Mekanisme Berbiak Berbiak .1 Variasi musim berbiak

2.4.2 Mekanisme Berbiak

Salah satu faktor penting dalam indikator keanekaragaman hayati adalah kemampuan berbiak. Kepadatan populasi bersarang biasanya digunakan untuk mengestimasi ukuran populasi berbiak, dengan menghitung kemampuan reproduksi dapat digunakan sebagai indikator status populasi Chaulk et al, 2004. Setiap organisme memiliki kemampuan untuk hidup, tumbuh, dan berkembang biak pada habitat yang sesuai dengannya. Salah satu cara untuk mempertahankan hidupnya adalah dengan mempertahankan perilaku keseharian pada saat musim berbiak Jumilawaty et al, 2011. Dalam musim berbiak burung harus mencari pasangan agar dapat menghasilkan keturunan selama satu musim kawin tersebut. Mencari pasangan merupakan tahapan penting yang harus dilalui oleh masing-masing individu. Menurut Welty 1982 dan Faboorg 1988, dalam Rukmi 2002, pembentukan pasangan sebagai hubungan mutual resiprokal antara dua heteroseksual, matang secara seksual, menguraangi keagresifan antar individu, dan meningkatkan interaksi seksual. Pembentukan pasangan memiliki sarana melalui pertukaran sinyal visual dan auditori diantara pasangan yang berpotensi untuk berkembangbiak. Pembentukan pasangan dimulai dengan mempertunjukkan gerakan- gerakan mengundang pasangan oleh jantan berupa gerakan sayap yang teratur Wing-Waving. Selanjutnya betina akan memilih untuk menerima atau menolak jantan berdasarkan tarian yang dipertunjukkan, karena setiap gerakan yang dipertunjukkan memiliki arti khusus yang dimengerti dan dikenal oleh betina Kortland 1995, dalam Jumilawaty 2002. Pada burung Cangak display dilakukan dalam posisi berdiri, sebagaimana dilakukan oleh Kuntul Besar, melakukan stretch display, leher ditekuk menyerupai huruf S sambil mengatupkan paruh dan suata keras snap display kemudian dipanjangkan tegak lurus keatas, bulu crest tegak, surai bagian leher dikembangkan Rukmi, 2002. Nyanyian adalah salah satu keistimewaan dari usaha yang rumit untuk ditampilankan. Memiliki fungsi yang agak berbeda dari spesies ke spesies. Dalam kasus yang paling sederhana display berfungsi untuk menyatukan kedua jenis kelamin, untuk mengaktifkan pengenalan dan pada tahap berikutnya sebagai stimulus untuk kopulasi. Selain itu, display burung berfungsi sebagai bagian dari stimulus untuk ovulasi Young, 1981. Selain mencari pasangan, salah satu perilaku harian yang terjadi pada musim berbiak adalah perilaku kontrol induk terhadap calon anakannya. Induk betina akan lebih sering mengawasi telurnya agar tidak mudah dimangsa oleh pemangsa, selain itu induk betina akan lebih sering mendekap telurnya agar tidak terjadi kegagalan sebelum menetas yang diakibatkan oleh banyak faktor lingkungan. Resiko predasi mungkin terbatas oleh clutch size jika, sebagai contoh frekuensi induk memberi makan ke sarang akan menarik perhatian pemangsa atau jika cadangan nutrisi disimpan untuk membangun sarang lagi setelah sarang rusak Wiebe et al, 2006. Untuk mencegah predasi biasanya selama musim berbiak, burung-burung akan memiliki daerah kekuasaan yang akan dipertahankannya. Semua pengganggu yang datang akan dihalau kecuali pasangan dan anaknya. Bagi burung-burung yang bersarang dalam satu koloni, daerah teritori tak lebih dari jangkauan paruh ketika duduk dalam sarangnya Pettingil Breckenridge, 1969 dalam Jumilawaty, 2002. Sebagian besar burung yang menempati teritori tipe C, teritori ini berkaitan dengan lokasi berbiak. Lokasi berbiak yang kecil pada beberapa koloni burung laut mungkin bertentangan dalam kualitas mereka, baik dari segi inisial karakteristik fisik mereka, atau posisi mereka berada di kelompok yang relatif dibandingkan burung lain, namun mereka masih dipertahankan dengan cara yang sama dengan teritori yang lebih besar Perrins dan Birkhead, 1983.

2.4.3 Telur Dan Keberhasilan Tetasan

Dokumen yang terkait

Karakteristik Perkembangan Anakan Kuntul Besar (Egretta alba) dan Kuntul Kecil (Egretta garzetta) Di Kawasan Tambak Tanjung Rejo Sumatera Utara

3 58 81

Karakteristik Tapak Hutan Mangrove di Desa Kayu Besar Kecamatan Bandar Khalipah, Kabupaten Serdang Bedagai

3 37 79

Perilaku Harian Kuntul Besar ( Egretta alba ) Di Kawasan Pantai Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang Sumatera Utara

4 55 51

Perilaku dan Kompetisi Interspesifik Kuntul besar (Egretta alba Linnaeus 1766) dan Cangak merah (Ardea purpurea Linnaeus 1766) di Suaka Margasatwa Pulau Rambut Jakarta

1 36 330

KEMELIMPAHAN, DISTRIBUSI, DAN KARAKTERISTIK SARANG BURUNG SERAK JAWA (Tyto alba javanica) DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA.

0 2 15

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - Karakteristik Sarang dan Keberhasilan Berbiak Kuntul Besar (Egretta alba) dan Cangak Abu (Ardea Cinerea) Di Areal Breeding Site Desa Tanjung Rejo

0 0 7

KARAKTERISTIK SARANG DAN KEBERHASILAN BERBIAK KUNTUL BESAR (Egretta alba) DAN CANGAK ABU (Ardea cinerea) DI AREAL BREEDING SITE DESA TANJUNG REJO

0 0 13

Karakteristik Perkembangan Anakan Kuntul Besar (Egretta alba) dan Kuntul Kecil (Egretta garzetta) Di Kawasan Tambak Tanjung Rejo Sumatera Utara

0 0 17

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bioekologi Kuntul 2.1.1 Klasifikasi Burung Kuntul - Karakteristik Perkembangan Anakan Kuntul Besar (Egretta alba) dan Kuntul Kecil (Egretta garzetta) Di Kawasan Tambak Tanjung Rejo Sumatera Utara

1 4 7

KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN ANAKAN KUNTUL BESAR (Egretta alba) DAN KUNTUL KECIL (Egretta garzetta) DI KAWASAN TAMBAK TANJUNG REJO SUMATERA UTARA

0 1 14