diadakan ketentuan-ketentuan yang meniadakan sifat melawan hukum dari suatu tindakan. Ketentuan tersebut adalah : 1. Mengenai orang cacad atau sakit jiwaingatan Seseorang yang jiwanya cacad pertumbuhannya atau terganggu oleh penyakit, jika melakukan suatu tindak pidana, dalam keadaan seperti itu, dihapuskan pemidanaan kepadanya. Berarti dapat disimpulkan bahwa disamping kesalahannya ditiadakan, juga sifat melawan hukum ditiadakan. Abdul ajak Manik : Hubungan Sebab Akibat Kausalitas Dalam Hukum Pidana Dan Penerapannya Dalam Praktek Studi kasus pada Pengadilan Negeri Kabanjahe, 2008. USU Repository © 2009 2. Seseorang yang melakukan tindakan karena terpaksa Dari Pasal 48 KUHP, setelah diinterpretasikan secara luas, seseorang telah memilih untuk melakukan salah satu tindakan dari : a. dua atau lebih kewajiban hukum yang bertentangan b. dua atau lebih kepentingan hukum yang bertentangan, atau c. kewajiban hukum dan kepentingan hukum yang bertentangan Berarti ia tidak melakuakan tindakan yang lainnya, dalam hal ini yang diutamakannya adalah yang lebih penting. Maka terhadap tindakan untuk tidak melakukan yang lainnya itu, dapat disimpulkan sebagai tidak bersifat melawan hukum atau bersifat melawan hukumnya ditiadakan. 3. Seseorang yang melakukan perlawanan-terpaksa 4. Seseorang yang melakukan ketentuan undang-undang 5. Seseorang yang melakukan perintah jabatan 6. Seseorang yang membunuh musuh Dalam undang-undang pidana lainnya, seperti misalnya Pasal 32 KUHP Militer, seorang militer yang membunuh dalam pertempuran sesuai dengan ketentuan Internasional, tidak bersifat melawan hukum atau bersifat melawan hukumnya ditiadakan. 7. Seseorang yang menolak jadi saksi.

2. Kesalahan Schuld