berdasarkan klasifikasi rasio bentuk telur. Ukuran rata-rata panjang telur Cangak Abu yang didapatkan sekitar 5,46 cm lebih besar jika dibandingkan dengan
ukuran rata-rata panjang telur yang didapatkan oleh Kim Koo 2009 pada tahun 2000 dengan rata-rata 3,44 cm, dan lebih kecil jika dibandingkan dengan
panjang telur Cangak yang didapatkan oleh Nedjah et al., 2014 pada tahun 2013 sekitar 6,09 cm. Ukuran telur yang termasuk besar bisa jadi disebabkan karena
ketersediaan pakan yang berlimpah, didukung dengan kondisi lokasi bersarang yang merupakan kawasan tambak dan dekat dengan lokasi pemancingan. Menurut
Rukmi 2002, burung yang meletakkan telur dengan ukuran lebih besar mempunyai kondisi fisiologis yang lebih baik karena mampu menginvestasikan
energi yang lebih banyak. Telur memiliki struktur yang berbeda, perbedaan struktur ini disebabkan
karena adanya perbedaan rasio panjang dan lebar telur, selain itu juga karena adanya tekanan saat telur akan dikeluarkan. Menurut Young 1981, struktur
bentuk telur burung sangat beragam, bentuk ini ditentukan oleh tekanan dari dinding oviduk yang menyebabkan munculnya bentuk tumpul pada ujung telur
4.2.2 Jarak Peneluran
Interval peneluran antara Cangak Abu dan Kuntul Besar tidak terlalu berbeda Tabel. 8, hanya saja pada Kuntul Besar terdapat jarak peneluran yang cukup
lama yaitu 6 hari. Pada Cangak Abu terdapat satu sarang dengan empat telur yang tidak dapat interval penelurannya diakibatkan karena pergantian sarang sehingga
tidak ditemukan lagi sarang yang masih kosong atau hanya satu telur saja. Pada Kuntul Besar interval peneluran dua, empat dan enam hari masing-masing
terdapat dua butir telur, sementara pada Cangak Abu interval peneluran dua hari berjumlah dua telur, dan empat telur pada interval peneluran empat hari.
Persentase keberhasilan tetas antar urutan telur hampir sama yaitu 33,33, hanya saja pada telur Cangak Abu persentase keberhasilan tetas interval 4 hari lebih
tinggi dibandingkan telur dengan interval peneluran 2 hari.
Tabel 8. Jarak Peneluran Cangak Abu dan Kuntul Besar Di Desa Tanjung Rejo, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara,
Oktober 2014-Januari 2015
Spesies Interval peneluran hari
Jumlah telur butir
Persentase
Cangak Abu 2
4 2
4 33,33
66,66 Kuntul Besar
2 4
6 2
2 6
33,33 33,33
33,33
Interval peneluran dipengaruhi oleh ketersediaan pakan di alam, dan pengalaman induk. Jika ketersediaan pakan berlimpah maka burung akan
meletakkan telur dalam interval yang singkat, sementara jika pakan mulai berkurang maka induk akan berhenti meletakkan telur. Menurut Rukmi 2002, di
daerah tropis suplai makanan relatif stabil sepanjang tahun dan clutch size selalu mendekati daya dukung habitatnya. Keadaan ini berbeda dengan daerah beriklim
sedang yang kondisinya lebih bervariasi, suplai makanan sangat berlimpah, kompetisi kecil, sehingga burung dapat memperoleh makanan yang cukup untuk
menghasilkan telur lebih banyak. Dilihat dari Tabel. 7 terdapat perbedaan jumlah telur clutch size antara
Cangak Abu dan Kuntul Besar. Cangak Abu memiliki telur 3-4 butir sedangkan Kuntul Besar 1-3 butir. Menurut Perrins Birkhead 1983, semua jenis burung
menghasilkan karakteristik jumlah telur dalam sebuah clutch. Rata-rata ukuran clutch bervariasi mulai dari 1 telur pada banyak jenis burung laut, hingga 4 atau
lebih telur pada beberapa unggas liar. Cangak dan Kuntul memiliki 3-5 telur dalam satu clutch. Sementara kepadatan populasi mempengaruhi ukuran clutch
didalam dan diantara spesies. Efek ini dipengaruhi oleh ketersediaan makanan. Adanya perbedaan kisaran jumlah telur menunjukan bahwa kondisi habitat
yang berbeda berpengaruh pada kemampuan bertelur. Sebaliknya pada kondisi habitat yang sama akan menunjukan kemampuan yang relatif sama. Hal tersebut
menunjukan adanya hubungan garis lintang latitude dengan clutch size dan adanya perbedaan variasi musiman dan produktivitas habitat Mardiastuti, 2003.
Perbedaan jumlah telur juga dipengaruhi oleh pengalaman induk. Induk yang lebih berpengalaman dalam menghasilkan telur biasanya meletakkan telur
dalam satu sarang lebih banyak dan pada tempat yang lebih aman. Menurut
Imanuddin 1999 dalam Rukmi 2002, perbedaan jumlah telur dalam satu sarang juga dipengaruhi oleh usia induk betina. Pada burung wilwo, burung-burung muda
seringkali bertelur dalam jumlah yang lebih sedikit dalam satu sarang dibandingkan burung-burung betina yang lebih tua.
4.2.3 Masa inkubasi