Subjektif Tes Tes UraianTes Esai

24 Yessi Meristika : persepsi mahasiswa tentang instrumen tes hasil belajar mata kuliah program ekstensi pada tahap pendidikan sarjana keperawatan Di PSIK FK USU, 2010. yang digunakan tergantung dari bentuk mana yang dipakai, apakah bentuk tes uraiantes esai atau tes obyektif Majid, 2006.

A. Subjektif Tes Tes UraianTes Esai

Subjektif tes merupakan butir soal yang mengandung pertanyaan atau tugas yang jawaban dan pengerjaan soal tersebut harus dilakukan dengan cara mengekspresikan, menguraikan, menerangkan, menunjukan, membandingkan ,dan memberikan alasan bagaimana suatu masalah terjadi serta jawaban yang diberikan sesuai dengan isi pikiran peserta didik Hutagalung, 2007 Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam tes uraian adalah tes uraian cocok dipergunakan apabila jawaban atas pertanyaan yang dimajukan memerlukan proses mental kompleks; tes uraian cocok dipergunakan bagi mata pelajaran yang bertujuan mementingkan kematangan proses berpikir; tes uraian cocok dipergunakan apabila perbendaharaan dan kemampuan berbahasa dari yang diuji memadai cukup tinggi; pemakaian tes arus mempertimbangkan ratio antara jumlah peserta ujian dan waktu pemeriksaan yang tersedia dan jumlah pemeriksaan jawaban ujian serta banyaknya jawaban yang akan diperiksa Sudjana, 2006 Pedoman penyusunan soal-soal tes uraian antara lain yaitu pertanyaan- pertanyaan direncanaka khusus meneliti hasil belajar yang diinginkan; pertanyaan hendaknya diarahkan pada TIK bukan selalu terarah pada materi; pertanyaan yang sukar dan sederhana harus dibedakan dalam hal pembobotan penilaian dan waktu yang disediakan untuk mengerjakan soal; merumuskan pertanyaan secara jelas dan terbatas mengenai arti dan pentingnya persoalan; menghindari kata-kata yang bersifat sangat subjektif; rumuskan kalimat pertanyaan itu sependek 25 Yessi Meristika : persepsi mahasiswa tentang instrumen tes hasil belajar mata kuliah program ekstensi pada tahap pendidikan sarjana keperawatan Di PSIK FK USU, 2010. mungkin dan kata-kata yang mudah dimengerti; kalimat-kalimat dari pertanyaan harus disesuaikan dengan kemampuan bahasa lisan; tertulis peserta didik yang akan dites; hendaknya jangan mengulang-ulang pertanyaan terhadap materi yang sama sekalipun untuk abilitas yang berbeda sehingga soal atau pertanyaan yang diajukan lebih komprehensif daripada segi lingkup materinya; setiap pertanyaan yang diajukan sebaiknya telah ditentukan jawaban yang diharapkan, minimal pokok-pokoknya; tentukan pula besarnya skor maksimal untuk setiap soal yang dijawab benar dan skor minimal bila jawaban dianggap salah atau kurang memadai Hutagalung, 2007 Ada beberapa kelebihan dari subjektif tes adalah tes ini dapat digunakan dengan baik untuk mengukur hasil belajar yang kompleks; tes ini menekankan pada pengukuran kemampuan dan keterampilan mengintegrasikan berbagai buah pikiran dan sumber informasi kedalam suatu pola berpikir tertentu yang disertai dengan keterampilan pemecahan masalah; Subjektif tes lebih meningkatkan motivasi peserta didik untuk belajar dibandingkan bentuk tes lainnya; memudahkan pendidik dalam menyusun butir soal; sangat menekankan kemampuan menulis peserta didik serta dapat diketahui sejauh mana peserta didik mendalami suatu masalah yang diujikan; dapat mengukur proses mental yang tinggi atau aspek kognitif tingkat tinggi da dapat mengembangkan keampuan berbahasa Hutagalung, 2007 Sedangkan kekurangan dari subjektif tes adalah sampel tes sangat terbatas sebab dengan tes ini tidak mungkin dapat menguji semua bahan yang telah diberikan; sifatnya sangat subjektif baik dalam menanyakan, membuat pertanyaan maupun cara memeriksanya; pendidik bisa saja bertanya tentang hal- 26 Yessi Meristika : persepsi mahasiswa tentang instrumen tes hasil belajar mata kuliah program ekstensi pada tahap pendidikan sarjana keperawatan Di PSIK FK USU, 2010. hal yang menarik baginya dan jawabannya berdasarkan apa yang dikehendakinya; realibilitas rendah artinya score yang dicapai oleh peserta didik tidak konsisten bila tes yang sama diuji ulang beberapa kali; subjektif tes harus membutuhkan waktu yang banyak untuk mengerjakan soal dan memeriksa soal dan tidak dapat diwakilkan orang lain dalam memeriksanya; jawaban peserta didik kadang-kadang disertai dengan bualan karena tidak menguasai bahan yang diujikan. Penggunaan tes sujektif ini dilakukan bila jumlah peserta didik terbatas karena memungkinkan pendidik untuk menilai hasil secara baik; bila pendidik tidak mempunyai waktu yang banyak untuk mempersiapkan soal; tes ini digunakan bila tujuan instruksional yang ingin dicapai adalah kemampuan mengekspresikan pikiran dalam bentuk tertulis; menguji kemampuan menulis dengan baik; atau kemampuan penggunaan bahasa secara tertib, bila dosen memperoleh hasil pengalaman belajar peserta didik. Klasifikasi dari tes subjektif secara umum dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu tes uraian bebas, tes uraian terbatas dan tes uraian berstruktur. 1 Tes Uraian Bebas Dalam tes urian bebas hampir tidak ada pembatasan terhadap peserta tes dalam memberikan jawabannya. Peserta tes memiliki kebebasan yang luas sekali untuk mengoranisasikan dan mengekspresikan pikiran dan gagasannya dalam menjawab soal tersebut. Jadi dengan demikian jawaban peserta didik bersifat terbuka, fleksibel dan tidak terstruktur. Tes uraian bebas tepat digunakan apabila bertujuan untuk mengungkapkan pandangan peserta didik terhadap suatu masalah sehingga dapat diketahui luas dan intensitasnya, mengupas suatu persoalan yang 27 Yessi Meristika : persepsi mahasiswa tentang instrumen tes hasil belajar mata kuliah program ekstensi pada tahap pendidikan sarjana keperawatan Di PSIK FK USU, 2010. kemungkinan jawabannya beraneka ragam sehingga tidak satu jawabanpun yang pasti dan untuk mengembangkan daya analisis peserta didik dalam melihat suatu persoala dari berbagai segi atau dimensinya. Sementara kelemahan dari tes ini adalah sukar menilainya karena jawaban peserta didik bisa bervariasi, sulit untuk menentukan kriteria penilaian, sangat subjektif karena bergantung pada pendidik sebagai penilainya Madjid, 2006 2 Tes Uraian Terbatas Tes uraian terbatas diarahkan pada hal-hal tertentu atau ada pembatasan tertentu. Pembatasan itu bisa dari segi ruang lingkupnya, sudut pandang menjawabnya dan indikator-indikatornya. Kriteria kebenaran jawaban pada tes ini bisa lebih mudah ditentukan dan tes ini lebih terarah dan lebih tepat digunakan daripada bentuk uraian bebas. Tes uraian terbatas peserta tes lebih dibatasi oleh berbagai rambu-rambu yang ditetukan dalam butir soal. Keterbatasan itu mencakup format, isi, dan ruang lingkup jawaban. 3 Tes Uraian Berstruktur Tes uraian berstuktur dipandang sebagai bentuk antara soal-soal objektif dan soal-soal esai. Soal berstrukt ur merupakan serangkaian soal jawaban singkat sekalipun bersifat terbuka dan bebas menjawabnya. Soal-soal yang berstruktur berisi unsur-unsur pengantar soal, seperangkat data dan serangkaian subsoal. Keuntungan soal berstruktur antara lain adalah satu soal bisa terdiri atas beberapa subsoalatau pertanyaan, setiap pertanyaan yang diajukan mengacu kepada suatu data tertentu shingga lebih jalas dn terarah dan soal-soal berkaitan satu sma lain serta dapat diurutkan berdasarkan tingkat kesulitannya. Data yang diajukan dalam soal berstruktur bisa berupa angka, tabel, grafik, bagan, kasus, bacaan tertentu, 28 Yessi Meristika : persepsi mahasiswa tentang instrumen tes hasil belajar mata kuliah program ekstensi pada tahap pendidikan sarjana keperawatan Di PSIK FK USU, 2010. diagram, model dll. Bentuk soal berstruktur dapat mengukur semua aspek kognitif seperti ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi. Kelemahan yang mungkin terjadi berkisar pada bidang yang diujikanmenjadi terbatas dan kurang praktis sebab satu permasalaha harus dirumuskan dalam pemaparan yang lengkap disertai data yang memadai.

B. Objektif Tes

Dokumen yang terkait

Persepsi Mahasiswa FISIP USU Terhadap Video Parodi Vicky Prasetyo dan Zaskia Ghotic Karya Eka Gustiwana di Youtube

4 62 66

Gambaran Kesimetrisan Lengkung Gigi Pada Mahasiswa Fkg Usu Berdasarkan Jenis Kelamin

2 78 74

Gambaran Kesimetrisan Lengkung Gigi Pada Mahasiswa Fkg Usu Dengan Maloklusi Klas Ii Angle Dan Klas Iii Angle

4 83 66

Gambaran Tipe Wajah Pada Mahasiswa India-Malaysia Fkg Usu

9 109 76

Persepsi Mahasiswa FK USU terhadap Kesiapan Menghadapi Self Directed Learning dengan Menggunakan Guglielmino’s SDLR Scale dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya

2 41 74

Hubungan Konsep Diri Dengan Prestasi Akademik Mahasiswa S1 Keperawatan Semester III Kelas Ekstensi PSIK FK USU Medan

0 45 63

HUBUNGAN PERSEPSI MAHASISWA TENTANG PROFESI KEPERAWATAN DENGAN MOTIVASI MELANJUTKAN PENDIDIKAN PROFESI NERS DI PSIK UNIVERSITAS JEMBER

7 36 190

ANALISIS KESULITAN BELAJAR MAHASISWA PADA MATA KULIAH EKONOMI MAKRO DI TINJAU DARI PERSEPSI MAHASISWA TENTANG KETERAMPILAN Analisis Kesulitan Belajar Mahasiswa Pada Mata Kuliah Ekonomi Makro Di Tinjau Dari Persepsi Mahasiswa Tentang Keterampilan Mengaj

0 5 11

ANALISIS KESULITAN BELAJAR MAHASISWA PADA MATA KULIAH EKONOMI MAKRO DI TINJAU DARI PERSEPSI MAHASISWA TENTANG KETERAMPILAN Analisis Kesulitan Belajar Mahasiswa Pada Mata Kuliah Ekonomi Makro Di Tinjau Dari Persepsi Mahasiswa Tentang Keterampilan Mengajar

0 5 19

Hubungan Merode Pembelajaran Skill Lab dengan Penguasaan Materi Kuliah pada Mahasiswa Program Sarjana Fakultas Keperawatan USU

0 0 42