mucronata dipilih untuk meletakkan sarang pada posisi mendekati puncak kanopi. Sedangkan Kuntul Besar lebih memilih R. mucronata dan C. tagal dikarenakan
pohon tersebut merupakan pohon yang memiliki daun yang rimbun dengan percabangan yang rapat sehingga sarang yang diletakkan akan lebih aman.
Pemilihan pohon sarang yang berbeda oleh kedua jenis burung ini diduga karena adanya stratifikasi bersarang untuk menghindari kompetisi antar jenis burung dan
faktor keamanan. Jika dibandingkan dengan hasil penelitian Rukmi 2002, maka terlihat adanya perbedaan pemilihan pohon bersarang. Perbedaan pemilihan
pohon sarang oleh kedua jenis burung diduga juga mempertimbangkan jenis pohon yang ada dilokasi penelitian dan faktor keamanan. Hasil penelitian Rukmi
2002, menunjukan sarang Cangak Merah dan Kuntul besar diletakkan pada pohon R. mucronata dan C. tagal.
Pemilihan pohon bersarang yang terpenting adalah memiliki struktur pohon yang dianggap cukup aman selama musim berbiak karena merupakan salah
satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan berbiak Rukmi, 2002.
4.1.2 Peletakan Sarang
Dari hasil penelitian ditemukan bahwa ada perbedaan antara peletakan sarang Cangak Abu dengan Kuntul Besar Tabel. 2, dimana Cangak Abu meletakkan
sarang pada pohon dengan ketinggian 6,5 – 9 m dibandingkan Kuntul Besar 3,8 –
5,4 m, selain itu Cangak Abu memilih pohon yang memiliki diameter batang utama lebih besar dengan kisaran 14,94
– 28,63 cm dibandingkan Kuntul Besar dengan diameter kisaran 6,36
– 13,36 cm. Cangak Abu meletakkan sarang pada diameter cabang penyangga yang juga lebih besar sekitar 5,72
– 9,86 cm dibandingkan Kuntul Besar dengan diameter cabang penyangga sekitar 1,27
– 7,31 cm. Sementara Jarak sarang ke puncak kanopi Cangak Abu lebih pendek
dibandingkan Kuntul Besar, ini merupakan penanda bahwa Cangak Abu meletakkan sarang dekat dengan puncak kanopi agar mempermudah Cangak Abu
sewaktu hinggap di sarang. Jika dibandingkan dengan penelitian Rukmi 2002, maka terdapat
pemilihan peletakan sarang Kuntul Besar. Dimana sarang Kuntul Besar yang terdapat di Pulau Rambut diletakkan pada kisaran ketinggian 5,15-5,90 m, dengan
diameter pohon kisaran 6,65-9,65 cm. Jika dibandingkan dari ketinggian pohon maka sarang Kuntul Besar di Pulau Rambut Lebih aman.
Tabel 2. Tabel Peletakan Sarang Cangak Abu n=5 dan Kuntul Besar n=5 Di Desa Tanjung Rejo, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli
Serdang, Sumatera Utara, Oktober 2014-Januari 2015
No. Variabel
Cangak Abu Rataan
Kuntul Besar Rataan
1. Tinggi pohon m
6,5 – 9
3,8 – 5,4
2. Tinggi Pohon dari akar m
5,8 – 8,2
2,9 – 4,3
3. Diameter pohon cm
14,94 – 28,63
6,36 – 13,36
4. Jarak pohon sarang ke pohon sarang lain m
0,6 – 8
1 – 4,3
5. Jarak pohon sarang ke tepi tambak terdekat m
27 – 50
23 – 29
6. Jarak pohon sarang ke tipe vegetasi lain m
1,8 – 5
3 – 7,5
7. Jumlah sarang dalam 1 pohon
1 – 9
1 – 6
8. Diameter cabang penyangga cm
5,72 – 9,86
1,27 – 7,31
9. Jarak sarang ke batang utama m
0,65 – 1,5
0,2 – 1,85
10. Jarak sarang ke tepi kanopi m
0,55 – 1
0,5 – 1,5
11. Jumlah cabang penyangga sarang
3 – 5
3 – 4
12. Jarak sarang terdekat kesarang lain dalam 1 pohon m
0,65 – 1,2
0,5 – 0,9
13. Jarak sarang ke puncak kanopi m
0,5 – 1,1
1 – 1,5
Perbedaan pemilihan pohon ini dikarenakan adanya perbedaan ukuran tubuh antara kedua jenis burung. Ukuran sayap Cangak Abu yang lebih besar
membuat Cangak Abu lebih selektif memilih pohon sarang. Menurut Parejo et al., 1999, ukuran tubuh diartikan sebagai massa tubuh masing-masing spesies,
langkah ini diambil sebagai perkiraan kompetitif kemampuan masing-masing spesies dalam menentukan keberhasilan bersarang. Menurut Rukmi 2002,
ukuran tubuh burung yang besar tidak memungkinkan untuk burung dapat menyelinap di sela-sela kerapatan tajuk pohon. Menurut Martin 1986 dalam
Trisnawati et al., 2010, jika vegetasi terlalu rapat akan membuat pergerakan burung menjadi statis sehingga mengganggu jarak pandang burung untuk mencari
makan ataupun waspada dalam menghindari predator yang ada seperti ular, dan biawak.
Dilihat dari Data yang didapatkan Tabel. 2, Cangak Abu umumnya meletakkan sarang pada percabangan utama dengan cabang penyangga berjumlah
3-5 batang penyangga, sementara Kuntul Besar meletakkan sarang pada percabangan yang lebih kecil dan percabangan sedikit lebih rapat dengan cabang
penyangga berkisar 3-4 batang penyangga. Semakin besar sarang maka cabang penyangga yang digunakan juga harus berukuran besar dan tidak rapuh agar dapat
menyokong sarang, dan jumlah penyangga yang digunakan lebih banyak agar dapat mempertahankan posisi sarang terutama saat angin kencang. Menurut
Rukmi 2002, pemilihan tempat bersarang adalah memiliki strukur yang stabil, daun cukup rimbun, serta pohon memiliki struktur yang memungkinkan untuk
terbang. Sementara menurut Kim Koo 2009, ukuran, struktur, bentuk sarang, dan orientasi sarang sangat penting dalam menyediakan tempat tinggal dalam
cuaca yang buruk, khususnya ketika angin kencang dan badai. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kerusakan sarang yang terjadi
selama penelitian tidak dipengaruhi oleh angin, akan tetapi oleh penginjakan burung lain. Menurut data BMKG tahun 2014, kecepatan angin yang paling
kencang berada pada bulan Februari yaitu sekitar 2.8 knot, sementara untuk bulan Oktober hanya 2.3 knot. Dapat disimpulkan bahwa kecepatan angin selama
penelitian tidak terlalu berpengaruh terhadap kerusakan sarang. Faktor angin tidak memberikan pengaruh karena lokasi berbiak lebih tertutup dan ketinggian pohon
mangrove dilokasi berbiak hampir sama.
4.1.3 Struktur Sarang Cangak Abu dan Kuntul Besar