Tujuan Pemeriksaan Pemeriksaan Pajak 1. Pengertian Pemeriksaan Pajak

Juliana E.L.N : Prosedur Penerapan Pemeriksaan Pajak Pertambahan Nilai Pada PT. Perdoni Cab. Medan, 2010. BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Pemeriksaan Pajak 1. Pengertian Pemeriksaan Pajak

Pemeriksaan pajak adalah serangkaian kegiatan untuk mencari, mengumpulkan dan mengelolah data danatau keterangan lainnya dalam rangka pengawasan kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan. Menurut ketentuan, yang berhak mengadakan pemeriksaan pajak adalah pegawai negeri sipil di lingkungan Direktorat Jenderal Pajak atau tenaga ahli yang ditunjuk oleh Direktorat Jenderal Pajak.

2. Tujuan Pemeriksaan

Direktur Jenderal Pajak dalam rangka pengawasan berwenang melakukan pemeriksaan dengan tujuan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan akan diterbitkan Surat Ketetapan Pajak, kecuali ditemukan bukti permulaan tindak pidana dibidang perpajakan akan dilanjutkan dengan penyidikan tindak pidana dibidang perpajakan. Tujuan lainnya dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang- undangan perpajakan diantaranya: a. Menetapkan satu atau lebih tempat terutang Pajak Pertambahan Nilai dan atau Pajak Penghasilan Pasal 21 b. Pengukuhkan atau pencabutan pengukuhan Pengusaha Kena Pajak Juliana E.L.N : Prosedur Penerapan Pemeriksaan Pajak Pertambahan Nilai Pada PT. Perdoni Cab. Medan, 2010. c. Penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak d. Penetapan wajib pajak berlokasi didaerah terpencil Pemeriksaan pajak dapat juga dilakukan sendiri oleh wajib pajak yang disebut pemeriksaan intern dibidang perpajakan internal tax audit, yang ditujukan dalam rangka: a. Pengisian SPT Masa maupun Tahunan b. Membetulkan SPT Masa maupun Tahunan yang sudah disampaikan ke KPP c. Menyusun surat keberatan atas ketetapan pajak yang diterbitkan oleh Direktur Jenderal Pajak Dari tujuan diatas dapat diketahui bahwa ruang lingkup pemeriksaan pajak berbeda dengan pemeriksaan keuangan yang dilakukan oleh akuntan publik. Pemeriksaan keuangan yang dilakukan oleh akuntan publik untuk menentukan kewajaran penyusunan laporan keuangan. Sedangkan pemeriksaan pajak dimaksudkan untuk menguji kebenaran transaksi bisnis bukan kewajaran. Seperti akuntan publik dalam tugasnya, petugas pemeriksa pajak juga melakukan pemeriksaan atas pembukuan, catatan-catatan, dokumen-dokumen yang berkaitan dengan kegiatan usaha. Wajib Pajak harus memperlihatkan atau meminjamkan dokumen yang diperlukan. Bilamana pembukuan, catatan dan dokumen yang diperlukan tidak dapat diberikan oleh Wajib Pajak dengan dalih untuk menghindarkan diri, berdasarkan undang-undang petugas pemeriksa berwenang memasuki tempat atau ruangan yang menurut dugaannya digunakan Juliana E.L.N : Prosedur Penerapan Pemeriksaan Pajak Pertambahan Nilai Pada PT. Perdoni Cab. Medan, 2010. sebagai tempat penyimpanan buku-buku, catatan-catatan, dan dokumen-dokumen tersebut. Dalam pemeriksaan keuangan, akuntan publik tidak mendapatkan wewenang sebanyak yang diperoleh pemeriksa pajak. Apabila ternyata perusahaan yang diperiksa gagal memberikan buku, dokumen dan catatan yang diperlukan dalam pemeriksaan, akuntan publik tidak dapat memaksa perusahaan untuk menyerahkannya. Yang dapat dilakukan oleh akuntan publik hanyalah memberikan pendapat yang menolak. Hal ini sangat berlainan dengan wewenang yang didapat oleh pemeriksa pajak, dan dapat dimaklumi karena sifat pembayaran pajak adalah wajib berdasarkan undang-undang. Apabila perusahaan tidak bersedia atau mengulur-ulur waktu untuk tidak diperiksa, petugas pemeriksa pajak diperkenankan oleh peraturan perundang-undang perpajakan untuk menyegel perusahaan.

3. Jenis Pelaksanaan Pemeriksaan Pajak