Jenis-jenis Transaksi E-Commerce E-commerce .1

daya tarik mereka sehingga dapat mengetahui hasil produk yang dihasilkan. Oleh karena itu, adanya transaksi yang menguntungkan kedua belah pihak antara penjual dan pembeli. Pihak pembeli dapat membeli barang dengan harga lebih murah,begitu pula pihak penjual memperoleh keuntungan dari penerimaan uang.

2.4.1 Faktor-Faktor Penjualan

Ada beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi volume penjualan antara lain Kurnia, 2008: a. Kualitas Barang Turunnya mutu barang dapat mempengaruhi volume penjualan, jika barang yang diperdagangkan mutunya menurun dapat menyebabkan pembelinya yang sudah menjadi pelanggan dapat merasakan kecewa sehingga mereka bisa berpaling kepada barang lain yang mutunya lebih baik. b. Selera Konsumen Selera konsumen tidaklah tetap dan dia dapat berubah setiap saat, bilamana selera konsumen terhadap barang-barang yang dijual berubah maka volume penjualan akan menurun. c. Servis Terhadap Pelanggan Merupakan faktor penting dalam usaha memperlancar penjualan terhadap usaha di mana tingkat persaingan semakin tajam. Dengan adanya servis yang baik terhadap para pelanggan sehingga dapat meningkatkan volume penjualan. d. Persaingan Menurunkan Harga Jual Potongan harga dapat diberikan dengan tujuan agar penjualan dan keuntungan perusahaan dapat ditingkatkan dari sebelumnya. Potongan harga tersebut dapat diberikan kepada pihak tertentu dengan syarat-syarat tertentu pula 2.5 E-commerce 2.5.1 Definisi E-Commerce E-Commerce adalah pembelian dan penjualan, pemasaran dan pelayanan serta pengiriman dan pembayaran produk, jasa dan informasi di internet dan jaringan lainnya, antara perusahaan berjaringan dengan pelanggan, pemasok, dan mitra bisnis lainya Humdiana dan Indrayani, 2005 E-commerce berkaitan dengan kegiatan yang bersifat komersial di internet, e-commerce merupakan aktifitas transaksi perdagangan melalui sarana internet. Dengan memanfaatkan e-commerce, para penjual dapat menawarkan produknya secara luas karena sifat internet yang tidak mengenal batasan tempat. E-commerce dapat mengambil beberapa format tergantung pada tingkat digitalisasi perubahan dari secara fisik menjadi digital yang dilibatkan. Tingkat digitalisasi tersebut dapat berhubungan dengan Susanta,2005: 1. Penjualan produkjasa 2. Proses 3. Agen pengirimanperantara Tahun 1997 dibuat sebuah framework yang menjelaskan kemungkinan kombinasi konfigurasi dalam 3 dimensi. Dimensi tersebut yaiutu produk dapat secara fisik atau digital, proses dapat secara fisik atau digital, dan agen pengirimanpelantara secara fisik atau digital. Dalam perdagangan tradisional, ketiga dimensi tersebut dilakukan secara fisik, dan e-commerce semua dimensi benar-benar dilakukan secara digital. Semua kombinasi meliputi perpaduan dimensi digital dan dimensi secara fisik. Jika dalam kombinasi tersebut paling tidak hanya ada satu dimensi, hal tersebut dapat dinilai sebagai e-commerce, tetapi hanya sebagian dari e-commerce. Contohnya, membeli pakaian di Walt-Mart Online , atau buku dari amazon.com adalah sebagaian dari e-commerce, karena barang dikirim secara fisik melalui FedEx. Tetapi membeli E-book dari amazon.com atau produk berupa software dari Buy.com adalah e-commerce karena produk, pengirimannya, pembayarannya, dan agen pengirimannya semua dilakukan secara online Turban, McLean, dan Wetherbe, 2004.

2.5.2 Jenis-jenis Transaksi E-Commerce

Transaksi e-commerce dapat dilakukan dengan beberapa jenis Turban, McLean, dan Wetherbe, 2004, yaitu : B2B Business to Business: dalam transaksi B2B, antara penjual dan pembeli adalah organisasi bisnis. Jenis dari e-commerce ini adalah digunakan yang paling digunakan. 1. Collaboration commerce e-commerce: dalam e- commerce, mitra bisnis berkolaborasi secara elektronik. Seperti kolaborasi yang sering terjadi anatara dan antar mitra bisnis sepanjang rantai persediaan supply chain. 2. B2C Business to Consumer: Dalam B2C, penjualnya adalah organisasi atau perusahaan, dan pembelinya adalah individu. Perusahan menawarkan produkjasa kepada kunsumen. 3. B2C Consumer to Bisnis: Dalam C2B, individu memperkenalkan produk atau jasa tertentu yang dibutuhkan, dan supplier bersaing untuk menyediakan produk atau jasa yang dibutuhkan customer dengan membeli produk yang ditawarkan individu tersebut. Contohnya Priceline.com, dimana individu memberitahu nama produk dan harga yang diinginkan, dan Pricelin berusaha untuk menemukan supplier untuk memenuhi kebutuhan yang ditawarkan. 4. C2C Consumer to Consumer: dalam C2C, individu menjual produkjasa ke individu lainnya. Biasanya individu mengiklankan produk, jasa, pengetahuan, maupun keahliannya disalah satu situs leleng atau classifiedads. Contohnya meliputi www.bekas.com dan www.classified2000.com. 5. Intrabusiness intraorganizational commerce: dalam kasus ini, organisasi menggunakan e- commerce secara internal untuk meningkaykan kinerja operasinya. Dalam kasus ini dikenal sebagai B2E Business-to-employee e-commerce, biasanya dilakukan melalui intranet meliputi penukaran barang, jasa atau informasi. Aktivitas internal bisa bermacam-macam, mulai dari menjual produk korporat kepada para karyawan hingga aktivitas pelatihan online. 6. Government-to-citizen G2C: dalam kasus ini, pemerintah menyediakan layanan ke masyaraktnya melalui teknologi e-commerce. Pemerintah dapat melakukan bisnis dengan pemerintah lainya seperti halnya dengan bisnis G2B. 7. Mobile commerce m-commerce: E-commerce dilakukan di lingkungan wirless, seperti menggunakan telpon seluler untuk akses internet, hal itu disebut m-commerce.

2.5.3 Keuntungan E-Commerce