Abdul ajak Manik : Hubungan Sebab Akibat Kausalitas Dalam Hukum Pidana Dan Penerapannya Dalam Praktek Studi kasus pada Pengadilan Negeri Kabanjahe, 2008.
USU Repository © 2009
4 Melakukan sesuatu yang bertentangan dengan kepatutan dalam masyarakat.
6. Pengertian Kesalahan schuld
Mengenai pengertian kesalahan dalam hukum pidana, telah banyak diteorikan orang. Mereka telah mambahas pengertian kesalahan dengan berbagai
cara dan menempatkan kesalahan sebagai salah satu unsur dari tindak pidana Simon tetapi ada juga yang menempatkannya sebagai unsur pertanggungan
jawab pidana Roeslan Saleh, Moeljatno
10
10
Ibid, h. 160
. Tentang “kesalahan” ini, terutama dalam hubungannya dengan pemidanaan sangat penting, karena telah umum
dianut suatu adigum yang semula berasal dari pasal 44 KUHP yang berbunyi : “Tidak ada pemidanaan tanpa adanya kesalahan”. Dalam bahasa asing disebut :
“Geen straf zonder schuld” Belanda, atau An act does not constitue itself guilt unless the mind is guilty Inggris.
Beberapa pembahasa para sarjana pada garis besarnya adalah sebagai berikut :
a. Pendapat Simon
Simon secara panjang lebar membahas pengertian kesalahan. Beliau berpendapat bahwa, sudah sekian banyak pembahasan tentang hal ini, tetapi
sampai kini, tentang isi dari pengertian kesalahan itu masih tetap berbeda dan tidak pasti. Dikatakan selanjutnya bahwa sebagai dasar dari dari pertanggungan-
jawab adalah kesalahan yang terdapat pada jiwa pelaku dan hubungannya kesalahan itu dengan kelakuannya yang dapat dipidana, dan berdasarkan
Abdul ajak Manik : Hubungan Sebab Akibat Kausalitas Dalam Hukum Pidana Dan Penerapannya Dalam Praktek Studi kasus pada Pengadilan Negeri Kabanjahe, 2008.
USU Repository © 2009
kejiwaannya itu pelaku dapat dicela karena kelakuan itu. Sehubungan dengan uraian tersebut beliau mengatakan bahwa untuk
mengatakan adanya kesalahan pada pelaku, harus dicapai dan ditentukan terlebih dahulu beberapa hal yang menyangkut pelaku yaitu :
1 Kemampuan bertanggung jawab toerekenings-Vatbaarheid
2 Hubungan kejiwaan Pcichologische betrekking antara pelaku, kelakuan
dan akibat yang ditimbulkan termasuk kelakuan yang tidak bertentangan dengan hukum dalam kehidupan sehari-hari
3 Dolus atau culpa
Menurut beliau kesalahan adalah merupakan unsur subjektif dari tindak pidana.
b. Pendapat Noyon
Noyon mengatakan bahwa untuk masalah, “kesalahan” sebaiknya dibahas mengenai, hal yang berhubungan dengan penerapan toepassing hukum positif.
Bukan tentang hakekat yang sebenarnya dari kesalahan itu. Diakuinya adanya ketidak pastian tentang sejauh mana ciri-ciri dari kesalahan berlaku dalam hukum
positif. Dikemukakan bahwa umumnya ciri-ciri dari kesalahan yang berhubungan dengan hukum positif adalah :
1 Bahwa pelaku mengetahui atau harus dapat mengetahui hakekat dari
kelakuannya dan keadaan yang bersamaan dengan kelakuan itu. sepanjang keadaan-keadaan itu ada hubungannya.
Abdul ajak Manik : Hubungan Sebab Akibat Kausalitas Dalam Hukum Pidana Dan Penerapannya Dalam Praktek Studi kasus pada Pengadilan Negeri Kabanjahe, 2008.
USU Repository © 2009
2 Bahwa pelaku mengetahui atau patut harus menduga bahwa kelakuannya itu
bertentangan dengan hukum onrechtmatig. 3
Bahwa kelakuan itu dilakukan, bukan karena pengaruh dari sesuatu keadaan jiwa yang tidak normal Pasal 44 KUHP.
4 Bahwa kelakuan itu dilakukan, bukan karena pengaruh dari sesuatu keadaan
daruratterpaksa. Atau dengan perkataan lain, ada terdapat kesalahan pada pelaku, jika 4 ciri-ciri
tersebut ada padanya. Tetapi diutarakan juga bahwa tidak selamanya kesalahan itu dalam arti selengkapnya, harus menjadi unsur dari suatu tindak pidana.
c. Pendapat Pompe