Metode Penelitian Taqwim Digital Metodologi Pengembangan Sistem Berorientasi Objek

pemesanan dan pembuatan laporan, mulai dari pencatatan pemesanan barang, pengecekan barang, dan terbentuknya laporan dilakukan dalam bentuk kertas, Sehingga menghambat kinerja karyawan dan proses bisnis perusahaan. Kendala lain yang dihadapi oleh sistem yang ada adalah tidak terdapat sistem penyimpanan data, sehingga menyebabkan sering terjadinya kehilangan dokumen dan pada sistem yang ada proses pemasaran yang dilakukan PT.Arisa Gita masih berada dalam wilayah tertentu JABODETABEK sehingga menghambat customer yang diluar JABODETABEK dalam melakukan pemesanan barang. Pada pemesanan untuk customer dilakukan dengan cara menghubungi melalui telepon atau mendatangi perusahaan, sehingga membutuhkan waktu yang lama dan menghambat customer dalam melakukan transaksi. Agar permasalahan diatas dapat diatasi maka penulis mencoba untuk membangun ”PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI PENJUALAN ONLINE TAQWIM DIGITAL PADA PT. ARISA GITA” dimana sistem ini dapat membantu dan mempermudah customer dalam melakukan pemesanan kapan saja dan dimana saja dan menjawab semua permasalahan yang ada perusahaan.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, maka dibutuhkan suatu aplikasi berbasis web. Adapun perumusan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana membuat Sistem Informasi Penjualan Online Taqwim Digital pada PT. Arisa Gita yang dapat membantu kinerja karyawan dan proses bisnis perusahaan?. 2. Bagaimana merancang sistem data yang terintegrasi sehingga memudahkan dalam mencari data-data dan bukti-bukti transaksi dalam penjulan?. 3. Bagaiman membuat Sistem Informasi Penjualan Online Taqwim Digital pada PT. Arisa Gita yang dapat membantu konsumen dalam melakukan pemesanan Taqwim Digital? 4. Bagaimana membuat Sistem Informasi Penjualan Online Taqwim Digital pada PT. Arisa Gita yang dapat membantu perusahaan dalam memasarkan Taqwim Digital?

1.3 Batasan Masalah

Pada penulisan skripsi ini penulis memberi batasan masalah yaitu: 1. Pembuatan Sistem penulis menggunakan bahasa pemrograman PHP 5.0 dan menggunakan My SQL 5.0 sebagai databasenya. 2. Pada penulisan Sistem Penjualan online yang dibuat tidak membahas lebih lanjut dari segi keamanan data pada sistem. 3. Pembayaran yang digunakan menggunakan sistem pembayaran Transfer.

1.4 Tujuan

Adapun tujuan pembuatan skripsi ini adalah sebagai berikut : 1. Merancang program yang bersifat user friendly bagi segala tingkatan pengguna internet. 2. Menampilkan berbagai jenis produk dan harga dalam bentuk katalog yang akan memberi gambaran tentang produk secara dekat untuk memudahkan pelangganpembeli ketika memesan barang. 3. Dapat menghasilkan halaman admin yang digunakan untuk pengaturan, penambahan dan penghapusan produk.

1.5 Manfaat

Sesuai dengan permasalahan dan tujuan penelitian yang telah disebutkan diatas, maka manfaat dari penyusunan tugas akhir ini adalah: 1. Bagi Penulis a.mampu menerapkan pembuatan aplikasi pemesanan online b.memberikan pemahaman mengenai konsep pemesanan online pada perusahaan. 2. Bagi Perusahaan Arisa Gita a.Mempermudah proses pemesanan atau pembelian produk oleh konsumen dan perusahaan dalam melakukan penjualan. b.Dapat dijadikan sebagai sarana untuk penjualan produk. c.Membantu memperluas area promosi. 3. Bagi Universitas Manfaat dari kegiatan penelitian ini bagi Universitas adalah: a.Mengetahui seberapa jauh Mahasiswa memahami materi yang di berikan. b.Melatih kesiapan mahasiswa dalam praktek kerja dan penerapan teknik yang di gunakan di lapangan khususnya di bidang Teknik Informatika Sistem Informasi.

1.6 Metode Penelitian

Dalam kegiatan penulisan ilmiah ini, penelitian menggunakan metode : 1. Metode Pengumpulan Data 1 Wawancara Melakukan pengumpulan informasi dengan cara mengajukan beberapa pertanyaan secara lisan dan dijawab dengan lisan pula Dalam hal ini penulis mengadakan tanya jawab atau wawancara pada bagian administrasi pemesanan pada PT. Arisa Gita. a. Observasi Melakukan pengamatan langsung pada perusahaan. b. Studi Pustaka Pengumpulan data dan informasi dengan membaca buku-buku referensi dan buku perancangan sistem yang dapat dijadikan acuan dalam pembahasan masalah. c. Studi Literatur Pengamatan dengan cara menggali informasi dari pemakai yang menggunakan sistem serupa pada tempat lain, sebagai bahan pertimbangan dalam membangun sistem baru 2. Metode Pengembangan Sistem Metode pengembangan sistem yang penulis gunakan dalam penyusunan skripsi ini adalah dengan menggunakan metode pengembangan sistem yang berorientasi objek yang terdiri dari beberapa tahap Nugroho 2005 : 127 yaitu : 1. Analisa Sistem 2. Perancangan Sistem 3. Pengujian sistem 4. Implementasi Sistem Pada gambar 1.1 siklus hidup pengembangan sistem berorientasi objek mengandung 3 proses makro: analisis berorientsi objek, perancangan berorientasi objek, dan implementasi berorientasi objek. Gambar 1.1 Langkah –langkah Dari SiklusPengembangan Sistem Berorientasi Objek Adi Nugroho, 2005.

2.1 Sistem Informasi

2.1.1 Pengertian Sistem

2.1 Konsep Dasar Sistem 2.1.1 Definisi Sistem Sistem didefinisikan sebagai sekumpulan elemen yang saling terkait atau terpadu yang dimaksudkan untuk mencapai suatu tujuan. Dengan demikian di dalam suatu sistem, komponen-komponen ini tidak dapat berdiri sendiri-sendiri, tetapi sebaliknya, saling berhubungan hingga membentuk satu kesatuan sehingga tujuan sistem itu dapat tercapai Kadir, 2003 : 54.

2.1.2 Elemen Sistem

Ada beberapa elemen yang membentuk sebuah sistem Kadir, 2003 : 54-57, antara lain : 1. Tujuan Goal Setiap sistem memiliki tujuan goal, entah hanya satu atau mungkin banyak. Tujuan inilah yang menjadi pemotivasi yang mengarahkan sistem. Contoh : pada bank, sistem informasi ditujukan untuk meningkatkan kepuasan nasabah. Misalnya, nasabah dipermudah dalam memperoleh informasi tabungan melalui fasilitas telepon, mengambil uang di counter-counter ATM, dan bahkan melakukan transfer melalui Internet. 2. Masukan Input Masukan input sistem adalah segala sesuatu yang masuk ke dalam sistem dan selanjutnya menjadi bahan untuk diproses. Contoh : data transaksi, data anggota, dan instruksi. 3. Proses Proses merupakan bagian yang melakukan perubahan atau transformasi dari masukan menjadi keluaran yang berguna, misalnya berupa informasi dan produk, tetapi juga bisa berupa hal-hal yang tidak berguna, misalnya saja sisa pembuangan atau limbah. 4. Keluaran Output Keluaran output merupakan hasil dari pemrosesan. Pada sistem informasi, keluaran bisa berupa suatu informasi, saran, cetakan laporan, dan sebagainya 5. Mekanisme Pengendalian dan Umpan Balik Mekanisme pengendalian control mechanism diwujudkan dengan menggunakan umpan balik feedback. Umpan balik ini digunakan untuk mengendalikan baik masukan maupun proses. Tujuannya adalah untuk mengatur agar sistem berjalan sesuai dengan tujuan. Dalam bentuk yang sederhana, dilakukan perbandingan antara keluaran sistem dan keluaran yang dikehendaki standar. Jika terdapat penyimpangan, maka akan dilakukan pengiriman masukan untuk melakukan penyesuaian terhadap proses supaya keluaran berikutnya mendekati standar. Bila penyebab penyimpangan terletak pada proses, maka prosesnyalah yang diperbaiki. 6. Batas Boundary Yang disebut batas boundary sistem adalah pemisah antara sistem dan daerah di luar sistem lingkungan. Batas sistem menentukan konfigurasi, ruang lingkup, atau kemampuan sistem. Contoh : pada sistem tradisional yang berbasis kertas, pelanggan mengirim pesan melalui surat. Surat diterima oleh bagian penerimaan surat dan diteruskan ke bagian pemroses pesanan. Selanjutnya, bagian pemroses pesanan memeriksa ketersediaan produk dan memberikan konfirmasi kepada pelanggan. Pada sistem ini, pelanggan diperlakukan sebagai bagian luar sistem. 2.2 Konsep Dasar Informasi 2.2.1 Data dan Informasi Sumber Informasi adalah data. Data adalah fakta mentah mengenai orang, tempat, kejadian, dan hal-hal yang penting dalam organisasi Whitten, 2004 : 23. Menurut Davis 1999, Informasi adalah data yang sudah diolah menjadi bentuk yang berarti bagi penerimanya yang bermanfaat dalam pengambilan keputusan saat ini atau saat mendatang Kadir, 2003 : 31.

2.2.2 Kualitas Informasi

Kualitas dari suatu informasi memiliki tiga kriteria Supriyanto, 2007 : 244, yaitu : 1. Akurat accurate Informasi harus tidak bias atau menyesatkan dan bebas dari kesalahan. 2. Tepat pada waktunya timeliness Informasi yang sampai kepada penerima tidak boleh terlambat. Mahalnya nilai informasi saat ini adalah karena harus cepatnya informasi tersebut didapatkan, sehingga diperlukan teknologi mutakhir untuk mendapatkan, mengolah, dan mengirimkannya. 3. Relevan relevance Informasi harus mempunyai manfaat bagi pihak yang menerimanya. 2.3 Konsep Dasar Sistem Informasi 2.3.1 Definisi Sistem Informasi Sistem informasi merupakan pengaturan orang, data, proses dan teknologi informasi yang berinteraksi untuk mengumpulkan, memproses, menyimpan dan menyediakan sebagai output informasi yang diperlukan untuk mendukung sebuah organisasi Whitten, 2004 : 107. Menurut Wilkinson 1992, definisi sistem informasi adalah : kerangka kerja yang mengkoordinasikan sumber daya manusia, komputer untuk mengubah masukan input menjadi keluaran informasi, guna mencapai sasaran-sasaran perusahaan Kadir, 2003 : 11. Menurut Hall 2001, sistem informasi adalah sebuah rangkaian prosedur formal di mana data dikelompokkan, diproses menjadi informasi, dan didistribusikan kepada pemakai Kadir, 2003 : 11.

2.3.2 Komponen Sistem Informasi

Suatu sistem informasi terdapat komponen- komponen sebagai berikut Kadir, 2003 : 70 : 1. Hardware perangkat keras mencakup berbagai peranti fisik seperti komputer dan printer. 2. Software perangkat lunak atau program, yaitu sekumpulan instruksi yang memungkinkan perangkat keras memproses data. 3. Prosedur, yaitu sekumpulan aturan yang dipakai untuk mewujudkan pemrosesan data dan pembangkitan keluaran yang dikehendaki. 4. Orang, yaitu semua pihak yang bertanggung jawab dalam pengembangan sistem informasi, pemrosesan dan penggunaan keluaran sistem informasi. 5. Basis data database, yaitu sekumpulan tabel, hubungan dan lain-lain yang berkaitan dengan penyimpanan data. 6. Jaringan komputer dan komunikasi data, yaitu sistem penghubung yang memungkinkan sumber resources dipakai secara bersama atau diakses oleh sejumlah pemakai.

2.4 Penjualan

Definisi penjualan adalah proses pertemuan antara penjual dan pembeli, proses perubahan keputusan pembeli yang dilaksanakan penjual atau salah satu kegiatan ekonomi yang mengakibatkan berpindahnya hak milik dari penjual kepada pembeli yang menerima imbalan tertentu sesuai dengan yang telah disepakati. Terdapat dua system penjualan yaitu : 1. Sistem Penjualan Tunai Merupakan transaksi yang apabila barang dan jasa diserahkan ke pembeli setelah perusahaan menerima uang dari pembeli. 2. Sistem Penjualan Kredit Adalah transaksi penjualan yang apabila order dari pelanggan telah dipenuhi dengan pengiriman barang atau penyerahan jasa, untuk jangka waktu tertentu perusahaan memiliki piutang kepada pelanggannya. Penjualan merupakan sumber hidup suatu perusahaan, karena dari penjualan dapat diperoleh laba serta suatu usaha memikat konsumen yang diusahakan untuk mengetahui daya tarik mereka sehingga dapat mengetahui hasil produk yang dihasilkan. Oleh karena itu, adanya transaksi yang menguntungkan kedua belah pihak antara penjual dan pembeli. Pihak pembeli dapat membeli barang dengan harga lebih murah,begitu pula pihak penjual memperoleh keuntungan dari penerimaan uang.

2.4.1 Faktor-Faktor Penjualan

Ada beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi volume penjualan antara lain Kurnia, 2008: a. Kualitas Barang Turunnya mutu barang dapat mempengaruhi volume penjualan, jika barang yang diperdagangkan mutunya menurun dapat menyebabkan pembelinya yang sudah menjadi pelanggan dapat merasakan kecewa sehingga mereka bisa berpaling kepada barang lain yang mutunya lebih baik. b. Selera Konsumen Selera konsumen tidaklah tetap dan dia dapat berubah setiap saat, bilamana selera konsumen terhadap barang-barang yang dijual berubah maka volume penjualan akan menurun. c. Servis Terhadap Pelanggan Merupakan faktor penting dalam usaha memperlancar penjualan terhadap usaha di mana tingkat persaingan semakin tajam. Dengan adanya servis yang baik terhadap para pelanggan sehingga dapat meningkatkan volume penjualan. d. Persaingan Menurunkan Harga Jual Potongan harga dapat diberikan dengan tujuan agar penjualan dan keuntungan perusahaan dapat ditingkatkan dari sebelumnya. Potongan harga tersebut dapat diberikan kepada pihak tertentu dengan syarat-syarat tertentu pula 2.5 E-commerce 2.5.1 Definisi E-Commerce E-Commerce adalah pembelian dan penjualan, pemasaran dan pelayanan serta pengiriman dan pembayaran produk, jasa dan informasi di internet dan jaringan lainnya, antara perusahaan berjaringan dengan pelanggan, pemasok, dan mitra bisnis lainya Humdiana dan Indrayani, 2005 E-commerce berkaitan dengan kegiatan yang bersifat komersial di internet, e-commerce merupakan aktifitas transaksi perdagangan melalui sarana internet. Dengan memanfaatkan e-commerce, para penjual dapat menawarkan produknya secara luas karena sifat internet yang tidak mengenal batasan tempat. E-commerce dapat mengambil beberapa format tergantung pada tingkat digitalisasi perubahan dari secara fisik menjadi digital yang dilibatkan. Tingkat digitalisasi tersebut dapat berhubungan dengan Susanta,2005: 1. Penjualan produkjasa 2. Proses 3. Agen pengirimanperantara Tahun 1997 dibuat sebuah framework yang menjelaskan kemungkinan kombinasi konfigurasi dalam 3 dimensi. Dimensi tersebut yaiutu produk dapat secara fisik atau digital, proses dapat secara fisik atau digital, dan agen pengirimanpelantara secara fisik atau digital. Dalam perdagangan tradisional, ketiga dimensi tersebut dilakukan secara fisik, dan e-commerce semua dimensi benar-benar dilakukan secara digital. Semua kombinasi meliputi perpaduan dimensi digital dan dimensi secara fisik. Jika dalam kombinasi tersebut paling tidak hanya ada satu dimensi, hal tersebut dapat dinilai sebagai e-commerce, tetapi hanya sebagian dari e-commerce. Contohnya, membeli pakaian di Walt-Mart Online , atau buku dari amazon.com adalah sebagaian dari e-commerce, karena barang dikirim secara fisik melalui FedEx. Tetapi membeli E-book dari amazon.com atau produk berupa software dari Buy.com adalah e-commerce karena produk, pengirimannya, pembayarannya, dan agen pengirimannya semua dilakukan secara online Turban, McLean, dan Wetherbe, 2004.

2.5.2 Jenis-jenis Transaksi E-Commerce

Transaksi e-commerce dapat dilakukan dengan beberapa jenis Turban, McLean, dan Wetherbe, 2004, yaitu : B2B Business to Business: dalam transaksi B2B, antara penjual dan pembeli adalah organisasi bisnis. Jenis dari e-commerce ini adalah digunakan yang paling digunakan. 1. Collaboration commerce e-commerce: dalam e- commerce, mitra bisnis berkolaborasi secara elektronik. Seperti kolaborasi yang sering terjadi anatara dan antar mitra bisnis sepanjang rantai persediaan supply chain. 2. B2C Business to Consumer: Dalam B2C, penjualnya adalah organisasi atau perusahaan, dan pembelinya adalah individu. Perusahan menawarkan produkjasa kepada kunsumen. 3. B2C Consumer to Bisnis: Dalam C2B, individu memperkenalkan produk atau jasa tertentu yang dibutuhkan, dan supplier bersaing untuk menyediakan produk atau jasa yang dibutuhkan customer dengan membeli produk yang ditawarkan individu tersebut. Contohnya Priceline.com, dimana individu memberitahu nama produk dan harga yang diinginkan, dan Pricelin berusaha untuk menemukan supplier untuk memenuhi kebutuhan yang ditawarkan. 4. C2C Consumer to Consumer: dalam C2C, individu menjual produkjasa ke individu lainnya. Biasanya individu mengiklankan produk, jasa, pengetahuan, maupun keahliannya disalah satu situs leleng atau classifiedads. Contohnya meliputi www.bekas.com dan www.classified2000.com. 5. Intrabusiness intraorganizational commerce: dalam kasus ini, organisasi menggunakan e- commerce secara internal untuk meningkaykan kinerja operasinya. Dalam kasus ini dikenal sebagai B2E Business-to-employee e-commerce, biasanya dilakukan melalui intranet meliputi penukaran barang, jasa atau informasi. Aktivitas internal bisa bermacam-macam, mulai dari menjual produk korporat kepada para karyawan hingga aktivitas pelatihan online. 6. Government-to-citizen G2C: dalam kasus ini, pemerintah menyediakan layanan ke masyaraktnya melalui teknologi e-commerce. Pemerintah dapat melakukan bisnis dengan pemerintah lainya seperti halnya dengan bisnis G2B. 7. Mobile commerce m-commerce: E-commerce dilakukan di lingkungan wirless, seperti menggunakan telpon seluler untuk akses internet, hal itu disebut m-commerce.

2.5.3 Keuntungan E-Commerce

Perdagangan secara elektronik menawarkan kepada perusahaan keuntungan jangka pendek dan jangka panjang. E-commerce tidak hanya membuka pasar baru bagi produk danatau jasa yang ditawarkan, mencapai customer baru, tetapi juga dapat mempermudah cara perusahaan melakukan bisnis. Disamping itu, e-commerce juga sangat bermanfaat bagi pelanggancutomer dan masyarakat umum. Secara umum, ada berbagai manfaat lain yang didapat perusahaan saat melakukan perdagangan secara elektronik Nugroho, 2006. Beberapa manfaat itu adalah sebagai berikut: 1. Keuntungan bagi perusahan, terdiri dari: a. Memperpendek jarak: Perusahan- perusahan dapat lebih mendekatkan diri dengan customer. Dengan hanya mengklik link yang ada disitus, customer dapat menuju keperusahaan dimana pun saat itu mereka berbeda. b. Peluasan Pasar: jangakauan pemassaran menjadi semakin luas dan tidak terbatas oleh area geografis dimana perusahaan berada. c. Peluasan jaringan mitra bisnis: Pada perdagangan tradisional, sangat sulit bagi suatu perusahaan untuk mengetahui posisi geografis dan kerjasama baik teknis maupun non teknis. Dengan adanya perdagangan elektronik lewat jaringan internet, hal-hal tersebut bukan menjadi masalah yang besar lagi. d. Efisien: Perdagangan elektronik akan sangat memangkas biaya-biaya operasional. Perusahan-perusahan yang berdagang secara elektronik tidak membutuhkan kantor dan toko yang besar, menghemat kertas-kertas yang digunakan untuk transaksi-transaksi, periklanan, serta pencatatan-percatatan. Selain itu, perdagangan elektronik juga sangat efisien dari sudut waktu yang digunakan. Pencarian informasi- informasi produkjasa dan transaksi- transaksi bisa dilakukan lebih cepat serta lebih akurat. 2. Keuntungan bagi Customer, terdiri dari: a. Efektif: Customer dapat memperoleh informasi tentang produkjasa yang dibutuhkannya dan berrtransaksi dengan cara yang cepat dan murah. b. Aman secara fisik: Customer tidak perlu mendatangi toko tempat perusahaan menjajakan barangnya dan hal ini memungkinkan Customer dapat bertransaksi dengan aman di daerah- daerah tertentu mungkin sangat berbahayajika berkkendaraan dan membawa uang tunai dalam jumlah yang besar. c. Fleksibel: Customer dapat melakukan transaksi dari berbagai lokasi, baik dari rumah, kantor, warnet, atau tempat- tempat lainnya. Customer juga tidak perlu berdandan rapi seperti pada perdagangan tradisional umumnya. 3. Keuntungan bagi masyarakat umum, terdiri dari: a. Mengurangi polusi dan pencemaran lingkungan: dengan adanya e-commerce yang dapat dilakukan dimana saja, customer tidak perlu melakukan perjalanan-perjalan ke toko-toko, dimana hal ini pada gilirannya akan mengurangi jumlah kendaraan yang berlalu-lalang dijlanan. Berkurangnya kendaraan di jalanan berarti menghemat bahan bakar dan mengurangi tingkat polusi udara sebab gas-gas buangan kendaraan bermotor dapat mencerminkan lingkungan. b. Membuka peluang kerja baru: era perdagangan elektronik akan membuka peluang-peluang kerja baru bagi mereka yang tidak “buta” teknologi. Muncul pekerjaan-pekerjaan baru seperti pemrograman komputer, perancangan web, ahli dibidang basis data, analisis sistem, ahli dibidang jaringan komputer, dan sebagainya. c. Menguntungkan dunia akademis: berubahnya pola hidup masyarakat dengan hadirnya e-commerce, kalangan akademis akan semakin diperkaya dengan kajian-kajian psikologis, sosial- budaya, dan sebaliknya, yang berkaitan dengan dunia maya. Selain itu, dampak langsung dari hadirnya internet langsung akan menantang kiprah ilmuwan dibidang teknik komputer, teknik telekomunikasi, elektronika, pengembangan perangkat lunak, dan sebagainya. d. Meningkatkan kualitas sumber daya: E- commerce, seperti juga teknologi komputer pada umumnya, hanya bisa dilakukan oleh orang-orang yang mengenal teknologi komputer, sehinggan pada gilirannya akan merangsang orang-orang untuk mempelajari teknologi komputer.

2.5.4 Kerugian E-commerce

Disamping segala hal yang menguntungkan dari perdagangan elektronik, e-commerce juga memiliki kerugian-kerugian. Sebagai langkah antisipasi, perlu dipahami beberapa hal negatif dari e-commerce Nugroho,2006, yaitu: 1. Meningkatkan individualisme: seseaorang dapat bertransaksi dan mendapatkan barangjasa yang diperlukannya tanpa perlu bertemu dengan siapa pun. Ini membuat beberapa orang menjadi berpusat pada diri sendiri egois serta individualistis dan merasa dirinya tidak terlalu membutuhkan kehadiran orang lain dalam hidupnya. 2. Terkadang menimbulkan kekecewaan: apa yang dilihat dilayar monitor komputer terkadang berbeda dengan apa yang dilihat secara kasat mata aslinya. Hal inilah yang terkadang membuat customer merasa kecewa terhadap produk yang akan dibelinya melalui internet. 3. Tidak manusiawi: sering kali orang pergi ke toko- toko dan pusat-pusat pembelanjaan mall tidak sekedar berbelanja tetapi juga untuk menyegarkan pikiran. Hal ini tidak dialami dalam e-commerce, meskipun dapat mengobrol dengan chatting, tetapi tidak bisa menyegarkan secara nyata.

2.5.5 Konsep Dasar Keamanan e-commerce

Terdapat beberapa faktor pendorong kemunculan dan perkembangan keamanan e-Commerce diantaranya, adalah : a. Kemajuan infrasutruktur sistem komunikasi b. Meledaknya sistem perdagangan global c. Sistem perdagangan real time d. Meningkatkan rasa pengertianpenghargaan terhadap segala resiko yang mungkin terjadi e. Tersedianya teknologi sistem keamanan security f. Sistem keamanan sebagai aset yang berharga g. Politik Pengakuan terhadap pernyataan sah h. Secure Electronic Commerce: e-Commerce yang menggunakan prosedur sistem keamanan dan teknik-teknik untuk menghadapi segala resiko yang terjadi. Fungsi- fungsi umumnya antara lain: 1 Authentication Pembuktian keaslian 2 Confidentiality kerahasiaan 3 Data integrity integritas data Biasanya semua itu diimplementasikan dengan menggunakan teknologi kriptografi seperti enkripsi dan digital signature.

2.5.6 Tujuan-tujuan Sistem Informasi Keamanan

Sistem Keamanan Informasi: Merupakan penerapan teknologi untuk mencapai tujuan-tujuan keamanan sistem informasi dengan menggunakan bidang- bidang utama yaitu: 1. Sistem Keamanan Komunikasi Communications security merupakan perlindungan terhadap informasi ketika di kirim dari sebuah sistem ke sistem lainnya. 2. Keamanan Komputer Computer security adalah perlindungan terhadap sistem informasi komputer itu sendiri. 3. Keamanan secara fisik seperti pengamanan oleh penjaga keamanan, pintu yang terkunci, sistem control fisik lainnya, dan sebagainya. 4. Keamanan Personal meliputi kepribadian orang-orang yang mengoperasikan atau memilki hubungan langsung dengan sistem tersebut. 5. Keamanan administrative contohnya mengadakan control terhadap perangkat- perangkat lunak yang digunakan, mengecek kembali semua kejadian-kejadian yang telah diperiksa sebelumnya dan sebagainya. 6. Keamanan media yang digunakan meliputi pengontrolan terhadap media penyimpanan yang ada dan menjamin bahwa media penyimpanan yang mengandung informasi sensitive tersebut tidak mudah hilang begitu saja. Ada beberapa tujuan dalam penggunaan system informasi keamanan, yaitu : a. Confidentially : Menjamin apakah informasi yang dikirim tersebut tidak dapat di buka atau tidak dapat diketahui oleh orang lain yang tidak berhak. b. Integrity: Menjamin konsistensi data tersebut apakah masih utuh sesuai aslinya atau tidak, sehingga upaya orang-orang yang tidak bertanggung jawab untuk melakukan penduplikatan dan perusakan data bisa dihindari. c. Availability: Menjamin pengguna yang sah agar dapat mengakses informasi dan sumber miliknya sendiri. d. Legitimate Use: Menjamin kepastian bahwa sumber tidak digunakan oleh orang- orang yang tidak bertanggung jawab.

2.6 Taqwim Digital

Adalah sebuah produk yang upaya ikut berkontribusi bagi terselenggaranya pelaksanaan shalat fardu awal waktu yang menunjukan jadual dan masuknya shalat dengan tepat serta beroperasi secara otomatis akan mengikuti jadual yang telah dikeluarkan resmi oleh Badan Hisab dan Rukyat BHR Departemen Agama RI, karena data resmi tersebut telah di input kedalam “software” program yang ada di dalamnya.

2.7 Metodologi Pengembangan Sistem Berorientasi Objek

Pengembangan sistem informasi system development dapat berarti menyusun sistem informasi yang benar-benar baru atau sering terjadi menyempurnakan sistem yang telah ada Nugroho, 2005 Ada beberapa metode dalam pengembangan sistem, salah satunya dengan pendekatan objek oriented development. Objek oriented development adalah suatu cara perkembangan peranti lunak dan sistem informasi berdasarkan abstraksi objek-objek yang ada didunia nyata. Abstraksi adalah menemukan serta memodelkan fakta- fakta dari suatu objek yang penting bagi suatu aplikasi Nugroho, 2005. Metode pengembangan sistem berorientasi objek mempunyai tiga karakteristik utama yaitu: 1. Pemodulan Encapsulation Encapsulation sering disebut dengan penyembunyian informasi informasi hiding konsep ini sebenarnya lebih didasari pada fakta yang ada didunia nyata bahwa tidak semua hal perlu diperlihatkan. 2. Penurunan Inheritance Object-object memilki banyak persamaan, namun ada sedikit perbedaan, hal ini mempnyai konsekuensi yang penting yaitu sebagai instance sebuah class, sebuah object mempunyai semua karakteristik dari class. Inilah yang disebut dengan inheritance pewaris sifat. 3. Polimorphisme Polimorphisme adalah konsep yang sangat handal bagi pengembang perangakat lunak untuk pemisahan secara jelas diantara sub sistem yang berbeda. Dengan demikin sebuah sistem akan bisa dimodifikasi secara mudah karena hanya dibutuhkan interface antar class. Pengembangan sistem berorientasi objek mencakup aktivitas-aktivitas dibawah ini, antara lain: 1. Analisa Analisa berorientasi objek Objek Oriented Anlysis adalah tahapan perangkat lunak dengan menentukan spesifikasi sistem serta mengidentifikasi kelas kelas serta hubungan satu dengan yang lain Nugroho, 2005. Hasil utama dari analisa adalah sistem seutuhnya sebagai persiapan menuju ketahap perancangan. 2. Perancangan Sasaran dari perancangan berorientasi objek OOD Objek Orianted Design adalah merancang kelas-kelas ynag teridentifikasi selama tahap analisis dan antar muka pengguna User Interface. Selama tahap ini kita mengidentifikasikan, menambahkan beberapa objek dan kelas yang mendukung implementasi dari spesifikasi kebutuhan. 3. Pengujian Black Box Testing Pengujian pada dasarnya adalah menemukan serta menghilangkan ‘bugs’ kesalahan-kesalahan yang ada disistemperangkat lunak itu Nugroho, 2005 : 431. Dalam hal ini penulis menggunakan strategi pengujian blakc-Box testing. blakc-Box testing merupakan metode perancangan test case yang menggunakan struktur kontrol dari perancangan prosedural untuk mendapatkan test case William, 1995. 4. Implementasi Memprensentasikan hasil perancangan kedalam bahasa pemrograman kemudian dapat dijalankan pada komputer.

2.8 UML Unified Modeling Language