tuapengajar dan anak keluar rumah outing, melakukan pengamatan dan mencatatnya dalam buku, bila perlu dengan gambar. Kemudian anak menulis
ulang apa yang ia lakukan dalam bentuk cerita. Model homeschool ini disebut juga dengan konsep Buku Hidup. Lain dengan text book yang ditulis oleh
beberapa penulis mengenai satu subjek tertentu, buku hidup ini ditulis oleh satu penulis. Buku ini bercerita dan tidak hanya menyampaikan fakta. Anak
biasanya akan lebih ingat bila mereka membaca cerita daripada membaca text book.
Selain itu mereka juga mengimplementasikan Homeschooling komunitas, jenis ini merupakan gabungan dari Homeschooling majemuk yang
menyusun dan menentukan silabus, bahan ajar, kegiatan pokok, sarana dan prasarana, serta jadwal pelajaran. Apabila dilihat ada kemiripan antara
Homeschooling dengan sekolah biasa. Walaupun belajar dengan beberapa orang anak seperti sekolah formal, namun esensinya tetap Homeschooling.
Karena mereka tetap belajar secara bebas, fleksibel, menyenangkan dan sesuai dengan minat mereka. Tidak ada ketentuan waktu untuk belajar. Sehingga
anak mampu mengutarakan aspirasi dan inisiatif mereka dalam belajar.
b. Tujuan Melaksanakan Model Homeschooling
Berdasarkan Pemaparan data penelitian diatas, Tujuan dari implementasi model Homeschooling pada Komunitas Sekolah Rumah
Pelangi adalah untuk meningkatkan potensi secara optimal pada anak, jadwal belajar dan materi fleksibel tergantung kesepakatan orang tua dan anak,
peningkatan potensi dan kreatifitas yang dimiliki oleh anak dan tidak terhambat dalam segala hal.
Selain diatas, pelaksanaan Homeschooling ini juga ingin membentuk karakter anak didik yang baik. Sesuai dengan potensi positif yang
dimilkinya. Sehingga karakternya terbangun adalah benar-benar karakter yang menjadi modal anak-anak bermasyarakat dikemudian hari
c. Kurikulum dan Materi Pembelajaran Homeschooling yang diterapkan
Pelaksanaan pendidikan di Homeschooling Pelangi Ciputat memang berbeda dengan proses pembelajaran yang di sekolah formal. Kalau di
Homeschooling anak-anak bisa belajar dimanapun kapanpun, dan dengan siapapun. Sehingga terjadi fleksibelitas belajar. Hal ini seperti yang
diungkapkan oleh Bapak Allain : Dalam praktek pembelajaran yang dilakukan di Homeschooling itu
lebih fleksibel, tidak terikat oleh ruang dan waktu yang kaku dan membosankan. Namun tetap mengacu pada kurikulum Nasional yang ada.
Sedangkan untuk jadwal pelaksanaan pembelajaran di komunitas pelangi tidak terlalu padat oleh mata pelajaran. Karena setiap harinya hanya
belajar satu sampai dua mata pelajaran. Kalau jam pelajarannya hanya tiga jam maksimal setiap mata pelajaran. Hal ini juga tergantung materi dan metode
yang digunakannya. Pelaksanaan kurikulum, dan system Evaluasi Homeschooling pada
Komunitas Sekolah Rumah Pelangi Ciputat Tangerang Selatan Dalam pelaksanaan pembelajaran di Komunitas Sekolah Rumah Pelangi Ciputat
pemilihan kurikulum dan materi pelajaran masih ditentukan oleh pihak sekolah dengan mengacu pada kurikulum Nasional yang dikeluarkan oleh
DIKNAS. Dengan demikian Kurikulum di Komunitas Sekolah Rumah Pelangi
Ciputat dibuat sendiri disesuaikan dengan potensi anak didik dan tentunya tidak keluar dari kurikulum nasional. Misalnya keluarga peternak mengajarkan
memerah susu, membantu kambingsapi melahirkan, member vaksinasi, menghitung berapa liter susu yang dihasilkan, menghitung keuntungan
berjualan susu, daging sapi dll. Pelayanan khusus untuk anak berkebutuhan khusus seperti melatih mereka menguasai life skill untuk kehidupan mereka
selanjutnya. Proses belajar mengajar dapat dilaksanakan di berbagai lokasi dan
tempat yang sudah ada baik milik pemerintah, masyarakat maupun pribadi, seperti gedung sekolah, madrasah, sarana-sarana yang dimiliki
pondok pesantren dan yang lain, seperti masjid dan gereja. Termasuk belajar di atas pohon dan di lapangan. Tentunya materi yang digunakan masih
mengacu pada kurikulum nasional. Diantara materi yang diberikan itu bisa diambil dari internet atau dari yang lain.
Walaupun materinya dan kurikulum dalam sistem Homeschooling itu masih fleksibel dan terkesan bebas. Namun guru yang mengajar di
Homeschooling komunitas perlu memiliki target dalam mengajar. Sehingga kompetensi yang dicapainya tidak keluar dari acuan kurikulum Nasional
sebagai kurikulum bersama. Pengajar di Homeschooling memang lebih flaksibel dan lebih akrab dengan siswa, sehingga bagi siswa yang memilki
tingkat kecerdasan yang rendah bisa mendapatkan perlakuan lebih dari guru. Untuk menunjang kreativitas dan fleksebelitas system belajar si
Homeschooling, maka buku yang dijadikan sebagai referensi juga sangat fleksibel. Dari manapun dan dari siapapun anak diperbolehkan untuk
mendapatkan bacaan lain. Yang terpenting kompetensi yang ingin dicapai tidak keluar dari referensi yang diperoleh. Untuk saat ini duni teknologi dan
informasi banyak memberikan nilai positif dalam pelaksanaan pembelajaran dan pendidikan. Termasuk di Homeschooling pelangi Ciputat
d. Metode Pembelajaran Homeschooling