bersama-sama, betina memilih lokasi meletakkan sarang dan menentukan bentuk sarang, perilaku ini disebut tremble shoving. Menurut Rukmi 2002, susunan
sarang umumnya menggunakan ranting yang paling besar pada bagian bawah sebagai platform, diikuti dengan ranting yang lebih kecil yang berfungsi sebagai
penghangat telur. Jika dibandingkan dengan hasil penelitian Rukmi 2002, panjang sarang
Cangak Merah rata-rata 69,31 cm dan Kuntul Besar rata-rata 62,30 cm, kedalaman sarang Cangak Merah rata-rata 7,23 cm dan sarang Kuntul Besar rata-
rata 7,85 cm dan tinggi total sarang Cangak Merah rata-rata 20,69 cm dan Kuntul Besar rata-rata 20,80 cm. Sementara dari hasil penelitian Sulistiani 1991,
panjang sarang Kuntul Kecil rata-rata 26,66 x 24,36 cm, kedalaman sarang 4,11 cm, dan tebal sarang 16,40 cm.
4.1.3 Komposisi Penyusun Sarang
Dari hasil penelitian ditemukan ada perbedaan bahan penyusun sarang Cangak Abu dan Kuntul Besar Tabel. 4 dan 5, dimana Cangak Abu cenderung memilih
ranting dengan panjang 30,01-35,00 13, 41,05-45,00 12,50 cm dan 45,01- 50,00 cm 12,50, serta diameter ranting 0,61-0,80 cm 31,50. Sementara
Kuntul Besar lebih memilih ranting dengan kisaran panjang 15,01-20,00 cm 20,16, dan 20,01-25,00 cm 23,38, serta diameter ranting paling dominan
adalah kisaran 0,21-0,40 cm 41,12. Ukuran panjang ranting 0,01
– 10,0 cm tidak ditemukan disarang Cangak Abu dan Kuntul Besar, hal ini disebabkan karena ukuran tersebut terlalu pendek
untuk membentuk sarang. Sedangkan ukuran panjang 75,0 – 115,0 cm tidak
ditemukan pada sarang Kuntul Besar disebabkan karena ukuran sarang yang tidak terlalu besar sehingga tidak diperlukan ranting yang terlalu panjang. Sementara
untuk ukuran diameter 1,81 – 2,0 cm tidak ditemukan pada sarang Cangak Abu
dan Kuntul Besar disebabkan karena diameter ranting yang terlalu tebal memiliki tingkat kelenturan yang rendah sehingga sarang akan susah dibentuk. Menurut
Collias Collias 1984 dalam Rukmi 2002, ranting yang terlalu panjang sulit untuk dibawa, sementara ranting yang terlalu pendek tidak sulit dibawa tetapi sulit
untuk dijalin. Sementara diameter ranting yang terlalu besar sulit dibawa dengan
paruh dan lebih sulit dijalin, serta energi yang digunakan untuk membawa ranting tersebut juga lebih banyak.
Tabel 4. Panjang Ranting-Ranting Penyusun Sarang Cangak Abu n=2 dan Kuntul Besar n=2 Di Desa Tanjung Rejo, Kecamatan Percut Sei Tuan,
Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, Oktober 2014-Januari 2015
No. Kisarang ukuran cm
Cangak Abu Kuntul Besar
1. 0,01-0,5
- -
2. 0,51-10,0
- -
3. 10,1-15,00
0,50 4,03
4. 15,01-20,00
3 20,16
5. 20,01-25,00
3,50 23,38
6. 25,01-30,00
7 13,70
7. 30,01-35,00
13 12,90
8. 35,01-40,00
7 10,48
9. 40,01-45,00
12,50 4,03
10. 45,01-50,00
12,50 4,83
11. 50,01-55,00
10,50 3,22
12. 55,01-60,00
7,50 1,61
13. 60,01-65,00
8,50 0,80
14. 65,01-70,00
4 -
15. 70,01-75,00
6 0,80
16. 75,01-80,00
3 -
17. 80,01-85,00
- -
18. 85,01-90,00
0,50 -
19. 90,01-95,00
0,50 -
20. 95,01-100,00
- -
21. 100,01-105,00
- -
22. 105,01-110,00
- -
23. 110,01-115,00
0,50 -
Umumnya diameter ranting yang dipakai Cangak Abu lebih besar dibandingkan Kuntul Besar. Begitu juga dengan ukuran panjang ranting yang
berbeda antara kedua jenis burung tersebut. Jika Dibandingkan penelitian Rukmi 2002, diameter ranting Cangak Merah Ardea purpurea yang didapatkan oleh
Rukmi paling banyak 35,76 pada kisaran 0,4-0,6 cm, Sementara diameter ranting Cangak Abu paling banyak yang didapatkan selama penelitan adalah
31,50 pada kisaran 0,6-0,8 cm. Sedangkan diameter ranting Kuntul Besar paling banyak yang didapatkan oleh penelitian Rukmi 36,97 adalah kisaran
0,4 – 0,6 cm, berbeda dengan diameter ranting Kuntul Besar yang didapatkan
selama penelitian 41,12 pada kisarana 0,2-0,4 cm. Terlihat adanya perbedaan penggunaan material antar spesies burung.
Tabel 5. Diameter Ranting-Ranting Penyusun Sarang Cangak Abu n=2 dan Kuntul Besar n=2 Di Desa Tanjung Rejo, Kecamatan Percut Sei Tuan,
Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, Oktober 2014-Januari 2015
No. Kisaran ukuran cm
Cangak Abu Kuntul Besar
1. 0,01-0,20
1,50 12,09
2. 0,21-0,40
4,50 41,12
3. 0,41-0,60
16 24,19
4. 0,61-0,80
31,50 18,54
5. 0,81-1,00
24 2,41
6. 1,01-1,20
13 0,80
7. 1,21-1,40
7,50 0,80
8. 1,41-1,60
1,50 -
9. 1,61-1,80
0,50 -
10. 1,81-2,0
- -
Sarang Cangak Abu tersusun atas 10 jenis material penyusun sarang Tabel. 6 yang didominasi oleh R. mucronata 22, R. apiculata 25,5, dan
ada satu jenis bahan penyusun sarang anorganik yaitu tali 0,5. Sementara sarang Kuntul Besar tersusun atas 7 material penyusun sarang yang didominasi
oleh R. mucronata 25, R. apiculata 20,96, dan S. alba 20,96.
Tabel 6. Bahan Penyusun Sarang Cangak Abu n=2 dan Kuntul Besar n=2 Di Desa Tanjung Rejo, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli
Serdang, Sumatera Utara, Oktober 2014-Januari 2015
No. Nama
Indonesia Nama Latin
Cangak Abu Kuntul Besar
1. Bakau merah
Rhizophora mucronata 22.0
25.0 2.
Bakau kecil Rhizophora apiculata
25.50 20.96
3. Pasir-Pasir
Ceriops tagal 15.50
- 4.
Bogem Sonneratia alba
8.50 20.96
5. Api-Api
Avicenia officinalis 4.0
- 6.
Mengkudu Morinda citrifolia
0.50 0.80
7. Paku Laut
Acrosthicum aureum 11.0
9.67 8.
Rumput Poace
11.5 8.87
9. Lidi
Nypa fruticans 1.0
13.70 10.
Tali -
0.50 -
Dilihat dari komposisi penyusun sarang, maka bahan yang digunakan adalah ranting-ranting tanaman mangrove, jarang dijumpai ranting tanaman dari
jenis tumbuhan lain selain mangrove. Hal ini berkaitan dengan lokasi bersarang, dimana lokasi bersarang kedua jenis burung tersebut merupakan kawasan tambak
yang mayoritas tanamannya merupakan tumbuhan mangrove. Selain itu juga disebabkan karena ketersediaan bahan penyusun sarang yang memadai di lokasi
penelitian, sehingga burung tidak perlu mencari ke lokasi lain. Menurut Collias Collias 1984 dalam Rukmi 2002, pertimbangan material diambil disekitar
lokasi berhubungan dengan efisensi penggunaan energi energetic cost selama pembentukan sarang. Menurut Sulistiani 1991, pemilihan jenis bahan sarang
dipengaruhi oleh ketersediaan dan kelimpahan, berat dan ukuran, dan fungsi ranting. Menurut Ayas 2008, lokasi bersarang yang baik umumnya memberikan
perlindungan terhadap predator, menawarkan stabilitas yang memadai dan menyediakan bahan pendukung untuk membangun sarang, serta adanya akses ke
lokasi mencari makan yang dapat dijangkau. Keamanan sarang bergantung dari pemilihan lokasi dan material yang
digunakan, semakin besar ukuran tubuh maka semakin besar ranting yang digunaka. Menurut Collias dan Collias 1994 dalam Rukmi 2002, kemananan
penempatan dan keamanan sarang pada sebuah pohon sangat bervariasi sesuai dengan ukuran tubuh burung dan kekuatan pohon untuk mendukung sarang
tersebut. Burung dengan tubuh yang besar menggunakan ranting dan dahan yang tidak mudah diterpa oleh angin. Sedangkan burung yang berukuran sedang akan
menggunakan ranting yang kecil atau semak atau keduanya. Menurut Sulistiani 1991, sementara untuk jumlah dan ukuran ranting sendiri dipengaruhi oleh
posisi sarang, penginjakan oleh anakan dan induknya, dan umur pengalaman pembuat sarang.
4.1.5 Profil Vegetasi Lokasi Penelitian