Fase Awal Nasionalisme di Indonesia

platform Indonesia Kita modern nation state Renai - sans Islam Asia Tenggara Sejarah Wacana dan Kekuasaan 128 Nasionalisme sesungguhnya merupakan konsep dinamis yang mengalami perubahan sebagai hasil dialektika, bai dengan perubahan sosial, politik, dan ekonomi dalam negeri maupun perubahan - perubahan pada tingkat global. 1 D emikian Azyumardi Azra mendefinisikan nasionalisme, dalam kerangka itu, menurutnya terdapat tiga tahap perkembangan nasionalisme di Asia Tenggara, Pertama tahap “protonasionalisme” atau fase nyerapan gagasan nasionalisme yang diikuti pembentukan organisa si - organisasi, Kedua fase yang sarat dengan muatan politis ketimbang sosial dan kultural, nasionalisme di Indonesia saat ini bertujuan mencegah dengan cara apapun kembalinya kolonialisme dan imperialisme Eropa. Ketiga fase penekakanan nasionalisme ekonomi dalam bentuk program modernisasi dan industrialisasi atau pembangunan. 2 Dalam bab ini, penulis menguraikan bagaimana pandangan nasionalisme di Indonesia menurut dilihat berdasarkan tinjauan historis. NCM menuliskan sepuluh butir nya dalam sebuah buku yang berisikan pembahasan tentang nasionalisme klasik di bumi Nusantara pada zaman kerajaan - kerajaan Sriwijaya, Majapahit dan Aceh sebagai latar belakang hingga masa kristalisasi kesadaran kebangsaan karena perlawanan kepada penjajahan. Dia melanjutkannya dengan uraian masa kebangkitan nasionalisme modern dan konsolidasinya melalui proses eksperimentasi pelaksanaan ide-ide tentang Republik Indonesia. 1 Azyumardi Azra, “ Nasionalisme, Etnisitas, dan Agama di Asia Tenggara”, dalam Bandung, PT Remaja Rosdakarya, Cetakan kedua , Mei 2000, 105- 112. 2 Azyumardi Azra, “ Nasionalisme, Etnisitas, dan Agama di Asia Tenggara ”, 105 -112.

BAB IV NASIONALISME DALAM PANDANGAN

NUIRCHOLISH MADJID

A. Fase Awal Nasionalisme di Indonesia

platform platform Muqaddimah, Demokrasi Kita, fair chance Indonesia Kita Indonesia Kita 129 Pada bagian akhir buku itu, NCM membahas penilaian tentang krisis multi dimensional yang sedang dihadapi leh bangsa Indonesia saat ini, kemudian dia menawarkan jalan keluar dari krisis itu secara garis besar melalui deretan butir - butir sebuah . Apa tujuan NCM menyampaikan sepuluh politik “Membangun Kembali Indonesia” kepada masyarakat? Dengan menirukan Ibn Khaldun saat menutup pembahasannya dalam menurut NCM, apa yang dicoba lakukan adalah menyampaikan wacana sebagai suatu rintisan, dengan harapan bahwa siapapun yang memberikan keprihatinan yang sama, khususnya dari kalangan generasi penerus, akan mengembangkan dan memperbaikinya, dan melaksanakannya dengan memberi teladan sebaik - baiknya untuk warga masyarakat. 3 Wacana ini menjadi penanda keprihatinan NCM terhadap persoalan kr is multidimensional yang menimpa bangsa Indonesia saat ini akibat tindakan dan perilaku pihak yang tidak benar dari masa lalu. Kebanyakan mereka hanya memikirkan kepentingan diri dan golongannya saja sehingga pembangunan untuk mewujudkan cita - cita keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia bertambah jauh dari kenyataan. Barangkali seperti peringatan Mohamma Hatta dalam risalahnya “sekarang ini pun Indonesia adalah sebuah negara besar yang hanya menemukan orang - orang kerdil Dan mengulangi sikap Bung Hatta saat itu, mungkin sekarang pun kita terpaksa harus memberi “ ” kepada pihak- pihak yang tidak sadar, untuk membuktikan sendiri apakah sistem d an jalan pikiran mereka akan berhasil atau gagal”. 4 Jika disandingkan dengan beberapa karya kepustakaan NCM yang lain, sebelum tahun 1970 sebenarnya NCM telah menulis karya penting yang menjadi dasar ideologi gerakan HMI, yaitu Nilai - nilai Dasar Perjuangan NDP. Walau beda cara penuturan kalimat dengan tulisan - tulisannya yang lain, dasar pemikiran NDP adalah sama, yaitu teologi inklusif dan 3 Nurcholish Madjid, , 5. 4 Nurcholish Madjid, , 4 . Islamic Reseach Centre Menembus Batas Tradisi Menuju Masa Depan yang Membebaskan Islam Kemodernan dan Keindonesiaan Artikulasi Islam Kultural dari Tahapan Moral ke Periode Sejarah Titik Temu Jurnal Dialog Peradaban 130 humanistik. 5 Pada tanggal 3 Januari 1970 dia berpidato dengan judul “Keharusan Pembaruan Pemikiran Islam dan Masalah Integrasi Umat” di Gedung Pertemuan , Menteng Raya, Jakarta, 6 serta pada tahun 1992 dia berceramah dengan judul “Beberapa Renungan tentang Kehidupan Keagamaan di Indonesia untuk Generasi Menda tang”. 7 Pendulum sikap kritis NCM bergerak dari otokritik kritik atas keadaan umat Islam dan khazanahnya, penawaran alternatif pemecahan, laboratorium implementasi gagasan yang dikembangkan, sampai kepada membangun apresiasi atas realitas secara lebih mendalam, dengan tidak mengurangi sikap santun dan kritisnya. 8 Dalam hal ini, NCM tidak sendiri, sejumlah tokoh lain baik dari kalangan lahir 1940 - an seperti Abdurrahman Wahid, Djohan Effendi, Ahmad Wahib dkk atau kalangan setelahnya 1950 - an, seperti Azyumardi Azra, Komaruddin Hidayat, M. Amin Abdullah, Masdar Farid Mas’udi dkk mengembangkan sikap keilmuan terbuka. 9 Setelah angkatan 1950 - an, seiring dengan jumlah alumni mereka yang berpendidikan tinggi di Barat dan bertamba ya PTAIN atau PT umum, secara umum mereka yang bersinergi dengan pemikiran terbuka NCM bertambah dalam menjawab 5 Budhy Munawar - Rachman, “Nurcholish Madjid dan Perdebatan Islam di Indonesia”, dalam Abdul Halim, ed. Jakarta, Kompas, Cetakan Kedua, Oktober 2006, 120 - 121. 6 Nurcholish Madjid, “Keharusan Pembaruan Pemikiran Islam dan Masalah Integrasi Umat”, dalam Agus Sudibyo, ed. Bandung, Mizan, Cetakan XI, Nopember 1998, 204. 7 Budhy Munawar - Rachman, “Nurcholish Madjid dan Perdebatan Islam di Indonesia”, 131. 8 Budhy Munawar - Rachman, “Dari Tahap Moral ke Periode Sejarah Pemikiran Neomoder - nisme Islam di Indonesia,” dalam Asep Gunawan, ed., Jakarta, PT Raja Grafindo Persada, Cetakan Pertama, Maret 2004, 437 - 467. 9 Kusmana, “Politik Kesalehan Nurcholish Madjid Dari Kritik ke Apresiasi ” , , Volume 2, Nomor 2, Januari Juni 2010, 58. Indonesia Kita nation building Komposisi Bahasa Indonesia 131 persoalan bagaimana hubungan keagamaan dan kemoderenan berkaitan dengan proses pembangunan bangsa Indonesia nation building yang maju. Nation building di sini maksudnya adalah cara pandang dunia yang bersinergi antara kegamaan, kebudayaan atau keindonesiaan dengan modernitas. Sinergi hubungan ketiganya menjadi prasyarat untuk membangun Indonesia maju. Untuk memberikan kontribusi dalam proses ini, NCM terlibat bahkan mempelopori dalam pergulatan wacana re ke agamaan dan modernitas dalam konteks keindonesiaan, melalui aktivisme dan pemikiran. 10 Dalam buku karya NCM, proses pembangunan bangsa Indonesia tersurat dengan jelas sekali dalam daftar isinya yang berisikan perjalanan nasionalisme Indonesia dan disusun berdasarkan kerangka karangan dengan pola alamiah yang merujuk pada urutan kejadian suatu peristiwa atau rangkaian peristiwa secara kronologis, 11 seperti terlihat di bawah ini: Mukadimah Nasionalisme Klasik di Bumi Nusantara Lahirnya Nasionalisme Modern Indonesia Tentang “Negara - Bangsa” “Nation - State” “Negara- Bangsa” dan Nasionalisme Indonesia Kita I Indonesia Kita II Indonesia Menuju Masa Depan Platform Membangun Kembali Indonesia Nasionalisme di Indonesia dalam sejarahnya sangat dipengaruhi oleh budaya India, baik warisan Hindu Jawa maupun nasionalisme India kontemporer. Wacana nasionalisme Indonesia banyak diwarnai oleh kebanggaan sejarah akan Kerajaan Majapahit dan Sriwijaya dan dipengaruhi oleh simbol - simbol Hindu - Jawa. 10 Kusmana, “Politik Kesalehan Nurcholish Madjid Dari Kritik ke Apresiasi ”, 59. 11 Lamuddin Finoza, , 221. mainland Southeast Asia Indianized Southeast Asia Sinicized Souteast Asia Imajeri India, Studi Tanda dan Wacana Imajeri India, Studi Tanda dan Wacana Renaisans Islam Asia Tenggara Renaisans Islam Asia Tenggara 132 Kitab “Negarakertagama” menceritakan bahwa Majapahit adalah zaman yang serba indah dan megah, masyarakat hidup sejahtera, kedamaian, dan kehidupan sosial yang harmonis. 12 Dalam kitab itu, diceritakan pula bahwa Kedaulatan Majapahit ditegakkan dengan kuat oleh Raja Dyah Hayam uruk Sri Rajasanegara, sehingga barangsiapa yang keluar dar kesatuan Nusantara akan dipertahankan meskipun harus menggunakan kekuatan senjata. Raja mencoba untuk menciptakan sinkretisme antara Syiwa, Budha dan Brahma, agama Hindu dan Budha p bersama-sama tanpa ada pertentangan. 13 Hal ini sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh George Coedes, seorang arkeolog Prancis, seperti dikutip oleh Taufik Abdullah tentang sejarah Asia Tenggara Kuno dalam bukunya yang diterbitkan di Paris dengan judul Les Etats Hindouié d’Indo - Chine et d’Indonesie 1964 bahwa banyak kerajaan -kerajaan di kepulauan Indonesia dan di wilayah - wilayah yang sekarang secara konvensional disebut daratan Asia Tenggara yang telah dipengaruhi Hindu atau lebih tepat, barangkali, India. 14 Lebih jauh lagi, Harry Benda membagi sejarah Asia Tenggara atas tiga wilayah kultural bahwa sebagian terbesar dari kawasan ini boleh disebut sebagai , Asia Tenggara yang telah di - India - kan, ia sengaja memilih kata “India”, sebab istilah “Hindu” yang dipakai Coedes lebih menu agama tertentu, padahal banyak kerajaaan kuno yang beragama Budha atau, seperti halnya beberapa kerajaan kuno di Indonesia, mengalami perubahan orientasi keagamaan. 15 Kedua ialah apa yang disebutnya sebagai , yaitu yang telah “di - Cina- kan” seperti wilayah orang Vietnam, kecuali di Vietnam 12 Andrik Purwasito, Surakarta, Pustaka Cakra, 2002, 407. 13 Andrik Purwasito, , 407. 14 Taufik Abdullah, “Pengantar”, dalam Azyumardi Azra, , iii - iv. 15 Taufik Abdullah, “Pengantar”, dalam Azyumardi Azra, , vi-vii. ndianized Hispanized Souteast Asia Dutch East Indies Imagined Communities Reflections on the Origin and Spread of Nationalism, Imagined Communities, 133 Selatan yang juga pernah ada sebuah kerajaan yang “I ”, Champa, yang dihancurkan dalam proses gerak maju orang Vietnam ke Selatan. Dan, ketiga, , yang di- Spanyolkan, yang telah jelas maksudnya di sini ialah F lipina. Gerakan nasionalisme di Indocina berpusat di Vietnam. Tradisi nasionalisme mereka berawal dari perjuangan kemerdekaannya yang panjang melawan Cina. Kaum nasionalis Vietnam yang tampil melawan kolonialisme Prancis merupakan produk pendidikan Prancis sendiri. Sementara kolonialisme Spany ol di Filipina menghasil-kan pola yang bercirikan sistem feodalisme tanah. 16 Keadaan ekonomi orang - orang mestizo yang relatif baik membawa para pemuda untuk belajar di Eropa. Mereka dinamakan ilustrado orang - orang tercerahkan. Pada dasawarsa 1880 - an, mereka menjadi kelompok cendikiawan yang pertama di daerah koloni dan memulai suatu serangan budaya terhadap klerikalisme, dan kemudian terhadap dominasi politik Spanyol. Tidak kurang signifikannya adalah kenyataan bahwa dengan belajar di sekolah yang sama, membaca buku yang sama, nulis untuk jurnal yang sama, dan menikah dengan saudara dan sepupu satu sama lain, mereka membuka konsolidasi atas kesadaran sendiri mengenai suatu strata mestizo Filipina Raya kecuali untuk wilayah Moro. 17 Indonesia berdasarkan wilayahnya merupakan kelanjutan dari wilayah kekuasaan penjajahan Belanda yang dikenal sebagai “Hindia Belanda” atau “Hindia Timur Belanda” , tapi sebagai suatu bangsa, Indonesia tidak dibentuk oleh pemerintah kolonial Belanda, melainkan justru oleh semangat perl awanan terhadap penjajahan itu bersenjatakan Islam sebagai 16 Benedict Anderson, London and New York, Verso,Revised Edition, 1991, 124 - 125. 17 Benedict Anderson, 1 26 . nation nation ” Islam Doktrin dan Peradaban “Sebuah Telaah Kritis tentang Masalah Keimanan, Kemanusiaan, dan Kemo an” Imagined Communities, The Handbook of Political Sociology States, Civil Societies, and Globalization 134 dasar nasionalisme dan patriotisme. 18 Kaum nasionalis Indonesia pertama adalah mereka yang beruntung dapat menikmati pendidikan berkat Politik Etis pemerintah kolonial Hindia Belanda. Pengalaman bersama di sekolah terutama memberikan kesempatan bagi mereka untu k membayangkan diri sebagai satu “komunitas”. Sejak akhir abad ke-19, di Hindia Belanda berkembang aktivitas penerbitan, yang awalnya dikendalikan oleh orang - orang Tionghoa peranakan dan Indo - Eropa. Para priyayi pemerintah dan orang partikelir dengan cepat melibatkan diri dalam aktivitas ini, pada awal abad ke - 20, sudah mulai menjalankan penerbitannya sendiri. Melalui penerbitan ini mereka mulai mengungkapkan dan membaca tentang adanya “komunitas” yang lebih luas dar ikatan - ikatan yang selama ini mereka kenal .19 Periode akhir tahun 1970 - an dan 1980 - an beberapa ilmuwan mendominasi pembahasan tentang nasionalisme seperti a.l. Eric Hobsbawm, Ernest Gellner, Anthony Smith dan Benedict Anderson. Gellner mendefinisikan kata “ ” sebagai suatu bentuk kesadaran berbagi “kebudayaan” dalam berbagai bentuknya. Dia kemudian mengartikan nasionalisme sebagai “semacam patriotisme khusus yang menjadi penting ketika terjadi kondisi sosial tertentu seperti terlihat pada dunia modern dan di manapun tempat lainnya”. Contohnya saat ini adalah “chauvinisme kebudayaan”. 20 Hal itu serupa dengan Anthony Smith yang memberikan semacam “definisi kerja” tentang sebuah “ atau bangsa yang modern adalah “suatu nama bagi serumpun populasi sia yang berbagi mitos dan ingatan sejarah, suatu kebudayaan massa, 18 Nurcholish Madjid, Jakarta, Universitas Paramadina, Cetakan V, Agustus 2005, lxiv. 19 Benedict Anderson, 117 . 20 Liah Green and Jonathan Eastwood, “Nationalism in Comparative Perspective”, Thomas Janoski and others,eds. UK, Cambridge University, 2005, 248. nation nation nation state Imagined Communities, Reorientasi Wawasan Kebangsaan di Era Demokrasi 135 suatu tanah kelahiran, persatuan ekonomi dan berbagi persamaan hak dan kewajiban antar sesama mereka”. Namun hal itu berlainan dengan Hobsbawm yang dengan tegas mendefinisikan kata “ ” sebagai suatu “fenomena objektif”. Dia menandaskan pengertian “ ” adalah “ suatu entitas sosial yang selama ini keberadaannya ditentukan oleh hubungannya dengan semacam teritorial negara modern yaitu suatu “ ”. 21 Benedict Anderson mencermati keterkaitan faktor kesamaan bahasa dan kesamaan pengalaman bersama yang ditimbulkan oleh karya sastra menghasilkan suatu “komunitas imajiner” yang didasari oleh perasaan senasib dan sepenanggungan di Eropa abad pertengahan. Misalnya di Ukraina, pembentukan Universitas Kharkov pada tahun 1804 menyebabkan terjadinya “ledakan kesusasteraan” Ukraina yang dimotori oleh sastrawan Taras Shevchenko, yang kemudian disusul dengan pembent sebuah organisasi nasionalis Ukraina di Kiev pada tahun 1846. 22 Di samping itu agama - agama besar, dalam pandangan Anderson seperti dikutip oleh Fachry Ali, telah berjasa memberikan jawaban - jawaban pelik terhadap persoalan kemanusiaan yang tak mampu ditawarkan oleh ideologi-ideologi atau penjelasan - penjelasan rasional. 23 Bahkan keberadaan agama - agama besar telah pernah mengasuh, mempertemukan, “mempersatukan” umat manusia lintas etnis dan wilayah dalam sebuah kerangka berpikir standar dan dengan itu memberikan kenangan yang bertahan secara kolektif dalam diri manusia. 24 21 Liah Green and Jonathan Eastwood, “Nationalism in Comparative Perspective”, 248. 22 Benedict Anderson, 74 . 23 Facry Ali, “Kesetaraan Wacana Demokrasi dan Wawasan Nasional”, dalam Bambang Pranowo dan Darmawan, ed. Yogyakarta, Aditya Karya Nusa, Cetakan pertam a, Januari 2003, 10. 24 Facry Ali, “Kesetaraan Wacana Demokrasi dan Wawasan Nasional”, 10. ethnic nationalism The end of Ideology Nations and Nationalism since 1780: Programme, Myth, Reality Ethnonationalism The Quest for Understanding Renai - sans Islam Asia Tenggara Sejarah Wacana dan 136 Apa pun alasannya, menurut catatan Connor, hari ini seperti telah terjadi dua dekade sebelumnya, telah menjadi ancaman serius terhadap stabilitas politik di negara - negara seperti Belgia, Burma [Myanmar], Ethiopia, Guyana, Nigeria, the Soviet Union, Sri Lanka, Yugoslavia dan Zimbabwe. “Nation- building” telah gagal memberi jawaban yang tepat tentang rintangan utama pembangunan politik .25 Benarkah “nasionalisme” telah mati? Demikian Azyumardi Azra membuka tulisannya yang berjudul “Nasionalisme, Etnisitas, dan Agama di Asia Tenggara”, yang membantah tesis klasik Daniel Bell bahwa secara implisit riwayat “nasionalisme” yang dipahami sebagai suatu ideologi telah tamat dalam karyanya, 1960. Kesimpulan Bell bahwa nasionalisme sebagai ideologi telah tamat adalah kekeliruan yang cukup distortif, karena jelas “nasionalisme” tidak mati, ia memang surut dalam negara- negara maju. Menurut Hobsbawm, ahli nasionalisme Marxis, dalam bukunya 1990, seperti dikutip Azra, nasionalisme kini memang tidak lagi menjadi kekuatan utama dalam perkembangan historis. Ia tidak lagi menjadi program politik global sebagaimana h terjadi pada abad XIX dan XX. Namun, ini tidak berarti bahwa nasionalisme tidak begitu terkemuka dalam politik dunia sekarang ini, atau sudah sangat berkurang dibandingkan sebelumn Nasionalisme dapat menjadi satu faktor yang rumit atau katalis bagi perkembangan lain. Hal ini kemudian berdasarkan pengamatannya tentang konsep nasionalisme di Asia Teng Azra menyatakan bahwa nasionalisme sesungguhnya merupakan konsep dinamis yang mengalami perubahan sebagai hasil dialektika, baik dengan perubahan sosial, politik, dan e konomi dalam negeri maupun perubahan-perubahan pada tingkat global. 26 25 Walker Connor, New Jersey, Princeton University Press, Fifth Published, 1994, 71. 26 Azyumardi Azra, “ Nasionalisme, Etnisitas, dan Agama di Asia Tenggara”, dalam Kekuasaan Islam Doktrin dan Peradaban 137 Dalam kerangka itu, menurutnya terdapat tiga tahap perkembangan nasionalisme di Asia Tenggara, Pertama tahap “protonasionalisme” atau fase penyerapan gagasan nasionalisme yang diikuti pembentukan organisasi - organisasi, Kedua fase yang sarat dengan muatan politis ketimbang sosial dan kultural, nasional di Indonesia saat ini bertujuan mencegah dengan cara apapun kembalinya kolonialisme dan imperialisme Eropa. Ketiga fase penekakanan nasionalisme ekonomi dalam bentuk program modernisasi dan industrialisasi atau pembangunan. 27 Abad ke - 7 M Masehi, menurut catatan I Tsing, seorang sarjana musafir Cina, Sumatera menjadi pulau terpenting di Nusantara, sebagai pusat peradaban Asia Tenggara. Saat itu Agama Budha mulai datang ke Sumatera dan pengaruh Budhisme Mahayana sudah muncul yang kemudian melahirkan kerajaan Sriwijaya. Pengembara Cina itu pun mencatat pada tahun 671 M, di Palembang ada pasar besar dengan para pedagang yang datang dari Tamil, Persia, Arabia, Yunani, Kamboja, Siam, Cina dan Birma. Ribuan kapal berlabuh di sana dan ada Universitas Sriw yang menjadi tempat belajar ribuan pendeta dari seluruh dunia. Jadi Palembang saat itu sebagai ibu kota Sriwijaya merupakan kota metropolitan yang kosmopolit. 28 NCM mencatat bahwa masa itu sekitar masa kerasulan Nabi Muhammad saw dan kekhalifaan Abu Bakr, ‘Uthman dan ‘Ali. Sriwijaya yang berkuasa atas Selat Malaka berperan sebagai penjaga lalulintas maritim dan perdagangan internasional yang pengaruhnya secara politik dan komersial mencapai Hainan dan Taiwan. Pada awal abad ke-11, Sriwijaya mencapai puncak kejayaannya, sekitar satu abad setelah kekhalifaan Harun al - Rasyid dan al - Ma’mun Dinasti Islam Banu ‘Abbasiyah pun sedang mencapai puncak kebesarannya, maka menurut NCM mungkin Bandung, PT Remaja Rosdakarya, Cetakan kedua , Mei 2000, 105- 112. 27 Azyumardi Azra, “Nasionalisme, Etnisitas, dan Agama di Asia Tenggara”, 105- 112. 28 Nurcholish Madjid, , lv-lvi. Islam Doktrin dan Peradaban Jaringan Ulama Timur Tengah dan Kepulauan Nusantara Abad XVII dan XVIII Akar Pembaruan Islam Indonesia 138 sekali Sriwijaya adalah salah satu dari rekanan dagang kaum ‘Abasi di Timur. 29 Pada akhir abad ke-12, para pedagang Muslim Arab dan Persia menghadapi kesulitan berat akibat para penguasa Sriwijaya menerapkan kebijakan perdagangangan monopolistik, maka mereka mulai mengalihkan kegiatan dagang dan dakwah Islam ke tempat- tempat lain di Nusantara. Hasilnya bukan saja hubungan dagang yang berkembang, tapi juga hubungan religio - kultural dan politik diperkuat. Kapan Islam pertama kali datang ke bumi Nusantara? Apakah sejak abad ketujuh M atau abad ke -12 M? Bisa saja seperti yang TW Arnold kemukakan bahwa Islam sudah diperkenalkan ke dan ada di Nusantara pada abad pertama Hijri, tetapi hanyalah setelah abad ke-12 pengaruh Islam kelihatan lebih nyata. Karena itu, proses Islamisasi tampaknya mengalami akselerasi abad ke- 12 dan k e -16. 30 Para penyebar pertama Islam di Nusantara adalah para pedagang muslim yang berdakwah Islam bersamaan deng an melakukan perdagangan di wilayah ini, maka nucleus 29 Nurcholish Madjid, , lv iii. 30 Azyumardi Azra, Jakarta, Prenada Media, Cetakan ke - 2, Oktober 2005, 12. Lebih lanjut dalam buku ini Azra menjelaskan berdasarkan pada data sejarah lokal d literatur sejarah Melayu-Indonesia, AH. Johns menyatakan kecilnya kemungkinan p pedagang muslim memainkan peranan terpenting dalam penyebaran Islam di kawasan Nusantara, melainkan para sufi pengembaralah yang terutama berdakwah Islam di sana. Menurut Johns, banyak sumber lokal yang mengaitkan pengenalan Islam ke kawasan ini dengan guru - guru pengembara dengan karakteristik sufi yang kental. Sebagian mereka dapat mengawini putri - putri bangsawan dan memberikan kepada anak - anak mereka gengsi darah bangsawan dan sekaligus aura keilahian atau karisma keagamaan. Setelah Baghdad jatuh ke tangan laskar Mongol pada 656 H1258 M, kaum sufi memainkan peran kian penting dalam memelihara keutuhan Dunia Muslim dengan menghadapi tantangan pengepungan kawasan-kawasan kekhalifaan dalam wilayah - wilayah linguistik Arab, Persia dan Turki. Secara bertahap, tarekat sufi institusi yang stabil dan disiplin serta mengembangkan afiliasi dengan kelompok-kelompok dagang dan kerajinan tangan yang ikut membentuk masyarakat urban. hemispheric reconquista hemispheric Indonesia Kita Al - Maghrib Nation Building 139 komunitas - komunitas muslim pun terbentuk, yang pada gilirannya memainkan andil besar dalam penyebaran Islam. Sebagian mereka kawin dengan keluarga bangsawan lokal sehingga memungkin - kannya atau keturunan diri mereka mencapai kekuasaan politik yang dapat digunakan untuk penyebaran Islam. Peranan penting para pedagang dalam dakwah Islam di kawasan Asia Tenggara terus berlanjut, sehingga kawasan itu menyatu dalam pola budaya Islam, Islam saat itu meliputi seluruh belahan bumi yang setara dengan dimensi “global” sekarang ini. Ketika itulah bangsa - bangsa Eropa yang di dahului oleh Spanyol dan Portugis dari Semenanjung Iberia datang ke Nusantara. 31 Mereka mengembara ke seluruh muka bumi setelah berhasil dengan gerakan penaklukan kembali orang- orang Iberia atas kaum muslim dengan tujuan menemukan jalur perdagangan sendiri langsung ke India dan Timur jauh khususnya Cina dan Maluku, sehingga tidak tergantung kepada para pedagang Muslim Arab, Persi, India dan Cina. Keserakahan bangsa Portugis dan Spanyol yang menjajah bangsa- bangsa di Asia Tenggara hanya terhambat oleh perlawanan sengit dari masyarakat dalam lingkungan peradaban Islam yang sudah mapan. Sejak awal proses islamisasi, ya sejak abad ke - 13 ke atas, peranan Islam dalam membangun protonasionalisme di Indonesia sangat penting. Islam telah datang menyatakan kesetiaan mayoritas penduduk di Indonesia dalam sistem sosio - politik, kultural, maupun ekonomi. 32 Dari abad ke - 14 mobilitas ulama di dunia Melayu dan materi kitab yang produksi menjadi faktor penting bagi tersebarnya karya -karya - Islam Melayu di seluruh Nusantara. Hal ini membangkitkan perasaan persatuan di antara pembaca yang kemudian menjadi cikal 31 Nurcholish Madjid, , 14 . Menurutnya dalam buku ini orang Arab menamakan Semenanjung Iberia di Eropa Barat Daya secara keseluruhan sebagai Andalusia yang selama lima sampai abad berada di bawah kekuasaan Islam. Kaum muslim berhasil membangun ndalusia menjadi pusat peradaban dunia, khususnya untuk wilayah Barat . 32 Andi Faisal Bakti, , xxi. Verrenidge Oast Indische Companie Nation Building Nation Building Gerakan Modern Islam di Indonesia 1900 - 1942 Jaringan Ulama Timur Tengah dan Kepulauan Nusantara Abad XVII dan XVIII, 140 bakal persatuan Indonesia. 33 Pada abad ke - 14 inilah Samudra Pasai menjadi pusat aktivitas Islam dan pertemuan ulama di Nusantara. Raja Pasai Maulana Malik al-Zahir 1326-1371, sangat gemar belajar. Dia dikelilingi oleh ulama dari berbagai bangsa, khususnya ulama Persia. Dia mengangkat Qadi Syarif Amir Sayyid dari Shiraz dan Taj al - Din dari Isfahan sebagai penasihat sultan dan anaknya. Kendati Islam tidak menciptakan kesatuan politik, tapi sejak abad ke - 15, Islam mulai menyediakan pondasi bagi manifestasi integrasi budaya. Arus aktivitas pedagang dan pengembaraan ulama serta penggunaan bahasa Melayu sebagai alat komunikasi merupakan tulang punggung bagi integrasi budaya itu. Kolonial- isme yang datang kemudian bahkan membantu untuk memperta- hankan pondasi itu. 34 Ketika Dinasti Uthmani berhasil menaklukkan Konstantinopel pada tahun 1453, supremasi politik dan ltural Rum Turki Utsmani disebarkan ke berbagai Dunia Muslim, ter masuk Nusantara dan Turki Uthmani menutup pintu perdaga - ngan antara lain dalam rempah - rempah bagi bangsa - bangsa Barat yang sangat membutuhkannya. 35 Oleh karena itu saat abad ke - 16 sampai paruh kedua abad ke - 17 terjadi perang memperebutkan kekuasaan di Kawasan Lautan India antara Portugis melawan Dinasti Uthmani, kaum Muslim Nusantara banyak berinisiatif menjalin hubungan politik dan keagamaan serta perdagangan dengan Dinasti Uthmani .36 Di samping itu, sejak Belanda datang pada abad ke - 17 yang ditandai oleh hadirnya maskapai perdagangan Belanda VOC bulan Maret 1602, ekspansi kekuasaan Belanda terancam oleh perlawanan Islam lokal yang 33 Andi Faisal Bakti, , 8. 34 Andi Faisal Bakti, , 5. 35 Deliar Noer, Jakarta, LP3ES, Cetakan kedelapan , Mei 1996, 2 6. 36 Azyumardi Azra, 35-50. Continuity and Change in Southeast Asia N as}ihah Al-Muslim wa Tadhkirah Al- Muminin fi Fad}ail Al-Jihad fi Sabil Allah wa K aramah al-Mujahidin fi Sabilillah Indonesia Kita Studi tentang Percaturan dalam Konstituante Islam dan Masalah Kenegaraan Continuity and Change in Southeast Asia Renai - sans Islam Asia Tenggara Jaringan Ulama Timur Tengah dan Kepulauan Nusantara Abad XVII dan XVIII, 141 dipimpin oleh penguasa Indonesia, bangsawan yang masuk Islam dan ulama fanatik di pedesaan. Dalam bidang sosial - politik mereka di pimpin para sultan, sedang dalam bidang sosial - keagamaan mereka dipimpin para ulama. 37 Dengan demikian aparat kolonial Belanda tidak pernah dengan mudah berhubungan dengan Islam Indonesia. Dalam hal ini Ahmad Syafii Maarif mengutip ilustrasi yang ditulis oleh Harry J. Benda dalam bukunya , bahwa “Sering sekali konsolidasi ekspansi kekuasaan mereka diancam oleh pemberontakan- pemberontakan lokal yang diilhami Islam, baik yang dipimpin oleh penguasa- penguasa Indonesia yang telah mengikuti iman Nabi, atau, pada tingkat desa, oleh ulama fanatik”. 38 Bahkan Abd al - Shamad al - Palimbani 1740-1789, ulama besar asal Palembang mengirim surat - surat dari Mekah kepada penguasa Mataram untuk melakukan jihad melawan Belanda. 39 Di samping itu al - Palimbani terkenal dengan karyanya , dalam bahasa Arab yang menjelaskan wajib bagi kaum Muslim melancarkan perang suci melawan kaum kafir. Dia menutup karyanya dengan sebuah doa pendek yang akan membuat kebal orang - orang yang berjihad tak terkalahkan. 40 Snaouck Hurgronje menyatakan karya Al - Palimbani itu merupakan sumber utama berbagai karya mengenai jihad dalam Perang Aceh yang panjang melawan Belanda, kumpulan tulisan yang dikenal sebagai Hikayat Prang Sabi yang berperan penting dalam menunjang semangat juang orang Aceh berperang melawan Belanda sepanjang tahun 1873 hingga l 37 Nurcholish Madjid, , 24 . 38 Ahmad Syafii Maarif, Jakarta, LP3ES, Cetakan Pertama, Febrauari 1985, 52. Lihat juga Harry J. Benda, , New Haven: Yale University Southeast Asia Studies, 1972, 83. 39 Azyumardi Azra, “ Nasionalisme, Etnisitas, dan Agama di Asia Tenggara”, dalam , 106. 40 Azyumardi Azra, 359 . Jaringan Ulama Timur Tengah dan Kepulauan Nusantara Abad XVII dan XVIII, Nation Building Islam dan Masyarakat Pantulan Sejarah Indonesia Studi tentang Percaturan dalam Konstituante 142 abad ke - 20. Azra mencatat bahwa Al - Palimbani adalah salah satu tokoh neo - sufisme yang secara radikal melakukan pembaruan tasawuf dari ajaran kepasifan dan penarikan diri kepada aktivisme pemenuhan kewajiban duniawi seperti jihad melawan bangsa kafir. 41 Dengan demikian aktivitas ulama menjadi faktor formatif dalam pembentukan nasionalisme Indonesia karena merekalah yang menyediakan sarana untuk mengekspresikan kebencian rakyat terhadap pendudukan asing yang hegemonik. 42 Islam telah menjadi sebagai dasar ikatan solidaritas dari komunitas - komunitas pemeluknya, sebelum cita - cita nasionalisme yang telah dirumuskan sebagai dasar keutuhan bangsa terwujud, maka Islam telah memberikan dasar cita kesatuan dan anti kolonialisme, hal yan g merupakan landasan perkembangan nasionalisme. 43 Di antara perang yang terkenal antara umat Islam dan kaum kolonialis Belanda ialah Perang Paderi 1821-1837, di Sumatera Barat, Perang Diponegoro 1825 - 1830 di Jawa Tengah, dan Perang Aceh sebagai perang terlama dan terkejam dari tahun 1872 sampai 1921. Berdasarkan fakta inilah, Ibrahim Alfian pat bahwa mitos penjajahan Belanda terhadap Indonesia selama 350 tahun harus ditolak karena tidak cukup alasan untuk itu. 44 Sebab hal itu hanya berlaku atas sebagian kecil wilayah yang terbatas berada di daerah - daerah tertentu di pulau Jawa. Di daerah lain, seperti Aceh, kekuasaan Belanda misalnya hanyalah berlangsung tahun 1872 sampai tahun 1942. Sampai dengan pertengahan abad ke - 19, pemerintah kolonial Belanda masih terus abai terhadap pendidikan kaum pribumi dan menghindarkan diri dari campur tangan yang berlebihan terhadap urusan - urusan keagamaan kaum pribumi. Hal 41 Azyumardi Azra, 359 - 360. 42 Andi Faisal Bakti, , xxi. 43 Taufik Abdullah, Jakarta, LP3ES, Cetakan Kedua, Mei 1996, 234 - 235. 44 Ahmad Syafii Maarif, , 53. Intelegensia Muslim dan Kuasa Pertama Kedua Indo Intelegensia Musl im dan Kuasa 143 itu disebabkan antara lain keinginan untuk tetap mempertahankan perbedaan status superioritas Barat terhadap kaum pribumi dan kepentingan ekonomi. 45 Pengetahuan dan pendidikan di Hindia masih serupa dengan pendidikan di kebanyakan sistem religio - politik tradisional di seluruh dunia yang cenderung disubordinasikan pada yang sakral. Agama menjadi dasar alasan, tujuan, dan isi dari pendidikan tradisional serta menjadi penyedia guru- guru dan tempat bagi proses belajar. Akibat pengaruh politik kaum Liberal dalam berbagai persoalan tanah jajahan, maka terjadi perubahan sikap kolonial terhadap pendidikan kaum pribumi di Hindia pada paruh kedua abad ke - 19. Hal itu penting untuk mendukung ekonomi - politik industrialisasi dan birokrasi, meskipun akan mengancam superioritas bangsa kolonial, karena itu pendidikan yang dibangun pemerintah kolonial didasarkan pada prinsip segregasi etnik dan hirarki status. 46 Dalam situasi ini, pemerintah Belanda merencanakan 25.000 fasilitas-fasilitas pendidikan yang bisa 45 Yudi Latif, , 86. 46 Atas dasar pasal 6 Garis - Garis Besar Pelaksanaan Hukum untuk Hindia yang dikeluarkan tahun 1848: Penduduk Hindia diklasifikasikan ke dalam kategori- kategori yang berbeda. , orang - orang Eropa dan yang secara resmi diperlakukan setara dengan orang - orang Eropa-yaitu semua orang pribumi Boemipoetra yang beragama Kristen. , kaum Boemipoetra dan mereka yang diperlakukan setara dengan kaum Boemipoetra, yaitu orang - orang Arab, Moor, Cina, dan semua penganut Muslim serta penganut agama lainnya. Dalam praktiknya, klasifikasi ini menjadi lebih rumit lagi. erdapat beberapa sub - stratum untuk setiap kategori social. Dalam kelompok kategori yang secara teoritis dianggap sebagai setara dengan orang Eropa, masih ada tingkatan- tingkatan hierarki: yaitu mereka yang berdarah Eropa murni berada di tingkatan teratas, orang - orang Eurasia berada di tengah, dan kaum pribumi beragama Kristen di lapis bawah. Situasi yang sama juga berlaku pada kelompok kategori Boemipoetra sesuai dengan kedekatan individu da symbol - simbol kekauasan dan otoritas politik. Hierarki itu berkisar ari mkaum terpandang priyayi kelas atas, bangsawan; para pegawai pada keluarga - keluarga Eropa dan Boemipoetra yang terkemuka; kemudian priyayi-priyayi kecil ataupun para pegawai pemerintah yang rendahan dan keluarga - keluarga kaya, dan yang terakhir para petani kecil, pedagang kecil, dan orang - orang biasa lainnya. Seperti dikutip oleh Yudi Latif, , 89. Europeesche Lagere School De Gids Nation Building Intelegensia Muslim dan Kuasa Sarekat Islam Pelopor Bangkitnya Nasionalisme Indonesia 1905-1945 Nation Building Sarekat Islam Pelopor Bangkitnya Nasionalisme Indonesia 1905-1945 144 dijangkau setiap penduduk. Untuk itu sekolah - sekolah pelatihan bagi para guru didirikan di berbagai wilayah, seperti di Sala 1852, Bukittinggi 1856, Tanahbatu 1862, Bandung 1866, Tondano 1873, ambon 1874, Probolinggo 1875, Banjarmasin 875, Makassar 1876, dan Padangsidempuan 1879. 47 Untuk melayani kelompok status yang paling tinggi diadakan pendidikan dasar bergaya Eropa yang dikenal dengan ELS yang ditempuh selama tujuh tahun. Seiring dengan perubahan kebijakan kolonial sejak tahun 1864, sekolah ini terbuka bagi kalangan yang sangat terbatas kaum pribum i dan setalah 1891, ELS juga ditawarkan kepada orang kaya “yang memenuhi syarat”. 48 Tahun 1899, CT Van Deventer menghasilkan tulisan yang terkenal berjudul “Hutang Budi” yang menjelaskan bahwa kekosongan kas negeri Belanda sebagai akibat Perang Diponegoro dan Perang Kemerdekaan Belgia, telah diisi oleh dana yang diambil dari orang Hindia, karena itu sudah sepatutnya budi orang Hindia ini dibayarkan kembali. 49 Dan pada bulan September 1901, Ratu Kerajaan Belanda Wilhelmina dalam pidato tahunannya berkata tentang suatu “kewajiban yang luhur dan tanggung jawab moral untuk Hindia Belanda”. Sejak saat itu ditetapkan berla orientasi baru dalam perlakuan kolonial terhadap Hindia yang dikenal sebagai “Politik Etis”. 50 Pada tahun 1908, Van Deventer mengecam pemerintah kolonial dalam tulisannya pada majalah , bahwa sampai waktu terakhir, pemerintah kolonial tidak pernah memikirkan pendidikan kecerdasan dan penyempurnaan akal budi pekerti bangsa Bumiputera. Kebidupan rakyat sangat 47 Andi Faisal Bakti, , 125. 48 Yudi Latif, , 90. 49 Syafrizal Rambe, Jakarta, Yayasan Kebangkitan Insan Cendikia, Cetakan Pertama, Januari 2008, 25. Bandingkan dengan Andi Faisla Bakti, , 128. 50 Syafrizal Rambe, , 26. Pengantar Sejarah Indonesia Baru, Sejarah Pergerakan Nasional, Jilid II Intelegensia Muslim dan Kuasa Intelegensia Muslim dan Kuasa Studi tentang Percaturan dalam Konstituante Continuity and Change in Southeast Asia 145 sengsara, oleh karena itu “hutang budi” itu harus dibayar dalam bentuk peningkatan kesejahteraan melalui tiga sila sebagai semboyannya yaitu “irigasi, edukasi, dan emigrasi”. 51 Pada pelaksanaan ketiga program irigasi, edukasi dan emigrasi, menurut Van Deventer yang dikenal sebagai bapak gerakan etis, pendidikan ternyata dianggap sebagai hal yang paling essensial, karena kesejahteraan kaum pribumi sulit dicapai tanpa adanya orang pribumi yang cukup terlatih untuk bisa menjalankan tugas kerjanya. Dia memimpikan Hindia lahir kembali melalui perbaikan pendidikan. 52 Sedangkan di mata Abendanon sebagai pendukung gerakan etis, pendidikan merupakan pengikat persahabatan dan kepercayaan yang akan bisa menyatukan semua orang yang melangkah di jalan menuju kemajuan. Kebijakan politik etis berdampak juga perlakuan baru pemer intah kolonial Belanda terhadap Islam, terutama akibat pengaruh Christiaan Snouck Hurgronje yang ditunjuk sebagai seorang penasihat Kantor Urusan Pribumi dan Arab. Sehu ngan dengan itu, dia merekomendasikan kerangka kerja baru kebijakan terhadap Islam yang disebut “splitsingstheorie’ yang membagi Islam menjadi dua bagian: Pertama, Islam yang bersifat keagamaan dan Kedua, Islam yang bersifat politik. Pemerintah kolonial harus menghormati dimensi dunia kehidupan Muslim yang pertama, tapi tidak boleh menoleransi yang kedua. 53 Berdasarkan rekomendasi inilah pemerintah kolonial melakukan reorientasi polit k dan penyempurnaan taktik militernya terhadap Hindia yang pada akhirnya berhasil memadamkan Perang Aceh. 54 Snouck berpendapat juga pentingnya menciptakan para elit Hindia baru yang bisa merawat garis-garis kebijakan “asosiasi” 51 Sartono Kartodirjo, Jakarta, Gramedia, Cetakan I, 1993, 32. 52 Yudi Latif, , 81. 53 Yudi Latif, , 82. 54 Ahmad Syafii Maarif, , 55. Lihat juga Harry J. Benda, New Haven, Yale University southeast Asia Studies, 1972, 85. association policy Hollandsch Chineesche School Hollandsch Arabische School Hollandsch -Indlansche School Eerste Klasse School Volksschool Tweede Klasse School Meer Uitgebreid Lagere Onderwijs Algemene Middelbare School Hogere Burgelijke School Opleiding School voor Inlandse Ambtenaren Intelegensia Muslim dan Kuasa Islam Doktrin dan Peradaban 146 , maka dia merekomendasikan agar pemerintah kolonial mempromosikan organisasi pendidikan berskala di atas landasan nilai - nilai universal dan bersifat netral secara keagamaan sehingga bisa “mengemansipasi” elit baru dari keterikatan agamanya. 55 Jadi “mengemansipasi” dalam konteks ini berarti menjauhkan elit baru dari ajaran Islam. Dengan demikian, proses kelahiran kesadaran nasional Hindia akan dipandu melalui kerja sama dan arahan pihak Belanda, dan tidak diarahkan oleh gerakan Pan - Islamisme yang membahayakan pemerintah kolonial Belanda secara politik. Meskipun kebijakan politik etis dalam pendidikan bertolak pada pertimbangan kemanusiaan seperti yang dimaksudkan Van Deventer, pelaksanaannya justru mempertjam dan memperb stratifikasi sosial masyarakat Nusantara, karena pemerintah kolonial tetap mempertahankan kebijakan diskriminatifnya dalam sistem pendidikan formal, 56 maka selain sekolah ELS untuk orang Eropa, HCS didirikan untuk keturunan Cina, sedang bagi keturunan Arab disediakan HAS. Untuk kaum elit tradisional pribumi diselengg a rakan HIS yang merupakan kelanjutan “Sekolah Pribumi Kelas Satu” Dan untuk rakyat umum cukup dengan “Sekolah Desa” atau “Sekolah Rakyat” yang merupakan kelanjutan “Sekolah Pribumi Kelas Dua” . Pemerintah kolonial menyediakan pendidikan dasar umum lanjutan, yaitu MULO . Sekolah lanjutan atas terbagi antara pendidikan umum AMS dan pendidikan khusus dalam bidang keahlian tertentu seperti HBS , OSVIA yang menghasilkan pegawai pemerintahan dalam negeri. Pada t 55 Yudi Latif, , 83. 56 Nurcholish Madjid, , lxi. Technise Hoge School Geneeskundige Hoge School Rechts Hoge School Man tashabbaha bi qawmin fa huwa minhum reservoir Indonesia Kita Islam Doktrin dan Peradaban Studi tentang Percaturan dalam Konstituante 147 perguruan tinggi, disediakan beberapa jenis pendidikan keahlian, yaitu THS bidang teknologi di Bandung, bidang kedokteran GHS di Batavia dan bidang hukum, ekonomi, ilmu - ilmu sosial dan politik yaitu RHS di Jakarta Pusat. Bagi lulusan jenis Sekolah Rakyat, semua pintu pendidikan lanjutan tertutup, sedang pendidikan menengah dan tinggi semua dapat dimasuki hanya oleh anak- anak Eropa, Timur Asing dan Pribumi Priyayi. Lebih dar itu, para anggota masyarakat lingkungan pondok pesantren pimpinan para ulama, bukan saja hak mereka diingkari, bahkan mereka sendiri menyatakan pendidikan Belanda itu semuanya haram. 57 Pada umumnya dalam pondok pesantren itu terasa sekali p engucilan diri dari sistem kolonial. Para ulama pimpinan pondok pesantren menyikapi ajakan pemerintah kolonial untuk ikut serta dalam “peradaban modern” dengan sikap berdasarkan hadits, “Barangsiapa meniru suatu kaum, maka ia termasuk kaum . Maka meniru “kaum” Belanda dengan, misalnya belajar ilmu pengetahuan modern dan hurup Latin, memakai celana dan dasi, membuat yang bersangkutan termasuk “kaum” Belanda yang “kafir” itu. 58 Sikap ini telah menimbulkan semacam “eskapisme dan pengunduran diri” dari sebagian ummat Islam dari daerah urban ke pedalaman. Di daerah Pedalaman mereka mendirikan kubu - kubu pendidikan baru melancarkan perlawanan kultural keagamaan terhadap nilai - nilai dan gagasan yang bercorak asing. 59 Sikap ini disebabkan juga oleh perasaan anti Islam dari sebagian orang Eropa, sehingga Islam berfungsi sebagai senjata ideologis yang sangat kuat untuk melawan penjajah Barat. Kaum santri, para kiai, dan dunia pesantren berfungsi sebagai “ ” terpenting kesadaran kebangsaan dan patriotisme. Mereka merupakan tonggak- tonggak fondasi rasa kebangsaan dan cinta tanah air yang 57 Nurcholish Madjid, , 29 - 31. 58 Nurcholish Madjid, , lxiii. 59 Ahmad Syafii Maarif, , 57. School tot Opleiding voor Indlandse Artsen Nederlands Indise Artsen School unintended consequence Islam Doktrin dan Peradaban Islam Doktrin dan Peradaban Intelektual Intelegensia dan Perilaku Politik Bangsa Risalah Cendikiawan Muslim drop outs Intelegensia Muslim dan Kuasa 148 tak tergoyahkan dan di atas fondasi itu kelak ditegakkan nasionalisme dan patriotisme Indonesia modern. 60 Berdasarkan hal itu, menurut NCM, sama sekali tidaklah aneh bahwa gerakan nasionalisme modern di Indonesia dengan penampilan kerakyatan yang tegas dimulai oleh kalangan santri, dengan pembentukan Sarikat Dagang Islam SDI yang kemudian berkembang menjadi Sarikat Islam SI. 61 S edangkan Budi Utomo, sekalipun cukup banyak jasanya, adalah terlalu elitis perkumpulan kaum priyayi Jawa yang memperoleh pendidikan Barat. Bibit - bibit nasionalisme modern di Indonesia juga muncul di kalangan penduduk pribumi yang mengikuti pendidikan “dokter Jawa” pada STOVIA di Jakarta dan NIAS Sekolah Dokter Hindia Belanda di Surabaya, sebagai “akibat tak sengaja” dari pendidikan modern hasil kebijakan “politik Etis” pemerintah kolonial Belanda, berkat kepeloporan Dokter Wahidin Sudiro Husodo dan Dokter Sutomo sebagai intelektual 62 yang mendirikan Budi Utomo pada tahun 1908. 63 BU 60 Nurcholish Madjid, , lxiv. 61 Nurcholish Madjid, , lxiv. 62 M. Dawam Rahardjo, Bandung, Mizan, Cetakan IV, Maret, 1999 , 66. Lebih lanjut dia menguraikan arti intelektual baik sebagai golongan terpelajar sekolahan atau bukan termasuk yang yang berperan dalam masyarakat tidak harus berkaitan dengan ilmu yang dipelajari atau profesi yang dikuasai, mereka berperan sebagai kritikus sosial, bersikap emansipatoris atau liberatif, berpola pikir hermeneutis dan bersikap politis, meskipun belum pasti mereka politikus. Bandingkan dengan Yudi Latif, , 16, menyatakan bahwa arti “intelektual” dan “intelegensia” dapat dilartikan dengan 2 pendekatan yaitu pertama pendekata formalistik yang dipegang orang Eropa Barat dan Amerika, mereka mengide n intelegensia dengan intelektual menunjuk pada seorang individu atau kelompok individu yang berurusan dengan dunia ide - ide, dan menjalankan peran sosialnya sebagai para pemikir ide - ide, kedua pendekatan hitsoris yang diusung sejarawan Eropa Timur mengartikannya sebagai sebuah fenomena yang unik dan partikular. Indonesia Kita Islam dan Masyarakat Pantulan Sejarah Indonesia Bahasa dan Kekuasaan Membincangkan Tokoh - Tokoh Bangsa 149 kemudian dianggap sebagai pelopor kebangkitan nasional. 64 Pada masa selanjutnya, nasionalisme itu terus bergerak maju, melampaui batas- batas etnik dan berkembang menjadi nasionalisme Hindia. Hal ini bisa dilihat dari judul - judul terbitan berkala saat itu, seperti Hindia Bergerak, Sinar Hindia, Oetoesan Hindia, Persatoean Hindia, dan sebagainya. 65 Dalam perkembangannya kemudian pada tahun 1912, para pemimpin BU mencantumkan agenda “memajukan Islam” sebagai salah satu tujuan dalam perumusan programnya dan setahun sebelumnya BU menyambut hangat berdirinya SI, bahkan terjadi kepemimpina n dan keanggotaan rangkap antara anggota BU dan SI. Hal yang sama tercermin pula pada saat K.H.A. Dahlan dengan dorongan orang - orang BU pada tahun 1912 mendirikan Muhammadiyah. 66 Kedua nya tidak dapat dipertukarkan karena masing - masing memiliki perjalanan historis dan konsekuensi - konsekuensi sosialnya sendiri - sendiri. 63 Nurcholish Madjid, , 33. 64 Taufik Abdullah, , 20 -21. Dalam uraian tentang politik etis, Abdullah mencatat bahwa kebijakan itu secara historis berhubungan pula dengan saran yang dikemukakan oleh Snouck Hurgr onje tentang “politik Islam” terhadap pemerintah kolonial. Snouck mengidentifikasi pola perbuatan keagamaan Islam dengan membedakan antara “ibadah”, “perbuatan sosial” dan “politik” sebagai alat dalam merumuskan politik Islamnya. Menurutnya yang pertama”jika perlu dibantu”, dan yang kedua “jangan dihalangi”, tetapi yang ketiga , “politik”, harus disikat habis. Karena Islam bagi rakyat Indonesia telah menjadi simbol dari kebangsaan”, maka ketika anak negeri merasa haknya telah diinjak misalny mereka akan m enemukan pemecahan dalam ajaran Islam, mereka akan ber , berbuat dan memberontak di bawah panji - panji Islam. Jadi menurut Abdullah politik etis pemerintah kolonial bertujuan pula melahirkan pemimpin masyarakat alternatif yang dapat menggantikan peran yang selama ini dijalankan oleh para ulama ditengah masyarakat. 65 Hilman Farid, “Menemukan Bangsa, Mencipta Bahasa: Bahasa, Politik, dan Nasionalisme Indonesia,” dalam Yudi Latif dan Idi Subandy Ibrahim, ed. , 109. 66 Deliar Noer, Bandung, Mizan, Cetakan I, September 2001 , 21. Intelektual Intelegensia dan Perilaku Politik Bangsa Islam dan Masyarakat Membincangkan Tokoh- Tokoh Bangsa 150 Islam di Indonesia secara historis telah melahirkan organisasi sosial ekonomi bercorak modern dengan nama didirikan oleh Haji Samanhudi 1868-1956 di Solo pada tanggal 11 Nopember tahun 1911. Ketika SDI berganti nama menjadi SI pada tanggal 10 September 1912 dan dipimpin oleh Haji Oemar Said Tjokroaminoto 1882-1934, dia menjadikan Islam sebagai asas perjuangan dalam bentuk ideologi politik, maka SI juga telah membawa kebangkitan nasional yang bersifat kerakyatan. 67 Saat awal perkembangannya, SI beranggotakan para saudagar Islam kemudian menginjak dua tahun pertama para petani dan b h masuk menjadi anggotanya dengan menjadikan Islam sebagai dasar organisasi, sehingga SI menjadi bersifat populis dan memiliki identitas nasional yang sangat jelas. Tahun 1915 SI menyelenggarakan konggres di Surabaya, saat itu Haji Agus Salim 1884 - 1954 dan Haji Abdullah Ahmad dan K.H.A. Dahlan bergabung dengan SI. H. Agus Salim bersama Tjokroaminoto kemudian menjadi pemimpin terkemuka SI, sedangkan H. Abdullah Ahmad dan K.H.A. Dahlan dikenal Sebagai penasehat agama SI yang saat itu telah mempunyai lebih dari limapuluh cabang lokal. Hal ini menjadi ancaman kekuasaan kolonial Belanda, maka pengakuan pemerintah terhadap SI diberikan hanya untuk cabang - cabang lokal dan bukan untuk organisasi secara keseluruhan yang kemudian mendorong Tjokroaminoto dan pemimpin SI lainnya untuk membentuk Central Sarekat Islam 67 M. Dawam Rahardjo, , 43. Hal ini sama dengan yang ditulis oleh Taufik Abdullah, , 1-6, bahwa dilihat dari pengakuan hukum yang diberikan oleh pemerintah penjajah Belanda kepada masing - masing cabang SI, bukan kepada organisasi SI secara keseluruhan, maka sejak berdirinya SI dapat dianggap sebagai awal dari sejarah Partai Politik Islam di Indonesia. Sedangkan menurut catatan Deliar Noer SI mulai menjalankan sikap politik nonkooperatif terhadap pemerintahan Belanda tepatnya pada tahun 1924. Dalam t a ini Deliar Noer juga mencatat bahwa setelah tahun 1936 dengan wafatnya Tjokroaminoto, H. Agus Salim pun kemudian dipecat dari SI dan sejak saat itu peranan SI dalam p olitik di Indonesia semakin surut. Lihat Deliar Noer, , 289. par excellence Jong Islamieten Bond Demokrasi di Persimpangan Makna Respons Intelektual Muslim Idonesia terhadap Konsep Demokrasi 1966-1993 Demokrasi di Persimpangan Makna 151 CSI pada bulan Pebruari 1915 dan mendapat pengakuan resmi pada bulan Maret 1916. 68 SI merumuskan lebih tegas karakter politiknya dalam sebuah Deklarasi Prinsip dan Program Kerja pada acara Kongres keduanya tahun 1917 sbb.: “Kepercayaan partai pada Islam sebagai penyebar ide-ide demokrasi serta ‘agama bagi pendidikan spiritual rakyat. Partai menganggap pembangunan intelektual serta moral individual adalah penting untuk memfungsikan hak - hak masyarakat dengan tepat. Pemerintah negara harus tidak menyampuri masalah - masalah keagamaan dan harus memperlakukan seluruh agama pada dasar yang sama. Partai menuntut peningkatan partisipasi rakyat dalam politik agar memajukan ‘pemerintahan’ sendiri. SI menolak dominasi rasial dan menuntut pemerintah untuk melindungi persamaan hak dan kemerdekaan bagi seluruih warga negara dengan dukungan penuh bagi si lemah dan si miskin…. 69 Sedangkan BU lebih dari satu dasawarsa kemudian masih membatasi diri pada dasar kejawaan dengan dipimpin oleh anggota golong an tua. Anggota golongan muda BU seperti Dr. Satiman Wiryosanjoyo, Kadarman dan Sunardi kemudian pada tahun 1912 mendirikan Tri Koro Dharmo yang berkembang tahun 1919 menjadi Jong Java dan diikuti dengan berdirinya organisasi- organisasi daerah serupa yang pada tahun 1926 bergabung menjadi Jong Indonesia. Dari anggota Jong Indonesia itulah kemudian tercatat seorang pemuda bernama Syamsurizal atas anjuran Haji Agus Salim dari pimpinan SI mendirikan JIB dengan tujuan membicarakan pandangan Islam terhadap berbagai 68 Masykuri Abdillah, Yogyakarta, Tiara Wacana, Cetakan I, April 1999 , 28. 69 Masykuri Abdillah, , 29. Studenten Islam Studieclub Intelektual Intelegensia dan Perilaku Politik Bangsa Indonesia Kita 152 masalah yang menjadi perhatian kaum terpelajar secara lmiah, misalnya bagaimana hubungan Islam dengan pandangan -dunia, pikiran merdeka, cita - cita persatuan, kebangsaan dan sosialisme serta masalah kedudukan wanita dan perkembangan Islam di luar negeri. Namun pada tahun 1934 salah seorang anggota JIB bernama Yusuf Wibisono melakukan oposisi terhadap PB JIB di bawah pimpinan Kasman Singodimejo karena dinilai telah keluar dari tujuan pendirian JIB dan akhirnya pada saat yang sama b ersama Mohammad Roem, Sudiman Kartohadiprojo, Suwahyo, Effendy mendirikan SIS dengan tujuan: Pertama, mempelajari Islam pada khususnya dan agama lain pada umumnya bukan saja sebagai suatu sistem teologi, melainkan sebagai suatu kebudayaan yang lengkap. Kedua, membangkitkan minat untuk mempelajari Islam kepada golongan cendikiawan khususnya dan kepada lapisan rakyat pada umumnya. 70 Pada perkembangannya SIS berhasil menghimpun anggota dari mahasiswa Islam baik mereka yang berlatarbelakang keluarga dan memiliki pengetahuan yang cukup tentang Islam dan pada gilirannya merekalah yang menyumbangkan pengetahuan mereka tentang Islam, seperti Bachrum Rangkuti dan Mohammad Rasjidi serta Mohammad Natsir, maupun mereka yang sadar akan pengetahuan Islam mereka yang terbatas dan tertarik pada segi ruhaniah yang dapat digali dari Islam, seperti Artati Marzuki, Widagdo dan Burhanuddin Harahap. Bahkan kelompok terbanyak anggota SIS adalah mereka yang berlatarbelakang pendidikan sekolah- sekolah Belanda yang kemudian selain mereka belajar agama di SIS, mereka juga secara aktif berperan mentra ns- formasikan pengetahuan mereka yang terbatas dalam fiqh, ushuluddin, tasawwuf serta tarikh Islam ke dalam pemik idang politik, ekonomi, kebudayaan dan bidang - bidang pengetahuan umum lainnya. Dari JIB dan SIS-lah kelak melahirkan banyak kelompok intelektual Masyumi .71 70 M. Dawam Rahardjo, “Peranan Kaum Terpelajar Muslim dan Sejarah,” dalam , 49 -51. 71 Nurcholish Madjid, , 34. Islam dan Masyarakat Pantulan Sejarah Indonesia Islam dan Masyarakat Pantulan Sejarah Indonesia Polemik Negara Islam 153 Dasawarsa tahun 1920 - an sampai dengan awal 1930 - an dalam sejarah modern Indonesia merupakan “dasawarsa ideologi” saat berbagai pengaruh ideologi terhadap pertumbuhan keagamaan dan perjuangan melawan kekuasaan kolonial dirumuskan dan berbagai strategi perjuangan diperdebatkan. 72 Salah satunya adalah perdebatan tentang masalah apa dasar perjuangan bangsa Indonesia melawan kekuasaan kolonial? Dasar perjuangan melawan kekuasaan kolonial adalah “nasionalisme Indonesia”, kata mereka yang menamakan diri sebagai golongan “kebangsaan”, tapi apa makna nasional itu? Apakah penghormatan kepada “Ibu Pertiwi” itu tidak melampaui ketakwaa n kepada Allah? Tanya Haji Agus Salim. Kita tak chauvinis, kata Soekarno, kebangsaan kita bertolak dar harkat kemanusiaan. 73 Salim mengingatkan bahwa jika jiwa nasionalisme tidak mempunyai dasar - dasar agama, maka ia dapat berkembang menjadi ideologi agresif, sebagaimana di Eropa telah menimbulkan ekspansi imperealisme dan kolonialisme. Bagi Agus Salim, Islam tidak menafikan adanya cinta tanah air tetapi yang perlu diperhatikan adalah niat seseorang untuk mencintai tersebut. Teramat penting bagi umat Islam untuk berniat karena A lah semata, sehingga mencintai tanah air pun dibangun atas cinta terhadap Allah, bukan segala benda dan rupa dunia. Karena itu “cinta tanah air, agama,” didasarkan karena Allah ta’ala dan menurut perintah Allah semata -mata. 74 Kritik tersebut dijawab oleh Soekarno dengan membedakan nasionalisme Indonesia dengan nasionalisme Barat: “ Nasionalisme kita ialah suatu nasionalisme, yang menerima rasa hidupnya sebagai suatu wahyu, dan menjalankan rasa hidupnya itu sebagai suatu bakti. Nas isme kita adalah nasionalisme, yang di dalam kelebaran dan keleluasaan 72 Taufik Abdullah, , 15. 73 Taufik Abdullah, , 15. 74 Ahmad Suhelmi, Jakarta, Teraju, Cetakan I, 2002, 67. Indonesisch Verbond van Studerenden Indonesie Vrij Indonesie Klag Aan Pengantar Kepemikiran Politik Indonesia Kita Indonesia Kita Renaisans Islam Asia Tenggara Sejarah Wacana dan Kekuasaan Indonesia Kita 154 udara, yang member tempat pada segenap sesuatu yang perlu untuk hidupnya segala yang hidup. Nasionalisme kita ialah nasionalisme ketimuran, dan sekali - kali bukanlah nasionalisme kebaratan,…”. 75 Sekitar saat - saat itulah menguat keinginan menggunakan istilah “Indonesia” sebagai nama pengenal bagi agregat kebangsaan yang sedang tumbuh. Pada tahun 1917, para pelajar dan di Negeri Belanda yang berasal dari kawasan Nusantara menggunakan nama “Indonesia” untuk organisasi mereka, . 76 Ki Hajar Dewantara mendirikan Indonesisch Persbureau kantor berita Indonesia di Den Haag pada tahun 1918 dan Mohammad Hatta menggunakannya dalam pleidooi “Indonesia Merdeka” pada Maret 1928 di Belanda. Kemudian nama “Indonesia” dikukuhka n dalam peristiwa yang sangat menentukan bagi sejarah bangsa Indonesia, Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1928. Dikobarkan lagi oleh Soekarno 1901-1970 dalam pidato “Indonesia Menggugat” , tahun 1930. 77 Dengan demikian liberalisasi dalam bidang pendidikan telah berhasil melahirkan kelas terdidik baru dan kepemimpinan baru yang mempunyai peran sentral dalam kelahiran dan pertumbuhan awal protonasionalisme yang pada gilirannya menjadi nasionalisme yang leb ih sempurna .78 Kelahiran Indonesia sebagai satu bangsa yang utuh sejak awal menghadapi tantangan kenyataan banyaknya suku, ba dan pola budaya yang sangat beraneka ragam dan terpencar di seluruh pelosok wilayahnya. Hal ini dijawab dengan tekad bersama mengangkat bahasa Melayu logat Riau Kepulauan dengan Penyengat sebagai pusat bahasa dan budayanya sebagai persatuan. 79 Kaum terpelajarlah yang mengambil inisiatif menjadi - 75 Deliar Noer, Jakarta, Rajawali, Cetakan I, 1983, 169- 170. 76 Nurcholish Madjid, , 34 - 35. 77 Nurcholish Madjid, , 35. 78 Azyumardi Azra, , 109. 79 Nurcholish Madjid, , 37. lingua franca nation and character building Renai - sans Islam Asia Tenggara Renai - sans Islam Asia Tenggara Indonesia Kita Renai - sans Islam Asia Tenggara 155 kan bahasa Melayu sebagai bahasa “nasional” Tanah Air Indone- sia– dalam lingkup geografis kekuasaan Belanda – sebagai batas - batas wilayah nasionalisme. Demikian pula berbagai suku bangsa di kepulauan Nusantara terikat dengan pengalaman sejarah yang sama sebagai “bangsa Indonesia”. 80 Di samping itu kedatangan dan perkembangan Islam di Indonesia tidak hanya menyatukan berbagai kelompok etnis dalam pandangan dunia yang sama, tetapi juga dalam aspek - aspek penting– yang bahkan menjadi dasar nasionalisme – khususnya bahasa. Berkat Islam, bahasa Melayu yang kemudian menjadi bahasa Indonesia, menjadi berbagai kelompok etnis di Indonesia. 81 Dengan penggarapan lebih lanjut oleh para cendikiawan modern dari Sumatera, khususnya Sumatera Barat, bahasa Melayu berkembang menjadi bahasa Indonesia modern. 82 Masa pendudukan Jepang yang singkat 1940-1945 menjadi periode katalis dalam mengakselerasi pertumbuhan nasionalisme di Asia Tenggara. Jepang dengan sengaja mendorong pertumbuhan nasionalisme lokal di Asia Tenggara sebaga bagian kebijaksanaan anti - Baratnya. Dengan demikian, nasionalisme di Asia Tenggara segera memasuki fase kedua yang sangat sarat dengan muatan politis. Tema pokoknya adalah apa yang disebut pemimpin nasionalis, semacam Soekarno, sebagai “ ”, yakni memupuk keutuhan dan integritas negara dan bangsa yang akan segera terwujud, sebagaimana dijanjikan Jepang. 83 Dalam konteks ini, pembinaan nasionalisme 80 Azyumardi Azra, “ Nasionalisme, Etnisitas, dan Agama di Asia Tenggara”, dalam , 10 9 . 81 Azyumardi Azra, “Nasionalisme, Etnisitas, dan Agama di Asia Tenggara”, dalam , 109. 82 Nurcholish Madjid, , 38. 83 Azyumardi Azra, “ Nasionalisme, Etnisitas, dan Agama di Asia Tenggara”, dalam , 109 . B.Nasionalisme di Indonesia pada Masa Penjajahan Jepang Intelegensia Muslim dan Kuasa Intelegensia Muslim dan Kuasa Indonesia Kita Islam Doktrin dan Peradaban 156 sesuai dengan kebijakan Jepang, bertujuan mencegah dengan cara apapun kembalinya kolonialisme dan imperialisme Eropa. Akibat pendudukan Jepang terhadap mereka yang berpendidikan Barat sangat mengejutkan. Pihak pemerintah militer Jepang menutup semua sekolah dan baru secara berangsur -a ngsur dibuka kembali. Bahasa Belanda dilarang dipakai sebaga bahasa pengantar di sekolah tipe apapun, sementara untuk menguasai bahasa Jepang butuh waktu, bahasa Indonesia lalu jadi pengantar pengajaran. 84 Bagi para pelajar Indonesia, pengalaman menggunakan bahasa Indonesia dan komunikasi dengan guru - guru Indonesia, dileburnya beragam tipe sekolah terutama pada level menengah m enjadi sistem yang tunggal, penggunaan seragam sekolah, upacara pagi dan baris - berbaris, dan praktek para militer lainnya membangkitkan rasa solidaritas kolektif baru yang memperkukuh nasionalisme Indonesia. 85 Dua hari setelah pasukan Jepang menyerah kepada pasukan Sekutu, pada tanggal 17 Agustus 1945 bangsa Indonesia bawah pimpinan Soekarno dan Mohammad Hatta menyatakan kemerdekaannya. Sebuah bangsa baru benar - benar lahir ke dunia, bangsa Indonesia yang tidak mendasarkan eksistensinya pada rasialisme, etnisisme, sektarianisme dan lain-lain pertimbangan ekslusif, tetapi kepada cita - cita bersama menciptakan maslahat umum dan kesejahteraan sosial. 86 Jadi, tegasnya dan singkatnya, ummat Islam berhasil menjalankan fungsinya sebagai pangkal tolak dan pengembang kesadaran kebangsaan, cinta tanah air, dan perlawanan kepada penjajah. 87 Islam mempunyai pengaruh khusus terha dap nasionalisme Indonesia karena ia merupakan penggerak utama dan bagian essensial yang permanen, bahkan peranan Islam tampaknya merupakan salah satu bentuk modernisasi dan 84 Yudi Latif, , 331. 85 Yudi Latif, , 331. 86 Nurcholish Madjid, , 36. 87 Nurcholish Madjid, , lxv. ummatun United Nations al-Umam al- Muttahidah Nation Building Tragedi Raja Midas Moralitas Agama dan Krisis Modernisme Indonesia Kita Indonesia Kita 157 muslim modernis menjadi kekuatan sosial - politik yang penting dalam nasionalisme Indonesia. 88 Hal ini pun dapat ditemukan pada organisasi Muhammadiyah 1912, Nahdlatul Ulama 1926, dan Himpunan Mahasiswa Islam 1947 yang sangat konsen terhadap cita -cita Indonesia sebagai sebuah negara bangsa .89 Berbeda dengan nasionalisme “kuna” yang merupakan ekstensi tribalisme yang sempit dan sewenang - wenang terhadap suku lain. Nasionalisme modern adalah faham tentang hak bagi suatu bangsa untuk menentukan nasibnya sendiri dan, karena itu, anti -imperialisme, sehingga konsisten dengan prinsip - prinsip demokrasi. 90 Nasionalisme modern akan melahirkan kestabilan dan berfungsi sebagai kekuatan yang menyatukan suku - suku dan kelompok - kelompok etnis yang terpisah - pisah di Indonesia. Oleh karena itu nasionalisme merupakan unsur esensial bagi pembangunan bangsa nation building untuk Indonesia, h bangsa dan negara dengan berbagai macam unsur suku dan etnis yang berbeda secara sosial -kultural. Dalam bahasa Arab, bangsa sering diungkapkan dengan istilah , seperti “ ”, “Pers erikatan Bangsa - Bangsa” terjemahnya dalam bahasa Arab ialah “ ”, “Umat - umat Bersatu”. Jadi “negara bangsa” adalah negara untuk seluruh umat, yang didirikan berdasarkan kesepakatan bersama yang menghasilkan hubungan kontraktual dan transaksional terbuka antara pihak - pihak yang mengadakan kesepakatan itu. 91 Tujuannya ialah mewujudkan maslahat umum. Korelasi langsungnya adalah bentuk pemerintahan republik dan demokrasi, egaliter, partisipasi terhadap negara itu terbuka dan tidak ada diskriminasi, tidak ada pembedaan golongan seperti 88 Andi Faisal Bakti, , xxvi- xxvii. 89 Komaruddin Hidayat, “Nasionalisme Religius: Kesadaran aat” dalam Jakarta, Paramadina, Cetakan Pertama, September 1988, 51. 90 Nurcholish Madjid, , 32. 91 Nurcholish Madjid, , 43. B ay‘at ‘Aqabah bay‘u ‘ahd B ay‘at ‘Aqabah Majalah Panjimas Begawan Jadi Presiden Cak Nur Menuju Istana K B a y a‘ t ‘ Aq abah ‘ Aus Kha zr a j B a y ‘a t ‘ Aq abah B a y ‘a t ‘ Aq a b ah T arikh al- Isl am consensus builders 158 antara bangsawan dan bukan bangsawan, ataupun perbedaan secara horizontal antar-suku. 92 Adakah contoh kontrak sosial secara transaksional terbuka untuk mewujudkan kemaslahatan umum? Menurut NCM contohnya adalah 93 yang terjadi antar Nabi Muhammad saw dan para utusan penduduk kota Yathrib. Sebab makna bay‘at berasal dari satu makna dengan perkataan , yaitu “jual - beli”. Hubungan yang bersifat transaksional-kontraktual lewat “perjanjian” dan “jual - beli itu adalah sifat hubungan antara Allah dan manusia yang diajarkan oleh semua agama dalam kitab suci, khususnya Torat, Injil dan Qur’an. 94 Peristiwa kemudian mendorong Nabi berhijrah ke Yathrib beberapa bulan kemudian. Hal itu tersurat dalam wahyu al-Qur’an yang memuji mereka yang ikut berhijrah. 95 92 Nurcholish Madjid, “Justru yang Saya Lakukan, Itulah yang Dikehendaki Natsir”, Wawancara , Juni 2003 No. 13 Tahun I, dalam Ahmad Gaus AF dan Yayan Hendrayani, ed. Jakarta, PP Kelompok Paramadina, Cetakan I, Agustus 2003, 207. 93 adalah “fakta persekutuan” yang berisikan kontrak kesepakatan antar Nabi Muhammad saw dan sekelompok orang Arab suku dan suku kota Yathrib. Dalam Pertama tahun 621 M, mereka berikrar bahwa mereka tidak akan menyembah selain Allah, akan meninggalkan segala perbuatan jahat dan akan menaati Rasulullah dalam segala hal yang benar. Sedangkan pada Kedua tahun 622 M, mereka berjanji akan melindungi Nabi sebagaimana melindungi keluarga mereka dan akan menaati beliau sebagai pemimpin mereka. Nabi juga dalam kesepakatan ini berjanji akan berjuang bersama mereka baik untuk berperang maupun untuk perdamaian. Lihat Hasan Ibrahim Hasan, , Jilid I, Kairo, Al - Maktabah al - Nahdat al -Mis} riyah, 1979, 95 - 97. 94 Deng an bay ‘ at di ‘Aqabah itu, Nabi memperoleh jaminan keamanan dan keselamatan diri beliau dan kaum beriman nanti di Yathrib setelah hijrah, dan penduduk kota Yathrib memperoleh jaminan kepemimpinan Nabi yang adil dan bijaksana untuk menyatukan seluruh penduduk Yathrib, khususnya antara klan Aws dan klan Khazraj yang bermusuhan. Nabi menjanjikan untuk berperan sebagai Pembina konsensus di Yathrib, selaku pemersatu dan juru damai antara pihak-pihak yang bermusuhan. 95 QS Al - Baqarah 2: 218 dan QS Al -Nahl 16: 41, 110. al-Madinah madinah d ana-yadinu madyinah ummah wahidah B ani ‘Awf Islam Doktrin dan Peradaban Indonesia Kita Fiqh Siyasah Ajaran, Sejarah, dan Pemikiran 159 Setelah menetap di Yathrib, Nabi Muhammad saw mengganti nama Yathrib menjadi , artinya kota, secara leksikal kata antara lain berasal dari kata kerja , tunduk - patuh, 96 menjadi , yaitu masyarakat yang tunduk - patuh kepada hukum Tuhan, dengan konsekuensi tunduk - patuh kepada hukum dan aturan yang diajarkan Tuhan a.l. kewajiban untuk tunduk - patuh kepada kesepakatan dan perjanjian kontraktual yang sah yang tidak melanggar ajaran Tuhan .97 Pernyataan kontrak atas dasar penyatuan seluruh kekuatan masyrakat menjadi bangsa yang satu dalam bingkai pengertian nation state termaksud di atas itu seperti tercermin dalam Piagam Madinah yang menyatakan antara in ko ntrak tanpa membeda - bedakan antara kelompok keagamaan yang ada pada pasal 25 misalnya, bahwa kaum Yahudi dari adalah satu umat dengan mukminin. Bagi kaum Yahudi agama mereka, dan bagi kaum muslimin agama mereka. Kebebasan ini berlaku juga bagi sekutu - sekutu dan diri mereka sendiri, kecuali bagi yang zalim dan jahat. Hal demikian akan merusak diri dan keluarganya. 98 Di Madinah saat itu paling tidak terdapat empat kelompok, yakni penganut paganisme penyembah berhala, kelompok pengikut agama Yahudi, kelompok Nasrani dan kelompok Muslim yang terdiri dari golongan Ansar penduduk asli dan Muhajirin para pendatang. Selain memuat prinsip kebebasan beragama, Piagam Madinah juga mengatur hubungan antarpemeluk agama di kota Madinah. Hubungan - hubungan yang berkaitan dengan soal pertahanan dan keamanan, masalah belanja peperangan, dan bidang kehidupan sosial seperti terlihat dalam pasal - pasal berikut. Pasal 37 menjelaskan bahwa: orang - orang Muslim dan orang - orang Yahudi 96 Nurcholish Madjid, , 427. 97 Nurcholish Madjid, , 45. 98 J. Suyuti Pulungan, Jakarta, PT Raja Grafindo Persada, Cetakan Kelima, September 2002, 83. fit} rah Bayang - Bayang Fanatisme Esai - Esai untuk Mengenang Nurcholish Madjid Islam Doktrin dan Peradaban Pemikiran dan Aksi Islam Indonesia Sebuah Kajian Politik tentang Cendikiawan Muslim Orde Baru 160 perlu bekerjasama dan saling menolong dalam menghadapi musuh. Pasal 44 berbunyi: Semua warga harus saling bahu - membahu dalam menghadapi pihak lain yang melancarkan serangan rhadap Yathrib. 99 Pada pasal 24 dinyatakan bahwa: kedua pihak kaum Muslim dan Yahudi bekerjasama dalam menanggung biaya apabila mereka melakukan perang bersama. Terakhir pada pasal 38 menyebutkan: seseorang tidak dipandang berdosa karena sa sekutunya, dan orang yang teraniyaya akan mendapatkan pembelaan. Ketentuan - ketentuan yang digariskan dalam piagam tersebut bermakna strategis, terutama dalam upaya konsolidasi dan kerjasama antar golongan dalam mengantisipasi berbagai ancaman yang mungkin timbul .100 Bagi NCM, Jiwa Piagam Madinah sepenuhnya sejalan dengan penegasan Nabi Muhammad saw bahwa agama semua nabi pada prinsipnya adalah sama. Prinsip itu dijelaskan juga dalam al- Qur’an bahwa Allah mensyariatkan agama yang sama untuk semua nabi, seperti Nabi - nabi Nuh dan Muhammad dan telah disyariatkan kepada Nabi - nabi Ibrahim, Musa dan Isa. 101 Dasar pandangannya tentang hubungan Islam dan pluralisme berpijak pada semangat humanitas dan universalitas Islam yakni bahwa Islam sebagai agama kemanusiaan , maka cita - cita Islam itu sejalan dengan cita - cita kemanusiaan pada umumnya dan misi Nabi saw untuk mewujudkan rahmat bagi seluruh alam. Jadi bukan semata - mata untuk menguntungkan komunitas Islam saja. 102 99 Siti Musdah Mulia, “Menuju Kebebasan Beragama di Indonesia,” dalam Abd Hakim dan Yudi Latif, ed., Jakarta, Pusat Studi Islam dan Kenegaraan PSIK Universitas Paramadina, Cetakan I, Juli 2007, 214. 100 Siti Musdah Mulia, “Menuju Kebebasan Beragama di Indonesia”, 215. 101 Nurcholish Madjid, , 432-433. 102 M. Syafi’I Anwar, Jakarta, Paramadina, Cetakan I, Desember 1995, 230. al-Islam al- Islam. the unity of prophecy the unity of humanity the unity of God tawhid civility, madaniyah an organized society, such as a nation, having a specific form of government Pemikiran dan Aksi Islam Indonesia Islam Doktrin dan Peradaban Indonesia Kita 161 Sedangkan pengertian universalitas Islam, menurut NCM, secara teologis dapat dilacak dari perkataan itu sendiri, berarti “sikap pasrah kepada Tuhan.”yang merupakan inti semua ajaran yang benar, maka semua agama yang benar pasti bersifat Tafsir seperti ini akan bermuara pada konsep kesatuan kenabian , kesatuan kemanusiaan . Kedua konsep ini merupakan kelanjutan dari konsep ke- Maha Esa - an Tuhan . 103 Di samping itu al - Qur’an menyebutkan bahwa manusia diciptakan berbangsa - bangsa dan bersuku - suku agar mereka saling mengenal dan menghargai. 104 Hal itu berarti kemajemukan atau pluralitas umat manusia adalah kenyataan yang telah menjadi kehendak Tuhan. Dengan demikian pluralitas itu meningkat menjadi pluralisme, yaitu suatu sistem nilai yang memandang s ecara positif - optimis terhadap kemajemukan itu sendiri, dengan menerimanya sebagai kenyataan dan berbuat sebaik mungkin berdasarkan kenyataan itu. 105 Oleh karena itu paham kemajemukan tidak dibenarkan untuk dipersepsi hanya sebagai sesuatu yang bersifat prosedural semata, sehingga dilaksanakan hanya jika menguntungkan dan ditinggalkan jika merugikan. Itulah sebagian dari dasar - dasar masyarakat Madinah yang dibangun Nabi dan diteruskan oleh para Khalifah, yaitu masyarakat yang berkeadaban yang tinggi. Atas dasar prinsip- prinsip itu dibangun suatu sistem kehidupan bersama berbentuk polity “ ”, dengan tujuan terciptanya maslahat umum, berbentuk negara bangsa. 106 Maka dalam negara bangsa seluruh kekayaan negara adalah milik umum atau publik, yaitu seluruh warga negara, bukan milik para penguasa seperti dalam negara kerajaan absolut seperti sistem Fir‘aun dimana kekayaan 103 M. Syafi’I Anwar, , 231. 104 QS Al -Hujura t 49: 13. 105 Nurcholish Madjid, , lxxv. 106 Nurcholish Madjid, , 47. civil society madinah al-khulafa al-rashidun equalitarian participant nationalism al-khulafa al-rashidun Indonesia Kita Islam Agama Kemanusiaan Membangun Tradisi dan Visi Baru Islam Indonesia Islam Agama Kemanusiaan Islam Doktrin dan Peradaban 162 negara adalah milik atau dikuasai raja. 107 Terdapat pembedaan dan pemisahan yang tegas antara kekayaan milik pribadi dan kekayaan milik umum. Dengan demikian masyarakat Madinah warisan Nabi saw merupakan masyarakat berbudi luhur atau berakhlak mulia itulah masyarakat berperadaban, masyarakat madani, “ ”. Jadi merupakan konsep nasionalisme modern, bahkan Robert N. Bellah, seorang sarjana sosiologi agama terkemuka, menyebutnya “sangat modern”, khususnya pandangan dan praktek politik yang berlaku di zaman para khalifah bijaksana . 108 Letak kemoderenan pandangan sosial - politik Islam di Madinah itu ialah: 1.Kedudukan pimpinan yang terbuka akan penilaian berdasarkan kemampuan, 2.Pimpinan ditetapkan melalui proses pemilihan terbuka, 3. Semua warga masyarakat mempunyai hak dan kewajiban yang sama berdasarkan pandangan egalitarianisme di depan Allah dan hukum, 4.Hak - hak tertentu yang luas dan adil juga diakui ada pada golongan agama- agama lain. 109 Dengan perkataan lain, sebagai masyarakat egaliter partisipatif “ ” , masyarakat Madinah pada masa klasik Islam itu yang terlihat dalam berbagai keteladanan Muhammad saw dan menyerupai benar gambaran sebuah masyarakat yang adil, terbuka dan demokratis seperti dalam konsep - konsep sosial politik m odern. 110 Menurut Bellah, pencopotan nilai kesucian atau kesakralan dalam memandang kepada suku sebagai tujuan pengkudusan dan pengabdian, adalah tindakan devaluasi ikal atau secara sah dapat disebut dengan sekularisasi sebagai 107 Nurcholish Madjid, , 57. 108 Nurcholish Madjid, Jakarta, DIAN, Cetakan III, 2009, 189. 109 Nurcholish Madjid, , 189. 110 Nurcholish Madjid, , 114-115. amar ma‘ruf nahy munkar checks and balances Am ar ma‘ruf N ahy Munkar D a‘wah ila al- Kh ayr Al -Ma‘ruf al-Islam al-munkar al ma‘ruf al-Manar al-khayr al-Islam Indonesia Kita Cita- Cita Politik Islam Era Reformasi Indonesia Kita 163 konsekwensi dari adanya kewajiban memusatkan pengkudusan dan pengabdian mutlak hanya kepada Tuhan Yan g Maha Tinggi. 111 Berpangkal dari pandangan hidup bersemangat ketuhanan dengan konsekuensi tindakan kebaikan kepada sesama manusia seperti tertulis di atas, masyarakat madani dalam bentuk negara bangsa yang bertujuan mewujudkan maslahat umum tegak berdiri di atas landasan keadilan dan bersendikan keteguhan berpegang pada hukum. 112 Hal itu berarti ketaatan berlaku atas dasar hubungan kontraktual dan transaksional terbuka menuntut setiap warga negara taat kepada kekuasaan atau kepemimpinan itu dijalankan dengan benar dan adil, dengan mengikuti hukum yang berlaku. Jadi tidak ada kewajiban taat dalam kezaliman dan pelanggaran hukum dan di dalam masyarakat harus ada komunitas yang selalu melakukan pengawasan sosial, dengan menganjurkan kebaikan dan mencegah kejahatan dalam mekanisme pengendalian dan pengimbangan , sehingga masyarakat dan negara tidak jatuh dalam kehancuran. 113 dan serta merupakan trilogi yang merupakan poros perjuangan umat Islam sepanjang sejarah. dalam pengertian yang luas dan mendalam dapat berarti kebaikan yang “diakui” atau “diketahui” oleh hati nurani, sebagai kelanjutan dari kan universal yaitu sebagai agama fitrah yang suci. Sedangkan adalah lawan dari - adalah apa saja yang diingkari oleh fitrah atau ditolak oleh hati nurani. Sementara Rasyid Ridla dalam tafsir menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan dalam firman Allah swt Surat Ali Imran: 104 adalah dalam makna generiknya yang umum 111 Nurcholish Madjid, , 72. 112 Nurcholish Madjid, , 171. 113 Nurcholish Madjid, , 58 - 59. k alimatun sawa al-Kalimat al-‘Asr ra‘fah wa rahmah isla h Khutbatu al-Wada al-dima wa al-amwal wa al-a‘rad Tradisi Islam Peran dan Fungsinya dalam Pembangunan Indonesia Indonesia Kita Cita- Cita Politik Islam Era Reformasi 164 dan universal yaitu agama semua Nabi dan Rasul sepanjang Zaman. 114 Tuhan memerintahkan para Rasul untuk mengajak para penganut kitab suci menuju titik temu yaitu prinsip yang disebut atau kalimat kesamaan ajaran dalam kitab - kitab suci. Keteladanan Nabi Musa as menegaskan kewajiban manusia untuk tunduk kepada hukum Torat, berintikan Sepuluh Firman . 115 Ketaatan kepada hukum Torat itu pun tetap diajarkan oleh Rasul Nabi Isa as, namun sedikit ikendorkan dengan unsur kesantunan dan kasih sayang , 116 sehingga hukum memperoleh dimensi kelembutan kemanusiaan yang mendalam. Dan kerasulan Nabi Muhammad saw menyatukan kedua unsur Hukum Nabi Musa dan unsur Kasih Nabi Isa Dalam Al - Quran digambarkan bahwa kaum beriman ialah mereka yang membela diri atau melawan jika mendapat perlakuan tidak adil, namun tetap sedia memberi maaf dan melakukan pendamaian, 117 karena ada sesuatu yang lebih tinggi yaitu balasan kebaikan langsung dari Allah. 118 Prinsip ketegaran hukum dan kelembutan memaafkan itu sejalan dengan penegasan Nabi Muhammad saw tentang hak - hak asasi manusia dalam Pidato Perpisahan pada hari Jum‘at yang sama turun firman Allah swt yang menyatakan bahwa agama umat Muhammad saw telah sempurna. Dalam pidato itu beliau sampaikan pesan tentang kesucian jiwa, harta dan kehormatan sampai hari kiamat. 119 114 Nurcholish Madjid, “Peranan HMI dalam Tantangan Perjuangan Yang Proaktif,” dalam , 92. 115 Lihat QS. Al- Baqa rah 2:83 - 84. 116 Lihat QS. Al- Hadi d 57: 27. 117 Lihat QS. Al - Shura 42: 38-43. 118 Nurcholish Madjid, , 62 - 64. 119 Nurcholish Madjid, , 259. Renaissance Oratio de hominis dignitate atau De hominis dignitate oratio life, liberty and pursuit of happiness life, liberty and property al-dima wa al-amwal wa al-a‘rad life, property and honour mulk Islam Agama Kemanusiaan Cita- Cita Politik Islam Era Reformasi Indonesia Kita 165 Prinsip dasar atau hak asasi kemanusiaan berupa kesucian hidup, harta dan kehormatan yang disampaikan oleh Nabi Muhammad saw itu telah mempengaruhi seluruh umat manusia. Giovani Pico della Mirandola, failasuf kemanusiaan terkemuka zaman kebangkitan Eropa, menyampaikan “Orasi tentang Martabat Manusia” pada tahun 1484, 120 di depan para sarjana dari seluruh Eropa yang ia undang ke Roma. Pico mengakui bahwa ia belajar menghargai manusia dari sumber - sumber Islam. Jadi jaun sebelum Thomas Jefferson member inspirasi kepada rakyat Amerika dengan prinsip - prinsip “ ”- nya dan John Lock mengotak atik asas -asa s “ ”, umat Islam telah lama berpegang teguh dan melaksanakan ajaran tentang kesucian “ hidup, harta dan kehormatan, –“ ”. 121 Sangat disayangkan bahwa prinsip dasar kemanusiaan dan prinsip organisasi sosial yang terbuka dan egaliter partisipatif itu berlangsung hanya sekitar 40 tahun, sistem Madinah digantikan oleh sistem kekuasaan dinasti klan Umayyah di Damaskus yang menurut Ibn Khaldun merupakan sistem kerajaan absolut, karena pemerintahannya mengikuti model kekaisaran otokratik Byzantium. Hal ini mencocoki sabda Nabi bahwa Islam dimulai dengan kenabian dan rahmah, disusul dengan kekhalifaan dan rahmah, kemudian kerajaan dan despotisme .122 120 Pembukaan orasi tersebut berbunyi demikian: “Saya telah membaca, par a Bapak yang suci, bahwa Abdullah seorang Arab Muslim, ketika ditanya tentang apa kiranya di atas punggung dunia ini, seperti telah terjadi, yang dapat dipandang paling menakjubkan, ia menjawab: ‘Tidak ada ng dapat dipandang lebih menakjubkan daripada manusia.’Sejalan dengan pendapat ini adalah perkarkataan Hermes Trismegistus, ‘Sebuah mukjizat yang hebat, wahai Asclepius ialah manusia.” Lihat Nurcholish Madjid, , 182. 121 Nurcholish Madjid, , 258-260. 122 Nurcholish Madjid, , 76 - 77. Indonesia Kita Intelegensia Muslim dan Kuasa 166 Pengaruh buruk penyimpangan yang dilakukan oleh dinasti Umayyah tersebut di atas, masih nampak jelas dalam sistem - sistem kekuasaan di “dunia Islam” sekarang ini termasuk Indonesia. Di Indonesia masih banyak unsur - unsur feodalistik yang sangat menghambat terwujudnya negara bangsa atau nation state modern. Jadi terdapat urgensi yang sangat tinggi pada umat Islam untuk memahami kembali prinsip - prinsip tatanan masyarakat Madinah yang oleh Robert N. Bellah disebut sebagai contoh nasionalisme modern .123 Selama lebih dari empat tahun setelah Proklamasi Kemerdekaan RI, rakyat Indonesia harus mempertahankan kemerdeka an melalui perjuangan revolusi kemerdekaan karena Belanda berusaha berkuasa kembali atas Indonesia.Kolonialisme ingin dilanjutkan setelah Perang Dunia II. Para pemimpin Indonesia menghadapi benturan tembok logika diplomasi internasional bahwa Indonesia adalah milik pihak yang kalah, yaitu Jepang, karena itu harus diserahkan kembali kepada pihak pemenang, yaitu Sekutu, sebagai “harta rampasan perang”. Reaksi terhadap ambisi kolonial Belanda ini dikenal dalam sejarah Indonesia modern sebagai perang kemerdekaan sampai pihak penjajah mengakui kedaulatan Indonesia pada akhir 1949. Konferensi Meja Bundar di Den Haag dari 23 Agustus hingga 2 Nopember 1949 akhirnya menyerahkan tanpa syarat sebelum 30 Desember 1949, kedaulatan Belanda atas semua wilayah bekas Hindia, kecuali Papua, kepada Republik Indonesia Serikat RIS. Soekarno menjabat sebagai Presiden RIS dan Mohammad Hatta sebagai Wakil Presiden dan Perdana Menteri RIS 1949 - 1950. 124 RIS terdiri dari Republik Indonesia dan 15 negara- negara bagian bentukan Belanda. Investasi-investasi Belanda dilindungi, dan pemerintahan baru berkewajiban melunasi utang jutaan dolar pemerintah kolonial Hindia. 123 Nurcholish Madjid, , 80 - 81. 124 Yudi Latif, , 351. Intelegensia Muslim dan Kuasa Indonesia Kita Studi tentang Percaturan dalam Konstituante 167 Sejak September 1950 sampai dengan Maret 1957, Indonesia melakukan eksperimen politik demokrasi parlementer konstitusional yang telah menimbulkan berbagai masalah nasional: ekonomi pasca - revolusi kemerdekaan merosot, kabinet terus berganti - ganti, masing - masing bertahan tidak lebih dari dua tahun. Lebih buruk lagi, karena saat itu partai - partai politik cenderung berorientasi kepentingan jangka pendek, penyalahgunaan kekuasaan dalam bentuk korupsi dan kronisme menjadi pemandangan lazim. 125 Di lima belas negara bentukan Belanda, muncul tuntutan umum untuk meleburkan diri ke dalam Republik Indonesia. Pada 3 April 1950, Mohammad Natsir, Ketua Fraksi Masyumi di Dewan Perwakilan Rakyat DPR RIS, mengajukan Mosi Integral Natsir kepada DPR, yang menuntut agar semua negara bagian itu bersatu dan melebur ke dalam negara kesatuan yang mendapatkan respons positif dari parlemen. Pada hari ulang tahun HUT kemerdekaan Indonesia kelima 17 Agustus 1950, RIS digantikan oleh Republik Indonesia dengan konstitusi Undang -Undang Dasar Sementara 1950.Sebegitu jauh, penampilan terbaik “demokrasi liberal” parlementer itu adalah pada saat pemerintahan Perdana Menteri Burha - nudddin Harahap, seorang tokoh Masyumi pengikut M. Natsir, yang pada tahun 1955 berhasil melaksanakan Pemi lu pertama dalam sejarah RI .126 Hasil Pemilu 1955 ternyata tidak memuaskan pihak manapun, terutama Masyumi dan PNI, yang sebelumnya berpengharapan besar akan menang. Tidak ada perolehan terbanyak mutlak. Segera setelah Pemilu itu, kabinet Ali -Roem- Idham PNI -Masyumi- NU dibentuk. Meskipun kabinet ini disokong sangat kuat dalam parlemen, tapi ternyata kab ini pun tidak berumur panjang Maret 1956 - Maret 1957. 127 Sebabnya karena Masyumi dan partai - partai lain dalam kabinet sering benar 125 Yudi Latif, , 358. 126 Nurcholish Madjid, , 90. 127 Ahmad Syafii Maarif, , 123. Intelegensia Muslim dan Kuasa Studi tentang Percaturan dalam Konstituante 168 tidak sependapat dalam menghadapi isyu - isyu politik penting dan sikap oposisi Presiden Soekarno sejak dari awal pembentukannya. Rapuhnya demokrasi parlementer menjadi dalih bagi Presiden Soekarno untuk mengumumkan dekrit kembali ke UD 45, pada tanggal 5 Juli 1959. Dekrit itu disusul dengan pidato kenegaraan 17 Agustus 1959, berjudul “Menemukan Kembali Revolusi Kita”, yang menegaskan bahwa pemerintah Indonesia kembali ke sistem presidensial dari sistem parlementer dan Presiden Soekarno bertindak sebagai kepala pemerintahan, sehingga diharapkan dapat menghasilkan pemerintahan yang kuat, stabil dan berwibawa agar pembangunan nasional dapat dijalankan dengan mantap. Pengumuman dekrit tersebut menandai runtuhnya seluruh bangunan demokrasi konstitusional dan dimulainya pemberlakuan penuh “Demokrasi Terpimpin” yang totalitarian. Secara institusional, sejak 9 Juli 1959 dan seterusnya, Soekarno mengangkat dirinya sebagai perdana menteri dari kabinet - kabinet Demokrasi Terpimpin yang berlangsung sampai tahun 1966. 128 Umat Islam Indonesia baik pihak modernis maupun kaum pesantren tradisional, secara umum dapat dikatakan bahwa sejak awal telah memilih sistem politik demokrasi. Menurut pandangan mereka, demokrasi adalah mekanisme politik yang lebih yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan dan cita - cita politik Islam. Golongan modernis khususnya adalah pembela - pembela demokrasi yang tangguh dalam menentang gerakan politik otoriter Soekarno. 129 Beberapa partai politik yang dipersatukan oleh platform demokrasi modern, yaitu Masyumi, Partai Sosia is Indonesia PSI, Parkindo dan Partai Katolik, didukung beberapa pribadi tokoh kalangan NU dan Partai Nasional Indonesia PNI 128 Yudi Latif, , 393. 129 Ahmad Syafii Maarif, , 126. Indonesia Kita Indonesia Kita Intelegensia Muslim dan Kuasa Pemikiran dan Aksi Islam Indonesia Sebuah Kajian Politik Tentang Cendikiawan Muslim Orde Baru 169 dengan restu Bung Hatta, membentuk gerakan “Liga Demokrasi” guna menggalang kekuatan politik melawan Soekarno. 130 Pada masa akhir Demokrasi Terpimpin, rakyat merasa kehilangan kebebasan sipilnya, dan ekonomi Indonesia merosot sampai hampir membangkrutkan negara, maka setelah berjalan lima atau enam tahun, sistem otoriter ini hancur secara dramatis, Bung Karno pada tahun 1965 jatuh in disgrace bersama pihak komunis yang mendukungnya. Bung Karno agaknya menyalahpa- hami dan mencampur - adukkan pengertian “pemerintahan yang kuat” dengan “kepemimpinan yang kuat”. “Pemerintahan” ih mengacu kepada sistem, sedangkan “kepemimpinan” mengacu kepada perorangan. 131 Menyusul naiknya Soeharto, Jenderal Purnawirawan Tentara Nasional Indonesia, ke tampuk kekuasaan, seluruh oposisi hancur dengan dibubarkannya Partai Komunis Indonesia organisasi - organisasi afiliasinya. Rezim kekuasaan baru yang tengah bangkit menyebut periode “Demokrasi Terpimpin” era Soekarno sebagai “Orde Lama” dan merayakan era baru kekuasaannya sebagai “Orde baru”. 132 Salah satu persoalan besar yang dihadapi oleh pemerintah Orba ketika mulai memegang tampuk kekuasaan, adalah mengatasi birokrasi yang tidak bertanggung jawab dan kekuasaan otoriter warisan rezim lama, yang dianggap telah membawa kemerosotan parah bagi ekonomi rakyat. 133 Dalam menghadapi hal itu, Orba tiba pada kesimpulan bahwa mobilisasi politik massa dan pertikaian para politisi sipil telah menelantarkan kesejahteraan ekonomi dan sosial, oleh karena itu perhatian rakyat harus dialihkan dari 130 Nurcholish Madjid, , 92. 131 Nurcholish Madjid, , 92. 132 Yudi Latif, , 451. 133 M.Syafi’i Anwar, Jakarta, Paramadina, Cetakan I, Desember 1995, 17. C.Nasionalisme Indonesia pada Masa Pembangunan Intelegensia Muslim dan Kuasa Merambah Jalan Baru Islam Rekonstruksi Pemikiran Islam Indonesia Masa Oede Baru Merambah Jala n Baru Islam Political Power and Communications in Indonesia 1 70 wawasan “politik sebagai panglima” seperti yang dipraktikkan selama Orde Lama, kepada “ekonomi sebagai panglima”. 134 Peristiwa penting yang langsung mempengaruhi ide pembangunan ekonomi Orba adalah kebutuhan mencetak ahli - ahli ekonomi sendiri yang didukung oleh kelompok militer Angkatan Darat AD yang menjadi lawan komunis. Dalam rangka itu, pendidikan SESKOAD melibatkan staf pengajar Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia UI untuk mengajarkan dasar - dasar ilmu ekonomi kepada para perwira tinggi AD, salah seorang dari mereka adalah Mayor Jenderal Soeharto yang kemudian menjadi Presiden RI. 135 Segera setelah gerakan Partai Komunis Indonesia dibubarkan, lima tokoh Fakultas Ekonomi UI diundang menjadi tim penasehat ekon omi Jenderal Soeharto. Berdasarkan ide - ide para ahli ekonomi ini lahir konsep “pembangunan” dengan penekanan kuat pada pola atau model pembangunan negara - negara Barat: pertumbuhan ekonomi dan industrialisasi. 136 Secara garis besar tugas mereka adalah meningkatkan stabilisasi, rehabilitasi dan pembangunan. 137 Untuk itu reformasi birokrasi dilakukan dengan jalan 1 Pemusatan proses pembuatan kebijakan pemerintah, 2 Membuat birokrasi efektif dan tanggap pada pemerintah 3 Memperluas wewenang pemerintah dan mengendalikan da erah- daerah. Dan secara konsepsional pemerintah menyiapkan Garis- garis Besar Haluan Negara GBHN dan Rencana Pembangunan 134 Yudi Latif, , 453. 135 Fachry Ali dan Bahtiar Effendy, Bandung, Mizan, Cetakan I, April 1986, 104. 136 Fachry Ali dan Bahtiar Effendy, , 104 - 105. 137 Bruce Glassburner, “Indonesia’s New Economic Policy and Its Sociopolitical Implications”, in Karl D. Jackson and Lucian W. Pye, eds., Berkeley, University of California Press, First Edition, 1980, 138. Lima orang ahli ekonomi tersebut adalah Prof. Widjojo Nitisastro, Mohammad Sadli, Ali Wardhana, Emil Salim, dan Subroto. Pemikiran dan Aksi Islam Indonesia, Pemikiran dan Aksi Islam Indonesia, Political Power and Communications in Indonesia Pemikiran dan Aksi Islam Indonesia, 171 Lima Tahun Repelita. 138 Sementara secara operasional birokrasi dijabat oleh para teknokrat sipil dan perwira militer yang berorientasi reformasi dan bisa diawasi dan dikendalikan baik pada tingkat pusat maupun daerah, maka mayoritas jabatan gubernur dan bupati diberikan kepada para perwira militer. 139 Para teknokrat yang terdidik secara akademis itu menambah kredibilitas pemerintahan Soeharto di mata negara - negara Barat. Mereka dikenal dengan “mafia Berkeley” karena beberapa diantara mereka lulusan Universitas Berkeley. Donal K. Emerson mendeskripsikan birokrasi Orba sebagaimana birokrasi Kerajaan Mataram dan menyimpulkan upaya Soeharto membangun birokrasi sbb.: 1 Dia mampu mengontrol jaringan pemerintahan yang sangat besar. Dia memecat ribuan orang yang terlibat dalam kegiatan PKI sebelum tahun 1966, 2 Dia membuat aparat administrasinya lebih loyal. Perwira - perwira direkrut untuk memperkuat jajaran birokrasi dengan cara komando militer, 3 Presiden Soeharto menjadikan birokrasi lebih aktif. Pendapatan pajak meningkat, gaji pegawai negeri dinaikkan. 140 Dari semua itu kebijakan birokrasi terpenting Orba adalah komitmennya terhadap modernisasi yang sengaja dirancang untuk mendapatkan dukungan dan legitimasi politik rakyat dan menjadi kebijakan strategis untuk menarik dukungan negara- negara Barat atau investor asing agar memberikan bantuan bagi pelaksanaan pembangunan pada masa - masa awal Orba. 141 Sebagai imbalan atas bantuan ekonomi yang diberikan negara- negara Barat, pemerintah Orba mengadopsi langkah - langkah reformasi yang terus - menerus dipuji oleh Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional IMF. Langkah-langkah itu 138 M.Syafi’i Anwar, 18. 139 M.Syafi’i Anwar, 18. 140 Donald K. Emmerson, “The Bureaucracy in Political Context: Weakness in Strenght” in Karl D. Jackson and Lucian W. Pye, eds., , Berkeley, University of California Pres s, First Edition, 1980, 82 - 83. 141 M.Syafi’i Anwar, 19. Sejarah Indonesia Modern 1200-2008 Pemikiran dan Aksi Islam Indonesia, Pengkhianatan Demokrasi Ala Orde Baru Masalah dan Masa Depan Demokrasi Terpimp in Konstitusional Pengkhianatan Demokrasi, 172 mendominasi kebijakan ekonomi pada tahun 1970 - an. 142 Dengan kebijakan seperti itu, Orba berhasil membangun birokrasi yang kuat dan berporos pada hubungan militer dengan sipil yang erat, bahkan Orba melebarkan fungsi birokrasinya menjadi mesin politik yang tangguh dalam merekayasa kehidupan sosial - politik masyarakat untuk mempertahan kan status quo maupun melaksanakan suksesi terencana di antara jaringan kekuasaan yang mengitarinya. 143 Pembangunan ekonomi Indonesia ketika Orba berkuasa itu juga telah menciptakan jurang perbedaan dalam masyarakat secara horizontal dan vertikal, seperti kesenjangan desa - kota, daerah - pusat, Indonesia Timur – Indonesia Barat, pribumi – nonpribumi, kelompok ekonomi kuat yang diisi oleh sekitar 10 penduduk, 40 diisi oleh kelompok peralihan dari menengah bawah ke menengah atas dan 50 diisi oleh kelas bawah. 144 Dalam bidang politik, pemerintahan Orba di Indonesia telah berhasil menata konstruksi lembaga-lembaga politik secara struktural, sehingga di satu sisi semua lembaga -lembaga politik ditata sejalan dengan konstitusi dan di sisi lain isipasi politik masyarakat diarahkan pada saluran - saluran politik formal. Hasilnya adalah stabilitas politik yang terjaga selama lebih dari dua puluh tahun. 145 Namun stabilitas politik berjalan dengan kesenjangan distribusi kekuasaan yang berimplikasi luas pada berbagai aspek kehidupan masyarakat karena hak - hak politik mereka kurang dihargai.Akibatnya pengawasan terhadap kekuasaan tidak dapat berkembang. Orba saat berkuasa menghadapi berbagai aktivitas gerakan organisasi masyarakat Islam dengan dua strategi. Pertama 142 MC Ricklefs, , , 603. 143 M.Syafi’i Anwar, 18. 144 Eep Saefulloh Fatah, Bandung, R osda Karya, edisi ke - 2, 2000, 122 - 123 . 145 Eep Saefulloh Fatah, 122 . Ancient Greek Oposisi Berserak Oposisi Berserak 173 mengkooptasi dan membujuk para pemuka organisasi masyarakat Islam bergabung dengan partai berkuasa, Golkar. Kedua mendeskriditkan mereka dengan cara menghubung - hubungkan mereka dengan ekstrimisme dan terorisme serta menganca dan menganiyaya mereka. Menurut Andres Uhlin, penguasa pa- da tahun 1990 - an banyak menggunakan strategi kooptasi, seperti terlihat saat pembentukan Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia ICMI pada Desember 1990. 146 Intelektual-intelektual Muslim M. Dawam Rahardjo, NCM dan Imaduddin Abdulrahim serta Amien Rais dan Adi Sasono dilibatkan dalam pembentukan ICMI. Mereka ingin menyatukan intelegensia Muslim yang terpecah - pecah dan terpinggirkan kedalam sebuah kelompok penekan politis. Akan tetapi, pemerintah telah betul - betul berhasil dalam mencoba mengarahkan ICMI kedalam sebuah etalase kerja sama antar Islam dan pemerintahan Soeharto. Menteri Riset dan Teknologi, B. Habibie terpilih menjadi ketua dan terdapat beberapa menteri negara dan banyak birokrat didalam kepemimpinan orgnanisasi ini. Sejak tahun 1994 NCM mengundurkan diri dari ICMI sebab menurutnya telah menjadi “terlalu politis.”. 147 Angot a ICMI dapat dibagi kedalam tiga kelompok : birokrat pemerintah; teolog dan ilmuwan muslim; serta aktivis dan politisi Islam. Kelompok birokrat sejauh ini merupakan kelompok yang paling berpengaruh, tetapi kelompok aktivis dan politisi tidak terlalu tidak signifikan. Mereka memiliki dua tujuan: a Islamisasi Indonesia, dan b demokratisasi dan demiliterisasi. Demokrasi pada awal sejarahnya lahir sebagai bentuk politik partisipatoris yang melibatkan seluruh warga kecil yang disebut polis di Yunani Kuno . Istilah demokrasi secara harfiah diambil dari kata bahasa Latin demos berarti rakyat dan kratos berarti kekuasaan. Secara h teori demokrasi lahir sebagai reaksi atas teori kedaulatan raja dan 146 Andres Uhlin, , 70- 71. 147 Andres Uhlin, , 72. Approaching Democracy confucion democracy is clearly contradiction in terms. It is unclear whether ‘Islamic democracy’ is , Filsafat Demokrasi , Filsafat Demokrasi Teologi Baru Politik Islam Pertautan Agama, Negara The Third Wafe: Democratization in the LateTtwentieth Century Teologi Baru Politik Islam Indonesia Kita 174 kedaulatan Tuhan. 148 Jadi dalam sejarah lahirnya demokrasi atau kedaulatan rakyat merupakan pardigma baru yang menjadi pembangkangan terhadap legitimasi kekuasaan Tuhan yang diatas - namakan oleh raja sebagai dasar kekuasaannya, sehingga pada gilirannya sekularisme dan antroposentrisme menjadi ciri yang melekat pada demokrasi, khususnya demokrasi Barat. Demokrasi kemudian telah menjadi istilah yang sangat diagungkan dalam sejarah pemikiran manusia tentang tatanan sosio- politik yang ideal. Larry Bermann dan Bruce Allen Murphy dalam buku menyebutkan bahwa sampai akhir tahun 1996 tidak kurang 118 negara dari 191 negara di dunia ini yang mendambakan sistem pemerintahan demokrasi. 149 Bahtiar Effendy mencatat bahwa akhir kwartal abad ke-20 merupakan periode demokrasi yang paling menjanjikan dalam sejarah peradaban modern, karena pada kenyataannya tercatat antara 1974 hingga 1992 terdapat tiga puluh negara yang mengalami proses transisi ke demokrasi. Namun demikian para pengamat tidak memasukkan di dalamnya sebagian besar nia Islam. 150 Para ahli seperti Larry Dimond, Juanz Linz, dan Seymour Martin Lipset berpendapat bahwa kebanyakan negara - negara Islam tak dapat diharapkan melakukan proses transisi ke demokrasi, bahkan Samuel P. Huntington menandaskan bahwa , “ .” . 151 Menurut NCM, tesis Huntington tentang benturan budaya itu adalah tesis ilmiah palsu. 152 Karena 148 Hendra Nurtj ahjo , Jakarta, Bina Aksara, Cetakan Pertama, 2006, 31 - 44. 149 Nurtjahjo , 1 . 150 Bahtiar Effendy, , dan Demokra si, Yogyakarta, Galang Press, 101- 102 . 151 Samuel P. Huntington, , dalam Bahtiar Effendy, , 101 . 152 Nurcholish Madjid, , 176. al-Khulafa al-Rashidun polyarchy Rule of Law Islam Doktrin dan Peradaban Cita- Cita Politik Islam Era Reformasi Pemikiran dan Aksi Islam Indonesia, Filsafat Demokrasi 175 sebagaimana Robert N. Bellah telah simpulkan bahwa penyeleng - g araan pemerintahan yang dikembangkan Nabi Muhammad saw di M adinah bersifat egaliter dan partisifatif. Masyarakat Madinah pada masa klasik Islam itu yang terlihat dalam berbagai keteladanan Muhammad saw dan menyerupai benar gambaran sebuah masyarakat yang adil, terbuka dan demokratis seperti dalam konsep - konsep sosial politik modern .153 Demokrasi dalam pandangan NCM sesungguhnya merupakan konsep yang memiliki sinonim dengan apa yang disebut . Demokrasi dalam pengertian ini bukanlah sistem pemerintahan yang mencakup keseluruhan cita - cita demokratis, tetapi yang mendekatinya sampai batas - batas yang pantas. Oleh karena itu , setiap bentuk pengaturan politik yang demokratis memerlukan ikatan bersama yang dalam dunia modern saat ini dikenal dengan ikatan rasa kebangsaan. 154 Pilihan umat Islam kepada demokrasi, menurutnya, bukan hanya karena secara prinsipil nilai - nilai demokrasi itu dibenarkan dan didukung oleh semangat ajaran Islam, tetapi juga karena fungsinya sebagai aturan politik yang terbuka untuk sewaktu - waktu mengadakan koreksi atas pemerintahan sesuai dengan ketentuan konstitusional. 155 Secara konstitusional syarat - syarat dasar untuk terseleng- garanya pemerintahan yang demokratis di bawah ialah. 1 .Perlindungan konstitusional, dalam arti bahwa konsti - tusi, selain menjamin hak - hak individu, harus menentukan pula cara prosedural untuk memperoleh perlindungan atas hak - hak yang dijamin; 2.Badan kehakiman yang bebas dan tidak memihak; 3.Pemilu yang bebas; 4.Kebebasan untuk menyatakan pendapat;5. Kebebasan berserikatberorganisasi dan beroposisi; 6.Pendidikan kewarganegaraan. 156 153 Nurcholish Madjid, , 114-115. 154 Nurcholish Madjid, , 7. 155 M.Syafi’i Anwar, 226. 156 Nurtjahjo, , 43 . modern nation state good governance clean government modern nation state Indonesia Kita Islam dan Nasionalisme Reposisi Wacana Universal dalam Konteks Nasional Pertama Kedua Ketiga keempat 176 Berdasarkan syarat - syarat dasar itu, menurut NCM, pemerintahan Soeharto kurang menghayati berbagai keharusan sebuah , yaitu keharusan menerapkan prinsip - prinsip: untuk menghasilkan sehingga praktek - praktek KKN yang sangat terkutuk itu dapat tercegah, melindungi kebebasan sipil, membela hak asasi manusia, menegakkan kedaulatan hukum, memperhatikan pendidikan seluruh warga negara di semua pelosok wilayah dengan sungguh- sungguh, dan mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat. 157 Kri tik NCM atas pelaksanaan pembangunan Orba oleh Soeharto itu menunjukkan perkembangan pengertian atau nasionalisme modern yang tidak hanya bertujuan melaksanakan pembangunan ekonomi saja, tapi seperti tahap perkembangan nasionalisme yang dikemukakan oleh Organsky, nasionalisme itu mengarah kepada pencapaian politik kesejahteraan dan kemakmuran. 158 Secara umum dapat dikatakan bahwa pembangunan Orba di bawah Soeharto telah berhasil melewati stagnasi ekonomi dalam jangka pendek, sedang dalam jangka panjang Orba sukses meningkatkan produktivitas ekonomi dalam kerangka pembangu - nan yang berorientasikan pertumbuhan. Namun tidak demikian halnya dalam pemerataan hasil pembangunan. Sebagai contoh, rakyat hidup dalam kemiskinan di Aceh Utara, meskipun udah dibuka ladang gas dan minyak bumi di Lhokseumawe. Penghasilan yang didapat dari penjualan empat komoditi ladang minyak mentah, gas alam cair, LPG Propane, dan LPG Butane itu sebesar US 45 miliar selama periode 1979 - 1997. Sementara jumlah APBD provinsi Aceh pada periode tahun yang sama sebesar Rp 6,7 157 Nurcholish Madjid, , 95 - 96. 158 Adhyaksa Dault, Jakarta, Pustaka Al - Kautsar, Cetakan I, 2005, 99. Organsky membagi tahap perkembangan nasionalisme menjadi empat. , tahap perkembangan politik kesatuan nasional primitif. , tahap perkembangan politik industrialisasi. , tahap perkembangan politik kesejahteraan nasional; dan , tahap perkembangan politik kemakmuran. Islam dan Nasionalisme Reposisi Wacana Universal dalam Konteks Nasional Indonesia Kita Titik Temu Indonesia Kita 177 triliun.Suatu jumlah yang tidak sebanding. 159 Dengan demikian, sebagaimana diisaratkan dalam salah satu bait lagu kebangsaan Indonesia Raya, pembangunan Orba baru menyentuh bagian “ bangunlah badannya”, belum menyentuh bagian “bangunlah jiwanya” yang menjadi sisi primer pembangunan bangsa. 160 Tekanan yang terlalu berat kepada pembangunan ekonomi, namun tidak disertai pembangunan etika dan moral pribadi dan sosial melalui keteladanan para pemimpin telah menjerumuskan sebagian anggota masyarakat kepada pandangan hidup hedonistik, enak- kepenak, dengan obsesi bagaimana mengumpulkan kekayaan pribadi sesingkat - singkatnya dan semudah-mudahnya, menempuh jalan pintas tanpa peduli kepada hukum dan kepada norma - norma etika dan moral. 161 Suatu ironi besar pada Soeharto, bahwa ia meyatakan diri dan sistemnya terikat dengan nilai - nilai Pancasila, sementara dalam kehidupan sehari - hari marak dengan contoh tindakan yang bertentangan dengan salah satu atau mungkin malah semua dari prinsip- prinsip Ketuhanan Yang Maha Esa, Perikemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan dan Keadilan. 162 Di tengah kemiskinan dan penderitaan rakyat yang mencekam, ada segolongan masyarakat yang fasik, yang dengan penuh kebanggaan memamerkan kekayaan dan kemewahan. Akibatnya ialah tumbuhnya jurang perbedaan yang menganga antara golongan kecil yang kaya dan super kaya pada satu pihak dan rakyat umum yang melarat hidup nestapa pada perihal lain. 163 159 Adhyaksa Dault, , 101. 160 Nurcholish Madjid, , 96. 161 Nurcholish Madjid, “Mewujudkan Masyarakat Madani di Era Reformasi,” , Jurnal Dialog Peradaban, Volume 1, Nomor 2, Januari Juni 2009, 24-25. 162 Nurcholish Madjid, , 96. 163 Nurcholish Madjid, “Mewujudkan Masyarakat Madani di Era Reformasi”, 25. in making Indonesia Kita Indonesia Kita 178 Selain itu jika dilihat berdasarkan nilai - nilai Pancasila, sikap dan sistem Orba pun menunjukkan kurangnya konsistensi berkenaan dengan paham kemajemukan: ia menolak keras ide tentang perlunya oposisi resmi terhadap pemerintah, baik di tingkat pusa t maupun di tingkat daerah. Hal itu menurut NCM bertentangan dengan prinsip Bhinneka Tunggal Ika Tan Hana Dharma Mangroa, semangat paham kemajemukan di balik perbedaan formal, sebab tidak ada jalan kebaktian atau kebaikan yang mendua tujuan. 164 Indonesia sebagai suatu bangsa baru yang masih berada dalam pertumbuhan “penjadian diri” , masih memerlukan pengembangan pikiran - pikiran mendasar tentang kebangsaan dan kenegaraan, melanjutkan dan memperluas tradisi tukar- pikiran para tokoh pendirinya menuju cita - cita untuk mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat. 165 Seperti telah diuraikan terdahulu, para pembangun kebangsaan Indonesia modern memulai gagasan mereka dengan meminjam istilah ilmu sosial dan kebahasaan “Indonesia” untuk menjadi alat identifikasi dan nama bagi keseluruhan bangsa yang mereka dambakan. Kemudian mereka mengangkat bahasa Melayu dialek Riau sebagai bahasa persatuan, bahasa Indonesia .166 Menurut NCM, bahasa Indonesia adalah aset kebangsaan yang paling penting, paling nyata dan paling menentukan. “Jika ki ta punya cukup alasan bahwa bangsa kita tidak akan pecah berantakan, sebagian besar adalah karena suksesnya kita mengembangkan bahasa nasional itu, paling sukses di antara semua bangsa baru yang muncul setelah Perang Dunia II”. 167 Tetapi alasan optimisme berdasarkan adanya bahasa persatuan tentu tidak akan 164 Nurcholish Madjid, , 40. 165 Nurcholish Madjid, , 104. 166 Nurcholish Madjid, “Mewujudkan Masyarakat Madani di Era Reformasi”, 25. 167 Nurcholish Madjid, “Mewujudkan Masyarakat Madani di Era Reformasi”, 25. soft state leniency easy going weak governance Indonesia Kita Indon esia Kita Reorientasi Wawasan Kebangsaan di Era Demokrasi 179 menjadi jaminan mutlak. Yang akan lebih menjamin masa n Indonesia ialah pelaksanaan sungguh - sungguh tujuan menciptakan keadilan sosial bagi seluruh rakyat. Apa yang sekarang terjadi di Indonesia adalah warisan gejala kesenjangan ekonomi berupa jurang pemisah antara kelompok kecil yang kaya dan rakyat umum yang miskin - papa. Bahaya korupsi yang besar pada masa Orba yang memiliki efek merusak berlipat ganda, menurut NCM, menjadi hambatan ma dalam membangun kembali negara, hal itu menjadi satu contoh betapa sulitnya membersihkan unsur - unsur sisa sistem Orba. Karena itu diperlukan peneguhan komitmen dan pembaharuan tekad bersama semua komponen bangsa dalam semangat persatuan untuk menghadapinya. 168 Kenapa itu terjadi? Bahkan Indonesia saat ini mengalami krisis multidimensional, tidak hanya krisis finansial - moneter seperti negara tetangga. NCM menjawab hal ini dengan merujuk kepada penilaian Karl Gunnar Myrdal 1898-1987 bahwa “negara kita sebagai “ ”, “negara lunak”, yaitu negara yang pemerintah dan warganya tidak memiliki ketegaran moral sosial- politik. Kita umumnya mengidap kelembekan , sikap serba memudahkan , sehingga kita tidak memiliki kepekaan cukup terhadap masalah penyelewengan dan kejahatan korupsi. 169 Jadi krisis multidimensional ini, ternyata sumbernya terletak dalam pengelolaan yang lemah dalam urusan pemerintahan dan kekuasaan, maka usaha menegakkan standar moral merupakan salah satu urgensi bagi bangsa kita. Peta permasalahan kemelut sosial politik di Indonesia semestinya menjadi bahan pemikiran dalam mengatasinya merintis jalan ke masa depan, menurut Taufik Abdullah lah: 170 168 Nurcholish Madjid, , 104. 169 Nurcholish Madjid, , 111-112. 170 Taufik Abdullah, “Konflik dan Ancaman Disintegrasi” dalam Bambang Pranowo dan Darmawan,ed. , 30 -31. Trust: The Social Virtues and the Creation of Prosperity social capital Social capital Reorientasi Wawasan Kebangsaan di Era Demokrasi 180 pertama, sentralisasi kekuasaan dan penguasaan ideologi, kesada - ran, dan ingatan kolektif bangsa yang dijalankan oleh serakah, yang bernama Orba, bukan saja telah melemahkan masya - rakat, tetapi juga secara langsung memupuk tradisi otoriter dalam sistem wacana; kedua, semboyan “persatuan dan kesatuan” yang diwujudkan dalam sistem kekuasaan, yang sentralistik dan otoriter, serta sistem wacana yang hegemonik, secara pelan tetapi pasti telah menyebabkan bangsa tergelincir dalam reifikasi, ketika konsep telah dianggap sebagai realitas yang sesungguhnya; ketiga keberlanjutan “krisis saling percaya” antara para elit politik, yang segera diwujudkan dalam persaingan politik dalam konstalasi sistem kenegaraan yang demokratis, bukan saja menyebabkan krisis dari krisis mana jemen berlanjut, tetapi juga kelemahan dalam menanggapi perkembangan dunia yang semakin global; keempat terpaksa juga harus direnungkan kembali sebuah ungkapan yang tern ukil dalam Pembukaan UUD tentang tujuan mendirikan negara nasional, yaitu “mencerdaskan kehidupan bangsa”. Maka ini timbul pertanyaan, seperti apakah kehidupan bangsa yang cerdas itu? Apakah pengalaman bernegara selama ini telah memperlihatkan ciri - ciri dari kehidupan bangsa yang cerdas atau sebaliknya? Dalam hal pembangunan SDM ini, Komaruddin Hidayat menggarisbawahi Francis Fukuyama dalam karyanya 1995, bahwa yang perlu dibangun dan dipelihara adalah apa yang disebut “ ” yang positif untuk pengembangan bangsa ini. adalah nilai - nilai, tradisi, dan cita - cita sosial yang telah tumbuh yang kita sepakati sangat positif nilainya untuk masa depan bangsa dan aset pengembangan peradaban sebuah bangsa. 171 Bekerjanya sebuah sistem demokratis sangat bergantung pada tingkat kesalingpercayaan yang dibangun di dalamnya. Hanya 171 Komaruddin Hidayat, “Pengembangan SDM yang Berwawasan Kebangsaan untuk Memperkuat Ketahanan Nasional”, dalam Bambang Pranowo dan Darmawan,ed. , 178. high trust society low trust society zero trust society social capital accountable Harian Umum Kompas 181 bangsa yang memiliki tradisi sebagai “ ” yang akan mampu membangun institusi politik dan ekonomi yang besar dan bertahan lama. Tetapi mereka yang tergolong “ ” – atau bahkan ada yang tergolong “ ”? – sulit untuk mengembangkan diri karena ongkos sosialnya sangat mahal disamping sikap untuk sulit saling percaya dan memang tidak layak dipercayakan menggerogoti eksistensi sebuah bangsa sehingga akan tenggelam, bahkan tergilas, alam percaturan global. Pada tingkat negara ada kesalingpercayaan antara pemerintah dan rak yat; di antara elemen - elemen pemerintah sendiri eksekutif, legislatif, yudikatif; demikian pula di antara elemen - elemen ma - syarakat sipil. 172 Namun Francis Fukuyama 1996 menegaskan bahwa kepercayaan sangat ditentukan oleh budaya. Kepercayaan adalah ekspektasi yang tumbuh dalam komunitas dengan perilaku regular, jujur dan kooperatif, berdasarkan norma - norma yang dihorma ti bersama. Ketika kultur yang diperlukan untuk membangun kepercayaan tak mendukung, misalnya kultur korupsi, nepotisme, kekerasan dan pemaksaan, fondasi kepercayaan dalkam sistem demokrasi akan rapuh. 173 Mengingat wawasan kebangsaan bermuatan nilai - nilai dan cara pandang terhadap dunia sekitarnya, sesungguhnya kita telah memiliki “ ” yang sangat berharga, yang terdapat pada budaya dan agama, namun kurang dikembangkan dan tidak format atau bingkai institusi yang mendukungnya dalam konteks kemodernan sehingga “rumah budaya” yang lama ambruk sedangkan “rumah budaya” yang baru belum jadi, atau ada tetapi tidak pas. Terasa sekali bahwa khazanah agama dan ajaran etika dari berbagai daerah yang begitu mulia tidak memperoleh wadah dan pengembangan dalam sebuah sistem politik yang demokratis dan sehingga memunculkan problem loyalitas dan 172 Yasraf Amir Piliang, “Ruang Hampa Demokrasi”, , Kamis, 7 April, 2011, 6 . 173 Yasraf Amir Piliang, “Ruang Hampa Demokrasi”, 6. integrity, competency skill, commitment, continuous ning, visionary continuous learning commitment a nation in making a nation coming of age civil liberties 182 identifikasi diri. 174 Secara substansial, Pancasila telah merepresen- tasikan nilai dan visi yang sangat mendasar yang masih sangat relevan untuk acuan pengembangan SDM di masa depan, tapi pengalaman selama ini menunjukkan, semua nilai - nilai itu sulit berkembang kalau tidak dilindungi oleh sebuah pranata n mekanisme politik – ekonomi yang demokratis dan akuntabel. Dalam bahasa manajemen, sebuah masyarakat, lebih sempit lagi di lingkungan perusahaan ataupun departemen pemerintahan, akan maju dan bertahan kalau tumbuh beberapa prinsip, antara lain dan . Perpaduan antara integritas dan kompetensi sangat vital untuk membangun kultur yang sehat, yang selama ini keduanya tampak berjalan sendiri - sendiri. Lebih parah lagi kalau mereka yang menduduki posisi penting dalam partai dan lembaga tinggi pemerintah tidak memiliki kedua kualitas dimaksud. Mak di situ diperlukan prinsip dan karena tantangan dan perubahan sosial berjalan begitu cepat sehingga jika kita berhenti belajar pasti akan kehilangan kompetensi. 175 Keberhasilan gerakan reformasi pada tahun 1998 seperti telah disebutkan terdahulu, menurut NCM, menjadi penan bahwa bangsa Indonesia mulai bergeser dari tingkat “ ” naik ke tingkat “ ,” suatu bangsa yang sedang berkermbang menuju tingkat kedewasaan. 176 Hal itu dikarenakan reformasi telah membuahkan barkah kepada bangsa Indonesia berupa kebebasan - kebebasan sipil , yaitu kebebasan menyatakan pendapat, kebebasan berkumpul dan kebebasan berserikat serta kebebasan akademik. 174 Komaruddin Hidayat, “Pengembangan SDM yang Berwawasan Kebangsaan untuk Memperkuat Ketahanan Nasional”, 179. 175 Komaruddin Hidayat, “Pengembangan SDM yang Berwawasan Kebangsaan untuk Memperkuat Ketahanan Nasional”, 180. 176 Nurcholish Madjid, “Mewujudkan Masyarakat Madani di Era Reformasi”, 26. Indonesia Kita Komposisi Bahasa Indonesia untuk Mahasiswa Nonjurusan Bahasa Sintaksis Introducing Cultural and Media Studies: Sebuah Pendekatan Semiotik, 183 Dalam bab ini , penulis akan menguraikan analisis struktural bahasa terhadap teks Agenda Dasar AD NCM “Membangun Kembali Indonesia” yang ter surat dari halaman 114 sampai dengan halaman 184 dalam buku karyanya berjudul yang diterbitkan oleh Universitas Paramadina, Jakarta, Cetakan III bulan Maret 2004 bersama dengan uraian penjelasan masing - masing AD. Analisis struktural bahasa di sini membahas teks berdasarkan strukturnya dan semantik serta tingkatan pragmatis penggunaan bahasanya. Isi teks adalah bahasa, karena teks adalah kata - kata lisan yang dituliskan ditetapkan dalam bentuk lisan. Struktur dalam penelitian ini adalah urutan satuan bahasa yang lebih besar dari kata berupa kalimat. Kalimat bahasa Indonesia baku sekurang - kurangnya terdiri atas dua unsur, yakni subjek S dan predikat P. Unsur yang lain objek O, pelengkap P dan keterangan K dapat wajib hadir, tidak wajib hadir, atau wajib tidak hadir dalam suatu kalimat. 1 Parera menyatakan bahwa ciri analisis bahasa struktural ialah distribusi. Sebuah bentuk bahasa dapat berdistribusi secara sintagmatik dan paradigmatik. Distribusi ini menunjukkan hubungan sesama bentuk bahasa. 2 Tony Thwaithes dkk menjelaskan sintagma sebagai untaian teratur tanda yang dikombinasikan menurut aturan tertentu dan paradigma adalah sekumpulan tanda, yang tanda apapun dari kumpulan tersebut secara masuk akal bisa dipertukarkan dalam konteks tertentu. 3 Para peneliti semiotik yang menggunakan 1 Lamuddin Finoza, Jakarta, Diksi Insan Mulia, Cetakan XVI, Revisi 3, 2003, 142. 2 Jos Daniel Parera, Jakarta, P T Gramedia, Cetakan I, 1988, 43. 3 Tony Thwaites, Llyod Davis dan Warwick Mules, terj. Saleh Rahmana Yogyakarta dan Bandung, Jalasutra, Cetakan I, Agustus 2009, 60.

BAB V AGENDA DASAR POLITIK NURCHOLISH MADJID