Strategi Komunikasi Kajian Pustaka 1. Komunikasi

Universitas Sumatera Utara verbal, dan dapat terjadi dalam komunikasi tatap muka dan komunikasi dengan menggunakan media. Simbol biasanya telah disepakati bersama dalam sebuah kelompok, tetapi mungkin saja tidak dimengerti di luar lingkup kelompok tersebut. Selain proses dan simbol, makna juga memegang peranan penting dalam definisi komunikasi kita. Makna adalah yang diambil orang dari suatu pesan. Tanpa berbagi makna, kita semua akan mengalami kesulitan dalam menggunakan bahasa yang sama atau dalam menginterpretasikan suatu kejadian yang sama. Judith Martin dan Tom Nakayama 2002 menyatakan bahwa makna memiliki konsekuensi budaya. Istilah kunci yang terakhir dalam definisi komunikasi kita adalah lingkungan. Lingkungan environment adalah situasi atau konteks dimana komunikasi terjadi. Lingkungan terdiri atas beberapa elemen, seperti waktu, tempat, periode sejarah, relasi, dan latar belakang budaya pembicara dan pendengar. Lingkungan juga dapat dihubungkan. Maksudnya, komunikasi dapat terjadi dengan adanya bantuan dari teknologi. Lingkungan yang difasilitasi oleh media ini adalah area penting dan termasuk baru dalam teori komunikasi, namun juga mempengaruhi proses komunikasi baik secara langsung maupun tidak West, 2009:6-8.

2.2.2. Strategi Komunikasi

Para ahli komunikasi, terutama di negara-negara yang sedang berkembang, dalam tahun-tahun belakangan ini menumpahkan perhatian yang besar terhadap strategi komunikasi. Strategi pada hakikatnya adalah perencanaan planning dan management dalam mencapai suatu tujuan. Akan tetapi, untuk mencapai tujuan tersebut, strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan melainkan harus mampu menunjukkan bagaimana taktik operasionalnya Effendy, 2007: 32. Menurut R. Wayne Pace, Brent D Peterson dan M. Dallas Burnett dalam bukunya Tehnique for Effective Communication, menyatakan bahwa yang menjadi tujuan sentral strategi komunikasi meliputi to secure understanding, to establish acceptance, dan to motive action. Artinya bahwa dalam kegiatan komunikasi seorang komunikator harus memastikan pesan apakah sampai kepada Universitas Sumatera Utara komunikannya, setelah itu dibina dan didorong untuk melakukan sesuatu baik mengubah ataupun melanjutkan apa yang diinginkan komunikator. Strategi tersebut harus memperhatikan beberapa hal berikut ini: • Tujuan • Sasaran • Pesan • Instrumen dan Kegiatan • Sumber daya • Skala Waktu • Evaluasi dan Perbaikan Seperti halnya dengan strategi dalam bidang manapun, strategi komunikasi harus didukung oleh teori, sebab teori merupakan pengetahuan berdasarkan pengalaman yang sudah diuji kebenarannya. Banyak teori komunikasi yang sudah dikemukakan oleh para ahli, tetapi untuk strategi komunikasi yang dijadikan pendukung strategi tersebut adalah apa yang dikemukakan oleh Harold Lasswell. Cara untuk menerangkan kegiatan komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan “Who Says What In Which Channel To Whom With What Effect?”. Komunikasi merupakan suatu proses yang rumit. Dalam rangka menyusun strategi komunikasi diperlukan suatu pemikiran dengan memperhitungkan faktor- faktor pendukung dan faktor-faktor penghambat. a. Mengenali Sasaran Komunikasi Apa pun tujuannya, metodenya, dan banyaknya sasaran, pada diri komunikan perlu diperhatikan faktor-faktor sebagai berikut: 1. Faktor Kerangka Referensi Kerangka referensi seseorang terbentuk dalam dirinya sebagai hasil dari panduan pengalaman, pendidikan, gaya hidup, norma hidup, status sosial, ideologi, cita-cita dan sebagainya. 2. Faktor situasi dan kondisi Yang dimaksudkan dengan situasi disini ialah situasi komunikasi pada saat komunikan akan menerima pesan yang kita sampaikan. Situasi yang bisa menghambat jalannya komunikasi dapat diduga Universitas Sumatera Utara sebelumnya, dapat juga dating tiba-tiba pada saat komunikasi dilancarkan. Kondisi disini adalah state of personality komunikan, yaitu keadaan fisik dan psikis komunikan pada saat ia menerima pesan komunikasi. Disini faktor manusiawi sangat penting. b. Pemilihan Media Komunikasi Media komunikasi banyak jumlahnya, mulai dari yang tradisional sampai yang modern yang dewasa ini banyak dipergunakan. Kita bisa menyebutnya kentongan, bedug, pagelaran kesenian, surat, papan pengumuman, telepon, telegram, pamflet, poster, spanduk, surat kabar, majalah, film, radio, dan televisi yang pada umumnya dapat diklasifikasikan sebagai media tulisan atau cetakan, visual, aural, dan audio-visual. c. Pengkajian Tujuan Pesan Komunikasi Pesan komunikasi message mempunyai tujuan tertentu. Ini menentukan teknik yang harus diambil, apakah itu teknik informasi, teknik persuasi, atau teknik instruksi. Isi pesan komunikasi bisa satu, tetapi lambang-lambang yang dipergunakan bisa macam-macam. Lambang yang bisa dipergunakan untuk menyampaikan isi komunikasi ialah bahasa, gambar, warna, kial gesture, dan sebagainya. d. Peranan Komunikator dalam komunikasi − Daya tarik Sumber Seorang komunikator akan berhasil dalam komunikasi, akan mampu mengubah sikap, opini, dan perilaku komunikan melalui mekanisme daya tarik jika pihak komunikan merasa bahwa komunikator ikut serta dengannya. Dengan lain perkataan, komunikan merasa ada kesamaan antara komunikator dengannya sehingga komunikan bersedia taat pada isi pesan yang dilancarkan oleh komunikator. − Kredibilitas Sumber Faktor kedua yang bisa menyebabkan komunikasi berhasil ialah kepercayaan komunikan pada komunikator. Kepercayaan ini banyak Universitas Sumatera Utara bersangkutan dengan profesi atau keahlian yang dimiliki seorang komunikator. Berdasarkan factor kedua tersebut, seorang komunikator dalam menghadapi komunikan harus bersikap empatik empathy, yaitu kemampuan seseorang untuk memproyeksikan dirinya kepada peranan orang lain. Seorang komunikator harus bersikap empatik ketika ia berkomunikasi dengan komunikan yang sedang sibuk, marah, bingung, sedih, sakit, kecewa, dan sebagainya Effendy, 2007: 35-39.

2.2.3. Komunikasi Antar Pribadi

Dokumen yang terkait

Pola Pendidikan pada Anak Autis (Studi Deskriptif: Anak Autis di Sekolah Luar Biasa Al-Azhar Medan)

24 156 106

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DENGAN TEMPER TANTRUM PADA ANAK AUTIS DI SLB AGCA Hubungan Antara Pola Asuh Orang Tua Dengan Temper Tantrum Pada Anak Autis Di Slb Agca Center Surakarta.

0 3 13

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DENGAN TEMPER TANTRUM PADA ANAK AUTIS DI SLB AGCA Hubungan Antara Pola Asuh Orang Tua Dengan Temper Tantrum Pada Anak Autis Di Slb Agca Center Surakarta.

0 4 17

POLA KOMUNIKASI ANTARA ORANG TUA DENGAN ANAK AUTIS KOTA SURABAYA ( Studi Deskriptif Kualitatif Pola Komunikasi Antara Orang Tua dengan Anak Autis di Surabaya ).

0 1 76

Strategi Komunikasi Guru Dalam Menghadapi Temper Tantrum Pada Anak Autis (Studi Deskriptif Kualitatif Pada Anak Autis Di Sekolah YAKARI Di Kota Medan)

0 0 11

Strategi Komunikasi Guru Dalam Menghadapi Temper Tantrum Pada Anak Autis (Studi Deskriptif Kualitatif Pada Anak Autis Di Sekolah YAKARI Di Kota Medan)

0 0 1

Strategi Komunikasi Guru Dalam Menghadapi Temper Tantrum Pada Anak Autis (Studi Deskriptif Kualitatif Pada Anak Autis Di Sekolah YAKARI Di Kota Medan)

0 0 4

Strategi Komunikasi Guru Dalam Menghadapi Temper Tantrum Pada Anak Autis (Studi Deskriptif Kualitatif Pada Anak Autis Di Sekolah YAKARI Di Kota Medan)

0 0 39

Strategi Komunikasi Guru Dalam Menghadapi Temper Tantrum Pada Anak Autis (Studi Deskriptif Kualitatif Pada Anak Autis Di Sekolah YAKARI Di Kota Medan)

0 0 2

Strategi Komunikasi Guru Dalam Menghadapi Temper Tantrum Pada Anak Autis (Studi Deskriptif Kualitatif Pada Anak Autis Di Sekolah YAKARI Di Kota Medan)

0 0 11