Analisa Kasus Hubungan Sebab Akibat (Kausalitas) Dalam Hukum Pidana Dan Penerapannya Dalam Praktek (Studi kasus pada Pengadilan Negeri Kabanjahe)

Abdul ajak Manik : Hubungan Sebab Akibat Kausalitas Dalam Hukum Pidana Dan Penerapannya Dalam Praktek Studi kasus pada Pengadilan Negeri Kabanjahe, 2008. USU Repository © 2009 Kesimpulan Berdasarkan keterangan saksi-saksi diatas, keterangan tersangka ditambah keterangan ahli, maka tersangka Tunas Lature telah melakukan kekerasan terahadap orang lain yang mengakibatkan luka. Yang terjadi pada tanggal 12 Januari 2008, sekitar pukul 23.00 Wib, di Juhar Perinte Desa Juhar Peranginangin Kecamatan Juhar Kabupaten Karo. Putusan Pengadilan Mengadili : 1 Menyatakan Terdakwa Tunas Lature telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan “Penganiayaan”. 2 Memidana Terdakwa oleh karena itu dengan pidana penjara selama 3 tiga bulan dan 7 tujuh hari. 3 Menetapkan masa penahanan yang dijalani terdakwa dikurangkan seluruhnya dengan pidana yang dijatuhkan. 4 Membebankan biaya perkara kepada terdakwa sebesar Rp. 1000,- seribu rupiah.

B. Analisa Kasus

Berdasarkan kasus dalam perkara Nomor : 83 Pid.B 2008 PN-Kbj yang menjadi terdakwa tunggal ialah Tunas Lature. Dalam kasus tersebut terdakwa telah melakukan percobaan kejahatan penganiayaan yang terdapat dalam Pasal 351 ayat 1. Abdul ajak Manik : Hubungan Sebab Akibat Kausalitas Dalam Hukum Pidana Dan Penerapannya Dalam Praktek Studi kasus pada Pengadilan Negeri Kabanjahe, 2008. USU Repository © 2009 Berdasarkan ajaran-ajaran kausalitas, apabila ditelusuri faktor-faktor Tunas Lature melakukan tindakan pembacokan yang ditujukan kepada Budiman Pinem ialah bahwa sebelumnya Budiman Pinem telah melakuka n penamparan kepada sepupunya Yami Duha dan kemudian berkata akan membakar gubuk mereka dan menyuruh Yami Duha memanggil Pamannya. Hal ini menyebabkan timbulnya kekhwatiran dari Tunas Lature akan gubuknya yang akan dibakar dan ayahnya yang dipanggil untuk menyelesaikan masalah tersebut. Yang mana pada pandangan Tunas Lature adalah bahwa Budiman Pinem merupakan bekas preman yang suka ringan tangan kepada orang lain. Dan kemudian pada pukul 23.00 Wib di tempat kejadian Tunas Lature beranggapan melihat ayahnya sedang dikeroyok oleh orang lain, sehingga membuat Tunas Lature emosi dan kemudian Tunas Lature pun berlari kearah Budiman Pinem dan mengarahkan parang yang dibawanya ke Pinem Lature. Namun Budiman Lature menangkis dan mengenai lengan tangan kiri bawahnya hingga terluka. Yang sesaat kemudian dilerai oleh isteri Budiman Pinem dan orang lain. 1. Ajaran teori Conditio sine qua non Menurut ajaran ini bahwa sebab semua fakto-faktor yang ada adalah merupakan rangkaian yang saling berhubungan. Dimana tindakan yang dilakuka n oleh Tunas Lature disebabkan oleh faktor-faktor bahwa sepupunya telah ditampar, akan membakar gubuk mereka dan kemudian ayahnya dipanggil oleh korban yang kesan pada pandangan Tunas Lature adalah bekas preman yang suka ringan Abdul ajak Manik : Hubungan Sebab Akibat Kausalitas Dalam Hukum Pidana Dan Penerapannya Dalam Praktek Studi kasus pada Pengadilan Negeri Kabanjahe, 2008. USU Repository © 2009 tangan kepada orang lain, sehingga menimbulkan pembacokan kepada Budiman Lature yang mengakibatkan luka. Dalam hal ini semua faktor adalah bahwa semua faktor adalah berkaitan dengan akibat yang timbul. Sehingga dalam pertimbangannya, kemungkinan dalam peristiwa ini, faktor-faktor tersebut menjadi alasan pembenar, atau peniadaan sifat melawan hukum dan dapat juga merupakan menjadi hal-hal yang meringankan yang dinilai dari tingkat kesalahan terhadap pertanggungjawaban pelaku. 2. Teori mengindividualisir Karl Binding dalam teorinya mengatakan bahwa faktor penyebab adalah faktor yang terpenting dan seimbang atau sesuai dengan akibat yang timbul. Bahwa dalam peristiwa yang menimbulkan akibat, akibat itu terjadi oleh karena faktor yang positif yaitu faktor yang menyebabkan timbbulnya akibat lebih unggul dari pada faktor yang negatif atau faktor yang bertahanmeniadakan akibat. Menurut teori mengidividualisir ini bahwa, yang dilihat adalah tindakan konkritnyata yang menimbulkan akibat. Maka dilihat pada peristiwa terebut maka hanya tindakan pembacokan yang dilakukan dengan parang oleh Tunas Lature sebagai sebab dan mengakibatkan luka pada lengan Budiman Pinem sebagai akibat dan mengabaikan faktor-faktor yang lain. Atau dengan kata lain faktor-faktor yang lain tersebut adalah hanya faktor saja bukan faktor penyebab. 3. Teori menggeneralisir Abdul ajak Manik : Hubungan Sebab Akibat Kausalitas Dalam Hukum Pidana Dan Penerapannya Dalam Praktek Studi kasus pada Pengadilan Negeri Kabanjahe, 2008. USU Repository © 2009 Menurut teori ini menganut ajaran pembatasan, mendasarkan penelitiannya kepada fakta sebelum delik terjadi, yaitu fakta yang pada umumnya menurut perhitungan yang layak, dapat dianggap sebagai sebabkelakuan yang menimbulkan akibat itu. Pada peristiwa pembacokan yang dilakukan oleh Tunas Lature terhadap Budiman Pinem padanya didakwakan telah melanggar Pasa 351 ayat 1. Bila saja pembacokan yang dilakukan Tunas Lature terhadap Budiman Pinem tidak dilerai oleh isterinya dan atau orang lain, maka kemungkinan Tunas Lature dapat didakwakan Pasal 338 KUHP. Untuk menelaah peristiwa tersebut, teori menggeneralisir ada beberapa teori : a. teori adequat subjektif atau teori keseimbangan subjektif. Menurut teori ini bahwa peristiwakelakuan yang timbul adalah kelakuan yang menurut perhitungan yang layak seimbang dengan akibat itu. Sedang yang dimaksudkan dengan perhitungan yang layak ialah peristiwa yang diketahui atau yang harus diketahui oleh pelaku. Dalam hal ini unsur kesalahan dihubungkan dengan batin terhadap akibat yang dikehendakinya. Bila mana akibat yang dikehendaki oleh Tunas Lature hanya sekedar cukup untuk melukai Budiman Pinem saja. Maka terhadadap Tunas Lature benar telah melakukan tindak pidana percobaan sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 351 ayat 1. b. Teori adequat objektif atau keseimbangan objektif Abdul ajak Manik : Hubungan Sebab Akibat Kausalitas Dalam Hukum Pidana Dan Penerapannya Dalam Praktek Studi kasus pada Pengadilan Negeri Kabanjahe, 2008. USU Repository © 2009 Dalam teori ini, tentang bagaimana alam pikiranbatin sipembuat tidaklah penting, melainkan kenyataan objektif perbuatan itu apakah menurut akal dan dapat dipikirkan untuk menimbulkan akibat. Perhitungan layak dalam teori ini bukan hanya apa yang diketahui oleh pelaku, tetapi juga apa yang diketahui oleh hakim. Kenyataan dalam peristiwa pembacokan oleh Tunas Lature yang mana pembacokan tersebut ditangkis oleh Budiman Pinem. Bila saja Budiman Pinem tidak menangkis dan tidak direlai oleh isterinya dan atau orang lain. Maka kemungkinan pandangan secara umum adalah, bahwa Tunas Lature mencoba melakukan penganiayaan biasa, berat dan dapat juga kemungkinan mengakibatkan kematian. Karena hubungan kausal terhadap kemungkinan antara pembacokan sebagai sebab dapat menimbulkan beberapa kemungkinan akibat dari pada percobaan tindak pidana yang dilakukan oleh Tunas Lature tersebut. Walaupun kemudian memang perlu dibuktikannya niatpikiran maupun kehendak pelaku untuk adanya kesalahan pelaku. Abdul ajak Manik : Hubungan Sebab Akibat Kausalitas Dalam Hukum Pidana Dan Penerapannya Dalam Praktek Studi kasus pada Pengadilan Negeri Kabanjahe, 2008. USU Repository © 2009 BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan 1. Hubungan motif penyebab dengan tindakan adalah bahwa motif itu