Teknik Pengumpulan Data Keabsahan Data

Universitas Sumatera Utara informan tambahan dalam menghadapi temper tantrum pada anak autis di sekolah YAKARI Medan.

3.4. Unit Analisis

Unit analisis pada umumnya dilakukan untuk memperoleh gambaran yang umum dan menyeluruh tentang situasi sosial yang diteliti objek penelitian. Unit analisis dalam penelitian ini meliputi 3 komponen menurut Spradly dalam Sugiono, 2007: 68 yaitu: 1. Tempat place, tempat penelitian ini berlangsung di Sekolah Yakari Medan. 2. Pelaku actor, pelaku atau orang yang sesuai dengan objek penelitian ini adalah guru yang menghadapi temper tantrum pada anak autis. 3. Kegiatan activity, kegiatan yang dilakukan pelaku berkaitan dengan objek penelitian, yaitu strategi komunikasi dalam menghadapi temper tantrum pada anak autis.

3.5. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah teknik atau cara-cara yang dapat digunakan periset dalam mengumpulkan data Kriyantono, 2006:91. Penelitian ini menggunakan dua metode pengumpulan data yaitu: 1. Data Primer Data primer adalah data yang diperoleh dari sumber data pertama dan tangan pertama di lapangan Kriyantono, 2006:43. Adapun data untuk mendapatkan data primer, yaitu: a. Wawancara Interview Tipe wawancara mendalam adalah proses memperoleh keterangan atau informasi untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan atau orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman wawancara, dimana pewawancara dan informan terlibat dalam kehidupan sosial yang relatif lain. Dengan demikian Universitas Sumatera Utara keabsahan wawancara adalah keterlibatannya dalam kehidupan informan Bungin, 2007: 108. b. Observasi Merupakan kegiatan pengamatan secara langsung dengan tujuan mengetahui kegiatan yang dilakukan objek yang diobservasi 2. Data Sekunder Pada umumnya bahwa data sekunder berbentuk cacatan atau laporan dokumentasi oleh lembaga tertentu Ruslan, 2003:138. Pengumpulan data dilakukan dengan cara studi kepustakaan yaitu mencari, melihat, dan membuka dokumen, situs-situs, atau buku-buku ilmiah yang berhubungan dengan penelitian dan peneliti diharapkan bisa mendapatkan banyak fakta dan data yang dapat mendukung proses penelitian ini. Penelitian ini dilakukan selama 10 hari, pada tanggal 58; 68; 108; 118; 318; 219; 229; 239; 289; 299.

3.6. Keabsahan Data

Keabsahan trustworthiness data merupakan konsep penting yang diperbaharui dari konsep positivisme: kesahihan validitas serta keandalan reliabilitas. Keabsahan data disesuaikan dengan tuntutan pengetahuan, kriteria, dan metode penelitian kualitataif yang digunakan. Namun, intinya untuk menetapkan keabsahan data diperlukan teknik pemeriksaan yang dilandasi empat kriteria: credibility kredibilitas–derajat kepercayaan, transferability transferabilitas–keteralihan, dependability dependabilitas – ketergantungan, confirmability konfirmabilitas – kepastian Vardiansyah, 2008: 72 Keabsahan data adalah setiap keadaan harus memenuhi: 1. Mendemonstrasikan nilai yang benar, 2. Menyediakan dasar agar hal itu dapat diterapkan, 3. Memperbolehkan keputusan luar yang dapat dibuat tentang konsistensi dari prosedurnya dan kenetralan dari temuan dan keputusan- keputusannya Moleong, 2005: 320. Universitas Sumatera Utara Teknik keabsahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Perpanjangan Keikutsertaan Kehadiran peneliti dalam setiap tahap penelitian kualitatif membantu peneliti untuk memahami semua data yang dihimpun dalam penelitian. Peneliti kualitatif adalah orang yang langsung melakukan wawancara dan observasi dengan informan-informannya. Karena itu peneliti kualitatif adalah peneliti yang memiliki waktu yang lama bersama dengan informan di lapangan, bahkan sampai kejenuhan pengumpulan data tercapai Bungin, 2008: 254 2. Ketekunan Pengamatan Untuk memperoleh derajat keabsahan yang tinggi, maka hal yang dilakukan adalah meningkatkan ketekunan dalam pengamatan di lapangan. Pengamatan bukanlah suatu teknik pengumpulan data yang hanya mengandalkan kemampuan panca indera termasuk pendengaran, perasaan, dan insting peneliti. Dengan meningkatkan ketekunan pengamatan dilapangan maka derajat keabsahan data telah ditingkatkan pula Bungin, 2008: 256.

3.7. Teknik Analisis Data

Dokumen yang terkait

Pola Pendidikan pada Anak Autis (Studi Deskriptif: Anak Autis di Sekolah Luar Biasa Al-Azhar Medan)

24 156 106

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DENGAN TEMPER TANTRUM PADA ANAK AUTIS DI SLB AGCA Hubungan Antara Pola Asuh Orang Tua Dengan Temper Tantrum Pada Anak Autis Di Slb Agca Center Surakarta.

0 3 13

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DENGAN TEMPER TANTRUM PADA ANAK AUTIS DI SLB AGCA Hubungan Antara Pola Asuh Orang Tua Dengan Temper Tantrum Pada Anak Autis Di Slb Agca Center Surakarta.

0 4 17

POLA KOMUNIKASI ANTARA ORANG TUA DENGAN ANAK AUTIS KOTA SURABAYA ( Studi Deskriptif Kualitatif Pola Komunikasi Antara Orang Tua dengan Anak Autis di Surabaya ).

0 1 76

Strategi Komunikasi Guru Dalam Menghadapi Temper Tantrum Pada Anak Autis (Studi Deskriptif Kualitatif Pada Anak Autis Di Sekolah YAKARI Di Kota Medan)

0 0 11

Strategi Komunikasi Guru Dalam Menghadapi Temper Tantrum Pada Anak Autis (Studi Deskriptif Kualitatif Pada Anak Autis Di Sekolah YAKARI Di Kota Medan)

0 0 1

Strategi Komunikasi Guru Dalam Menghadapi Temper Tantrum Pada Anak Autis (Studi Deskriptif Kualitatif Pada Anak Autis Di Sekolah YAKARI Di Kota Medan)

0 0 4

Strategi Komunikasi Guru Dalam Menghadapi Temper Tantrum Pada Anak Autis (Studi Deskriptif Kualitatif Pada Anak Autis Di Sekolah YAKARI Di Kota Medan)

0 0 39

Strategi Komunikasi Guru Dalam Menghadapi Temper Tantrum Pada Anak Autis (Studi Deskriptif Kualitatif Pada Anak Autis Di Sekolah YAKARI Di Kota Medan)

0 0 2

Strategi Komunikasi Guru Dalam Menghadapi Temper Tantrum Pada Anak Autis (Studi Deskriptif Kualitatif Pada Anak Autis Di Sekolah YAKARI Di Kota Medan)

0 0 11