Pengertian Hukum Pidana Pengertian Tindak Pidana

Abdul ajak Manik : Hubungan Sebab Akibat Kausalitas Dalam Hukum Pidana Dan Penerapannya Dalam Praktek Studi kasus pada Pengadilan Negeri Kabanjahe, 2008. USU Repository © 2009 Penerapannya Dalam Praktek”, yang diangkat menjadi judu l skripsi ini belum pernah ditulis di Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara. Permasalahan yang dibahas dalam skripsi ini adalah murni hasil pemikiran dari penulis yang dikaitkan dengan teori-teori hukum yang berlaku maupun dengan doktrin-doktrin yang ada melalui refrensi buku-buku, media elektronik dan bantuan dari berbagai pihak, dalam rangka melengkapi tugas akhir dan memenuhi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Hukum di Fakultas Hukum Universitas Sumatera utara, dan apabila ternyata di kemudian hari terdapat judul dan permasalahan yang sama, maka penulis akan bertanggung jawab sepenuhnya terhadap skripsi ini.

E. Tinjauan Kepustakaan

Setiap penulisan karya tulis ilmiah tentunya memerlukan suatu studi kepustakaan atau sering disebut dengan istilah tinjauan kepustakaan. Pada tahapan ini peneliti mencari landasan teoritis dari permasalahan penelitiannya sehingga penelitian yang dilakukan bukanlah aktifitas yang bersifat “trial and error”.

1. Pengertian Hukum Pidana

Hukum pidana dapat didefinisikan sebagai : aturan hukum yang mengaitkan kepada suatu perbuatan yang memenuhi syarat-syarat tertentu suatu akibat yang berupa pidana defenisi dari Mezger 3 3 Zainal. A. Abidin, Hukum Pidana, Penerbit Prapanca, Jakarta, 1982 h. 9 . Jadi yang dasarnya hukum pidana berpokok kepada 2 hal, yaitu : 1. Perbuatan yang memenuhi syarat-syarat tertentu. Abdul ajak Manik : Hubungan Sebab Akibat Kausalitas Dalam Hukum Pidana Dan Penerapannya Dalam Praktek Studi kasus pada Pengadilan Negeri Kabanjahe, 2008. USU Repository © 2009 2. Pidana. Disamping definisi tersebut diatas dapat dikemukakan definisi beberapa penulis seperti dibawah ini 4 a. Keseluruhan larangan atau perintah yang oleh negara diancam dengan nestapa yaitu suatu “pidana” apabila tidak ditaati. . Simons : b. Keseluruhan peraturan yang menetapkan syarat-syarat untuk penjatuhan pidana. c. Keseluruhan ketentuan yang memberikan dasar untuk penjatuhan dan penerapan pidana. Apeldoorn 5 b. bagian subjektif merupakan kesalahan yang menunjuk kepada pelaku untuk mempertanggungjawabkan menurut hukum. : Hukum pidana dibedakan dan diberi arti : 1. Hukum pidana materiil yang menunjuk kepada perbuatan pidana dan yang oleh perbuatan itu dapat dipidana, dimana perbuatan itu mempunyai dua bagian, yaitu : a. bagian objektif merupakan suatu perbuatan atau sikap yang bertentangan dengan hukum positif, sehingga bersifat melawan hukum yang menyebabkan tuntutan hukum dengan ancaman pidana atas pelanggarannya. 4 Ibid, h. 9. 5 Martiman Prodjohamidjojo, Memahami Dasar-Dasar Hukum Pidana Indonesia, PT. Pradnya Paramita, Jakarta, 1997, h. 5 Abdul ajak Manik : Hubungan Sebab Akibat Kausalitas Dalam Hukum Pidana Dan Penerapannya Dalam Praktek Studi kasus pada Pengadilan Negeri Kabanjahe, 2008. USU Repository © 2009 2. Hukum pidana formil yang mengatur cara bagaimana hukum pidana materiil dapat ditegakkan.

2. Pengertian Tindak Pidana

Istilah tindak pidana berasal dari istilah yang dikenal dalam hukum pidana Belanda yaitu “strafbaar feit”, tetapi tidak ada penjelasan resmi tentang apa yang dimaksud dengan strafbaar feit 6 dari istilah strafbaar feit, yaitu . Karena itu para ahli hukum berusaha untuk memberikan arti dan isi dari istilah itu. Istilah-istilah yang pernah digunakan baik dalam perundang-undangan yang ada maupun yang ada dalam berbagai literatur hukum sebagai terjemahan 7 a. Moeljatno menggunakan istilah perbuatan pidana yang didefinisikan sebagai Perbuatan yang dilarang oleh suatu aturan hukum larangan mana disertai ancaman sanksi yang berupa pidana tertentu, bagi barang siapa melanggar larangan tersebut. : b. Pompe merumuskan bahwa strafbaar feit adalah tindakan yang menurut sesuatu rumusan undang-undang telah dinyatakan sebagai tindakan yang dapat dihukum. c. Vos merumuskan bahwa strafbaar feit adalah suatu kelakuan manusia yang diancam pidana oleh peraturan perundang-undangan. d. R. Tresna menggunakan istilah peristiwa pidana yaitu suatu 6 P.A.f. Lamintang, Dasar-dasar Hukum Pidana Indonesia, Penerbit PT Citra Aditya Bandung, h. 76. 7 Adami Chazawi, Pelajaran Hukum Pidana Bagian I, Penerbit PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2001, h. 71-72 Abdul ajak Manik : Hubungan Sebab Akibat Kausalitas Dalam Hukum Pidana Dan Penerapannya Dalam Praktek Studi kasus pada Pengadilan Negeri Kabanjahe, 2008. USU Repository © 2009 perbuatan atau rangkaian perbuatan manusia yang bertentangan dengan undang-undang atau peraturan perundang-undangan lainnya, terhadap perbuatan mana diadakan tindakan penghukuman.

3. Macam-macam Ajaran Kausalitas