Ciri-ciri Komunikasi Antar Pribadi KAP

Universitas Sumatera Utara

2.2.4. Ciri-ciri Komunikasi Antar Pribadi KAP

Berdasarkan definisi Komunikasi Antar Pribadi, Rogers mendefinisikan ciri-ciri KAP, yaitu: 1. Arus pesan dua arah 2. Konteks komunikasi dua arah 3. Tingkat umpan balik tinggi 4. Kemampuan mengatasi selektivitas tinggi 5. Kecepatan jangkauan terhadap khalayak relatif lambat 6. Efek yang terjadi perubahan sikap Dalam bukunya Hardjana menjelaskan beberapa ciri-ciri dari komunikasi interpersonal, yaitu: 1. Komunikasi Interpersonal adalah Verbal dan Nonverbal Komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang pesannya dikemas dalam bentuk verbal dan nonverbal. Dalam komunikasi itu, seperti pada komunikasi umumnya, selalu mencakup dua unsure pokok: isi pesan dan bagaimana isi itu dikatakan atau dilakukan, baik secara verbal dan juga nonverbal. Untuk efektifnya, kedua unsure itu sebaiknya diperhatikan dan dilakukan berdasarkan pertimbangan situasi, kondisi, dan keadaan penerima pesannya. 2. Komunikasi Interpersonal Mencakup Perilaku Tertentu Perilaku dalam komunikasi meliputi perilaku verbal dan nonverbal. Ada tiga perilaku dalam komunikasi interpersonal: a Perilaku spontan spontaneous behaviour adalah perilaku yang dilakukan karena desakan emosi dan tanpa sensor serta revisi secara kognitif. Artinya, perilaku itu terjadi begitu saja. Jika verbal, perilaku spontan bernada asal bunyi. Misalnya, “hai”, “aduh” atau “hore”. Perilaku spontan nonverbal, misalnya meletakkan telapak tangan pada dahi waktu kita sadar telah berbuat keliru atau lupa, melambaikan tangan pada waktu berpapasan dengan teman, atau menggebrak meja dalam diskusi ketika kita tidak setuju atas pendapat orang. Universitas Sumatera Utara b Perilaku menurut kebiasaan script behaviour adalah perilaku yang kita pelajari dari kebiasaan kita. Perilaku itu khas, dilakukan pada situasi tertentu, dan dimengerti orang. Misalnya, ucapan “selamat datang” kepada teman yang dating, “apa kabar” pada waktu berjumpa dengan teman, atau “selamat malam” pada waktu sebelum tidur. Dalam bentuk nonverbal, misalnya “berjabat tangan” dengan teman, “mencium tangan” orang tua, “memeluk” kekasih. Perilaku semacam itu sering kita lakukan tanpa terlalu mempertimbangkan artinya dan terjadi secara spontan karena sudah mendarahdaging dalam diri kita. c Perilaku sadar contrived behaviour adalah perilaku yang dipilih karena dianggap sesuai dengan situasi yang ada. Perilaku itu dipikirkan dan dirancang sebelumnya, dan disesuaikan dengan orang yang akan dihadapi, urusan yang harus diselesaikan, dan situasi serta kondisi yang ada. 3. Komunikasi Interpersonal adalah Komunikasi yang Berproses Pengembangan Komunikasi interpersonal merupakan komunikasi yang berproses pengembangan developmental process. Komunikasi interpersonal berbeda-beda tergantung dari tingkat hubungan pihak-pihak yang terlibat dalam komunikasi, pesan yang dikomunikasikan dan cara pesan dikomunikasikan. Komunikasi itu berkembang berawal dari saling pengenalan yang dangkal, berlanjut makin mendalam, dan berakhir dengan saling pengenalan yang amat mendalam. Tetapi juga dapat putus, sampai akhirnya saling melupakan. 4. Komunikasi Interpersonal Mengandung Umpan Balik, Interaksi, dan Koherensi Komunikasi interpersonal merupakan komunikasi tatap muka. Karena itu, kemungkinan umpan balik feedback besar sekali. Dalam komunikasi itu, penerimaan pesan dapat langsung menanggapi dengan menyampaikan umpan balik. Dengan demikian, diantara pengirim dan Universitas Sumatera Utara penerima pesan terjadi interaksi interaction yang satu mempengaruhi yang lain, dan kedua-duanya saling mempengaruhi dan memberi serta menerima dampak. Pengaruh itu terjadi pada dataran kognitif- pengetahuan, efektif-perasaan, dan behavioral-perilaku. Semakin berkembang komunikasi interpersonal itu, semakin intensif umpan balik dan interaksinya karena peran pihak-pihak yang terlibat berubah peran dari penerima pesan menjadi pemberi pesan, dan sebaliknya dari pemberi pesan menjadi penerima pesan. Agar komunikasi interpersonal itu berjalan secara teratur, dalam komunikasi itu pihak- pihak yang terlibat saling menanggapi sesuai dengan isi pesan yang diterima. Dari sini terjadilah koherensi dalam komunikasi baik antara pesan yang disampaikan dan umpan balik yang diberikan, maupun dalam keseluruhan komunikasi. 5. Komunikasi Interpersonal Berjalan Menurut Peraturan Tertentu Agar berjalan dengan baik, maka komunikasi interpersonal hendaknya mengikuti peraturan rules tertentu. Peraturan itu ada yang intrinsic dan ada yang ekstrinsik. Peraturan intrinsic adalah peraturan yang dikembangkan oleh masyarakat untuk mengatur cara orang harus berkomunikasi satu sama lain. Peraturan ini menjadi patokan perilaku dalam komunikasi interpersonal. Karena ditetapkan oleh masyarakat, patokan itu bersifat khas untuk masing-masing, masyarakat, budaya, dan bangsa. Peraturan intrinsik misalnya, meski sama-sama sopan, hormat, menghargai, tetapi bentuknya berbeda diantara orang Jawa dan Orang Jepang. Peraturan ekstrinsik adalah peraturan yang ditetapkan oleh situasi atau masyarakat. Peraturan ekstrinsik oleh situasi, misalnya pada waktu melayat, nada bicara dalam komunikasi interpersonal berbeda dengan ketika pesta; komunikasi interpersonal dirumah ibadat berbeda dengan komunikasi interpersonal di lapangan bola. Peraturan ekstrinsik oleh masyarakat, misalnya komunikasi interpersonal yang dilakukan oleh dua orang yang sedang pacaran Universitas Sumatera Utara dirumah salah satu seorang pacar tidak berlangsung melebihi pukul 9 malam. Peraturan ekstrinsik sering menjadi pembatasan komunikasi. 6. Komunikasi Interpersonal adalah Kegiatan Aktif Komunikasi interpersonal merupakan kegiatan yang aktif, bukan pasif. Komunikasi interpersonal bukan hanya komunikasi dari pengirim kepada penerima pesan dan sebaliknya, melainkan komunikasi timbal balik antara pengirim dan penerima pesan. Komunikasi interpersonal bukan sekadar serangkaian rangsangan-tanggapan, stimulus-respon, tetapi serangkaian proses saling penerimaan, penyerapan, dan penyampaian tanggapan yang sudah diolah oleh masing-masing pihak. Dalam komunikasi interpersonal, pihak-pihak yang berkomunikasi tidak hanya saling bertukar produk tetapi terlibat dalam proses untuk bersama-sama membentuk dan menghasilkan produk. Karena itu, pihak-pihak yang melakukan komunikasi interpersonal bertindak aktif, baik waktu menyampaikan pesan maupun pada waktu menerima pesan. Maka, pihak yang menyampaikan pesan harus berusaha sebaik- baiknya agar pesan dapat sampai dan dimengerti dengan pas, dan mengirimkannya melalui media yang sesuai. Sedang pihak penerima pesan harus berusaha mendengarkan dan mengerti baik-baik pesan yang didengarkannya serta menyampaikan umpan balik dengan tepat mengenai isi dan caranya. 7. Komunikasi Interpersonal Saling Mengubah Komunikasi interpersonal juga berperan untuk saling mengubah dan mengembangkan. Melalui interaksi dalam komunikasi, pihak-pihak yang terlibat komunikasi dapat saling member inspirasi, semangat, dan dorongan untuk mengubah pemikiran, perasaan dan sikap yang sesuai dengan topic yang dibahas bersama. Karena itu, komunikasi interpersonal dapat merupakan wahana untuk saling belajar dan mengembangkan wawasan, pengetahuan, dan kepribadian Hardjana, 2003: 85-90. Universitas Sumatera Utara

2.2.5 Efektifitas KAP Sebagai Sebuah Strategi Komunikasi

Dokumen yang terkait

Pola Pendidikan pada Anak Autis (Studi Deskriptif: Anak Autis di Sekolah Luar Biasa Al-Azhar Medan)

24 156 106

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DENGAN TEMPER TANTRUM PADA ANAK AUTIS DI SLB AGCA Hubungan Antara Pola Asuh Orang Tua Dengan Temper Tantrum Pada Anak Autis Di Slb Agca Center Surakarta.

0 3 13

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DENGAN TEMPER TANTRUM PADA ANAK AUTIS DI SLB AGCA Hubungan Antara Pola Asuh Orang Tua Dengan Temper Tantrum Pada Anak Autis Di Slb Agca Center Surakarta.

0 4 17

POLA KOMUNIKASI ANTARA ORANG TUA DENGAN ANAK AUTIS KOTA SURABAYA ( Studi Deskriptif Kualitatif Pola Komunikasi Antara Orang Tua dengan Anak Autis di Surabaya ).

0 1 76

Strategi Komunikasi Guru Dalam Menghadapi Temper Tantrum Pada Anak Autis (Studi Deskriptif Kualitatif Pada Anak Autis Di Sekolah YAKARI Di Kota Medan)

0 0 11

Strategi Komunikasi Guru Dalam Menghadapi Temper Tantrum Pada Anak Autis (Studi Deskriptif Kualitatif Pada Anak Autis Di Sekolah YAKARI Di Kota Medan)

0 0 1

Strategi Komunikasi Guru Dalam Menghadapi Temper Tantrum Pada Anak Autis (Studi Deskriptif Kualitatif Pada Anak Autis Di Sekolah YAKARI Di Kota Medan)

0 0 4

Strategi Komunikasi Guru Dalam Menghadapi Temper Tantrum Pada Anak Autis (Studi Deskriptif Kualitatif Pada Anak Autis Di Sekolah YAKARI Di Kota Medan)

0 0 39

Strategi Komunikasi Guru Dalam Menghadapi Temper Tantrum Pada Anak Autis (Studi Deskriptif Kualitatif Pada Anak Autis Di Sekolah YAKARI Di Kota Medan)

0 0 2

Strategi Komunikasi Guru Dalam Menghadapi Temper Tantrum Pada Anak Autis (Studi Deskriptif Kualitatif Pada Anak Autis Di Sekolah YAKARI Di Kota Medan)

0 0 11