1. Teknik Analisis Data
Membaca bingkai yang dilakukan Harian Republika pada tajuknya atas kasus konflik Indonesia-Malaysia pada edisi Agustus 2010, peneliti menggunakan
teknik analisa framing milik Robert N. Entman. Entman membagi modelnya ke dalam empat bagian, identifikasi masalah, penyebab masalah, evaluasi moral, dan
penawaran solusi atas masalah tersebut. Gagasan mengenai framing sendiri pertama kali diperkenalkan oleh
Beterson pada tahun 1955. Framing dikenal sebagai struktur konseptual atau perangkat kepercayaan yang mengorganisir pandangan politik, kebijakan, dan
wacana, serta yang menyediakan kategori-kategori standar untuk mengapresiasi realitas.
11
Tahun 1974, Goffman mengembangkan konsep framing menjadi kepingan-kepingan perilaku individu dalam membaca realitas. Framing pada
dasarnya merupakan pemberian definisi, penjelasan, evaluasi, dan rekomendasi dalam suatu wacana untuk menekankan kerangka berpikir tertentu terhadap
peristiwa yang diwacanakan Entman dalam Dennis McQuail, 2002.
12
Framing secara sederhana dapat digunakan untuk menyusun dan membaca realitas yang dikonstruksi oleh media massa. Suatu isu, pada penyajiannya,
melalui beberapa proses yang akhirnya menjadi satu sajian utuh yang dikonsumsi oleh publik. Proses inilah yang membedakan antara satu berita oleh media A dan
media B dengan isu yang sama. Perbedaan sajian atau bingkai yang dipakai media massa merupakan
realitas yang sengaja dibentuk untuk menyampaikan pesan tersendiri bagi media
11
Alex Sobur, Analaisis Teks Media : Suatu Pengantar Untuk analisis Wacana, Analisis semiotic, dan Analisis Framing, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005, h. 162.
12
M. Antonius Birowo ed., Metode Penelitian Komunikasi: Teori dan Aplikasi, Yogyakarta: Gitanyali, 2004, h. 181.
tersebut. Pada dasarnya, framing merupakan metode untuk melihat cara bercerita media atas peritiwa.
13
Metode ini digunakan untuk melihat bsagaimana peristiwa dikonstruksi oleh media.
Entman mendefinisikan framing sebagai seleksi dari berbagai aspek realitas yang diterima dan membuat peristiwa itu lebih menonjol dalam suatu teks
komunikasi. Framing menjauhkan khalayak untuk mendapatkan obyektivitas pemberitaan. Framing dapat terjadi melalui cara pengambilan gambar atau sudut
pandang peristiwa, penyuntingan, dan penyajian peristiwa pada teks yang disajikan.
Dalam proses framing terdapat berbagai kepentingan yang menempel dengannya, bisa berasal dari pemilikpemegang saham terbesar media, pengiklan,
atau dari institusi penekan lain seperti pemerintah, agama, dan lain-lain. Entman juga menyertakan penempatan informasi-informasi dalam konteks yang khas
sehingga sisi tertentu mendapatkan alokasi lebih besar daripada sisi yang lain.
14
Menurut Entman, framing dalam berita dilakukan dengan empat cara, yakni:
15
Pertama, indetifikasi masalah problem indentication, yaitu peristiwa dilihat sebagai sesuatu yang mana positif dan yang mana negatif. Kedua,
identifikasi penyebab masalah causal interpretation, yaitu siapa yang dianggap penyebab masalah. Ketiga, evaluasi moral moral evaluation, yaitu penilaian atas
penyebab masalah; dan keempat, saran penanggulangan masalah treatment recommendation, yaitu menawarkan suatu cara penanganan masalah dan kadang
kala memprediksikan hasilnya.
13
Eriyanto, Analisis Framing : konstruksi Ideologis, dan Politik Media, Yogyakarta: LKiS, 2008, h. 10.
14
Alex Sobur, Analaisis Teks Media, h.67.
15
Alex Sobur, Analaisis Teks Media, h. 172.
Framing Robert Entman
Problem indentication Peristiwa dilihat sebagai sesuatu yang
mana positif dan yang mana negatif Causal interpretation
Siapaapa yang dianggap penyebab masalah
Moral evaluation Penilaian atas penyebab masalah
Treatment recommendation Menawarkan suatu cara penanganan
masalah dan
kadang kala
memprediksikan hasilnya
Tabel I.1 Model Analisis Framing Robert N. Entman
Pengidentifikasian masalah atau tahap problem identification merupakan tonggak dari bingkai suatu teks media. Pada tahap ini, peneliti harus mengambil
pokok dari suatu masalah yang sedang diangkat. Masalah tersebut adalah penginterpretasian dari redaksi dalam menyikapi perstiwa tersebut.
Diagnose Causes, mencari penyebab masalah. Diagnosa penyebab masalah dilihat ketika suatu peristiwa yang dipahami redaksi ditulis sedemikian
rupa dan menonjolkan sesuatu yang dianggap menjadi penyebab masalah. Dalam suatu teks media, penyebab tidak hanya diartikan sebagai who atau siapa,
melainkan juga what atau apa. Tahap ketiga adalah moral evaluation atau evaluasi moral. Di sini,
masalah yang sudah diidentifikasikan dan diketahui penyebabnya kemudian dipertegas oleh gagasan lain. Gagasan ini sifatnya akan membenarkan pokok
masalah yang diangkat pihak redaksi. Gagasan akan berupa argumen dan kutipan dari seseorang yang kompetibel dengan masalah dan dikenal khalayak.
Terakhir merupakan solusi yang ditawarkan pihak redaksi atas masalah tersebut, atau treatment recommendation. Tahap ini mengambil sikap yang
diambil pihak redaksi untuk dijadikan bahan masukan, solusi atas masalah. Solusi yang diberikan pihak redaksi tentunya bergantung pada masalah yang ditonjolkan,
penyebab masalahnya, dan juga penguatan masalah oleh gagasan lain.
G. Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini memaparkan latar belakang masalah, batasan dan rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian, dan sistematika
penulisan.
BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA KONSEPTUAL
Bab ini akan membahas tentang teori konstruksi sosial atas realitas Peter L. Berger dan Luckmann. Selain itu, Bab ini akan membahas konsep framing dan
tajuk rencana.
BAB III GAMBARAN UMUM
Bab ini berisi profil dari Harian Republika. Profil itu sendiri terdiri atas sejarah singkat berdirinya Harian Republika, visi dan misi Harian Republika, serta
struktur redaksional dari Harian Republika.