33
misal mereka ingin menunjukkan bahwa mereka sudah mampu seorang perempuan untuk melayani kepuasan seksnya.
j. Penggunaan obat – obatan terlarang dan alkohol. Peningkatan penggunaan obat terlarang dan alkohol makin lama makin meningkat.
k. Mereka kehilangan kontrol sebab tidak tahu batas-batasnya yang boleh dan mana tidak boleh.
l. Mereka merasa sudah saatnya untuk melakukan aktifitas seksual sebab sudah merasa matang secara fisik
m. Adanya keinginan untuk menunjukkan cinta pada pacarnya n. Penerimaan aktifitas seksual pacarnya
o. Sekedar menunjukkan kegagalan dan kemampuan fisiknya. p. Terjadinya peningkatan rangsangan pada seksual akibat peningkatan kadar
hormon reproduksi atau seksual.
2.4 Peran orangtua dalam perilaku seks bebas pada remaja
Perilaku yang tidak sesuai dengan tugas perkembangan remaja pada umumnya dapat dipengaruhi orangtua. Bilamana orangtua mampu memberikan
pemahaman mengenai perilaku seks kepada anak-anaknya, maka anak-anaknya cenderung mengontrol perilaku seksnya itu sesuai dengan pemahaman yang
diberikan orangtuanya. Hal ini terjadi karena pada dasarnya pendidikan seks yang terbaik adalah yang diberikan oleh orangtua itu sendiri, dan dapat pula
diwujudkan melalui cara hidup orangtua dalam keluarga sebagai suami-istri yang bersatu dengan perkawinan.
34
Kesulitan yang timbul kemudian adalah apabila pengetahuan orangtua kurang memadai menyebabkan sikap kurang terbuka dan cenderung tidak
memberikan pemahaman tentang masalah-masalah seks anak. Akibatnya anak mendapatkan informasi seks yang tidak sehat. Informasi seks yang tidak sehat
atau tidak sesuai dengan perkembangan usia remaja ini mengakibatkan remaja terlibat dalam kasus-kasus berupa konflik-konflik dan gangguan mental, ide-ide
yang salah dan ketakutan-ketakutan yang berhubungan dengan seks. Dalam hal ini, terciptanya konflik dan gangguan mental serta ide-ide yang salah dapat
memungkinkan seorang remaja untuk melakukan perilaku seks pranikah Freud, 2010.
Ketidak tahuan orangtua maupun sikap yang masih menabukan pembicaraan seks dengan anak cenderung membuat jarak dengan anak. Akibatnya
pengetahuan remaja tentang seksualitas sangat kurang. Padahal peran orangtua sangatlah penting, terutama pemberian pengetahuan tentang seksualitas. Dalam
berbagai penelitian yang telah dilakukan, dikemukakan bahwa anak remaja yang dibesarkan dalam lingkungan sosial keluarga yang tidak baik disharmonis
keluarga, maka resiko anak untuk mengalami gangguan kepribadian menjadi berkepribadian anti sosial dan berprilaku menyimpang lebih besar dibandingkan
dengan anak remaja yang dibesarkan dalam keluarga sehat harmonis sakinah. Perilaku seksual merupakan salah satu bentuk pelampiasan kekesalan dan ketidak
puasan remaja terhadap orangtua dan orang dewasa yang dianggap terlalu banyak mengatur atau mengekang.
35
Kriteria keluarga yang sehat menurut Ali 2011, antara lain: 1. Keluarga tidak utuh broken home by death, separation, divorce
2. Kesibukan orangtua, ketidak beradaan dan ketidak bersamaan orangtua dan anak di rumah.
3. Hubungan interpersonal antar anggota keluarga ayah-ibu-anak yang tidak baik buruk.
4. Substitusi ungkapan kasih sayang orangtua kepada anak, dalam bentuk materi dari pada kejiwaan psikologis
Kedekatan geografis orangtua dan anak ternyata tidak menjamin selalu terkontrolnya perilaku seks anak remaja mereka. Mereka justru tidak ingin
mengambil resiko bertemunya dengan kenalan orangtuanya baik di hotel atau tempat umum lainnya.
Bagi mereka risiko terlihat ditempat umum lebih besar dari pada di rumah orangtua mereka karena mereka tahu pasti jam orangtua mereka atau saat orangtua
akan berada di luar rumah. Dengan demikian, bila hubungan seks dilakukan di rumah, mereka akan memilih saat kedua orangtuanya sedang tidak ada dirumah
atau sedang bekerja Khisbiyah, 2012. Dalam hal ini peran orangtua sangat penting mengarahkan remaja menuju
tingkah laku yang positif dan terutama dalam pendidikan sehingga dapat mencapai sasaran belajar yang dikehendaki. Disamping itu tingkah laku orangtua
pun menjadi contoh dan menjadi panutan remaja dalam bertingkah laku. Mendampingi remaja saat ini sangat penting sehingga tercapai cita-cita dan tida
merugikan masa depan remaja untuk yang lebih baik. Selain itu pendidikan seks
36
sangat diperlukan, sehinga terdapat pengertian yang benar tentang berbagai masalah hubungan seks Manuaba, 2009.
Perilaku seks bebas itu dapat dicegah melalui keluarga, sehendaknya orangtua lebih memperhatikan anak-anaknya apalagi anak yang baru beranjak
dewasa dan memberi pengertian pada anak tentang apa itu seks dan akibatnya jika seks itu dilakukan. Tugas orangtua adalah memberikan pendidikan kesehatan
reproduksi yang benar sebagai upaya untuk mencegah terjadinya seks bebas sehingga akan terjadi kehidupan remaja berbudaya hidup sehat Dianawati, 2006.
Penelitian Niken Sulistiani 2012 tentang peran orangtua dalam pencegah perilaku seks bebas pada remaja di desa gondang kecamatan karangrejo kabupaten
magetan. Hasil penelitian bahwa 45 sebanyak 27 responden mempunyai peran baik dalam pencegahan perilaku seks bebas pada remaja, dan setengahnya lagi
55 sebanyak 34 responden mempunyai peran buruk dalam pencegahan perilaku pada remaja.
Orangtua dalam hal ini sangat berperan penting, poin-poin peranan orangtua dalam mencegahan seks bebas:
1. Sebagai pendidik. 2. Sebagai panutan.
3. Sebagai pendamping. 4. Sebagai konselor.
5. Sebagai komunikator. 6. Sebagai teman sahabat.
37
Hal tersebut dapat menjadi anak lebih dekat dengan orangtuanya sehingga anak tidak akan sampai terjerumus kepada hal-hal yang negatif termasuk seks
bebas Mutiarach, 2012.
2.5 Kerangka Pikir