Juliana E.L.N : Prosedur Penerapan Pemeriksaan Pajak Pertambahan Nilai Pada PT. Perdoni Cab. Medan, 2010.
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada dasarnya audit laporan keuangan berkaitan erat dengan internal audit dan tax audit. Audit laporan keuangan adalah audit yang dilakukan oleh auditor
independent terhadap laporan keuangan yang disajikan oleh kliennya untuk menyatakan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut. Didalam
audit laporan keuangan ini, auditor independent menilai kewajaran laporan keuangan atas dasar kesesuaiannya dengan prinsip akuntansi yang diterima
umum. Hasil audit terhadap laporan keuangan tersebut disajikan dalam bentuk tertulis berupa laporan audit. Laporan audit ini dibagikan kepada para pemakai
laporan keuangan seperti pemegang saham, kreditur dan kantor pelayanan pajak. Sedangkan internal audit adalah audit yang dilakukan didalam perusahaan
perusahaan negara maupun swasta yang intinya adalah menentukan apakah kebijakan dan prosedur yang ditetapkan oleh manajemen puncak telah dipatuhi,
menentukan efisiensi dan efektifitas prosedur kegiatan organisasi, serta menentukan kehandalan informasi yang dihasilkan oleh berbagai bagian
organisasi. Audit kepatuhan compliance audit yaitu audit yang tujuannya adalah untuk
menentukan apakah yang diaudit sudah sesuai dengan kondisi atau peraturan tertentu. Hasil audit kepatuhan umumnya dilaporkan kepada pihak yang
berwenang membuat kriteria.
Juliana E.L.N : Prosedur Penerapan Pemeriksaan Pajak Pertambahan Nilai Pada PT. Perdoni Cab. Medan, 2010.
Adanya perbedaan metode penyajian laporan keuangan antara prinsip akuntansi yang diterima umum dengan undang-undang perpajakan
memungkinkan internal auditor melakukan audit kepatuhan terhadap laporan keuangan. Tujuanya adalah untuk melihat apakah laporan keuangan tersebut
sudah dibuat sesuai dengan undang-undang perpajakan yang berlaku. Pemeriksaan pajak merupakan instrument yang baik untuk meningkatkan
tingkat kepatuhan wajib pajak tax compliance, baik formal maupun material dari peraturan perpajakan. Kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan ini terlihat
pada besarnya pajak yang dibayar setiap bulan atau setiap tahun oleh wajib pajak dan sangat berdampak pada penerimaan pajak negara. Secara umum objek
pemeriksaan pajak adalah Surat Pemberitahuan SPT baik SPT Tahunan maupun SPT Masa.
Salah satu komponem yang dapat diperiksa dalam tax audit adalah PPN Pajak Pertambahan Nilai perusahaan. PPN muncul karena adanya transaksi jual
beli Barang Kena Pajak BKP yang dilakukan dengan dan kepada Pengusaha Kena Pajak PKP. PPN karena adanya transaksi pembelian dinamakan pajak
masukan, sedangkan karena adanya transaksi penjualan dinamakan pajak keluaran. Hasil dari pengurangan pajak masukan dan pajak keluaran menimbulkan
dua macam kondisi pada perusahaan. Kondisi yang pertama adalah pajak kurang bayar, artinya adalah pajak keluaran lebih besar dari pajak masukan. Sedangkan
kondisi yang kedua adalah pajak lebih bayar, artinya adalah pajak masukan yang lebih besar dari pajak keluarannya.
Juliana E.L.N : Prosedur Penerapan Pemeriksaan Pajak Pertambahan Nilai Pada PT. Perdoni Cab. Medan, 2010.
Karena adanya kedua kondisi inilah yang membuat fiskus melakukan pemeriksaan. Mengingat sistem pemungutan pajak yang dianut di Indonesia
adalah self assessment system, sering sekali laporan keuangan yang disajikan oleh perusahaan berbeda dengan hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh fiskus.
Perbedaan ini dapat saja disebabkan unsur kesengajaan dari wajib pajak yang berasal dari penyanjian laporan keuangan perusahaan yang tidak sebenarnya atau
unsur tidak sengaja yang berasal dari salah menafsirkan peraturan perpajakan, salah hitung, salah jumlah, salah pengenaan tarif pajak, dan lain-lain
PT. Perdoni Cab. Medan adalah sebuah perusahaan dagang yang mempunyai aktifitas utama menjual bahan-bahan kimia industri seperti Paraffin
Wax, Soda Ash, bahan dasar parfum, Phosphoric Acid, Aspal dan sebagainya. Perusahaan ini menjual produk tanpa melakukan perubahan pada produk tersebut
dan membeli produk tersebut dari dalam negeri maupun luar negeri. Dalam aktifitasnya, perusahaan ini melakukan penjualan tunai dan kredit sebagai usaha
menarik pelanggan sebanyak mungkin. Perusahaan ini telah dikukuhkan sebagai pengusaha kena pajak.
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan penulis, laporan Pajak Pertambahan Nilai menurut perusahaan berbeda dengan laporan Pajak
Pertambahan Nilai menurut fiskus, antara lain : a.
Adanya faktur pajak cacad yang ditemukan fiskus pada saat pemeriksaan pajak. Faktur pajak dianggap tidak sahcacad karena tidak distempel
perusahaan.
Juliana E.L.N : Prosedur Penerapan Pemeriksaan Pajak Pertambahan Nilai Pada PT. Perdoni Cab. Medan, 2010.
b. Perusahaan tidak mencantumkan nilai faktur pajak masukan yang tidak
dapat dikreditkan dalam SPT masa PPN c.
Perusahaan mengkreditkan faktur pajak masukan atas transaksi yang dilakukan yang seharusnya tidak terutang PPN.
Berdasarkan uraian tersebut, penulis tertarik untuk mengambil sebuah judul
“Prosedur Penerapan Pemeriksaan Pajak Pertambahan Nilai Pada PT. Perdoni Cab. Medan ’’
B. Perumusan Masalah