BAB III METODOLOGI PENELITIAN
III.1 Metodologi Penelitian
Metode adalah cara atau teknik yang digunakan untuk riset. Metode mengatur langkah-langkah dalam melakukan riset. Sedangkan penentuan metode
riset, periset memilih metode apa yang akan dipakai dalam mendekati dan mencari data Kriyantono, 2006: 84.
Dalam penelitian ini, metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif. Metode ini bertujuan untuk menggambarkan, meringkaskan
berbagai kondisi, berbagai situasi atau berbagai fenomena realitas sosial yang ada di masyarakat yang menjadi objek penelitian dan berupaya menarik realitas itu ke
permukaan sebagai suatu ciri, karakter, sifat, model, tanda, atau gambaran tentang kondisi, situasi ataupun fenomena tertentu Bungin, 2007: 68.
Metodologi diukur berdasarkan kemanfaatannya dan tidak dapat dinilai apakah suatu metode benar atau salah. Untuk menelaah penelitian secara benar,
kita tidak cukup sekedar melihat apa yang ditemukan peneliti, tetapi juga bagaimana peneliti sampai pada temuannya berdasarkan kelebihan dan
keterbatasan metode yang digunakannya Mulyana, 2002: 146. Riset kualitatif bertujuan untuk menjelaskan fenomena dengan sedalam-
dalamnya melalui pengumpulan data sedalam-dalamnya. Riset ini tidak mengutamakan besarnya populasi atau sampling, bahkan populasi atau
samplingnya sangat terbatas. Jika data yang terkumpul sudah mendalam dan dapat menjelaskan fenomena yang diteliti, maka tidak perlu mencari sampling lainnya.
Di sini yang lebih ditekankan adalah persoalan kedalaman kualitas data bukan banyaknya kuantitas data. Dalam riset kualitatif, periset adalah bagian integral
dari data, artinya periset ikut aktif dalam menentukan jenis data yang diinginkan. Dengan demikian, periset menjadi instrumen riset yang harus terjun langsung di
lapangan. Karena itu riset ini bersifat subjektif dan hasilnya lebih kasuistik bukan untuk digeneralisasikan Kriyantono, 2006: 56-57.
Universitas Sumatera Utara
III.2 Studi Kasus
Penelitian ini bersifat kualitatif dengan menggunakan metode studi kasus. Studi kasus adalah uraian dan penjelasan komprehensif mengenai berbagai aspek
seorang individu, suatu kelompok, suatu organisasi komunitas, suatu program, atau suatu situasi sosial. Peneliti studi kasus berupaya menelaah sebanyak
mungkin data mengenai subjek yang diteliti Mulyana, 2002: 201. Pengertian lain studi kasus adalah metode riset yang menggunakan berbagai sumber data
sebanyak mungkin data yang bisa digunakan untuk meneliti, menguraikan dan menjelaskan secara komprehensif berbagai aspek individu, kelompok, suatu
program, organisasi atau peristiwa secara sistematis Kriyantono, 2006: 66. Penelitian dilakukan dengan pengamatan langsung terhadap objek
penelitian. Semua hasil pengamatan dituangkan dalam pembahasan. Hasil wawancara nantinya akan dianalisis dan dipilih jawaban yang paling mendekati
dan berkaitan denga tujuan penelitian. Adapun tujuan studi kasus adalah untuk meningkatkan pengetahuan mengenai peristiwa-peristiwa komunikasi yang nyata
dalam berbagai konteks. Selain itu, pernyataan tentang bagaimana dan mengapa hal-hal tertentu terjadi dalam sebuah situasi tertentu atau apa yang terjadi di sini.
Pada hakikatnya, peneliti sedang mencoba menghidupkan nuansa komunikasi dengan menguraikan kenyataan.
Sebagai suatu metode kualitatif, studi kasus memiliki beberapa keuntungan. Keistimewaan studi kasus meliputi hal-hal berikut:
1. Studi kasus merupakan sarana utama bagi penelitian emik, yakni
menyajikan pandangan subjek yang diteliti. 2.
Studi kasus menyajikan uraian yang menyeluruh yang mirip dengan apa yang dialami orang dalam kehidupan.
3. Studi kasus merupakan sarana efektif untuk menunjukkan hubungan antara
peneliti dan responden. 4.
Studi kasus memberikan uraian tebal yang diperlukan bagi penilaian atas transferabilitas.
5. Studi kasus terbuka bagi penelitian atas konteks yang turut berperan bagi
pemaknaan atas fenomena dalam konteks tersebut.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Mulyana, studi kasus periset berupaya secara seksama dan berbagai cara mengkaji sejumlah besar variabel mengenai suatu kasus khusus.
Dengan mempelajari seorang individu, suatu kelompok atau suatu kejadian semaksimal mungkin, periset bertujuan memberikan uraian yang lengkap dan
mendalam mengenai subjek yang diteliti. Karena itu, studi kasus mempunyai ciri- ciri:
1. Partikularistik. Artinya studi kasus terfokus pada situasi, peristiwa,
program atau fenomena tertentu. 2.
Deskriptif. Hasil akhir metode ini adalah deskriptif detail dari topik yang diteliti.
3. Heuristik. Metode studi kasus membentuk khalayak memahami apa yang
sedang diteliti. 4.
Induktif. Studi kasus berangkat dari fakta-fakta di lapangan, kemudian menyimpulkan ke dalam tataran konsep atau teori Kriyantono, 2006: 66.
Setiap analisis kasus mengandung data berdasarkan wawancara, data berdasarkan pengamatan, data dokumenter, kesan dan pernyataan orang lain
mengenai kasus tersebut. Pendekatan studi kasus menyediakan peluang untuk menerapkan prinsip umum terhadap situasi-situasi spesifik atau contoh-contoh,
yang disebut kasus-kasus. Contoh-contoh dikemukan berdasarkan isu-isu penting, sering diwujudkan dalam pertanyaan-pertanyaan, analisis studi kasus
menunjukkan kombinasi pandangan, pengetahuan dan kreativitas dalam mengidentifikasikan dan membahas isu-isu dari sudut pandang teori dan riset
yang relevan serta dalam merancang strategi yang realistik dan layak untuk mengatasi situasi problematik yang teridentifikasi dalam kasus Mulyana, 2002:
202. Menurut Ragin dalam Mulyana 2002 metode berorientasi kasus bersifat
holistik-metode ini menganggap kasus sebagai entitas menyeluruh dan bukan sebagai kumpulan bagian-bagian atau kumpulan skor mengenai variabel. Jadi,
hubungan antara bagian-bagian dalam keseluruhan itu dipahami dalam konteks keseluruhan, bukan dalam konteks pola-pola umum kovariasi antara variabel-
variabel yang menandai anggota-anggota suatu populasi unit-unit yang sebanding. Selain itu, hubungan sebab akibat dipahami sebagai perkiraan. Akibat dianalisis
Universitas Sumatera Utara
berdasarkan persimpangan berbagai kondisi dan biasanya diasumsikan bahwa hubungan manapun mungkin menimbulkan suatu akibat. Sifat ini dan sifat lain
metode berorientasi kasus memungkinkan peneliti menafsirkan kasus-kasus secara historis dan merumuskan pernyataan mengenai asal mula perubahan kualitatif
yang penting dalam situasi-situasi yang spesifik Mulyana, 2002: 203.
III.3 Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah komunikasi nonverbal dosen Ilmu Komunikasi FISIP USU.
III.4 Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini merujuk pada informan ataupun responden yang akan dimintai keterangan mengenai penelitian ini. Subjek dalam penelitian ini adalah
mahasiswa Departemen Ilmu Komunikasi. Informan tersebut kemudian dikategorikan dengan melihat tingkat
kehadiran, keaktifan di dalam kelas, informan tersebut dianggap mengetahui semua dosen Ilmu Komunikasi FISIP USU dan informan tersebut merupakan
mahasiswa Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU angkatan 2010.
III.5 Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Observasi, yaitu kemampuan seseorang
untuk menggunakan pengamatannya melalui hasil kerja pancaindera mata serta dibantu dengan
pancaindera lainnya, Bungin, 2007: 115 2.
Metode wawancara Wawancara adalah bentuk komunikasi antara dua orang, melibatkan
seseorang yang ingin memperoleh informasi dari seorang lainnya dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan, berdasarkan tujuan tertentu,
Mulyana, 2002: 180
Universitas Sumatera Utara
3. Studi Kepustakaan
Metode ini dilakukan dengan mengumpulkan dan mempelajari literatur dan sumber lainnya yang berkaitan dengan topik penelitian.
III.6 Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses penyederhanaan data dan penyajian data dengan mengelompokkannya dalam suatu bentuk yang mudah dibaca dan
diinterpretasi Silalahi, 2009: 332. Menurut Bogdan dan Biklen dalam Usman dan Akbar, 2009: 84 analisis
data ialah proses pencarian dan penyusunan data yang sistematis melalui transkrip, wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi yang secara akumulasi
menambah pemahaman peneliti terhadap yang ditemukan. Dalam penelitian ini, teknik analisis data yang digunakan adalah teknik
analisis data kualitatif yang dikembangkan oleh Miler dan Huberman 1992, yaitu :
1. Reduksi data
Reduksi data merupakan proses pemilihan, pemusatan perhatian, pengabstraksian dan pentransformasian data kasar dari lapangan. Proses ini
berlangsung selama penelitian dilakukan, dari awal sampai akhir penelitian. Pada awal, misalnya; melalui kerangka konseptual, permasalahan, pendekatan
pengumpulan data yang diperoleh. Selama pengumpulan data, misalnya membuat ringkasan, kode, mencari tema-tema, menulis memo dan lain-lain. Reduksi
merupakan bagian dari analisis, bukan terpisah. Fungsinya untuk menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan mengorganisasi
sehingga interpretasi bisa ditarik. Dalam proses reduksi ini peneliti benar-benar mencari data yang benar-benar valid. Ketika peneliti menyangsikan kebenaran
data yang diperoleh akan dicek ulang dengan informan lain yang dirasa peneliti lebih tahu.
2. Penyajian data
Adalah sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan untuk menarik kesimpulan dan pengambilan tindakan. Bentuk penyajiannya antara lain
berupa teks naratif, matriks, grafik, jaringan dan bagan. Tujuannya adalah untuk
Universitas Sumatera Utara
memudahkan membaca dan menarik kesimpulan. Oleh karna itu sajiannya harus tertata secara apik. Penyajian data juga merupakan bagian dari analisis, bahkan
mencakup pula reduksi data. Dalam proses ini peneliti mengelompokkan hal-hal yang serupa menjadi kategori atau kelompok satu, kelompok dua, kelompok tiga,
dan seterusnya. Masing-masing kelompok tersebut menunjukkan tipologi yang ada sesuai dengan rumusan masalahnya. Masing-masing tipologi terdiri atas sub-
sub tipologi yang bisa jadi merupakan urutan-urutan atau prioritas kejadian. Dalam tahap ini peneliti juga melakukan display penyajian data secara
sistematik, agar lebih mudah untuk dipahami interaksi antar bagian-bagiannya dalam konteks yang utuh bukan segmental atau fragmental terlepas satu dengan
lainnya. Dalam proses ini, data diklasifikasikan berdasarkan tema-tema inti. 3.
Menarik kesimpulan atau verifikasi Penarikan kesimpulan hanyalah sebagian dari satu kegiatan dari
konfigurasi yang utuh. Kesimpulan-kesimpulan juga diverifikasi selama penilitian berlangsung. Makna-makna yang muncul dari data harus selalu diuji kebenaran
dan kesesuaiannya sehingga validitasnya terjamin. Dalam tahap ini, peneliti membuat rumusan proposisi yang terkait dengan prinsip logika, mengangkatnya
sebagai temuan penelitian, kemudian dilanjutkan dengan mengkaji secara berulang-ulang terhadap data yang ada, pengelompokan data yang telah terbentuk
dan proposisi yang telah dirumuskan. Langkah selanjutnya yaitu melaporkan hasil penelitian lengkap, dengan ‘temuan baru’ yang berbeda dari temuan yang sudah
ada. Berdasarkan uraian di atas, langkah analisis data dengan pendekatan ini dapat digambarkan sebagai berikut.
Koleksi data Display data Reduksi
data
Pemaparan kesimpulan
Gambar III.1
Analisis Data Model Interaktif dari Miles dan Huberman 1994
Universitas Sumatera Utara
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN