textual analysis
platform
Semiotika Komunikasi
72 dominan yang berlaku dalam suatu periode tertentu. Di dalam mitos
juga terdapat pola tiga dimensi penanda, petanda dan tanda, namun sebagai suatu sistem yang unik, mitos dibangun oleh suatu rantai
pemaknaan yang telah ada sebelumnya, atau, dengan kata lain, mitos
adalah juga suatu sistem pema
knaan tataran kedua.
123
Barthes menempatkan ideologi dengan mitos, karena baik di dalam mitos maupun ideologi, hubungan antara penanda konotatif
dan petanda konotatif terjadi secara termotivasi. Sela itu, Barthes juga memahami ideologi sebagai kesadaran palsu yang membuat
orang hidup di dalam dunia yang imajiner dan ideal, meski realitas
hidupnya yang sesungguhnya tidaklah demikian.
Ideologi ada selama kebudayaan ada dan konotasi sebagai suatu ekspresi budaya. Kebudayaan mewujudkan dirinya di dalam
teks-
teks dan, dengan demikian, ideologi pun mewujudkan dirinya melalui berbagai kode yang merembes masuk ke dalam teks dalam
bentuk penanda
-
petanda penting, seperti tokoh, latar, sudut pandang,
dan lain
-lain.
124
Pada analisis semiotik, teks dipahami sebagai kelompok atau kombinasi tanda dan analisis tanda
-
tanda di dalam kelompok atau kombinasinya disebut analisis teks
.
Berdsasarkan pada uraian teoritis di atas, penelitian yang mengkaji agenda dasar
NCM
ketika menyatakan diri siap dicalonkan menjadi calon presiden pada pemilu tahun 2004 dalam sepuluh
“Membangun Kembali Indonesia” ini menggunakan model penelitian analis teks dalam Gamba
r 4
sebagai berikut di bawah ini:
123
Roland Barthes, “Mythologies”, 81
-
82.
124
Alex Sobur,
,
71.
E. Kerangka Penelitian
Keseluruhan Penulis
Pembaca Lingkungan
Teks
platform
Indonesia Kita
syura
73
Gambar 4 di atas
diadaptasi dari Tina Koch 1995 dan Benny Hoed 2008
Peneliti sebagai pembaca melakukan analisis
terhadap teks dengan semiotik dan hermeneutik
Teks dalam penelitian ini adalah politik
N
C
M “Membangun
Kembali Indonesia”
Bagian
-
bagian dari teks
Keseluruhan teks
Penulis teks dalam penelitian ini adalah NCM Lingkungan teks yaitu seluruh uraian tertulis
dari mukaddimah sampai dengan catatan akhir
buku karya NCM, .
Teks
-
teks lain yang memiliki relasi dengan teks yang diteliti.
Politik dalam tulisan ini dimaksudkan sebagai kegiatan pemilihan aparatur negara maupun dalam arti pengelolaan kekuasaan
atau pemimpin pemerintahan. Sedangkan politik Islam dalam penelitian ini diberi batasan
pengertian sebagai nilai
-
nilai prinsip ajaran Islam tentang kehidupan sosial politik seperti keadilan, kepemimpinan dan kesamaan,
serta perdamaian dll.
P
esan politik dalam penelitian ini didefinisikan sebagai teks tertulis yang menjadi agenda dasar atau program pembangunan
Teks lain Bagian
Keterangan:
F. Definisi Istilah dalam Penelitian
• •
• •
• •
•
platform
74
kemb
ali bangsa Indonesia yang
NCM
sampaikan berjudul ‘Membangun Kembali Indonesia’ ketika dia menyatakan kesiapan
dirinya dicalonkan menjadi kandidat presiden RI pada Pemilu 2004.
Bahasa
politik di sini didefinisikan sebagai struktur teks yang berisikan
bahasa
yang dipergunakan oleh NCM untuk tujuan politis yaitu menyampaikan kepentingan
-
kepentingan pembangunan kembali bangsa Indonesia
.
Analisis interpretatif yang digunakan pada penelitian adalah analisis teks semiotik dan analisis hermeneutik untuk
menafsi
rkan teks politik
NCM
“Membangun Kembali Indonesia” berdasarkan pemahaman sejumlah makna kata
-katanya
yang membentuk kalimat dan gabungan kalimat-kalimatnya yang menjadi alinea serta gabungan alinea
-
alineanya yang membentuk teks yang utuh kemudian memahami makna bagian
-
bagian teks
berdasarkan makna keseluruhannya.
Makna denotasi adalah arti tatanan pertandaan pertama atau makna apa yang tertulis dalam teks atau tertera dalam gambar
secara
eksplisit. Misalnya kata dukun memiliki makna denotasi sebagai orang yang mempunyai kemampuan melakukan penyembuhan secara
gaib.
Makna konotasi adalah arti sistem tanda kedua atau makna yang berkaitan dengan perasaan dan emosi serta nilai
-
nilai kebudayaan dan ideologi tertentu. Ini terjadi ketika makna bergerak
menuju subjektifitas.
Mitos adalah cara berpikir dari suatu kebudayaan tentang sesuatu, cara untuk mengkonseptualisasikan atau memaha sesuatu.
M
itos merupakan cerita yang digunakan suatu kebudayaan ntuk
menjelaskan at
au memahami beberapa aspek dari realitas atau alam. Gaya
bahasa
adalah penggunaan bahasa atau cara dan teknik seorang pengarang dalam merefleksikan pengalaman dan nilai
-
nilai kualitas kesadaran pikiran dan pandangannya yang istimewa atau
khusus.
75
platform
platform
Handbook of Semiotics Komunikasi Politik Komunikator, Pesan dan Media,
Kesaksian Intelektual Mengiringi Kepergian Sang Guru Bangsa
7 5 Penelitian teks dengan hermeneutik setidaknya dapat
dilakukan dengan dua cara yaitu
,
pertama menghadirkan kembali pikiran pengarang dalam rangka memahaminya dan melakukan
pembacaan reproduksi, kedua melakukan pembacaan teks berdasarkan tujuan mencari makna
-
makna lain yang lebih baik atau pembacaan
produktif.
1
P
enelitian tentang teks politik NCM ketika
menyatakan diri siap dicalonkan menjadi calon presiden RI pada pemilu 2004 menggunakan analisis
hermene
utik reproduksi yang
beru
paya menghadirkan kembali pikiran NCM yang terdapat dalam teks ini, maka bab ketiga lebih lanjut akan menguraikan aktivitas
politik NCM sebagai seorang komunikator politik dan
nasionalisme
sebagai pesan politik NCM serta
respon
s masyarakat terhadap aktivitas politiknya
.
Politik adalah siapa memperoleh apa, kapan dan bagaimana, pembagian nilai
-
nilai oleh yang berwenang, kekuasaan dan pemegang kekuasaan, pengaruh atau tindakan yang diarahkan
untuk mempertahankan dan atau memperluas tindakan lainnya.
2
“Menjelang
Pemi
lu 2004 lalu, ke mana
-
mana ia tawarkan reformasi bagi para kandidat penyelenggara negara sebagai
wujud ikhtiarnya memperbaiki bangsa. Kendat
i
tak lolos menjadi calon presiden, Cak Nur tidak menyebarkan api kemarahan. Toh,
yang ia
perjuangkan memang gagasan. Bukan untuk kursi. Dan disinilah contoh praktek jiwa seorang demokrat.”.
3
Demikian diantara kesaksi
-
1
Winfried Noth, Bloomington, Indiana University
Press, Second Published, 1990, 336
-337.
2
Dan D. Nimmo, Penerjemah Tjun Surjaman, Bandung, Remaja Rosdakarya, Cetakan kedua, 1993,
8.
3
Hamid Awaludin, “Perginya Sang Guru Bangsa”, dalam Muhammad Wahyuni Nafis dan Achmad Rifki, ed.
Jakarta, Paramadina, Cetakan I, Nopember 2005, 203.
BAB III AKTIVITAS POLITIK NURCHOLISH MADJID
A . N u r c h o l i s h M a d ji d S e b ag a i K o m u n i k a t o r P o l i t i k