interaksional yang dimiliki oleh komunikator sebelum ia memulai sebuah percakapan. Harapan interaksional interaksional expectation merujuk pada
kemampuan seseorang untuk menjalankan interaksi itu sendiri. Kebanyakan orang mengharapkan orang lain untuk menjaga jarak sewajarnya dalam sebuah
percakapan. Hal ini menuntun kita pada asumsi EVT yang kedua—bahwa orang
mempelajari harapannya melalui budaya secara luas dan juga individu-individu dalam budaya tersebut. Misalnya, di Amerika hubungan antara profesor dengan
mahasiswa didasari rasa hormat profesional. Individu-individu dalam sebuah budaya juga berpengaruh dalam
mengomunikasikan harapan. Burgoon dan Hale dalam West dan Turner, 2009 menyatakan bahwa sangat penting bagi kita untuk memperhatikan perbedaan-
perbedaan berdasarkan pengetahuan awal kita mengenai orang lain, sejarah hubungan kita dengan mereka dan observasi kita.
Asumsi yang ketiga terkait dengan prediksi yang dibuat oleh orang mengenai komunikasi nonverbal. Pada titik ini, sangatlah penting untuk
menunjukkan sebuah pandangan yang terkandung dalam teori ini: orang membuat prediksi mengenai perilaku nonverbal orang lain.
II.2.4 Teori Pengurangan Ketidakpastian
Teori Pengurangan Ketidakpastian dipelopori oleh Charles Berger dan Richard Calabrese pada tahun 1975. Tujuan mereka dalam menyusun teori ini
adalah untuk menjelaskan bagaimana komunikasi digunakan untuk mengurangi ketidakpastian di antara orang asing yang tidak terlibat dalam pembicaraan satu
sama lain untuk pertama kali. Berger dan Calabrese yakin bahwa ketika orang asing pertama kali bertemu, utamanya mereka tertarik untuk meningkatkan
prediktabilitas dalam usaha untuk memahami pengalaman komunikasi mereka. Orang bertindak sebagai peneliti yang naif, dan Berges dan Calabrese berpikir
bahwa sebagai peneliti yang naif, kita termotivasi baik untuk memprediksi maupun untuk menjelaskan apa yang terjadi dalam perjumpaan-perjumpaan awal.
Prediksi prediction
dapat didefenisikan sebagai kemampuan untuk memperkirakan pilihan-pilihan perilaku yang mungkin dipilih dari sejumlah
Universitas Sumatera Utara
kemungkinan pilihan yang ada bagi diri sendiri atau bagi pasangan dalam suatu hubungan. Penjelasan explanation
merujuk kepada usaha untuk menginterpretasikan makna dari tindakan yang dilakukan di masa lalu dari sebuah
hubungan. Dua konsep ini—prediksi dan penjelasan—menyusun dua subproses utama dari pengurangan ketidakpastian.
Selain itu, Berger dan Calabrese menyatakan bahwa ketidakpastian berhubungan dengan tujuh konsep lain yang berakar pada komunikasi dan
pengembangan hubungan: output verbal, kehangatan nonverbal seperti nada suara yang menyenangkan dan mencondongkan tubuh ke arah depan, pencarian
informasi bertanya, pembukaan diri, resiprositas pembukaan diri, kesamaan dan kesukaan. Tiap konsep ini bekerja bersama dengan lainnya sehingga partisipan
dapat mengurangi sebagian dari ketidakpastian mereka. Namun dalam penelitian ini, peneliti menggunakan konsep yang kedua yaitu kehangatan nonverbal.
Melalui aksioma dan teoromanya, URT Uncertainty Reduction Theory mengemukakan sebuah pergerakan yang dinamis dari hubungan interpersonal
pada tahap-tahap awalnya. Teori ini telah digambarkan sebagai contoh berteori secara orisinil dalam area komunikasi Miller, 1981 karena teori ini
memperlihatkan konsep-konsep seperti pencarian informasi, pembukaan diri yang secara khusus relevan terhadap mempelajari perilaku komunikasi West dan
Turner, 2009: 173-176 Teori Pengurangan Ketidakpastian adalah teori yang aksiomatik. Ini
berarti bahwa Berger dan Calabrese memulai dengan sekumpulan aksioma axioms atau kebenaran yang ditarik dari penelitian yang sebelumnya. URT
mengemukakan adanya tujuh aksioma dan dua aksioma tambahan. Sedangkan dalam penelitian ini, aksioma yang berkaitan dengan topik penelitian adalah
aksioma yang kedua, yaitu “Ketika ekspresi afiliatif nonverbal meningkat, tingkat ketidakpastian menurun dalam situasi interaksi awal. Selain itu, penurunan tingkat
ketidakpastian akan menyebabkan peningkatan keekspresifan afiliatif nonverbal. Hal ini merupakan salah satu hubungan yang bersifat negatif.” West dan Turner,
2009: 179
Universitas Sumatera Utara
II.2.5 Teori Kebohongan