Karakteristik pendidikan luar sekolah

peningkatan dan pemberdayaan masyarakat menjadi beban pendidikan formal saja, akan tetapi pendidikan formal juga memiliki tanggungjawab yang sama Pendidikan Luar Sekolah menjadi tanggungjawab masyarakat dan pemerintah, sejalan dengan Pendidikan Berbasis Masyarakat, penyelenggaraan PLS lebih memberdayakan masyarakat sebagai perencana, pelaksanaan serta pengendali, PLS perlu mempertahankan falsafah lebih baik mendengar dari pada didengar, Pemerintah daerah propinsi, kabupaten dan kota secara terus menerus memberi perhatian terhadap PLS sebagai upaya peningkatan SDM, dan PLS sebagai salah satu solusi terhadap permasalahan masyarakat, terutama anak usia sekolah yang tidak mampu melanjutkan pendidikan, dan anak usia putus sekolah.

1. Karakteristik pendidikan luar sekolah

Peranan pendidikan Luar Sekolah sangatlah besar dalam pembangunan Manusia Indonesia secara utuh, karena pendidikan Luar Sekolah atau yang juga kita kenal dengan Pendidikan Non Formal dan Informal mampu menjangkau seluruh lapisan masyarakat Indonesia. Pendidikan Luar sekolah perlu mendapatkan perhatian dan perlakukan yang setara dengan pendidikan Formal Persekolahan. Pendidikan Luar Sekolah juga menjadi pelengkap dan penyeimbang dari pendidikan Formal. Hal ini karena Pendidikan Luar Sekolah memiliki karakteristik yang berbeda dengan sekolah formal. Adapun Ciri-ciri Pendidkan Luar sekolah diantaranya: 1. Beberapa bentuk pendidikan luar sekolah yang berbeda ditandai untuk mencapai bermacam-macam tujuan. 2. Keterbatasan adalah suatu perlombaan antara beberapa PLS yang dipandang sebagai pendidikan formal dari PLS sebagai pelengkap bentuk-bentuk pendidikan formal 3. Tanggung jawab penyelenggaraan lembaga Pendidikan Luar Sekolah dibagi oleh pengawasan umummasyarakat, pengawasan pribadi atau kombinasi keduanya. 4. Metode pengajaran juga bermacam-macam dari tatap muka atau guru dan kelompok-kelompok belajar sampai penggunaan audio televise, unit latihan keliling demonstrasi, kursus-kursus korespondensi, alat-alat bantu visual. 4 4 Joesoef Soelaiman, Konsep Dasar … h. 54-55 Di Indonesia saat ini banyak sekali kita kenal tentang “Sekolah Alternatif”. Istilah pendidikan alternatif merupakan istilah generik dari berbagai program pendidikan yang dilakukan dengan cara berbeda dari cara tradisional. Secara umum pendidikan alternatif memiliki persamaan, yaitu: pendekatannya berisfat individual, memberi perhatian besar kepada peserta didik, orang tuakeluarga, dan pendidik serta dikembangkan berdasarkan minat dan pengalaman. Pendidikan luar sekolah Out of school education adalah pendidikan yang dirancang untuk membelajarkan warga belajar agar mempunyai jenis keterampilan dan atau pengetahuan serta pengalaman yang dilaksanakan di luar jalur pendidikan formal persekolahan. Karakteristik yang dimiliki Pendidikan Luar Sekolah adalah: 1. Pendidikan Luar Sekolah sebagai Subtitute dari pendidikan sekolah. Artinya, bahwa pendidikan luar sekolah dapat menggantikan pendidikan jalur sekolah yang karena beberapa hal masyarakat tidak dapat mengikuti pendidikan di jalur persekolahan formal. Contohnya: Kejar Paket A, B dan C 2. Pendidikan Luar Sekolah sebagai Supplement pendidikan sekolah. Artinya, bahwa pendidikan luar sekolah dilaksanakan untuk menambah pengetahuan, keterampilan yang kurang didapatkan dari pendidikan sekolah. Contohnya: private, les, training 3. Pendidikan Luar Sekolah sebagai Complement dari pendidikan sekolah. Artinya, bahwa pendidikan luar sekolah dilaksanakan untuk melengkapi pengetahuan dan keterampilan yang kurang atau tidak dapat diperoleh didalam pendidikan sekolah. Contohnya: Kursus, try out, pelatihan dll 5 Dari sini, kita tahu bahwa homeschooling merupakan salah satu sekolah alternatif yang dikenal dimata masyarakat luas dengan sebutan sekolah rumah. Jalan sekolah alternative ini diambil disebabkan dengan secara empiris barangkali salah satu faktor yang mempengaruhi mengapa terjadi pergeseran dinamika pemikiran masyarakat terhadap pola pendidikan di Indonesia adalah salah satunya dikarenakan para orang tua murid sudah begitu menyadari bahwa sudah lama pendidikan kita di “hantui “oleh tingginya kekerasan sosiologis yang selama ini terjadi dalam interaksi dunia pendidikan kita. Kasus tawuran, seks bebas dan narkoba dikalangan pelajar dengan jumlah korban jiwa yang tidak sedikit adalah 5 ______, “Pendidikan Luar Sekolah”, dari http:ww.wikipedia.org, 25 Februari 2008 salah satu faktor yang menyebabkan para orang tua terbangun landasan berfikirnya untuk melakukan terobosan mencari pendidikan alternatif yang relatif “aman” buat anak-anaknya dan rezim diktatorianisme pendidik terhadap peserta didik yang selama ini menjadi budaya dalam pola pendidikan kita juga telah membuka mata sebagian masyarakat terutama para orang tua murid untuk lebih mempertimbangkan putra-putrinya untuk sekolah di pendidikan formal. Dengan fenomena yang terjadi tersebut, akhirnya hadirnya homeschooling secara menjadi jawaban dari keresahan para orang tua dengan perkembangan pendidikan yang semakin menjadikan anak tidak mandiri.

B. HOMESCHOOLING