pemesanan dan pembuatan laporan, mulai dari pencatatan pemesanan barang, pengecekan barang, dan terbentuknya
laporan dilakukan dalam bentuk kertas, Sehingga menghambat kinerja karyawan dan proses bisnis
perusahaan. Kendala lain yang dihadapi oleh sistem yang ada adalah tidak terdapat sistem penyimpanan data,
sehingga menyebabkan sering terjadinya kehilangan dokumen dan pada sistem yang ada proses pemasaran yang
dilakukan PT.Arisa Gita masih berada dalam wilayah tertentu
JABODETABEK sehingga
menghambat customer yang diluar JABODETABEK dalam melakukan
pemesanan barang. Pada pemesanan untuk customer dilakukan dengan cara menghubungi melalui telepon atau
mendatangi perusahaan, sehingga membutuhkan waktu yang lama dan menghambat customer dalam melakukan
transaksi.
Agar permasalahan diatas dapat diatasi maka penulis
mencoba untuk
membangun
”PENGEMBANGAN SISTEM
INFORMASI PENJUALAN ONLINE TAQWIM DIGITAL PADA
PT. ARISA GITA” dimana sistem ini dapat membantu dan mempermudah customer dalam melakukan pemesanan
kapan saja dan dimana saja dan menjawab semua permasalahan yang ada perusahaan.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, maka dibutuhkan suatu aplikasi berbasis web. Adapun perumusan masalah sebagai
berikut: 1.
Bagaimana membuat Sistem Informasi Penjualan Online Taqwim Digital pada PT. Arisa Gita yang
dapat membantu kinerja karyawan dan proses bisnis perusahaan?.
2. Bagaimana merancang sistem data yang terintegrasi
sehingga memudahkan dalam mencari data-data dan bukti-bukti transaksi dalam penjulan?.
3. Bagaiman membuat Sistem Informasi Penjualan
Online Taqwim Digital pada PT. Arisa Gita yang dapat membantu konsumen dalam melakukan
pemesanan Taqwim Digital?
4. Bagaimana membuat Sistem Informasi Penjualan
Online Taqwim Digital pada PT. Arisa Gita yang dapat membantu perusahaan dalam memasarkan
Taqwim Digital?
1.3 Batasan Masalah
Pada penulisan skripsi ini penulis memberi batasan masalah yaitu:
1. Pembuatan Sistem penulis menggunakan bahasa
pemrograman PHP 5.0 dan menggunakan My SQL 5.0 sebagai databasenya.
2. Pada penulisan Sistem Penjualan online yang
dibuat tidak membahas lebih lanjut dari segi keamanan data pada sistem.
3. Pembayaran yang digunakan menggunakan sistem
pembayaran Transfer.
1.4 Tujuan
Adapun tujuan pembuatan skripsi ini adalah sebagai berikut :
1. Merancang program yang bersifat user friendly
bagi segala tingkatan pengguna internet. 2.
Menampilkan berbagai jenis produk dan harga dalam bentuk katalog yang akan memberi
gambaran tentang produk secara dekat untuk memudahkan pelangganpembeli ketika memesan
barang.
3. Dapat
menghasilkan halaman
admin yang
digunakan untuk pengaturan, penambahan dan penghapusan produk.
1.5 Manfaat
Sesuai dengan permasalahan dan tujuan penelitian yang telah disebutkan diatas, maka manfaat dari
penyusunan tugas akhir ini adalah: 1.
Bagi Penulis a.mampu
menerapkan pembuatan
aplikasi pemesanan online
b.memberikan pemahaman
mengenai konsep
pemesanan online pada perusahaan. 2.
Bagi Perusahaan Arisa Gita a.Mempermudah proses pemesanan atau pembelian
produk oleh konsumen dan perusahaan dalam melakukan penjualan.
b.Dapat dijadikan sebagai sarana untuk penjualan produk.
c.Membantu memperluas area promosi. 3.
Bagi Universitas Manfaat
dari kegiatan
penelitian ini
bagi Universitas adalah:
a.Mengetahui seberapa jauh Mahasiswa memahami materi yang di
berikan. b.Melatih kesiapan mahasiswa dalam praktek kerja
dan penerapan teknik yang di gunakan di lapangan
khususnya di bidang Teknik
Informatika Sistem Informasi.
1.6 Metode Penelitian
Dalam kegiatan penulisan ilmiah ini, penelitian menggunakan metode :
1. Metode Pengumpulan Data
1 Wawancara
Melakukan pengumpulan informasi dengan cara mengajukan beberapa pertanyaan secara
lisan dan dijawab dengan lisan pula Dalam hal ini penulis mengadakan tanya
jawab atau wawancara pada bagian administrasi pemesanan pada PT. Arisa Gita.
a.
Observasi Melakukan pengamatan langsung pada
perusahaan. b.
Studi Pustaka Pengumpulan data dan informasi dengan
membaca buku-buku referensi dan buku perancangan sistem yang dapat dijadikan
acuan dalam pembahasan masalah.
c. Studi Literatur
Pengamatan dengan cara menggali informasi
dari pemakai
yang menggunakan sistem serupa pada tempat
lain, sebagai bahan pertimbangan dalam membangun sistem baru
2. Metode Pengembangan Sistem
Metode pengembangan sistem yang penulis gunakan dalam penyusunan skripsi ini adalah dengan
menggunakan metode
pengembangan sistem yang
berorientasi objek yang terdiri dari beberapa tahap Nugroho 2005 : 127 yaitu :
1. Analisa Sistem
2. Perancangan Sistem
3. Pengujian sistem
4. Implementasi Sistem
Pada gambar 1.1 siklus hidup pengembangan sistem berorientasi objek mengandung 3 proses makro:
analisis berorientsi objek, perancangan berorientasi objek, dan implementasi berorientasi objek.
Gambar 1.1 Langkah –langkah Dari SiklusPengembangan
Sistem Berorientasi Objek Adi Nugroho, 2005.
2.1 Sistem Informasi
2.1.1 Pengertian Sistem
2.1 Konsep Dasar Sistem 2.1.1
Definisi Sistem Sistem didefinisikan sebagai sekumpulan elemen
yang saling terkait atau terpadu yang dimaksudkan untuk mencapai suatu tujuan. Dengan demikian di dalam suatu
sistem, komponen-komponen ini tidak dapat berdiri sendiri-sendiri, tetapi sebaliknya, saling berhubungan
hingga membentuk satu kesatuan sehingga tujuan sistem itu dapat tercapai Kadir, 2003 : 54.
2.1.2 Elemen Sistem
Ada beberapa elemen yang membentuk sebuah sistem Kadir, 2003 : 54-57, antara lain :
1. Tujuan Goal Setiap sistem memiliki tujuan goal, entah hanya satu
atau mungkin banyak. Tujuan inilah yang menjadi pemotivasi yang mengarahkan sistem. Contoh : pada
bank, sistem informasi ditujukan untuk meningkatkan kepuasan nasabah. Misalnya, nasabah dipermudah
dalam memperoleh informasi tabungan melalui fasilitas telepon, mengambil uang di counter-counter
ATM, dan bahkan melakukan transfer melalui Internet.
2. Masukan Input Masukan input sistem adalah segala sesuatu yang
masuk ke dalam sistem dan selanjutnya menjadi bahan untuk diproses. Contoh : data transaksi, data anggota,
dan instruksi.
3. Proses Proses merupakan bagian yang melakukan perubahan
atau transformasi dari masukan menjadi keluaran yang berguna, misalnya berupa informasi dan produk, tetapi
juga bisa berupa hal-hal yang tidak berguna, misalnya saja sisa pembuangan atau limbah.
4. Keluaran Output Keluaran output merupakan hasil dari pemrosesan.
Pada sistem informasi, keluaran bisa berupa suatu informasi, saran, cetakan laporan, dan sebagainya
5. Mekanisme Pengendalian dan Umpan Balik Mekanisme
pengendalian control
mechanism diwujudkan dengan menggunakan umpan balik
feedback. Umpan balik ini digunakan untuk mengendalikan baik masukan maupun proses.
Tujuannya adalah untuk mengatur agar sistem berjalan sesuai dengan tujuan. Dalam bentuk yang
sederhana, dilakukan perbandingan antara keluaran sistem dan keluaran yang dikehendaki standar. Jika
terdapat penyimpangan,
maka akan dilakukan pengiriman masukan untuk melakukan penyesuaian
terhadap proses supaya keluaran berikutnya mendekati standar. Bila penyebab penyimpangan terletak pada
proses, maka prosesnyalah yang diperbaiki.
6. Batas Boundary Yang disebut batas boundary sistem adalah
pemisah antara sistem dan daerah di luar sistem lingkungan. Batas sistem menentukan konfigurasi, ruang
lingkup, atau kemampuan sistem. Contoh : pada sistem
tradisional yang berbasis kertas, pelanggan mengirim pesan melalui surat. Surat diterima oleh bagian penerimaan
surat dan diteruskan ke bagian pemroses pesanan. Selanjutnya,
bagian pemroses
pesanan memeriksa
ketersediaan produk dan memberikan konfirmasi kepada pelanggan. Pada sistem ini, pelanggan diperlakukan
sebagai bagian luar sistem.
2.2 Konsep Dasar Informasi 2.2.1
Data dan Informasi Sumber Informasi adalah data. Data adalah fakta
mentah mengenai orang, tempat, kejadian, dan hal-hal yang penting dalam organisasi Whitten, 2004 : 23.
Menurut Davis 1999, Informasi adalah data yang sudah diolah menjadi bentuk yang berarti bagi penerimanya yang
bermanfaat dalam pengambilan keputusan saat ini atau saat mendatang Kadir, 2003 : 31.
2.2.2 Kualitas Informasi
Kualitas dari suatu informasi memiliki tiga kriteria Supriyanto, 2007 : 244, yaitu :
1. Akurat accurate Informasi harus tidak bias atau menyesatkan dan
bebas dari kesalahan. 2. Tepat pada waktunya timeliness
Informasi yang sampai kepada penerima tidak boleh terlambat. Mahalnya nilai informasi saat ini adalah
karena harus cepatnya informasi tersebut didapatkan, sehingga diperlukan teknologi mutakhir untuk
mendapatkan, mengolah, dan mengirimkannya.
3. Relevan relevance Informasi harus mempunyai manfaat bagi pihak yang
menerimanya.
2.3 Konsep Dasar Sistem Informasi 2.3.1
Definisi Sistem Informasi
Sistem informasi merupakan pengaturan orang, data, proses dan teknologi informasi yang berinteraksi
untuk mengumpulkan, memproses, menyimpan dan menyediakan sebagai output informasi yang diperlukan
untuk mendukung sebuah organisasi Whitten, 2004 : 107.
Menurut Wilkinson
1992, definisi
sistem informasi adalah : kerangka kerja yang mengkoordinasikan
sumber daya manusia, komputer untuk mengubah masukan input menjadi keluaran informasi, guna
mencapai sasaran-sasaran perusahaan Kadir, 2003 : 11. Menurut Hall 2001, sistem informasi adalah
sebuah rangkaian prosedur formal di mana data dikelompokkan,
diproses menjadi
informasi, dan
didistribusikan kepada pemakai Kadir, 2003 : 11.
2.3.2 Komponen Sistem Informasi
Suatu sistem informasi terdapat komponen- komponen sebagai berikut Kadir, 2003 : 70 :
1. Hardware perangkat keras mencakup berbagai
peranti fisik seperti komputer dan printer. 2.
Software perangkat lunak atau program, yaitu sekumpulan
instruksi yang
memungkinkan perangkat keras memproses data.
3. Prosedur, yaitu sekumpulan aturan yang dipakai
untuk mewujudkan
pemrosesan data
dan pembangkitan keluaran yang dikehendaki.
4. Orang, yaitu semua pihak yang bertanggung
jawab dalam pengembangan sistem informasi, pemrosesan dan penggunaan keluaran sistem
informasi.
5. Basis data database, yaitu sekumpulan tabel,
hubungan dan lain-lain yang berkaitan dengan penyimpanan data.
6. Jaringan komputer dan komunikasi data, yaitu
sistem penghubung yang memungkinkan sumber resources dipakai secara bersama atau diakses
oleh sejumlah pemakai.
2.4 Penjualan
Definisi penjualan adalah proses pertemuan antara penjual dan pembeli, proses perubahan keputusan
pembeli yang dilaksanakan penjual atau salah satu kegiatan ekonomi yang mengakibatkan berpindahnya hak
milik dari penjual kepada pembeli yang menerima imbalan tertentu sesuai dengan yang telah disepakati.
Terdapat dua system penjualan yaitu : 1.
Sistem Penjualan Tunai Merupakan transaksi yang apabila barang dan
jasa diserahkan ke pembeli setelah perusahaan menerima uang dari pembeli.
2. Sistem Penjualan Kredit
Adalah transaksi penjualan yang apabila order dari pelanggan telah dipenuhi dengan pengiriman
barang atau penyerahan jasa, untuk jangka waktu tertentu perusahaan memiliki piutang kepada
pelanggannya.
Penjualan merupakan sumber hidup suatu perusahaan, karena dari penjualan dapat
diperoleh laba serta suatu usaha memikat konsumen yang diusahakan untuk mengetahui
daya tarik mereka sehingga dapat mengetahui hasil produk yang dihasilkan. Oleh karena itu,
adanya transaksi yang menguntungkan kedua belah pihak antara penjual dan pembeli. Pihak
pembeli dapat membeli barang dengan harga lebih
murah,begitu pula
pihak penjual
memperoleh keuntungan dari penerimaan uang.
2.4.1 Faktor-Faktor Penjualan
Ada beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi volume penjualan antara lain Kurnia, 2008:
a. Kualitas Barang
Turunnya mutu barang dapat mempengaruhi volume
penjualan, jika
barang yang
diperdagangkan mutunya
menurun dapat
menyebabkan pembelinya yang sudah menjadi pelanggan dapat merasakan kecewa sehingga
mereka bisa berpaling kepada barang lain yang mutunya lebih baik.
b. Selera Konsumen
Selera konsumen tidaklah tetap dan dia dapat berubah setiap saat, bilamana selera konsumen
terhadap barang-barang yang dijual berubah maka volume penjualan akan menurun.
c. Servis Terhadap Pelanggan
Merupakan faktor
penting dalam
usaha memperlancar penjualan terhadap usaha di mana
tingkat persaingan semakin tajam. Dengan adanya servis yang baik terhadap para pelanggan
sehingga dapat meningkatkan volume penjualan.
d. Persaingan Menurunkan Harga Jual
Potongan harga dapat diberikan dengan tujuan agar penjualan dan keuntungan perusahaan dapat
ditingkatkan dari sebelumnya. Potongan harga tersebut dapat diberikan kepada pihak tertentu
dengan syarat-syarat tertentu pula
2.5 E-commerce 2.5.1
Definisi E-Commerce
E-Commerce adalah pembelian dan penjualan, pemasaran
dan pelayanan
serta pengiriman
dan pembayaran produk, jasa dan informasi di internet dan
jaringan lainnya, antara perusahaan berjaringan dengan pelanggan, pemasok, dan mitra bisnis lainya Humdiana
dan Indrayani, 2005
E-commerce berkaitan dengan kegiatan yang bersifat komersial di internet, e-commerce merupakan
aktifitas transaksi perdagangan melalui sarana internet. Dengan memanfaatkan e-commerce, para penjual dapat
menawarkan produknya secara luas karena sifat internet yang tidak mengenal batasan tempat. E-commerce dapat
mengambil beberapa format tergantung pada tingkat digitalisasi perubahan dari secara fisik menjadi digital
yang dilibatkan. Tingkat digitalisasi tersebut dapat berhubungan dengan Susanta,2005:
1. Penjualan produkjasa
2. Proses
3. Agen pengirimanperantara
Tahun 1997 dibuat sebuah framework yang menjelaskan kemungkinan kombinasi konfigurasi dalam 3
dimensi. Dimensi tersebut yaiutu produk dapat secara fisik atau digital, proses dapat secara fisik atau digital, dan agen
pengirimanpelantara secara fisik atau digital. Dalam perdagangan tradisional, ketiga dimensi tersebut dilakukan
secara fisik, dan e-commerce semua dimensi benar-benar dilakukan secara digital. Semua kombinasi meliputi
perpaduan dimensi digital dan dimensi secara fisik. Jika dalam kombinasi tersebut paling tidak hanya ada satu
dimensi, hal tersebut dapat dinilai sebagai e-commerce, tetapi hanya sebagian dari e-commerce. Contohnya,
membeli pakaian di Walt-Mart Online , atau buku dari amazon.com adalah sebagaian dari e-commerce, karena
barang dikirim secara fisik melalui FedEx. Tetapi membeli E-book dari amazon.com atau produk berupa software dari
Buy.com
adalah e-commerce
karena produk,
pengirimannya, pembayarannya, dan agen pengirimannya semua dilakukan secara online Turban, McLean, dan
Wetherbe, 2004.
2.5.2 Jenis-jenis Transaksi E-Commerce
Transaksi e-commerce dapat dilakukan dengan beberapa jenis Turban, McLean, dan Wetherbe, 2004,
yaitu : B2B Business to Business: dalam transaksi B2B, antara penjual dan pembeli adalah organisasi bisnis. Jenis
dari e-commerce ini adalah digunakan yang paling digunakan.
1. Collaboration commerce e-commerce: dalam e-
commerce, mitra bisnis berkolaborasi secara elektronik. Seperti kolaborasi yang sering terjadi
anatara dan antar mitra bisnis sepanjang rantai persediaan supply chain.
2. B2C Business to Consumer: Dalam B2C,
penjualnya adalah organisasi atau perusahaan, dan pembelinya adalah individu. Perusahan
menawarkan produkjasa kepada kunsumen.
3. B2C Consumer to Bisnis: Dalam C2B, individu
memperkenalkan produk atau jasa tertentu yang dibutuhkan,
dan supplier
bersaing untuk
menyediakan produk atau jasa yang dibutuhkan customer
dengan membeli
produk yang
ditawarkan individu
tersebut. Contohnya
Priceline.com, dimana individu memberitahu nama produk dan harga yang diinginkan, dan
Pricelin berusaha untuk menemukan supplier untuk memenuhi kebutuhan yang ditawarkan.
4. C2C Consumer to Consumer: dalam C2C,
individu menjual produkjasa ke individu lainnya. Biasanya individu mengiklankan produk, jasa,
pengetahuan, maupun keahliannya disalah satu situs leleng atau classifiedads. Contohnya
meliputi
www.bekas.com dan
www.classified2000.com. 5.
Intrabusiness intraorganizational commerce: dalam kasus ini, organisasi menggunakan e-
commerce secara internal untuk meningkaykan kinerja operasinya. Dalam kasus ini dikenal
sebagai B2E Business-to-employee e-commerce, biasanya dilakukan melalui intranet meliputi
penukaran barang, jasa atau informasi. Aktivitas internal bisa bermacam-macam, mulai dari
menjual produk korporat kepada para karyawan hingga aktivitas pelatihan online.
6. Government-to-citizen G2C: dalam kasus ini,
pemerintah menyediakan
layanan ke
masyaraktnya melalui teknologi e-commerce. Pemerintah dapat melakukan bisnis dengan
pemerintah lainya seperti halnya dengan bisnis G2B.
7. Mobile commerce m-commerce: E-commerce
dilakukan di
lingkungan wirless,
seperti menggunakan telpon seluler untuk akses internet,
hal itu disebut m-commerce.
2.5.3 Keuntungan E-Commerce
Perdagangan secara elektronik menawarkan kepada perusahaan keuntungan jangka pendek dan jangka
panjang. E-commerce tidak hanya membuka pasar baru bagi produk danatau jasa yang ditawarkan, mencapai
customer baru, tetapi juga dapat mempermudah cara perusahaan melakukan bisnis. Disamping itu, e-commerce
juga sangat bermanfaat bagi pelanggancutomer dan masyarakat umum. Secara umum, ada berbagai manfaat
lain yang didapat perusahaan saat melakukan perdagangan secara elektronik Nugroho, 2006. Beberapa manfaat itu
adalah sebagai berikut:
1. Keuntungan bagi perusahan, terdiri dari:
a. Memperpendek
jarak: Perusahan-
perusahan dapat lebih mendekatkan diri dengan
customer. Dengan
hanya mengklik link yang ada disitus, customer
dapat menuju keperusahaan dimana pun saat itu mereka berbeda.
b. Peluasan Pasar: jangakauan pemassaran
menjadi semakin luas dan tidak terbatas oleh area geografis dimana perusahaan
berada.
c. Peluasan jaringan mitra bisnis: Pada
perdagangan tradisional, sangat sulit bagi suatu perusahaan untuk mengetahui
posisi geografis dan kerjasama baik teknis maupun non teknis. Dengan
adanya perdagangan elektronik lewat jaringan internet, hal-hal tersebut bukan
menjadi masalah yang besar lagi. d.
Efisien: Perdagangan elektronik akan sangat
memangkas biaya-biaya
operasional. Perusahan-perusahan yang berdagang
secara elektronik
tidak membutuhkan kantor dan toko yang
besar, menghemat kertas-kertas yang digunakan
untuk transaksi-transaksi,
periklanan, serta pencatatan-percatatan. Selain itu, perdagangan elektronik juga
sangat efisien dari sudut waktu yang digunakan.
Pencarian informasi-
informasi produkjasa dan transaksi- transaksi bisa dilakukan lebih cepat serta
lebih akurat. 2.
Keuntungan bagi Customer, terdiri dari: a.
Efektif: Customer dapat memperoleh informasi tentang produkjasa yang
dibutuhkannya dan berrtransaksi dengan cara yang cepat dan murah.
b. Aman secara fisik: Customer tidak perlu
mendatangi toko tempat perusahaan menjajakan barangnya dan hal ini
memungkinkan Customer
dapat bertransaksi dengan aman di daerah-
daerah tertentu
mungkin sangat
berbahayajika berkkendaraan
dan membawa uang tunai dalam jumlah yang
besar. c.
Fleksibel: Customer dapat melakukan transaksi dari berbagai lokasi, baik dari
rumah, kantor, warnet, atau tempat- tempat lainnya. Customer juga tidak
perlu
berdandan rapi seperti pada perdagangan tradisional umumnya.
3. Keuntungan bagi masyarakat umum, terdiri dari:
a. Mengurangi polusi dan pencemaran
lingkungan: dengan adanya e-commerce yang dapat dilakukan dimana saja,
customer tidak
perlu melakukan
perjalanan-perjalan ke toko-toko, dimana hal ini pada gilirannya akan mengurangi
jumlah kendaraan yang berlalu-lalang dijlanan. Berkurangnya kendaraan di
jalanan berarti menghemat bahan bakar dan mengurangi tingkat polusi udara
sebab
gas-gas buangan
kendaraan bermotor
dapat mencerminkan
lingkungan. b.
Membuka peluang kerja baru: era perdagangan elektronik akan membuka
peluang-peluang kerja baru bagi mereka yang tidak “buta” teknologi. Muncul
pekerjaan-pekerjaan
baru seperti
pemrograman komputer, perancangan web, ahli dibidang basis data, analisis
sistem, ahli dibidang jaringan komputer, dan sebagainya.
c. Menguntungkan
dunia akademis:
berubahnya pola hidup masyarakat dengan hadirnya e-commerce, kalangan
akademis akan
semakin diperkaya
dengan kajian-kajian psikologis, sosial- budaya, dan sebaliknya, yang berkaitan
dengan dunia maya. Selain itu, dampak langsung dari hadirnya internet langsung
akan
menantang kiprah
ilmuwan dibidang
teknik komputer,
teknik telekomunikasi,
elektronika, pengembangan perangkat lunak, dan
sebagainya. d.
Meningkatkan kualitas sumber daya: E- commerce,
seperti juga
teknologi komputer pada umumnya, hanya bisa
dilakukan oleh
orang-orang yang
mengenal teknologi
komputer, sehinggan
pada gilirannya
akan merangsang
orang-orang untuk
mempelajari teknologi komputer.
2.5.4 Kerugian E-commerce
Disamping segala hal yang menguntungkan dari perdagangan elektronik, e-commerce
juga memiliki kerugian-kerugian. Sebagai langkah antisipasi, perlu
dipahami beberapa
hal negatif
dari e-commerce
Nugroho,2006, yaitu: 1.
Meningkatkan individualisme: seseaorang dapat bertransaksi dan mendapatkan barangjasa yang
diperlukannya tanpa perlu bertemu dengan siapa pun. Ini membuat beberapa orang menjadi
berpusat
pada diri
sendiri egois
serta individualistis dan merasa dirinya tidak terlalu
membutuhkan kehadiran orang lain dalam hidupnya.
2. Terkadang menimbulkan kekecewaan: apa yang
dilihat dilayar monitor komputer terkadang berbeda dengan apa yang dilihat secara kasat
mata aslinya. Hal inilah yang terkadang membuat customer merasa kecewa terhadap
produk yang akan dibelinya melalui internet.
3. Tidak manusiawi: sering kali orang pergi ke toko-
toko dan pusat-pusat pembelanjaan mall tidak sekedar berbelanja tetapi juga untuk menyegarkan
pikiran. Hal ini tidak dialami dalam e-commerce, meskipun dapat mengobrol dengan chatting,
tetapi tidak bisa menyegarkan secara nyata.
2.5.5 Konsep Dasar Keamanan e-commerce
Terdapat beberapa faktor pendorong kemunculan dan perkembangan keamanan e-Commerce diantaranya,
adalah : a.
Kemajuan infrasutruktur sistem komunikasi b.
Meledaknya sistem perdagangan global c.
Sistem perdagangan real time d.
Meningkatkan rasa pengertianpenghargaan terhadap segala resiko yang mungkin terjadi
e. Tersedianya teknologi sistem keamanan security
f. Sistem keamanan sebagai aset yang berharga
g. Politik
Pengakuan terhadap pernyataan sah h.
Secure Electronic Commerce: e-Commerce yang menggunakan prosedur sistem keamanan
dan teknik-teknik untuk menghadapi segala resiko yang terjadi. Fungsi- fungsi umumnya
antara lain: 1
Authentication Pembuktian keaslian 2
Confidentiality kerahasiaan 3
Data integrity integritas data Biasanya semua itu diimplementasikan dengan
menggunakan teknologi kriptografi seperti enkripsi dan digital signature.
2.5.6 Tujuan-tujuan Sistem Informasi Keamanan
Sistem Keamanan Informasi: Merupakan penerapan teknologi untuk mencapai tujuan-tujuan
keamanan sistem informasi dengan menggunakan bidang- bidang utama yaitu:
1. Sistem Keamanan
Komunikasi Communications
security merupakan
perlindungan terhadap informasi ketika di kirim dari sebuah sistem ke sistem lainnya.
2. Keamanan Komputer Computer security
adalah perlindungan terhadap sistem informasi komputer itu sendiri.
3. Keamanan secara fisik seperti pengamanan oleh
penjaga keamanan, pintu yang terkunci, sistem control fisik lainnya, dan sebagainya.
4. Keamanan Personal meliputi kepribadian
orang-orang yang mengoperasikan atau memilki hubungan langsung dengan sistem tersebut.
5. Keamanan
administrative contohnya
mengadakan control terhadap perangkat- perangkat lunak yang digunakan, mengecek
kembali semua kejadian-kejadian yang telah diperiksa sebelumnya dan sebagainya.
6. Keamanan media yang digunakan meliputi
pengontrolan terhadap media penyimpanan yang ada dan menjamin bahwa media penyimpanan
yang mengandung informasi sensitive tersebut tidak mudah hilang begitu saja.
Ada beberapa tujuan dalam penggunaan system
informasi keamanan, yaitu : a.
Confidentially : Menjamin apakah informasi yang dikirim tersebut tidak
dapat di buka atau tidak dapat diketahui oleh orang lain yang tidak berhak.
b. Integrity: Menjamin konsistensi data
tersebut apakah masih utuh sesuai
aslinya atau tidak, sehingga upaya orang-orang yang tidak bertanggung
jawab untuk melakukan penduplikatan dan perusakan data bisa dihindari.
c. Availability: Menjamin pengguna yang
sah agar dapat mengakses informasi dan sumber miliknya sendiri.
d. Legitimate Use: Menjamin kepastian
bahwa sumber tidak digunakan oleh orang- orang yang tidak bertanggung
jawab.
2.6 Taqwim Digital
Adalah sebuah produk
yang upaya ikut
berkontribusi bagi terselenggaranya pelaksanaan shalat fardu awal waktu yang menunjukan jadual dan masuknya
shalat dengan tepat serta beroperasi secara otomatis akan mengikuti jadual yang telah dikeluarkan resmi oleh Badan
Hisab dan Rukyat BHR Departemen Agama RI, karena data resmi tersebut telah di input kedalam “software”
program yang ada di dalamnya.
2.7 Metodologi Pengembangan Sistem Berorientasi Objek
Pengembangan sistem
informasi system
development dapat berarti menyusun sistem informasi yang
benar-benar baru
atau sering
terjadi menyempurnakan sistem yang telah ada Nugroho, 2005
Ada beberapa metode dalam pengembangan sistem, salah satunya dengan pendekatan objek oriented
development. Objek oriented development adalah suatu cara perkembangan peranti lunak dan sistem informasi
berdasarkan abstraksi objek-objek yang ada didunia nyata. Abstraksi adalah menemukan serta memodelkan fakta-
fakta dari suatu objek yang penting bagi suatu aplikasi Nugroho, 2005.
Metode pengembangan sistem berorientasi objek mempunyai tiga karakteristik utama yaitu:
1. Pemodulan Encapsulation
Encapsulation sering
disebut dengan
penyembunyian informasi informasi hiding konsep ini sebenarnya lebih didasari pada fakta
yang ada didunia nyata bahwa tidak semua hal perlu diperlihatkan.
2. Penurunan Inheritance
Object-object memilki banyak persamaan, namun ada sedikit perbedaan, hal ini mempnyai
konsekuensi yang penting yaitu sebagai instance sebuah class, sebuah object mempunyai semua
karakteristik dari class. Inilah yang disebut dengan inheritance pewaris sifat.
3. Polimorphisme
Polimorphisme adalah konsep yang sangat handal bagi pengembang perangakat lunak untuk
pemisahan secara jelas diantara sub sistem yang berbeda. Dengan demikin sebuah sistem akan
bisa dimodifikasi secara mudah karena hanya dibutuhkan interface antar class.
Pengembangan sistem
berorientasi objek
mencakup aktivitas-aktivitas dibawah ini, antara lain: 1.
Analisa Analisa berorientasi objek Objek Oriented
Anlysis adalah tahapan perangkat lunak dengan menentukan
spesifikasi sistem
serta mengidentifikasi kelas kelas serta hubungan satu
dengan yang lain Nugroho, 2005. Hasil utama dari analisa adalah sistem seutuhnya sebagai
persiapan menuju ketahap perancangan.
2. Perancangan
Sasaran dari perancangan berorientasi objek OOD Objek Orianted Design adalah merancang
kelas-kelas ynag teridentifikasi selama tahap analisis dan antar muka pengguna User
Interface.
Selama tahap
ini kita
mengidentifikasikan, menambahkan beberapa
objek dan kelas yang mendukung implementasi dari spesifikasi kebutuhan.
3. Pengujian Black Box Testing
Pengujian pada dasarnya adalah menemukan serta menghilangkan
‘bugs’ kesalahan-kesalahan
yang ada disistemperangkat lunak itu Nugroho, 2005 : 431. Dalam hal ini penulis menggunakan
strategi pengujian blakc-Box testing. blakc-Box testing merupakan metode perancangan test
case yang menggunakan struktur kontrol dari perancangan prosedural untuk mendapatkan test
case William, 1995.
4. Implementasi
Memprensentasikan hasil perancangan kedalam bahasa pemrograman kemudian dapat dijalankan
pada komputer.
2.8 UML Unified Modeling Language