Nilai Sains Nilai-nilai Sains

dan banyak kelompok, maka nilai-nilai itu tidak perlu sama bagi seluruh masyarakat, dan ketidaksamaan nilai itu bisa memacu timbulnya konflik. 45 Pendidikan nilai salah satu jenis pendekatannya adalah pendekatan penanaman nilai yaitu suatu pendekatan yang memberi penekanan pada penanaman nilai sosial dalam diri anak. Menurut Superka et al. 1976, tujuan pendidikan nilai menurut pendekatan ini adalah diterimanya nilai-nilai sosial tertentu oleh anak, berubahnya nilai-nilai yang tidak sesuai dengan nilai-nilai sosial yang diinginkan. 46 Nilai-nilai ditanamkan pada seseorang melalui proses sosialisasi, melalui sumber berbeda-beda: keluarga, lingkungan sosial, lembaga pendidikan, agama, media massa, tradisi dan sebagainya. Dengan penanaman nilai, maka siswa akan lebih memahami apa yang dikandung oleh suatu materi atau pelajaran supaya mereka juga dapat menerapkan nilai-nilai yang telah mereka ketahui dalam kehidupan sehari-hari.

b. Nilai Sains

Sains merupakan suatu kumpulan pengetahuan yang diperoleh tidak hanya produk saja, akan tetapi juga mencakup pengetahuan seperti keterampilan keingintahuan, keteguhan hati, dan juga keterampilan dalam hal melakukan penyelidikan ilmiah. 47 Science mempunyai nilai-nilai dalam kehidupan. Nilai-nilai ada dan menjadi bagian integral dari suatu proses pendidikan, baik di dalam sekolah maupun di dalam masyarakat umum. Secara singkat, nilai-nilai science yang dapat ditanamkan dalam pendidikan science adalah: 48 1 Kecakapan berfikir dan bekerja menurut langkah-langkah yang teratur. 45 Sumarsono, Pendidikan Nilai: Karakteristik, Peluang, dan Pelaksanaan, Aneka Widya STKIP Singaraja, Edisi Khusus TH. XXXIII September 2000, h. 3 46 Mega Iswari, Op Cit., h..5 47 http:www.damandiri.or.idfileyusufunsbab2.pdf 48 Soekarno, dkk, Op Cit., h. 24-26 2 Keterampilan mengadakan pengamatan dan penggunaan alat-alat dalam eksperimentasi. 3 Memiliki sikap ilmiah, di antara lain: a Tidak berprasangka dalam mengambil keputusan. b Sanggup menerima gagasan-gagasan dan saran-saran baru toleran. c Sanggup mengubah kesimpulan dari hasil eksperimennya bila ada bukti-bukti yang meyakinkan benar. d Bebas dari ketakhyulan. e Dapat membedakan antara fakta dan opini. f Membuat perencanaan teliti sebelum bertindak. g Teliti, hati-hati dan seksama dalam bertindak. h Ingin tahu, apa, bagaimana, dan mengapa demikian ? i Mengahargai pendapat dan penemuan para ahli science. j Menghargai baik isi maupun metode science. Secara lebih rinci dapat dijelaskan tentang pengertian ke lima nilai dalam sains adalah sebagai berikut: 49 1 Nilai praktis suatu bahan ajar adalah nilai yang dapat meberi kemanfaatan langsung atau segi-segi praktis bagi kehidupan manusia dan pemahamanpenguasaan tentang sains itu sendiri. 2 Nilai religius suatu bahan ajar adalah kandungan nilai yang dapat membangkitkan rasa percaya, menambah keyakinan dan keimanan seseorang bahwa segala sesuatu yang ada mesti ada yang menciptakannya dan mengaturnya, yang akhirnya menyadari dan menghayati atas kekuasaan Allah dengan segala sifatnya sehinga manusia mesti bertaqwa kepada-Nya. 3 Nilai pendidikan suatu bahan ajar adalah kandungan nilai yang dapat memberi inspirasi ide atau gagasan cemerlang untuk diterapkan ke bidang teknik atau mental dalam pemenuhan kebutuhan, keinginan, dan hasratnya bagi kesejahteraan serta membedakan kehidupan manusia 49 Suroso Adi Yudianto, Manajemen Alam sebagai Sumber Pendidikan Nilai, Bandung: Mughni Sejahtera, 2005, h. 16-17 dengan hewan. 4 Nilai intelektual suatu bahan ajar adalah nilai yang melandasi kecerdasan manusia untuk mengambil sikap dan perilaku yang tepat setelah belajar bahan ajar itu dengan tidak terpengaruh oleh hal-hal yang bersifat mistik maupun provokatif, dan segala sesuatunya dipikirkan berdasarkan hukum sebab-akibat, serta sikap kritis. 5 Nilai sosio-politik suatu bahan ajar adalah kandungan nilai yang dapat memberikan petunjuk untuk bersikap dan berperilaku sosial yang baik maupun berpolitik yang baik dalam kehidupannya.

3. Hasil Belajar Biologi

Dokumen yang terkait

Perbandingan antara model pembelajaran cooperative learning tipe stad dengan pembelajaran konvensional dalam rangka meningkatkan hasil belajar PAI (eksperimen kelas XI SMA Negeri 3 Tangerang)

2 14 159

Penerapan model pembelajaran kooperatif dengan teknik Student Teams Achievement Division (STAD) untuk meningkatkan hasil belajar fiqih di MTs Nurul Hikmah Jakarta

0 9 145

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD MENGGUNAKAN MEDIA POWER POINT TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA PADA KONSEP IKATAN KIMIA (Kuasi Eksperimen di SMA Dharma Karya UT Tangerang Selatan)

0 13 259

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (Student Team Achievement Divisions) STAD Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa SD

1 6 165

PENGERUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA PADA KONSEP CAHAYA (KUASI EKSPERIMEN DI SDN CIRENDEU III, TANGERANG SELATAN)

1 5 177

Perbedaan hasil belajar siswa antara yang menggunakan pendekatan keterampilan proses melalui metode eksperimen dan pendekatan ekspositori melalui metode demonstrasi : quasi eksperimen pada kelas x SMA Negeri 2 Ciputat Tangerang

0 3 163

Pengaruh penerapan model cooperative learning tipe stad terhadap hasil belajar kimia siswa pada konsep sistem koloid (quasi eksperimen di MAN 2 Kota Bogor)

4 38 126

Upaya meningkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Stad (Student Teams Achievement Division) pada pembelajaran IPS kelas IV MI Miftahul Khair Tangerang

0 13 0

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Time Token Arends Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPS Terpadu (Quasi Eksperimen di SMPN 87 Jakarta)

0 8 204

PERBEDAAN HASIL BELAJAR BIOLOGI ANTARA SISWA YANG DIAJAR DENGAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF PERBEDAAN HASIL BELAJAR BIOLOGI ANTARA SISWA YANG DIAJAR DENGAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DAN TIPE STAD PADA POKOK BAHASAN EKOSISTEM DI KELAS

0 2 15