22
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kematangan pada remaja menyebabkan munculnya minat seksual dan keingintahuan remaja tentang
seksual. Pada masa-masa seperti inilah remaja mulai menunjukkan perilaku- perilaku seksual dalam upaya memenuhi dorongan seksualnya. Perilaku seksual
merupakan perilaku yang bertujuan untuk menarik perhatian lawan jenis dan memperoleh teman baru kemudian dimunculkan dalam bentuk pacaran. Aktivitas
seksual dianggap hal lazim dilakukan remaja yang berpacaran sebagai ekspresi rasa cinta dan kasih sayang.
2.3.4 Permasalahan dalam masa remaja
Masa remaja merupakan salah satu periode dari perkembangan manusia. Masa ini merupakan masa perubahan atau peralihan dari masa kanak – kanak ke
masa dewasa yang meliputi perubahan biologik, psikologik dan sosial. Ada dua aspek pokok dalam perubahan remaja yaitu Hurlock, 2007:
1. Perubahan fisik atau biologis Masa remaja diawali dengan pertumbuhan yang sangat cepat dan biasanya
disebut pubertas. Dengan adanya perubahan yang cepat itu terjadilah perubahan fisik dan kematangan seksual sebagai hasil dari perubahan hormonal. Antara
remaja perempuan dengan laki-laki kematangan seksual terjadi dalam usia yang agak berbeda.
2. Perubahan psikologis Masa peralihan ini seringkali menghadapkan remaja tersebut pada situasi
yang membingungkan, disatu pihak ia masih kanak-kanak dan dilain pihak ia harus bertingkah laku seperti dewasa. Situasi – situasi yang menimbulkan konflik
23
itu sering menyebabkan banyak perilaku remaja yang aneh atau canggung dan kalau tidak dikontrol bisa mengakibatkan kenakalan remaja.
2.3.5 Faktor penyebab seks bebas bagi remaja
Menurut Widyastuti 2009 bahwa faktor – faktor yang mempunyai perilaku seksual remaja antara lain:
1. Pengalaman Seksual Makin banyak pengalaman mendengar, melihat, dan mengalami hubungan
seksual, maka makin kuat stimulusi yang dapat mendorong munculnya perilaku seksual. Misalnya, media massa film, internet, gambar atau majalah porno,
obrolan dari teman atau pacar tentang pengalaman seks, melihat orang – orang yang tengah berpacaran atau melakukan hubungan seksual.
2. Faktor kepribadian Seperti harga diri, kontrol diri, tanggung jawab, kemampuan membuat
keputusan dan nilai- nilai yang dimiliki. 3. Pemahaman dan penghayatan nilai-nilai keagamaan
Orang – orang yang memilki penghayatan yang kuat tentang nilai-nilai keagamaan, integritas yang baik juga cenderung mampu menampilkan perilaku
seksual selaras dengan nilai yang diyakininya serta mencari kepuasan dari perilaku yang produktif. Berfungsinya keluarga dalam menjalankan fungsi
kontrol, penanaman nilai moral dan keterbukaan komunikasi. Remaja rentan dalam melakukan perilaku seks yang menyimpang salah satunya faktor
ketidaktahuan orangtua dalam memberikan pendidikan seks secara dini serta
24
adanya sikap mereka menabukan pembicaraan seks pada anak-anaknya, sikap yang cenderung membuat jarak dengan anak dalam masalah seks.
4. Pengetahuan tentang kesehatan reproduksi Remaja ini memiliki pemahaman secara benar dan proporsional tentang
kesehatan reproduksi cenderung memahami resiko perilaku serta alternatif cara yang dapat digunakan untuk menyalurkan dorongan seksual sehat dan
bertanggung jawab. Menurut Mutiarach 2012, faktor penyebab seks bebas antara lain:
1. Akibat atau pengaruh mengkonsumsi berbagai tontonan. Tontonan berkolerasi secara positif dan signifikan dalam bentuk perilaku
mereka, terutama tayangan film dan sinetron, baik film yang ditonton di layar kaca maupun film yang dilayar lebar serta tampilan-tampilan porno yang banyak
dijajak di media sosial. Faktor lingkungan, baik lingkungan keluarga maupun pergaulannya.
2. Tekanan yang datang dari teman pergaulan Lingkungan pergaulan yang dimasuki oleh seorang remaja dapat juga
berpengaruh untuk menekan temannya yang belum melakukan hubungan seks, bagi remaja tersebut dari teman-temannya dirasakan lebih kuat dari pada yang
didapat dari pacarnya sendiri. 3. Tekanan dari pacar
Karena kebutuhan seseorang untuk mencintai dan dicintai, seorang harus rela melakukan apa saja terhadap pasangannya, tanpa memikirkan resiko yang
akan dihadapinya. Dalam hal ini yang berperan bukan nafsu seksual saja, namun
25
juga merupakan sikap memberontak terhadap orangtuanya. Remaja lebih membutuhkan suatu hubungan, penerimaan, rasa aman, dan harga diri selayaknya
orang dewasa. 4. Rasa penasaran
Pada masa remaja ini keingintahuannya begitu besar terhadap seks, apalagi jika teman-temannya mengatakan bahwa nikmat, ditambah lagi adanya informasi
yang tidak terbatas maksudnya, maka rasa penasaran tersebut semakin mendorong mereka untuk lebih melakukan macam percobaan.
5. Penampilan diri Faktor ini tidak hanya datang dari diri sendiri, misalnya karena terlanjur
berbuat, seorang remaja perempuan biasanya berpendapat sudah tidak ada lagi yang dapat dibanggakan dalam dirinya, maka dalam pikirannya tersebut ia akan
merasa putus asa dan mencari pelampiasan yang akan menjerumuskannya dalam pergaulan bebas.
6. Peran orangtua Orangtua dalam hal ini sangat berperan penting dalam mencegah seks
bebas, namun juga jika peranan tersebut tidak dapat dilaksanakan dengan baik oleh orangtua maka anak atau remaja dapat terjerumus ke dalam dunia seks bebas.
Kurangnya panutan yang diberikan orangtua kepada anak akibat selalu sibuk dengan pekerjaannya, kurangnya komunikasi yang baik antara orangtua dan anak,
orangtua tidak dapat menjadi teman dan penghibur bagi anak.
26
2.3.6 Dampak perilaku seksual remaja