adalah warna-warna cerah, ekspresi wajah yang sering ditampilkan adalah senyum dan
apabila beliau marah ekspresi wajahnya mengetat.
21. Dr. Iskandar
Zulkarnain, M.Si Dalam menciptakan kesan baik hal yang
sering beliau lakukan adalah sering tersenyum dan bersikap ramah, lebih menyembunyikan
emosi dan perasaan, sering menggunakan fungsi komunikasi nonverbal “melengkapi
informasi”, Isyarat yang sering digunakan biasanya isyarat tangan, memiliki postur
tubuh endomorphy, menggunakan jarak
sosial, volume suara keras, kecepatan
berbicara lambat, kualitas suara baik, tepat waktu, artifak yang khas dari beliau adalah
perutnya yang buncit dan bajunya yang kebesaran, warna yang sering dipakai adalah
warna-warna cerah, ekspresi wajah yang sering ditampilkan adalah senyum.
IV.1.4 Kesimpulan Hasil Penelitian
1. Dalam kasus komunikasi nonverbal yang sering atau pernah digunakan dosen
Ilmu Komunikasi sangat banyak ragamnya. Kita berangkat dari bentuk kode nonverbal yaitu kinesics. Kinesics merupakan kode nonverbal yang
ditunjukkan oleh gerakan-gerakan badan yang terdiri dari isyarat emblim, affect display, adaptor, ilustrator dan regulator. Dalam hal ini kode kinesics
yang sering digunakan oleh dosen Ilmu Komunikasi adalah isyarat regulator dan yang paling jarang terlihat adalah isyarat ilustrator. Isyarat regulator lebih
banyak digunakan oleh dosen laki-laki dan isyarat ilustrator lebih banyak digunakan oleh dosen perempuan. Tipe regulator yang paling menonjol
menurut informan pertama, ketiga, keempat, kelima dan keenam adalah Ibu
Universitas Sumatera Utara
Fatma dan menurut informan pertama, kedua, keempat, kelima dan keenam adalah Kak Yovita.
2. Kode nonverbal yang kedua adalah kontak mata. Mataadalah alat komunikasi
yang paling berarti dalam memberi isyarat tanpa kata. Ada yang menilai bahwa gerakan mata adalah pencerminan isi hati seseorang. Dalam hal ini,
dosen Ilmu Komunikasi dikategorikan sering melakukan kontak mata, artinya kontak mata yang dilakukan oleh dosen Ilmu Komunikasi cukup kuat ketika
mengajar di dalam kelas. Kontak mata yang kuat yang paling menonjol digunakan oleh Ibu Fatma menurut informan pertama, kedua, ketiga dan
kelima, Ibu Mazda menurut informan pertama, kedua, ketiga, keempat dan keenam, Kak Emil menurut informan pertama, kedua, ketiga dan keenam, Ibu
Nurbani menurut informan pertama, kedua, ketiga, kelima dan keenam, Pak Amir menurut informan kedua, ketiga, kelima dan keenam, Bang Haris
menurut informan pertama, kedua, ketiga dan keenam, Pak Abdi menurut informan pertama, kedua, ketiga, keempat dan kelima dan Pak Safrin menurut
informan pertama, ketiga, keempat, kelima dan keenam. Sedangkan dosen yang paling menonjol memiliki kontak mata yang lemah adalah Pak
Syafruddin Pohan menurut informan pertama, kedua, ketiga, keempat dan keenam dan Bu Rusni menurut informan ketiga, keempat, kelima dan
keenam. 3.
Kode nonverbal yang ketiga adalah sentuhan touching. Sentuhan atau touch
secara formal dikenal sebagai haptics, sentuhan ialah menempatkan bagian
dari tubuh dalam kontak dengan sesuatu. Dalam hal ini, dosen Ilmu Komunikasi dikategorikan jarang melakukan sentuhan dengan mahasiswa.
Biasanya yang melakukan sentuhan adalah dosen yang berjenis kelamin perempuan. Dosen yang paling sering melakukan sentuhan menurut informan
pertama, ketiga, keempat, kelima dan keenam adalah Ibu Mazdalifah. 4.
Dosen yang paling sering mengekspresikan emosinya adalah Ibu Rusni menurut informan pertama sampai informan keenam sedangkan dosen yang
paling menonjol dalam menyembunyikan emosinya adalah Ibu Fatma menurut informan ketiga, keempat, kelima dan keenam, Pak Syafruddin
Pohan menurut informan ketiga, keempat, kelima dan keenam.
Universitas Sumatera Utara
5. Kode nonverbal yang kelima adalah paralanguage. Paralanguage terdiri dari
pola titinada, volume suara, kecepatan berbicara dan kualitas suara. Dalam hal ini, dosen yang berjenis kelamin perempuan lebih sering menggunakan
pola titinada dibanding dosen laki-laki. Kemudian volume suara dosen Ilmu Komunikasi dikategorikan keras, kecepatan berbicara dominan cepat dan
kualitas suara baik. Dosen yang sering menggunakan pola titinada adalah Ibu Mazdalifah menurut informan pertama, kedua dan keenam. Volume suara
keras yang paling menonjol terlihat pada Ibu Dewi menurut informan pertama, kedua, ketiga, keempat, kelima dan keenam, Bang Hendra menurut
informan pertama, ketiga, keempat, kelima dan keenam, Pak Amir menurut informan pertama, ketiga, kelima dan keenam dan Ibu Nurbani menurut
informan pertama, ketiga, keempat dan kelima. Kualitas suara baik yang paling menonjol adalah Pak Amir menurut informan pertama, kedua, kelima
dan keenam. Dosen yang memiliki kecepatan berbicara cepat yang paling menonjol adalah Ibu Dewi menurut informan ketiga, keempat, kelima dan
keenam. Dosen yang memiliki kecepatan berbicara lambat yang paling menonjol adalah Pak Danan menurut informan pertama, keempat, kelima dan
keenam. 6.
Kode nonverbal yang keenam adalah postur tubuh. Well dan Siegel membagi bentuk tubuh atas tiga tipe, yakni ectomorphy bagi mereka yang memiliki
bentuk tubuh kurus tinggi, mesomorphy bagi mereka yang memiliki bentuk tubuh tegap, tinggi dan atletis, dan endomorphy bagi mereka yang memiliki
bentuk tubuh pendek, bulat dan gemuk. Berdasarkan pemaparan dari keenam informan, secara keseluruhan dosen Ilmu Komunikasi dominan memiliki
postur tubuh mesomorphy dan endomorphy. Jika dipersentasikan dosen Komunikasi yang berjenis kelamin laki-laki lebih dominan memiliki postur
tubuh mesomorphy dan dosen berjenis kelamin perempuan lebih dominan memiliki postur tubuh endomorphy dan ectomorphy. Postur tubuh
endomorphy yang paling menonjol terlihat pada Ibu Mazda, Ibu Dewi, Ibu Inon, Pak Amir, Pak Danan, Pak Safrin dan Pak Iskandar sebagaimana yang
dikatakan oleh informan pertama sampai keenam. Postur tubuh mesomorphy yang paling menonjol terlihat pada Bang Hendra dan Bang Haris
Universitas Sumatera Utara
sebagaimana yang dikatakan oleh informan pertama sampai keenam. Postur tubuh ectomorphy yang paling menonjol terlihat pada Kak Emil, Pak
Humaizi dan Pak Mukti sebagaimana yang dikatakan oleh informan pertama sampai keenam.
7. Kode nonverbal yang ketujuh adalah proksemik komunikasi ruang.
Komunikasi ruang yang digunakan oleh dosen Ilmu Komunikasi dominan menggunakan jarak sosial kemudian jarak pribadi lalu jarak publik.
Penggunaan jarak sosial yang paling menonjol terlihat pada Pak Danan sebagaimana yang dikatakan oleh informan pertama sampai keenam.
Penggunaan jarak pribadi yang paling menonjol terlihat pada Ibu Fatma, Ibu Mazda dan Bang Haris sebagaimana yang dikatakan oleh informan pertama
sampai keenam. 8.
Kode nonverbal yang kedelapan adalah warna. Warna yang sering dipakai oleh dosen perempuan adalah warna-warna yang cerah sedangkan warna yang
sering dipakai oleh dosen laki-laki adalah warna-warna pastel. 9.
Kode nonverbal yang kesembilan adalah waktu. Mayoritas dari dosen Ilmu Komunikasi tepat waktu dalam proses belajar mengajar. Penggunaan waktu
yang tepat yang paling menonjol terlihat pada Ibu Fatma, Ibu Mazda, Kak Yovita, Ibu Nurbani, Pak Pohan, Pak Humaizi, Pak Suwardi, Pak Safrin dan
Pak Iskandar sebagaimana yang dikatakan oleh informan pertama sampai keenam. Penggunaan waktu yang kurang tepat yang paling menonjol terlihat
pada Ibu Lusi, Ibu Dewi, Ibu Inon, Bang Hendra, Pak Abdi sebagaimana yang dikatakan oleh informan pertama sampai keenam.
10. Kode nonverbal yang kesepuluh adalah bau. Bau-bauan yang sering dipakai
oleh dosen Ilmu Komunikasi adalah parfum. Parfum yang biasa mereka pakai biasanya beraroma buah-buahan dan bunga-bungaan. Menurut pemaparan
keenam informan, secara keseluruhan dosen Ilmu Komunikasi termasuk kategori wangi.
11. Kode nonverbal yang kesebelas adalah artifak. Artifak ini selain dimaksudkan
untuk kepentingan estetika, juga untuk menunjukkan status atau identitas diri seseorang atau suatu bangsa. Misalnya baju, topi, pakaian dinas, cincin,
gelang, alat transportasi, alat rumah tangga, arsitektur, monumen, patung dan
Universitas Sumatera Utara
sebagainya. Artifak merupakan kode nonverbal yang paling menonjol dari dosen-dosen Ilmu Komunikasi. Dosen yang memiliki artifak paling menonjol
diantaranya adalah Pak Syafruddin Pohan dengan topinya, Ibu Dewi dengan warna tas dengan warna baju selalu sama, Ibu Mazda dengan kain-kain
tradisionalnya, Kak Emil dengan model jilbabnya, Ibu Inon dengan pakaian dan aksesorisnya yang glamour, Bang Hendra dengan sendalnya, Bu Bani
dengan jam tangan hitamnya dan seterusnya. 12.
Kode nonverbal yang keduabelas adalah ekspresi wajah. Ekspresi wajah yang sering digunakan oleh dosen Ilmu Komunikasi adalah ekspresi senyum.
Terkadang sesekali dosen Ilmu Komunikasi juga menggunakan ekspresi marah biasanya dengan wajah yang memerah dan dahi yang berkerut. Ada
juga beberapa dosen yang ekspresi wajahnya selalu terlihat serius.
IV.2 Pembahasan