Teks sebagai Pesan Budaya

hermeneutic circle Hermeneutika Theories of Human Communication 68 pemikiran Schleiermacher dan Dilthey bahwa keseluruhan teks diartikan berdasarkan bagian - bagiannya dan sebaliknya bagian- bagian itu hanya dapat ditangkap dalam kaitan dengan keseluruhan .115 Proses penafsiran dalam hermeneutik disebut . Orang menafsirkan suatu teks dimulai dengan cara dia memeriksanya dalam istilah-istilah pengertian umum yang mungkin teks itu miliki, dan dia memberi batasan pengertian umum itu dengan mengujinya pada teks tersebut. Demikian seterusnya proses penafsiran dapat pula dimulai dari spesifik ke umum. 116 Dalam hal ini Paul Ricoeur 1913-2005 lebih jauh menyatakan bahwa teori hermeneutik terdiri dari dua tahapan: 1 Proses semiologi struktural yang diadopsi dari semiologi Saussure yang berfungsi menjelaskan; 2 Proses apropriasi yang menjadikan teks sebagai milik pembaca yang berfungsi memahami. 117 Sementara itu para ahli semiotik pun belum mencapai kata sepakat tentang definisi dan kriteria teks sebagai objek penelitian mereka. Secara garis besar mereka mendefinisikan teks an dua pendekatan yakni pendekatan terks sebagai pesan budaya dan pe ndekatan teks sebagai pesan verbal sbb.: Pengertian teks secara luas merujuk kepada berbagai macam pesan dari kode apapun. Berdasarkan pengertian ini beberapa ahli semiotik meneliti berbagai macam ragam fenomena kebudayaan sebagai teks: film, penampilan tari ballet, musik dan pertunjukan sirkus bahkan berbagai upacara serimonial. Definisi te semiotik seperti ini dikemukakan oleh Roland Barthes 1915 - 1980 sebagai bidang pen elitian dengan unit analisis sbb. Tidak lagi monem atau fonem, tapi adalah bagian luas i wacana. Oleh karena itu Semiologi sebaiknya diperuntukkan bagi 115 W. Poespoprodjo, , 53. 116 Stephen W. Littlejohn, , 211. 117 Pariz Pari, “Hermeneutik Paul Ricoeur untuk Penelitian Keagamaan: K ajian Metodologi dan Terapan terhadap Kebudayaan Shalat dan Makam Sunan Rohmat Garut”,. 61.

1. Teks sebagai Pesan Budaya

discourse discourse discourse destructive -constructive surface structurecohesion, conceptual coherence, in ntionality, acceptability, situationality, intertextuality, and informativity Handbook of Semiotics Handbook of Semiotics 69 translinguistics, yang objek kajiannya bisa saja mitos, narrative, jurnalisme, atau pada sisi yang lain mengkaji objek - objek tentang kebudayaan, sejauh itu semua dibicarakan melalui pers, prospektus, wawancara dan percakapan…. 118 Definisi teks sebagai pesan budaya ini, menurut Bakhtin ahli semiotik Soviet seperti yang dikutip oleh Todorov menjadikan teks sebagai “data primer” ilmu sosial: “Teks menjadi realitas secara langsung realitas dalam pikiran dan ilmu pengetahuan yang dengan pikiran dan disiplin itu dapat menjadi gambaran siapa diri mereka. Jika tidak ada teks, berarti tidak ada objek pikiran dan penelitian”. Pada tataran pragmatik, teks didefinisikan dengan kriteria komunikasi berupa pesan verbal dari seseorang kepada seseorang lainnya. Sebagian ahli semiotik memahami teks sebagai kata sinonim dari wacana dalam arti pesan yang diucapkan baik melalui tulisan atau pembicaraan. Dalam linguistik, Benveniste menggunakan istilah untuk merujuk pesan - pesan tertulis atau lisan, Sedangkan ahli semiotika lainnya, seperti Barthes membatasi pengertian teks untuk pesan- pesan tertulis saja dan menegaskan pesan - pesan pembicaraan lisan masuk dalam wilayah pengertian wacana. Sedang Kristeva memahami teks sebagai produktivitas maksudnya adalah 1. Hubungan teks dengan bahasa sebagai tempat teks diletakkan dapat berulangkali didistribusikan . 2. Secara urutan teks terdiri dari intertextulaity: dalam beberapa ruas susunan perkataan diambil dari beberapa teks lainnya, baik dari luar maupun sebaliknya. 119 Beaugrande mencatat 7 kriteria tekstualitas sbb.: . Teks adalah suatu satuan ke bahasaan yang mempunyai wujud dan isi yang harus memenuhi kriteria tekstualitas: memiliki kohesi unsur - unsurnya terdapat kaitan semantik yang ditandai secara 118 Winfried Noth, , 332. 119 Winfried Noth, , 333.

2. Teks sebagai Pesan Verbal