Paradigma Penelitian Metode Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pada pengembangan keilmuan komunikasi terutama komunikasi massa yang terkait dengan model analisis framing atas media massa, khususnya model Robert N. Entman.

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini juga diharapkan memberi masukan sebagai referensi tambahan terkait data analisis kepada penelitian sejenis di masa mendatang. Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat digunakan oleh para praktisi di bidang jurnalistik, seperti wartawan dalam membingkai peristiwa.

F. Metodologi Penelitian

1. Paradigma Penelitian

Penelitian ini menggunakan paradigma konstruktivis dengan metode riset kualitatif. Pada dasarnya, paradigma atau pendekatan riset komunikasi dapat dilihat menjadi tiga paradigma; positivis, konstruktivis, dan juga kritis. Ketiga paradigma ini biasanya dapat dibedakan dengan melihat dari aspek ontologi, epistemologi, aksiologi, dan juga metodologi. Aspek ontologi melihat apa yang disebut sebagai suatu realitas. Paradigma konstruktivis ini memandang realitas kehidupan sosial bukanlah realitas yang natural, tetapi hasil dari konstruksi. 4 Dilihat dari aspek epistemologinya, atau sesuatu yang menyangkut bagaimana cara mendapatkan pengetahuan, paradigma konstruktivis menempatkan peneliti dan objek yang diteliti sebagai bagian yang tidak dapat dipisahkan. 4 Eriyanto, Analisis Framing : konstruksi, Ideologi, dan Politik Media, Yogyakarta: LKis, 2008 Cet. Ke-5 h. 5 Aspek yang ketiga adalah aspek aksiologi di mana menyangkut tentang tujuan untuk mempelajari sesuatu. Penelitian dengan paradigma konstruktivis bertujuan untuk rekonstruksi realitas sosial secara dialektis antara peneliti dengan pelaku sosial yang diteliti. 5 Terakhir adalah aspek metodologi di mana teknik- teknik dipelajari dalam menemukan pengetahuan. Pada paradigma ini peneliti dan responden yang diteliti menekankan pada hubungan empati dan interaksi melalui metode-metode kualitatif, seperti observasi partisipan.

2. Metode Penelitian

Paradigma konstruktivis yang bernilai subjektif ini menggunakan metode riset kualitatif di mana menekankan pada kualitas data dan bukan kuantitasnya. Metode kualitatif sebenarnya merupakan metode penelitian yang dipakai untuk menjelaskan suatu fenomena sedalam-dalamnya dengan menggunakan pengumpulan data yang sedalam-dalamnya pula. Secara sederhana, metode kualitatif tidak melakukan pengumpulan data dengan metode statistik. Metode ini digunakan justru untuk menjelaskan apa yang tidak bisa dijelaskan pada metode kuantitatif. Untuk itu, metode kualitatif membutuhkan analisa di lapangan yang mendalam. Salah satu asumsi desain kualitatif adalah peneliti kualitatif merupakan instrumen pokok untuk pengumpulan dan analisa data. Data didekati melalui instrumen manusia, bukannya melalui inventaris, daftar pertanyaan, atau mesin. 6 Karakteristik masalah pada penelitian kualitatif adalah adanya kebutuhan dari si peneliti untuk menggali lebih dalam lagi suatu fenomena dan 5 Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi: Disertai Contoh Praktis Riset Media, Jakarta: Kencana 2007 Cet ke-2, h. 110 6 John W. Creswell, Desain Penelitian: Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif, Jakarta: KIK Press, 2003, h. 140 mengembangkan teori yang sudah ada. Oleh karenanya, desain penelitian kualitatif bersifat induktif, sehingga teori tidak menjadi sesuatu untuk diuji tetapi untuk dikembangkan dan dibentuk melalui proses penelitian. 7

3. Teknik Pengumpulan Data